Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

irwan.bachdim17Avatar border
TS
irwan.bachdim17
[True Story] Koin untuk Mereka, apakah salah?


Masih terbayang dalam benak kalimat "Jangan pernah mempermasalahkan masalah" yang terlontar dari Seorang Dosen yang ucapannya cukup bijak, kalau saya cerna lebih lanjut sepertinya kalimat ini serupa dengan kalimat yang saya buat "Bila ada masalah, hindari. Biarkan masalah itu hilang sendirinya, diselesaikan orang lain, atau berakar".

Dalam kasus berikut mungkin mayoritas dari Anda tidak akan mempermasalahkan, tapi tidak dengan saya yang nggak patuh kata bijak, yang mencoba mempermasalahkan masalah, dan Anda monggo beranggapan jin mana yang memberikan stigma terhadap saya.

Koin?

Seberapa berartikah sebuah uang koin yang Anda miliki? Mungkin tidak berarti apa-apa, bahkan untuk membeli mie instan saja sebagai ganjel perut sebuah koin rupiah masih kurang.
Mari berandai, misalkan Anda sendiri berjalan di tempat keramaian dan Anda sedang memegang sebuah koin rupiah lalu tepat didepan Anda berjarak 20 meter berjejer pengemis, hampir pasti naluri, rasa iba atau kasihan akhirnya Anda memberi sebuah uang koin itu kepada salah satu pengemis. Apakah ini masalah untuk Anda? Sepatutnya tidak. Tetapi masalah buat saya jika saya ada diposisi Anda saat itu.

Apakah saya akan memberikan sebuah koin itu terhadap pengemis? JELAS TIDAK
Bila tidak, apakah saya akan menaruh sebuah koin itu ke saku saya sebelum berjumpa pengemis? YA PASTI

Kenapa?

Saya meyakini bahwa orang-orang yang seperti saya bila dalam kondisi tersebut segelintir, sehingga tidak begitu pengaruh, penjelasan rinci setelah saya sampaikan kisah yang saya alami berikut:

Dimulai dari pengetahuan umum warga kota tentang pengemis

Karena saya tinggal di Kota yang terbilang kecil, padat dan sumpek, pengetahuan umum warga kota tentang pengemis adalah pengemis yang terorganisir, pengemis yang diatur jaraknya antara pengemis satu dengan pengemis lainnya, umumnya sewaktu dini hari akan melintas bus berpenumpang cukup banyak pengemis yang satu-persatu pengemis itu diturunkan di titik-titik tertentu yang strategis dan berpotensi menguntungkan lalu pengemis ini ditugaskan mengemis sesuai jadwal (Pagi ngemis, siang makan siang, sore balik), nanti selesai bertugas mereka dijemput oleh bus yang sama, hasil dari mengemis nantinya dibagi antara dirinya dan juragan pengemis yang mengorganisir mereka.

Pengemis gonta-ganti anak

Pernah melihat pengemis seorang ibu-ibu sehat yang ngemis dengan membawa anak kecil? Kalau saya sering, karena keseharian saya sering berkutat di seputaran jalan Akses UI, Depok. dari tahun 2009 sampai sekarang mendekati akhir tahun 2012, sekitar tiga tahun lebih. Hampir setiap hari saya menjumpai pengemis yang sama, seorang ibu-ibu, panggil saja Mrs. X, yang setiap operasi atau tugasnya selalu berganti-ganti anak yang ia gendong. Sempat berucap dalam hati "Ini emak-emak anaknya banyak sekali, saking banyaknya saya gak percaya kalau itu anaknya, hmmm gak baik berfikir negatif tapi kalau saya positive thinking, anaknya seukuran itu semua itu sekali lahir langsung 10 anak mungkin, sudah begitu tiga tahun lebih masa iya anaknya tetep seukuran segitu?" kata "anak sewaan" sering terlintas dalam pikiran, namun ingat kata ibu saya kalau berprasangka buruk terhadap orang lain itu tidak baik.

Pengemis pasang strategi

Pengemis yang satu ini cukup menyebalkan, ia berdiri di bagian depan samping rumah makan, pernah satu waktu saya kaget bukan kepalang, sehabis makan di rumah makan pasti saya membayar, biasanya tempat membayar makanan (kasir) berada di depan, "mba saya tadi makan pakai ayam, sayur nangka, daun singkong, sama gorengan dua berapa?" kalau tidak salah saya berkata demikian kepada si mba yang melayani dari awal saya memesan makanan sampai mebayar "oh.. delapan ribu" kata mba nya, hampir tidak mungkin saya mengeluarkan uang seribu delapan lembar (ribet), kemungkinan besar sepuluh ribu satu lembar, si mba pasti mengembalikan uang kapada saya sebesar dua ribu, belum terfikir uang itu dimasukan kedalam saku tiba-tiba pengemis itu datang ngagetin "mas minta masss..." gile lu ndro apa kata orang sekitar ketika melihat saya pegang uang dua ribu dan didepan saya ada pengemis ngagetin yang minta-minta, refleks kasih lah timang dua ribu.

Penghasilan pengemis

Baru-baru ini saya berpapasan dengan seseorang sehabis shalat jumat di masjid RTM, Kelapa Dua, Depok. seseorang ini dugaan besar adalah pengemis, berpenampilan layaknya pegemis dengan menggendong anak kecil, tanpa sengaja saya mendengar perkataan sang ibu terhadap anak yang ia gendong "Asik... Tenang nak hari ini kita baru dapat seratus ribu" kurang lebihnya seperti itu, sekilas langsung terfikir, "baru jam satu siang saja sudah dapat seratus ribu gimana kalau sampai malam, sebulan bisa enam juta dong"??

Seterah Anda mau beranggapan apa saja tentang saya, sejak saat itu saya sudah mulai memutuskan tidak akan memberi koin apalagi uang kertas terhadap pengemis di perkotaan dan di tempat keramaian, banyak diantara mereka memperkaya diri dari mengemis, dan penghasilan mereka sudah cukup lah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di kota, secara enam juta per bulan bisa dihasilkan.

Pertanyaan yang masih mengganjal:

  • Pengemis di tempat saya kenapa fisiknya sehat-sehat memilih untuk mengemis?

  • Satpol-PP kemana saja ketika pertumbuhan pengemis kian meroket?

  • Anak kecil yang dibawa untuk mengemis anak siapa? Apakah ada tempat penyewaan anak?

  • Bagaimana caranya menghindari pengemis yang ngagetin?


---------------

Story saya lainnya [url]http://oneprase.blogspot.com[/url]
0
794
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.