Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

areszzjayAvatar border
TS
areszzjay
Salju, an One Piece fanfic
Hai hai para master author! Saya mau share fic yg masih lumayan baru... ah, langsung aja ya.
Spoiler for Disclaimer:


Salju

An One Piece fanfic


Salju.

Kristal air yang jatuh dari surga, kristal yang melambangkan keindahan dan kemurnian.

Salju menghadirkan nuansa dingin, tetapi juga membangkitkan rasa hangat dalam hati manusia yang melihatnya.

Tapi perkataan itu tidak berlaku pada gadis kecil itu.

Sendirian dan terlunta-lunta di jalanan, gadis kecil berbadan kurus dan berpenampilan lusuh itu berjalan tak tentu arah. Sebuah buku tentang dunia abadi di langit, Fairy Vearth kata para malaikat Skypiea, tergenggam erat di antara jari-jari kecilnya. Anak itu mencintai bulan. Dia yang dilahirkan di daerah dengan hujan salju abadi memang tak tiap hari bisa melihat bulan karena tertutup awan salju, tapi pemandangan purnama pada hari ulang tahunnya ke-5 beberapa hari lalu mematrikan rasa cintanya pada pusaka langit malam itu. Saat itu jugalah dia bercita-cita untuk berpetualang di bulan.

Tapi, cita-citanya adalah sebuah kesalahan.

Beberapa hari kemudian, desanya, Lutie hancur tertelan salju longsor. Padahal selama ini desa berjuluk "Desa Natal Abadi" itu dicintai salju yang selalu menyelimutinya...

Apa salju merasa cemburu karena seorang anaknya ingin pergi ke langit di atas langit, di mana salju tak memutihkan bumi? Sehingga dia memusnahkan semua yang dia cintai dan membiarkan dia hidup sendiri sebagai hukuman...?

Anak itu terjatuh untuk yang kesekian kalinya di jalanan kota yang membeku. Rasa capek dan lapar setelah berhari-hari menelusuri hutan akhirnya mengalahkan tekadnya untuk terus hidup dan meneruskan cita-citanya.

Tapi, tak seorangpun membantunya; meliriknya pun tidak.

Di kota Rylai ini, hati penduduknya sedingin cuacanya. Kota itu terletak jauh di bawah desa Lutie, tapi dinginnya gunung Garm tak luput menerpanya. Perang saudara berkepanjangan di berbagai wilayah North Blue membuat pengungsi terus berdatangan ke sana. Kota yang dulunya dikenal sebagai kota liburan kaum kaya inipun berubah menjadi kota pengungsian. Pemerintah kota tak kuasa menahan gelombang pengungsi meskipun terus didesak oleh warga kota yang merasa terganggu.

Anak itu berusaha keras bangkit, tapi tangan dan kakinya tak mau bekerjasama lagi. Akhirnya dia hanya bisa berbaring telentang dengan mata sayu, bayangan masa lalu berkelebat di depan matanya.

Ayah dan ibunya.

Pohon natal raksasa di tengah Lutie.

Bulan purnama pertamanya...

Hm...? Kok bulan di kota ini lain? Kok bentuknya cekung... apa ada yang memakannya. Berarti bulan benar-benar terbuat dari keju seperti kata ibu?

Saat memikirkan itulah, dia melihat semacam tangga di langit. Oh, lihat, di ujung tangga itu tampak kedua orangtuanya! Aah, mereka sudah ada di bulan dan melambaikan tangan mereka, memanggilnya. Anak itu menangis dan mulai berlari ke sana…

Tapi, tiba-tiba terdengar teriakan. Tangga di depannya pun menghilang karena teriakan itu.

"Oi, kamu nggak apa-apa?!"

Anak itu membuka matanya dan melihat beberapa anak laki-laki mengerumuninya. Satu anak dengan sendok menempel di pipi dan seorang lagi bertopi bulu dan membawa boneka beruang. Sedang di depannya ada anak berkacamata hitam. Penampilan mereka semua lusuh...

"Uh..." hanya sepatah kata itu yang keluar dari kerongkongan keringnya.

Mendengar suaranya, anak laki-laki itu tersenyum lebar. "Dia baik2 saja!"

"Siapa namamu?" tanya anak bertopi bulu.

"... M-Monet," jawabnya lemah.

"Monet? Aku Flamingo! Semuanya akan baik-baik saja, jadi bertahanlah!"

-xXx-


Flamingo dan anak-anak lainnya adalah penghuni panti asuhan Smiley. Para penghuni Smiley adalah korban perang yang tak terawat di pengungsian, dan mereka mengurus semuanya sendiri karena pengasuh mereka sdh meninggal. Walaupun mereka serba berkekurangan tempat itu sangat menyenangkan.

Flamingo, yang dianggap pemimpin, mengakali kesusahan mereka dengan bertingkah sok elit; memakai kacamata hitam dan merokok. Tingkahnya itu meningkatkan semangat anak-anak lain untuk menjalani hidup sepenuhnya.

Monet, yang bertingkah jauh lebih dewasa dari umurnya ditugaskan merawat anak-anak yang lebih kecil. Peran sebagai seorang kakak menempel padanya, bahkan anak-anak yang lebih tua juga memanjakan diri di dekatnya.

Meskipun miskin secara materi, Smiley kaya secara intelektual. Di perpustakaannya banyak buku yang memfasilitasi keinginan Monet mempelajari bulan. Bersama Law yang bercita-cita jadi dokter, mereka selalu menyempatkan diri belajar di tengah kesibukan merawat panti. Monet amat menikmati kondisinya sekarang, dikelilingi dan dicintai anak-anak tak beruntung sepertinya.

Sampai suatu ketika...

Polisi menggeledah Smiley dengan alasan mencari Flamingo. Vergo mengambil alih komando dari Flamingo yang dipaksa kabur dan bisa bertahan dari tindakan sewenang-wenang polisi. Kesempatan itupun dimanfaatkan para investor yang ingin mengembalikan kejayaan Rylai sebagai kota liburan elit untuk menghancurkan Smiley yang berada di lokasi strategis.

Perlawanan anak-anak pun berakhir dengan api yang berkobar...

Monet dan kawan-kawan hanya bisa menatap lidah penghancur yang melalap panti asuhan Smiley. Rumah mereka dimusnahkan begitu saja karena beberapa juta berry yang diberikan para investor ke polisi. Ketika kehidupan sudah bisa dibeli dengan uang...

"Ini salahku," tiba-tiba terdengar suara Flamingo di tengah isak tangis kawan-kawannya. Dia muncul dari ujung gang tempat Monet dan yang lain sekarang berdiam. "Ini karena aku ada di antara kalian sehingga polisi dapat alasan menghancurkan Smiley demi menemukanku..."

"Apa maksudmu? Kau memang usil, tapi tidak cukup untuk membuat polisi memburumu!" kata Monet.

"... kau pikir kenapa aku bisa menjalankan Smiley? Aku dan anak-anak yang lebih tua bekerja pada para bajingan dari kamp pengungsi."

"?!" Monet dan yang lain tercekat. Mereka tak menyangka Flamingo yang tampak santai itu bisa nekad berurusan dengan orang-orang berbahaya...

"T-tapi, meskipun kamu nggak terlibat dengan para penjahat pun, mereka akan tetap meruntuhkan Smiley demi uang dari para pengusaha jahat itu!"

"Dia benar, Flamingo," kata Vergo.

Keheningan pun menyelimuti tempat itu...

"Heh."

Tidak tahan atas kesuraman yang melanda kawan-kawannya, Flamingo menaiki tong sampah dan berteriak, "Dengarlah, dunia! Aku... akan menciptakan zaman di mana senyum menghiasi wajah semua orang yang tinggal di dalamnya! Di mana tak ada lagi orang yang bersedih dan menangis...!"

Oh... impian yang sangat indah.

"Ya, senyuman adalah jalan hidup keluargaku! Karena itu, aku, Donquixote D. Flamingo akan menjadi bajak laut untuk mewujudkannya!"

Lalu, tanpa berpikir panjang anak-anak berteriak kompak, "Kami ikut!"

Flamingo nyaris terjatuh dari tong saking kagetnya. Padahal dia meneriakkan tujuannya agar tidak ada yang mengikutinya...

"Apa?! Jangan bodoh! Kalian ingin jadi kriminal?"

"Peduli amat! Kita sudah terlibat dengan para bajingan itu, jadi secara nggak langsung kita semua sudah jadi kelompok kriminal!" teriak Bellamy.

"Saudara harus selalu bersama di saat senang dan susah 'kan?!" kata Law.

"Ke ujung neraka pun kita akan ikut!" sambung Vergo. "Eh, setelah dipikir lagi, sebaiknya jangan."

"Kamu nggak boleh meninggalkan kita. Kita... sudah nggak punya siapapun untuk bergantung..." kata Monet.

Mereka menatapnya dengan mata penuh determinasi (dan beberapa dengan puppy-eyes). Flamingo pun menghela napas panjang, dan tersenyum lebar.

"Baiklah... mulai sekarang kita adalah kelompok Bajak Laut Smile!"

"Oooh!"

-xXx-


Flamingo mengubah namanya menjadi Doflamingo, dan berpetualang di North Blue di bawah bendera tengkorak dengan senyuman lebar. Berbeda dengan bajak laut lain yang merampok tanpa pandang bulu, Smile hanya mengincar bajak laut yang telah merampok suatu tempat, mengembalikan harta ke para korban dan mendapat bagiannya. Kecerdikan Doflamingo membuat mereka menjadi kelompok yang cukup besar di laut utara hanya dalam 2 tahun.

Tapi, bajak laut Smile berubah setelah Doflamingo pergi sendirian ke lokasi eksekusi sang raja bajak laut, Gol D. Roger. Kata-kata terakhir Roger menyulut semangat semua yang mendengarnya, tak terkecuali Doflamingo. Keputusan pertama yang diambil Dofla setelah kembali ke kapalnya adalah...

"Kita akan menuju Grand Line! Tujuan kita adalah One Piece!"

Dia membangkitkan gairah di hati anak buahnya, dan merekapun menuju Grand Line. Dengan metode yang sama seperti di North Blue, Doflamingo hanya butuh waktu setahun sebelum namanya masuk daftar buruan karena menghancurkan banyak armada Shichibukai yang meneror kepulauan Skadi yang tak tersentuh angkatan laut. Dan setahun kemudian Smile menumbangkan Shichibukai yang sama.

Beberapa minggu setelah pertarungan hebat itu, datanglah kelelawar kurir dari pemerintah dunia. Dofla menarik surat yang dibawa hewan itu, dan membaca isinya.

"Shichibukai...?"

Sepatah kata itu mengubah bajak laut Smile selamanya.

1
3.6K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
FanstuffKASKUS Official
1.9KThread262Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.