Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kebunbibitAvatar border
TS
kebunbibit
Melati Sebesar Telor Puyuh
Melati Tumpuk ‘Grand Duke of Tuscany’

Melati sudah sejak 1990 dinobatkan sebagai bunga nasional Indonesia, “puspa bangsa”. Umumnya orang mengenal melati berbunga tunggal, Jasminum sambac. Warna bunganya putih bersih dan sangat harum, banyak digunakan pada upacara-upacara adat, dan sudah dimanfaatkan sebagai bahan parfum. Bahkan kini banyak yang menanamnya sebagai tanaman hias dalam pot. Karena bentuk tajuknya yang bagus dan bunganya yang melimpah, ada juga yang membentuknya menjadi bonsai yang cantik.
Kini ternyata tidak hanya melati tunggal yang diminati. Melati berbunga ganda pun sudah mulai dicari, khususnya oleh penggemar tanaman hias. Dulu melati berbunga ganda atau tumpuk ini kurang diminati karena bunganya sedikit dan kurang wangi–masyarakat Jawa mengenalnya dengan sebutan kembang menur. Kini bisa dijumpai melati tumpuk yang lebih wangi aromanya. Namanya ‘Grand Duke of Tuscany’!

Asal Bangkok
Melati tumpuk ‘Grand Duke of Tuscany’ sebenarnya jenis Jasminum sambac juga, tepatnya Jasminum sambac ‘Grand Duke of Tuscany’. Di kalangan penjual tanaman hias melati ini dikenal dengan sebutan melati bangkok, sebab menurut mereka awalnva melati tersebut dibawa dari Bangkok.
Ny. S.P. Depari, pemilik Wendy Sari Nursery di Jakarta, mendapatkan melati jenis ini sekitar 8 tahun lalu, dari seorang teman yang membawanya dari Bangkok. “Ternyata melati ini banyak peminatnya,” jelasnya. Maka tak heran bila ia tak segan-segan untuk terus memperbanyaknya. Ny. T Suroyo, hobiis tanaman hias di Jakarta, juga mendapatkan melati ini dari Bangkok sekitar 5 tahun lalu.
Sedangkan Ir. M. Reza, peneliti di Bogor, mendapatkan melati tumpuk “Grand Duke of Tuscany” ini dari seorang temannya di Jakarta beberapa tahun lalu. Kini melati itu sudah diperbanyak dan dijadikan bahan penelitiannya.


Mirip mini rose
Melati tumpuk ‘Grand Duke of Tuscany’ ini memang istimewa. Aromanya lebih wangi dibandingkan melati tumpuk yang lebih dulu dikenal (menur). “Tapi aroma itu tidak setajam melati biasa, hanya lebih lembut,” ujar Ny. Depari.
Bunganya besar, berdiameter 4–4,5 cm. Susunan mahkota bunganya kompak sehingga mirip mini rose berwarna putih. Bahkan ada yang menyebutnya gardenia jasmine lantaran bunganya juga mirip bunga gardenia. Sepintas penampilan bunga melati ini mirip menur. Hanya seluruh bagian bunganya putih bersih, sedangkan menur kadangkala mahkota bunga bagian bawahnya keunguan. Bunga muncul pada ujung cabang, satu ujung satu bunga.
Dari daunnya juga bisa dilihat perbedaan melati ini dengan menur. Melati bangkok ini daunnya bulat telur, lebar 3–4,5 cm, panjangnya 7–10 cm, dan lebih tebal. Daun mengelompok, 2–4 daun membentuk roset, dan posisinya sedikit tegak. Sedangkan menur, daunnya membulat, kedudukan daun berselang-seling, dan mendatar.

Perbanyakan

Seperti halnya melati ‘Maid of Orleans’, melati ini cocok ditanam di daerah dataran rendah dengan penyinaran matahari penuh, suhu 27–32°C. “Di dataran tinggi pertumbuhannya kurang bagus,” tutur M. Reza.
Tanah yang gembur, subur, kaya bahan organik sangat diperlukan untuk pertumbuhannya yang optimal. Bila ditanam dalam pot dapat digunakan media yang terdiri dari tanah dan pupuk dari kotoran ayam pedaging, dengan perbandingan 1:1. Atau media lain yang kaya bahan organik.
Perbanyakan dapat dilakukan dengan setek, cangkok, atau merundukkan. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut M. Reza, perbanyakan dengan setek dulu agak sulit dilakukan, tingkat keberhasilannya maksimal hanya 20%. Tapi melalui berbagai penelitian, perbanyakan dengan setek sudah bisa ditingkatkan menjadi 60% keberhasilannya.
Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan cangkok menurut M. Reza bisa 75%. Cangkok bisa dilakukan dengan cara bersusun, yaitu bila cabangnya panjang dapat dibuat lebih dari satu cangkokan, asal, syaratnya setiap cangkokan harus ada daunnya. Tapi cara ini kadang tidak praktis, karena beratnya cangkokan sering menyebabkan batang/cabang patah.
Melati ini juga dapat diperbanyak dengan merundukkan tanaman. Tanaman yang cabang-cabangnya panjang direbahkan di atas tanah dan dipaku dengan kawat yang dibengkokkan. Setiap mata tunas dilukai, lalu diolesi hormon. Cara merunduk ini sebenarnya paling aman, kemungkinan jadi bisa 90–100%. Hanya saja, cara ini membutuhkan tempat yang lebih luas dan agak lembap.
Memang, memperbanyak melati bangkok ini tak semudah melati biasa. Selain itu pertumbuhannya juga lebih lambat, demikian juga pertumbuhan akarnya pada saat mencangkok, menyetek, atau membuat rundukan.

Perlu dipangkas
Kalau dibiarkan, tanaman ini akan tumbuh memanjang. Padahal bunga muncul dari ujung-ujung tanaman. Bila demikian produksi bunganya sedikit. Untuk menghasilkan bunga yang banyak dengan sendirinya harus memperbanyak cabang-cabangnya. Itulah sebabnya tanaman ini perlu dipangkas.
Pemangkasan yang juga mempercantik bentuk tanaman ini, terutama untuk menumbuhkan atau memperbanyak cabang tanaman. “Tanaman ini jangan dibiarkan tinggi, pangkas terus. Sebab pada setiap pucuk akan keluar bunganya,” saran Ny. Depari.
Perawatan lainnya sama dengan melati biasa, baik penyiraman maupun pemupukan. “Yang penting tanaman ini terpenuhi kebutuhan unsur haranya,” tutur M. Reza
BELI Melati ‘Grand Duke of Tuscany’

www.kebunbibit.com
0
1.3K
-1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tanaman
TanamanKASKUS Official
3.9KThread2.4KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.