- Beranda
- The Lounge
Sindrom Paris – Kondisi Psikologis Aneh yang Mempengaruhi Wisatawan Jepang
...
TS
oktafiandi1995
Sindrom Paris – Kondisi Psikologis Aneh yang Mempengaruhi Wisatawan Jepang
Pertama-tama ane mulai dulu dengan spolier no repsol
Langsung aja ya gan
Kebanyakan orang Jepang menganggap Paris sebagai kota yang romantis, ramah tamah, hangat dan sangat bersahabat sehingga kota cinta ini selalu menjadi tujuan utama berwisata. Sayangnya ketika sampai di Paris, bayangan itu tak sesuai harapan, akibatnya tiap tahun banyak turis Jepang kena Paris Syndrome.
Istilah Sindrom Kota Paris alias Paris Syndrome pertama kali muncul dalam sebuah publikasi di jurnal psikiatri Nervure pada tahun 2004. Pada masa itu, belasan turis Jepang dipulangkan dari Paris dengan gejala shock atau mengalami guncangan mental.
Gejalanya persis seperti orang hilang ingatan, misalnya meracau dan mengaku sebagai Raja Matahari atau titisan Raja Louis XIV. Seorang pasien wanita bahkan histeris dan mengaku diserang oleh seseorang dengan microwave padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.
Kenyataanya bahwa Paris tidak seramah yang dibayangkan membuat banyak turis kaget. Gaya pelayan toko yang sering berteriak-teriak pada pelanggan yang tidak fasih berbahasa Prancis, sementara sopir taksi banyak yang suka ribut ketika harus berebut penumpang lalu mengemudi dengan ugal-ugalan membuat turis Jepang stres.
Kondisi ini bertolak belakang dengan kultur orang Jepang yang terkenal sangat menjaga sopan santun. Saking sopannya, orang Jepang tidak meninggikan nada bicara meski sedang marah sehingga mudah stres saat menghadapi karakter warga Paris yang galak atau temperamental.
Akibat terkena penyakit Paris Syndrome, sebagian besar di antaranya harus dipulangkan ke negara asalnya, bahkan selama di pesawat harus didampingi dokter dan perawat untuk memastikan kondisinya tidak memburuk. Ongkos pemulangan para turis ditanggung oleh Kedutaan Jepang di Kota Paris.
Kedutaan Jepang di Paris memperkirakan tiap tahun ada 12 turis Jepang yang dipulangkan karena mengalami Paris Syndrome, kebanyakan wantia berusia 30-an tahun. Sebagai antisipasi, pihak kedutaan membuka layanan pengaduan selama 24 jam bagi turis Jepang yang stres butuh bantuan
gimana gan ? gak denger info ini ?
Spoiler for no repsol:
Langsung aja ya gan
Kebanyakan orang Jepang menganggap Paris sebagai kota yang romantis, ramah tamah, hangat dan sangat bersahabat sehingga kota cinta ini selalu menjadi tujuan utama berwisata. Sayangnya ketika sampai di Paris, bayangan itu tak sesuai harapan, akibatnya tiap tahun banyak turis Jepang kena Paris Syndrome.
Spoiler for Eiffel Tower:
Istilah Sindrom Kota Paris alias Paris Syndrome pertama kali muncul dalam sebuah publikasi di jurnal psikiatri Nervure pada tahun 2004. Pada masa itu, belasan turis Jepang dipulangkan dari Paris dengan gejala shock atau mengalami guncangan mental.
Gejalanya persis seperti orang hilang ingatan, misalnya meracau dan mengaku sebagai Raja Matahari atau titisan Raja Louis XIV. Seorang pasien wanita bahkan histeris dan mengaku diserang oleh seseorang dengan microwave padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.
Kenyataanya bahwa Paris tidak seramah yang dibayangkan membuat banyak turis kaget. Gaya pelayan toko yang sering berteriak-teriak pada pelanggan yang tidak fasih berbahasa Prancis, sementara sopir taksi banyak yang suka ribut ketika harus berebut penumpang lalu mengemudi dengan ugal-ugalan membuat turis Jepang stres.
Kondisi ini bertolak belakang dengan kultur orang Jepang yang terkenal sangat menjaga sopan santun. Saking sopannya, orang Jepang tidak meninggikan nada bicara meski sedang marah sehingga mudah stres saat menghadapi karakter warga Paris yang galak atau temperamental.
Akibat terkena penyakit Paris Syndrome, sebagian besar di antaranya harus dipulangkan ke negara asalnya, bahkan selama di pesawat harus didampingi dokter dan perawat untuk memastikan kondisinya tidak memburuk. Ongkos pemulangan para turis ditanggung oleh Kedutaan Jepang di Kota Paris.
Kedutaan Jepang di Paris memperkirakan tiap tahun ada 12 turis Jepang yang dipulangkan karena mengalami Paris Syndrome, kebanyakan wantia berusia 30-an tahun. Sebagai antisipasi, pihak kedutaan membuka layanan pengaduan selama 24 jam bagi turis Jepang yang stres butuh bantuan
gimana gan ? gak denger info ini ?
0
1.7K
7
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru