Quote:
Orator Istirahat, Buruh Dangdutan di Depan Istana
JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi ribuan buruh di depan Istana diramaikan dengan mendengarkan orasi penolakan penolakan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) . Setelah orator beristirahat, buruh yang sudah lelah dibakar semangatnya dengan diajak joget dangdut.
Di tengah teriknya panas matahari, mereka asyik berjoged diiringi musik dangdut. Semuanya kembali tersenyum larut dalam alunan musik yang membuat rasa lelah mereka terobati.
"Enakan kaya gini joget-joget. Jadi enggak berasa capek," kata Nunung (32) yang ikut aksi demo sejak Rabu (21/11/2012) pagi.
Suara dentuman musik dangdut terdengar dari sound system yang mereka bawa di mobil bak terbuka. Buruh yang duduk-duduk pun segera berdiri untuk ikut berjoget.
Sekitar 30 menit kemudian, para demonstran kembali melanjutkan orasinya di depan Istana Negara. Mereka menuntut penolakan Undang-undang BPJS dan SJSN yang dinilai penuh unsur kebohongan.
Sementara, Presiden SBY saat ini sedang berada di Islamabad, Ibu Kota Pakistas, untuk menghadiri KTT D-8 yang akan dilaksanakan pada Kamis (22/11/2012) besok.
Sumber
Quote:
Ribuan Buruh Tolak BPJS dan SJSN di Depan Istana
"BPJS atau SJSN katanya gratis. Tak tahunya bayar. Bagaimana ini? …," tegas Billy, Koordinator Serikat Pekerja Nasional (SPN) Tangerang.
Ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta.
Tuntutan utama mereka adalah menolak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
"BPJS atau SJSN katanya gratis. Tak tahunya bayar. Bagaimana ini? Memenuhi kebutuhan hidup saja susah. Mendingan kita tabung uangnya. Mari teman-teman, kita tolak BPJS dan SJSN," ujar Billy, Koordinator Serikat Pekerja Nasional (SPN) Tangerang, di atas mobil komando, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/11).
Ia mengatakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah melakukan kebohongan dengan menjanjikan jaminan kesehatan seumur hidup tanpa batas dan gratis.
"Kenapa kenyataannya bayar? Buruh dikenakan iuran Rp22 ribu sampai Rp50 ribu per bulan. Jika menunggak, kena denda dan tak mendapat pelayanan. Karena itu, mari kita tolak BPJS dan SJSN," tambahnya.
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, ribuan buruh dari SPN, Front Tolak BPJS dan Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia, masih berada di depan Istana Negara pada pukul 16.30 WIB. Sebelumnya, buruh telah menggelar unjuk rasa sejak siang di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta.
Selain menyuarakan aspirasi menolak BPJS dan SJSN, para buruh pendemo juga menuntut untuk bertemu dengan Presiden SBY dan mengadukan keluhannya.
Sumber
Daridulu ane bingung alasannya apa mereka menolak BPJS, bukannya sebenernya dari jaman astek jadi askes lalu jamkesmas buruh sebenernya juga bayar tapi langsung dipotong dari gaji dan dibayarkan langsung oleh pengusaha. Lagipula BPJS kan belum benar-benar ada produk dan aturan pembayaranna, bisa jadi bakal tetep sama dipotong langsung. Kalo disuruh bayar toh juga cuma 27ribuan dan paling pol 50.000. Ane curiga mereka dihasut.