Halo agan - agan semua
Ketemu lagi sama Traveller Kaskuser dan Chicko
____
Manusia adalah Makhluk yang penuh cinta. Jika rutinitas sehari - hari mungkin membuat agan lupa tentang cinta, mari kita bersama - sama mulai mengingatnya kembali, gan
Quote:
Disini, ane cuma berniat untuk berbagi, membuka pengetahuan dan kesadaran seluas - luasnya dan tidak bermaksud untuk mendiskreditkan agama atau kepercayaan tertentu.
Ane juga gak berusaha memaksakan sesuatu kepada siapapun
Kenapa mesti puas memandang aquarium jika menyelam ke dalam samudera akan lebih memberi keindahan.
Quote:
Di setiap rumah dimana ada aquarium terpajang, entah isinya ikan air tawar atau ikan laut, pemandangan indah yang dikemas oleh sang pemilik selalu saja mudah menghanyutkan perasaan. Bagi mereka yang benar-benar penghobi, segala pembicaraan menyangkut aquarium bisa saja menjadi pendamping keseharian sejak sarapan pagi. Ikan-ikan kecil atau besar yang menari-nari di dalamnya serta interior aquarium yang berhasil dibuat begitu alami menyerupai lautan atau danau memang dapat menghilangkan kepenatan rasa. Maka kehadiran aquarium dalam ruangan ataua kamar tidur memang menghadirkan ketenangan Jiwa.
Namun bayangkan apa yang mungkin akan terjadi ketika sejumlah pemilik aquarium berdebat untuk saling membanggakan aquarium masing-masing. Saling berusaha menunjukkan bahwa interior yang mereka ciptakan lebih indah dari aquarium orang lain. Atau bahwa koleksi ikan-ikan yang ada dalam aquarium mereka lebih banyak dan lebih indah dari milik siapa pun. Dari cerita seperti ini, mudah dianggap bahwa mereka yang berdebat tadi tak lebih dari anak-anak kecil yang bersaudara kandung tapi masing-masing dibuatkan aquarium yang berbeda oleh ayahnya.
Saat ayah yang bijak kemudian mengajak anak-anak yang berselisih itu menyelam ke dasar samudera, mungkin disana baru mereka mengerti. Bahwa ternyata keindahan yang ada dalam aquarium sesungguhnya belumlah apa-apa dibanding apa yang tersimpan dalam samudera itu sendiri. Keindahan sejati alam laut yang layak dinikmati bersama.
Quote:
Dalam analogi yang sama di kehidupan sosial kita, agama terlihat sangat mirip dengan aquarium. Disana ada keindahan rahasia alam semesta yang diungkap melalui ajaran-ajaran filsafat dan agama. Sesungguhnya, keindahan ajaran agama dapat memberi hati kita ketenangan setelah menghadapi penatnya kehidupan. Agama dapat membuat kita dapat ‘berbicara’ pada samudera keindahan yang jarang kita selami di kehidupan ini.
Quote:
Sayangnya, kebanyakan kaum beragama kemudian malah terjebak untuk berdebat tentang agama masing-masing dan saling mengklaim diri sebagai pemeluk agama terindah. Kita gemar berdebat tentang ‘aquarium’ alam semesta yang sesungguhnya sama-sama indah dalam bentuknya sendiri. Lihatlah betapa sebagian besar kaum beragama justru gemar berselisih tentang isi agama yang sesungguhnya diciptakan untuk membuat kita menjadi lebih damai dan bisa belajar menghindari perselisihan. Lebih dari sekedar berselisih, pertempuran bahkan tercipta dari kegelapan pikiran yang tidak memahami hakekat kehadiran agama bagi kehidupan. Bagi mereka yang tidak percaya pada agama, tentu saja perilaku itu seolah menjadi pembenar baginya bahwa agama lebih banyak sebagai penyebab manusia menjauh dari kesejatiannya yang damai. Padahal tidak demikian adanya.
Hanya ketika seorang ayah atau penyelam kehidupan yang lebih bijak datang untuk mengajak kita menyelam ke samudera dalam diri, disanalah kita akan mengerti bahwa seluruh rahasia keindahan semesta sudah ada dalam diri kita sendiri. Tanpa perlu perdebatan lagi kita akan menyadari hakekat kehadiran agama sebagai duplikat keindahan semesta yang sengaja dihadirkan oleh alam agar bisa lebih dekat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Quote:
Sejumlah penghobi aquarium yang sudah dewasa gemar bertukar pengalaman atau bertukar isi aquarium untuk memahami keindahan lain yang tidak ada di rumah mereka. Atau setidaknya mereka bisa sekedar saling menikmati dan menghargai keindahan aquarium yang ada di rumah sahabat atau penghobi lainnya, meski tidak harus memiliki aquarium yang sama. Begitulah penganut agama yang telah dewasa dan matang dalam pemahaman agama, mereka lebih gemar saling menghormati keindahan agama orang lain. Sebab mereka telah bertemu samudera keindahan sejati dalam diri.
Andai pun di awal aquarium kita terlihat seolah lebih indah dari milik orang lain, jika kita mau mengamatinya lebih rajin mungkin suatu ketika kita akan merasa ‘bosan’ juga. Wajar jika kemudian kita ingin melihat keindahan di aquarium lain. Pun demikian saat seseorang mau serius mengamati agamanya sendiri secara mendalam, suatu ketika mereka akan tertarik untuk sekedar mengamati keindahan dalam agama orang lain. Dan pada saatnya nanti, mereka akan memilih menyelam ke dalam samudera diri untuk menyaksikan keindahan semesta yang sesungguhnya.
Quote:
Siapa saja yang telah berusaha memuaskan dirinya dengan memandang ‘aquarium’ agama, suatu ketika akan mengerti pentingnya sesekali menyelam ke samudera dalam diri untuk menemukan keindahan sejati. Dan mereka yang pernah menyelam ke dalam diri, akan mudah memahami segala isi kehidupan sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dari sinilah lahirnya sikap empati, cinta kasih dan rasa penuh hormat pada segala ciptaan alam semesta. Inilah perilaku mereka yang telah mencapai kesadaran sejatinya. Jadi, kenapa kita tidak menyelam saja ke dalam diri?