- Beranda
- Stories from the Heart
Preman vs Uztad
...
TS
mr_zebeh
Preman vs Uztad
Hello kaskuser, ini cerita aku post tahun kemaren di forum lain. Tapi original dan asli bikinan saya
Cerita ini pendek koq, dan aku bikin berawal dari keprihatinan saya atas kondisi Negara kita
semoga enjoy agan-agan, hanya ingin share cerita aja koq
Cerita ini pendek koq, dan aku bikin berawal dari keprihatinan saya atas kondisi Negara kita
Spoiler for dan ketika hidup hanya dilihat dari pandangan:
Setelah berbuka, jalanan mulai macet. Ya beginilah kota besar, kehidupan malam tetap berjalan dengan atau tanpa Ramadhan. Aku jalan menyusuri trotoar, sesekali memegang perut yang tak kuat menampung nasi uduk, ayam goreng sambel, dan kolak pisang. Biasa tidak semewah ini, “Haji Udin nikah lagi..makanan berbuka ini sekaligus syukuran buat beliau”, Kata Sulaiman yang berbuka di masjid bersama ku tadi. Haji Udin memang jadi trending topic di kalangan sini karena menikahi gadis muda untuk ke 5 kalinya. Tadi tingkah teman ku lucu juga..“eh tau gak, Haji Udin itu udah punya istri lima lho!”, sambil mencomot ayam goreng dan mengunyahnya…sesekali mulutnya menganga seperti ikan di aquarium, “Masa gak puas ya itu Haji Udin?”, nasi uduk ditangan kiri siap masuk kolak pisang di tangan kanan untuk giliran selanjutnya, “Memang sih dia kaya, tapi apa gak serakah tu?” mengambil pisang dan kerupuk untuk penutup. Karena gak mau pusing, aku Cuma bilang “Gak tau dah, udee nikmati aje makanan pemberian Haji Udin itu…”
Brakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk !
Suara keras di seberang jalan bikin aku kaget. Orang-orang mendekati suara itu, termasuk aku. Aku berlari dengan mengangkat sarung setinggi lutut mendekati suara itu. Ada apa nih? Jelaslah kecelakaan maut itu di depanku. Motor remuk dan ceceran darah, dengan napas naik turun kutanya orang di keramaian itu. “Ada apa pak?”. Orang tua setengah baya itu bilang “Astaghfirullah…preman biadab! Menjelang maghrib gak pakai helm kebut-kebutan di jalan! Lihat korbannya, bapak ini, mukanya sampai hancur!”. Preman yang bertato di sekujur tubuhnya, dengan orang tua yang memakai peci itu bertabrakan dan keduanya meninggal. Sumpah serapah spontan di lontarkan semua orang kepada preman yang jelas-jelas sudah tidak bisa mendengarnya. Aku terdiam. Dan berjalan pulang.
Malik seorang uztad terpandang di wilayahnya. Setiap keluar rumah, Malik selalu rapi dan sopan. Tak jarang Malik didekati orang hanya untuk meminta salaman dan memohon doa restu. Malik masih muda, ganteng dan berwibawa. Tak heran banyak santriwati yang jatuh cinta kepadanya, walaupun memang setiap santriwati yang jatuh cinta kepadanya selalu pulang ke kota asalnya dengan alasan macam-macam. Saking terkenalnya, Malik bahkan sering masuk di televisi dan surat kabar. Mungkin karena dia berpartisipasi dalam salah satu sinetron, dia sering disejajarkan dengan artis papan atas seperti Ahmad Peni, Anang Romilah, Aming Herkules, dll. Beritanya pun tidak tanggung tanggung, Malik membeli rumah bernilai 10M, Malik beli mobil 2M, bahkan ada berita Malik berniat melukis wajahnya di sajadah yang akan diproduksi masal. Ya, Malik dan segala ketenarannya. Minggu lalu Malik berceramah di salah satu masjid, tentang pentingnya berpuasa dan menahan napsu. Tak lupa pula dia mengingatkan untuk selalu menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Sayang Malik tidak aktif berceramah lagi karena tiga hari yang lalu, Istri Malik masuk rumah sakit. Wajahnya penuh lebam dan buru buru Malik di televisi bilang Istrinya diserang sekumpulan lebah, Istrinya pun hanya diam.
Hari ini, Malik diundang di salah satu masjid di dekat kotaku. Aku sih tidak ikut kesana, selain pasti penuh berdesak-desakan, aku juga takut gak kebagian makanan hihihi. Pengen sih, acaranya terlihat sangat meriah. Terlihat baliho di sepanjang jalan, ada Spanduk besar gambar uztad Malik tersenyum, memakai kacamata hitam, sambil membawa odol. Waktu lewat sana adikku juga bertanya, kenapa orang itu bawa odol? Kenapa uztad bawa odol? Sebenarnya itu salah satu produk dari sponsor, Cuma aku males nerangin ke adekku, kubilang saja “Biar nafasnya gak bau saat puasa”. “Jadwal uztad Malik memang sangat padat, setelah ke masjid itu dia harus buru-buru ikut sinetron kejar tayang, makanya dia bawa odol kemana-mana dek…” jawabku ngawur. Tapi memang benar jadwal uztad sangat padat, dengan kondisi jalanan yang macet habis berbuka puasa ini….
Siapasih yang gak kenal Yanto? Preman yang paling disegani di kota ini pun takut kepadanya. Diterminal Yanto tinggal duduk, menunggu uang setoran dari pada pengamen dan gelandangan yang keluar masuk terminal itu. Di terminal Rinjani, Yantolah bosnya, semua orang takut kepadanya. Perawakan tinggi besar, wajah garang, dan rambut gimbal semakin menambah ganas wajahnya. Masa lalunya dihabiskan dengan perkelahian, tak jarang Yanto masuk penjara karena membunuh preman lain. Anehnya, belakangan Yanto berubah menjadi kalem dan tidak terlalu banyak berbicara. “Bos kita kenapa sih?” Tanya si Jupri kepada temannya. “Tau’, dia jadi aneh….kemaren aku tawarin anggur merah, dia gak mau. Apa dia puasa ya?”. “Gila lu?! Ngapain puasa?!” Jupri teriak. Teriakan itu menarik perhatian preman-preman lain untuk berkumpul. Mulailah pembicaraan serius, persis seperti ibu-ibu yang mengelilingi tukang sayur sambil bergosip ria. “Gw juga merasa aneh coy! Tau gak? Kemaren Jum’at gw liat si Bos duduk di depan masjid lho! Seperti kaya orang lagi dengerin khutbah!” kata preman berambut jambul dengan antusias. “Apa gara-gara ibunya si bos meninggal seminggu yang lalu?” Stev, preman yang juga tetangga Yanto. “Entahlah…”, suara preman-preman itu semakin terdengar menjauh seiring padatnya aktivitas terminal Rinjani yang padat.
Dari semua sisi gelap Yanto, Yanto memang masih sering menjenguk ibunya. Yanto memang hanya hidup berdua dengan Ibunya setelah ditinggal lari bapaknya. Kadang Yanto membawa makanan dan minuman, tapi sering ditolak Ibunya. Ibunya sama sekali tidak mau menerima pemberian Yanto, Ibunya beralasan uang yang dipergunakan Yanto tidak halal. Yanto tidak habis pikir, dilihat dari segi manapun juga, uang tetaplah uang. Bentuk tidak berubah, nilai tidak berkurang dan warna tidak ganti. Orang pun tidak akan mengerti beda antara uang halal dan haram. Yanto sangat khawatir akan ibunya, saat ibunya sakit, Yanto menungguinya di rumah seharian. Yanto tak habis pikir, Ibu nya yang sakit itu masih sering minta diantar ke kamar mandi untuk sekedar berwudhu’. Buat apa sih repot-repot begini? Yanto mengumpat dalam hati. Suatu ketika sakit beliau tambah parah, Yanto kebingungan . Dia meminta salah satu anak buahnya untuk meminta bantuan. Karena bingung, anak buahnya membawa uztad Fendi ke rumah Yanto. “Kenapa kau bawa uztad gobloook!” jawab Yanto kasar. “Maap bos, saya taunya cuma dia”, jawab anak buahnya ketakutan.
Uztad Fendi orang yang baik, semua orang tau dia baik. Sopan santun dan hidup dalam kesederhanaan. “Nak, ibumu sakaratul maut, tolong bantu aku membimbing ibumu untuk mengucapkan syahadat”. Yanto terdiam, “Bimbing Nak? Bantu bapak…”, Uztad Fendi berkata dengan lirih. Yanto terdiam. Kemudian tak lama Yanto meneteskan air mata, seiring dengan Ibunya yang meninggalkan dia selama-lamaya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Yanto menangis keras sambil memeluk ibunya yang seolah tersenyum. Uztad Fendi hanya bisa menenangkannya.
Rumah Yanto tampak ramai, bagaimanapun juga tetangga sangat menghormati ibu Yanto yang baik. Mereka seolah-olah melupakan keburukan-keburukan Yanto, Preman nomer 1 di daerahnya. Mereka mengurusnya, mulai dari memandikan jenazahnya, mensholatinya, dan membacakan alqur’an di depan jenazah ibu Yanto. Yanto hanya duduk di dekat jenazahnya, sesekali air matanya keluar. Uztad Fendi selalu disampingnya menenangkannya. Yanto berkata lirih pada uztad Fendi, dia tidak bisa sholat dan tidak bisa membaca alquran, dia tidak tau semua itu. Yanto menangis, menyesali semua itu. “Bagaimana caraku membahagiakan beliau uztad?” Tanya Yanto lirih. “Bertaubatlah” jawab uztad Fendi pelan.
Hari ini Yanto belajar berpuasa dan dia membaca banyak buku tentang cara sholat. Yanto bahkan kadang berdiam diri di atap rumah hanya untuk mendengar merdunya suara adzan. Yanto pun mencuri al-qur’an di masjid dekat rumahnya, meskipun tidak bisa membaca dan tidak mengerti artinya, memegangnya seharian dan membolak balik halamannya menentramkan hatinya. Uztad Fendi berjanji, setelah maghrib nanti Yanto akan di bai’at untuk mengucap syahadad di masjid kuningan. Yanto sangat senang, tak sabar menunggu saat itu tiba. Sambil membolak-balik halaman al-qur’an yang tidak dimengertinya, dia ketiduran. Yanto dibangunkan oleh adzan maghrib. Dia kaget, dia ada janji dengan uztad Fendi untuk mengucap syahadat di masjid Kuningan. Tak perlu pikir panjang, Yanto mengambil baju dan celana panjangnya lalu menyalakan motornya buru-buru ke masjid Kuningan. Ada suara samar-samar dari belakang, Yanto tidak perdulikan. “Yanto…helm mu! Helm mu ketinggalan!”
Pulang Shalat tarawih, aku dikejutkan dengan adik ku yang berlarian mengejar langkahku. Dengan antusiasnya dia bilang, “Kak tau gak? Ternyata yang kecelakaan maut tadi uztad yang bawa odol itu loh!” “hah?! Masa? Uztad Malik? Bukannya dia naek mobil?” kataku kaget setengah tidak percaya. “Ia kak, kata teman-temanku tadi, karena macet. Mobilnya tidak bisa keluar uztad tadi pinjam motor santri untuk mengejar waktu ke lokasi syuting.” “Tau gak kak dia tabrakan sama siapa?” .“Siapa?” tanyaku seakan masih tidak percaya. “Dia tabrakan sama bos preman di terminal Rinjani oh kak!”. “Kasian ya kak pak uztad?”. Aku pulang terdiam tanpa suara, adikku masih bercerita, tapi suaranya sayup-sayup kudengar. Entah mengapa aku sedikit menitikkan air mata malam ini, untuk uztad atau preman itu aku tidak tau, hanya Allah lah yan mampu mengetahui isi hatiku.
Brakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk !
Suara keras di seberang jalan bikin aku kaget. Orang-orang mendekati suara itu, termasuk aku. Aku berlari dengan mengangkat sarung setinggi lutut mendekati suara itu. Ada apa nih? Jelaslah kecelakaan maut itu di depanku. Motor remuk dan ceceran darah, dengan napas naik turun kutanya orang di keramaian itu. “Ada apa pak?”. Orang tua setengah baya itu bilang “Astaghfirullah…preman biadab! Menjelang maghrib gak pakai helm kebut-kebutan di jalan! Lihat korbannya, bapak ini, mukanya sampai hancur!”. Preman yang bertato di sekujur tubuhnya, dengan orang tua yang memakai peci itu bertabrakan dan keduanya meninggal. Sumpah serapah spontan di lontarkan semua orang kepada preman yang jelas-jelas sudah tidak bisa mendengarnya. Aku terdiam. Dan berjalan pulang.
Malik seorang uztad terpandang di wilayahnya. Setiap keluar rumah, Malik selalu rapi dan sopan. Tak jarang Malik didekati orang hanya untuk meminta salaman dan memohon doa restu. Malik masih muda, ganteng dan berwibawa. Tak heran banyak santriwati yang jatuh cinta kepadanya, walaupun memang setiap santriwati yang jatuh cinta kepadanya selalu pulang ke kota asalnya dengan alasan macam-macam. Saking terkenalnya, Malik bahkan sering masuk di televisi dan surat kabar. Mungkin karena dia berpartisipasi dalam salah satu sinetron, dia sering disejajarkan dengan artis papan atas seperti Ahmad Peni, Anang Romilah, Aming Herkules, dll. Beritanya pun tidak tanggung tanggung, Malik membeli rumah bernilai 10M, Malik beli mobil 2M, bahkan ada berita Malik berniat melukis wajahnya di sajadah yang akan diproduksi masal. Ya, Malik dan segala ketenarannya. Minggu lalu Malik berceramah di salah satu masjid, tentang pentingnya berpuasa dan menahan napsu. Tak lupa pula dia mengingatkan untuk selalu menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Sayang Malik tidak aktif berceramah lagi karena tiga hari yang lalu, Istri Malik masuk rumah sakit. Wajahnya penuh lebam dan buru buru Malik di televisi bilang Istrinya diserang sekumpulan lebah, Istrinya pun hanya diam.
Hari ini, Malik diundang di salah satu masjid di dekat kotaku. Aku sih tidak ikut kesana, selain pasti penuh berdesak-desakan, aku juga takut gak kebagian makanan hihihi. Pengen sih, acaranya terlihat sangat meriah. Terlihat baliho di sepanjang jalan, ada Spanduk besar gambar uztad Malik tersenyum, memakai kacamata hitam, sambil membawa odol. Waktu lewat sana adikku juga bertanya, kenapa orang itu bawa odol? Kenapa uztad bawa odol? Sebenarnya itu salah satu produk dari sponsor, Cuma aku males nerangin ke adekku, kubilang saja “Biar nafasnya gak bau saat puasa”. “Jadwal uztad Malik memang sangat padat, setelah ke masjid itu dia harus buru-buru ikut sinetron kejar tayang, makanya dia bawa odol kemana-mana dek…” jawabku ngawur. Tapi memang benar jadwal uztad sangat padat, dengan kondisi jalanan yang macet habis berbuka puasa ini….
Siapasih yang gak kenal Yanto? Preman yang paling disegani di kota ini pun takut kepadanya. Diterminal Yanto tinggal duduk, menunggu uang setoran dari pada pengamen dan gelandangan yang keluar masuk terminal itu. Di terminal Rinjani, Yantolah bosnya, semua orang takut kepadanya. Perawakan tinggi besar, wajah garang, dan rambut gimbal semakin menambah ganas wajahnya. Masa lalunya dihabiskan dengan perkelahian, tak jarang Yanto masuk penjara karena membunuh preman lain. Anehnya, belakangan Yanto berubah menjadi kalem dan tidak terlalu banyak berbicara. “Bos kita kenapa sih?” Tanya si Jupri kepada temannya. “Tau’, dia jadi aneh….kemaren aku tawarin anggur merah, dia gak mau. Apa dia puasa ya?”. “Gila lu?! Ngapain puasa?!” Jupri teriak. Teriakan itu menarik perhatian preman-preman lain untuk berkumpul. Mulailah pembicaraan serius, persis seperti ibu-ibu yang mengelilingi tukang sayur sambil bergosip ria. “Gw juga merasa aneh coy! Tau gak? Kemaren Jum’at gw liat si Bos duduk di depan masjid lho! Seperti kaya orang lagi dengerin khutbah!” kata preman berambut jambul dengan antusias. “Apa gara-gara ibunya si bos meninggal seminggu yang lalu?” Stev, preman yang juga tetangga Yanto. “Entahlah…”, suara preman-preman itu semakin terdengar menjauh seiring padatnya aktivitas terminal Rinjani yang padat.
Dari semua sisi gelap Yanto, Yanto memang masih sering menjenguk ibunya. Yanto memang hanya hidup berdua dengan Ibunya setelah ditinggal lari bapaknya. Kadang Yanto membawa makanan dan minuman, tapi sering ditolak Ibunya. Ibunya sama sekali tidak mau menerima pemberian Yanto, Ibunya beralasan uang yang dipergunakan Yanto tidak halal. Yanto tidak habis pikir, dilihat dari segi manapun juga, uang tetaplah uang. Bentuk tidak berubah, nilai tidak berkurang dan warna tidak ganti. Orang pun tidak akan mengerti beda antara uang halal dan haram. Yanto sangat khawatir akan ibunya, saat ibunya sakit, Yanto menungguinya di rumah seharian. Yanto tak habis pikir, Ibu nya yang sakit itu masih sering minta diantar ke kamar mandi untuk sekedar berwudhu’. Buat apa sih repot-repot begini? Yanto mengumpat dalam hati. Suatu ketika sakit beliau tambah parah, Yanto kebingungan . Dia meminta salah satu anak buahnya untuk meminta bantuan. Karena bingung, anak buahnya membawa uztad Fendi ke rumah Yanto. “Kenapa kau bawa uztad gobloook!” jawab Yanto kasar. “Maap bos, saya taunya cuma dia”, jawab anak buahnya ketakutan.
Uztad Fendi orang yang baik, semua orang tau dia baik. Sopan santun dan hidup dalam kesederhanaan. “Nak, ibumu sakaratul maut, tolong bantu aku membimbing ibumu untuk mengucapkan syahadat”. Yanto terdiam, “Bimbing Nak? Bantu bapak…”, Uztad Fendi berkata dengan lirih. Yanto terdiam. Kemudian tak lama Yanto meneteskan air mata, seiring dengan Ibunya yang meninggalkan dia selama-lamaya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Yanto menangis keras sambil memeluk ibunya yang seolah tersenyum. Uztad Fendi hanya bisa menenangkannya.
Rumah Yanto tampak ramai, bagaimanapun juga tetangga sangat menghormati ibu Yanto yang baik. Mereka seolah-olah melupakan keburukan-keburukan Yanto, Preman nomer 1 di daerahnya. Mereka mengurusnya, mulai dari memandikan jenazahnya, mensholatinya, dan membacakan alqur’an di depan jenazah ibu Yanto. Yanto hanya duduk di dekat jenazahnya, sesekali air matanya keluar. Uztad Fendi selalu disampingnya menenangkannya. Yanto berkata lirih pada uztad Fendi, dia tidak bisa sholat dan tidak bisa membaca alquran, dia tidak tau semua itu. Yanto menangis, menyesali semua itu. “Bagaimana caraku membahagiakan beliau uztad?” Tanya Yanto lirih. “Bertaubatlah” jawab uztad Fendi pelan.
Hari ini Yanto belajar berpuasa dan dia membaca banyak buku tentang cara sholat. Yanto bahkan kadang berdiam diri di atap rumah hanya untuk mendengar merdunya suara adzan. Yanto pun mencuri al-qur’an di masjid dekat rumahnya, meskipun tidak bisa membaca dan tidak mengerti artinya, memegangnya seharian dan membolak balik halamannya menentramkan hatinya. Uztad Fendi berjanji, setelah maghrib nanti Yanto akan di bai’at untuk mengucap syahadad di masjid kuningan. Yanto sangat senang, tak sabar menunggu saat itu tiba. Sambil membolak-balik halaman al-qur’an yang tidak dimengertinya, dia ketiduran. Yanto dibangunkan oleh adzan maghrib. Dia kaget, dia ada janji dengan uztad Fendi untuk mengucap syahadat di masjid Kuningan. Tak perlu pikir panjang, Yanto mengambil baju dan celana panjangnya lalu menyalakan motornya buru-buru ke masjid Kuningan. Ada suara samar-samar dari belakang, Yanto tidak perdulikan. “Yanto…helm mu! Helm mu ketinggalan!”
Pulang Shalat tarawih, aku dikejutkan dengan adik ku yang berlarian mengejar langkahku. Dengan antusiasnya dia bilang, “Kak tau gak? Ternyata yang kecelakaan maut tadi uztad yang bawa odol itu loh!” “hah?! Masa? Uztad Malik? Bukannya dia naek mobil?” kataku kaget setengah tidak percaya. “Ia kak, kata teman-temanku tadi, karena macet. Mobilnya tidak bisa keluar uztad tadi pinjam motor santri untuk mengejar waktu ke lokasi syuting.” “Tau gak kak dia tabrakan sama siapa?” .“Siapa?” tanyaku seakan masih tidak percaya. “Dia tabrakan sama bos preman di terminal Rinjani oh kak!”. “Kasian ya kak pak uztad?”. Aku pulang terdiam tanpa suara, adikku masih bercerita, tapi suaranya sayup-sayup kudengar. Entah mengapa aku sedikit menitikkan air mata malam ini, untuk uztad atau preman itu aku tidak tau, hanya Allah lah yan mampu mengetahui isi hatiku.
semoga enjoy agan-agan, hanya ingin share cerita aja koq
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru