TS
Moccacino.F1
Peninggalan Belanda, Jepang, & Thailand dalam Satu Hutan
Quote:
Tahura Ir. H. Juanda
Quote:
BANYAK hal dapat dilakukan di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda. Kunjungi Goa Belanda yang siap memuaskan hasrat berlibur Anda.
Goa Belanda, di tempat yang terkenal dengan sebutan Dago Pakar ini, telah dibangun sejak 1941. Pada zamannya, goa ini digunakann untuk terowongan PLTA Bengkok. Sementara, pada zaman Jepang digunakan sebagai gudang mesiu.
Tidak jauh dari Goa Belanda terdapat Goa Jepang. Goa jepang ini dibangun pada 1942. Goa ini adalah salah satu saksi bisu kejamnya romusha pada zamannya karena dibangun dengan tenaga kerja pribumi.
Banyak cerita mistis yang beredar mengenai goa-goa tersebut. Bahkan, berdasarkan keterangan Kepala Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda, Imam Santosa, terdapat satu komunitas yang kerap datang untuk memenuhi rasa penasaran mereka. Beredarnya cerita mistis di kalangan masyarakat memberikan efek yang cukup baik terhadap jumlah pengunjung Tahura.
"Ya mengunntungkan sih, selama mereka hanya ingin memecahkan rasa penasaran, dan tidak dijadikan tempat pemujaan," tandasnya.
Goa Belanda dan Jepang memiliki jalan dan akses yang cukup baik. Bentuknya pun tidak berubah. Bahkan, tidak ada lampu sedikitpun di dalam gua. Hal ini memang disengaja oleh pihak Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda.
"Inginnya memang menggunakan lampu, tapi ini menyagkut kepentigan orang banyak, terutama para penjaja yang mennyewakan senternya dan menjadikannya sebagai profesi utama," imbuhnya.
Untuk biaya penyewaan senter, harganya pun relatif murah hanya berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000. Jika ingin didampingi untuk masuk ke gua, Anda dapat menambahkan bayarannya.
Selain goa, objek wisata di Tahura Ir. H. Juanda yang berbau mistis ada di museum dan prasasti. Museum Juanda yang terletak di sebelah kantor Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda memiliki berbagai koleksi, seperti penghargaan yang didapatkan oleh H. Juanda, berbagai koleksi herbarium, satwa Tahura, dan sisa-sisa artefak bekas peninggalan masa manusia purba.
"Kalau saat ini, museum sedag dalam tahap renovasi. Diperkirakan prosesnya akan seleai pada awal tahun 2013," tambahnya.
Selain itu, terdapat sebuah batu prasasti yang ditulis menggunakan aksara Thailand. Batu prasasti tersebut merupakan peninggalan Raja Thailand Chulalongkorn II. Isi prasasti menjelaskan maksud dan tujuannya berziarah bersama rombongan pada 1896M.
Goa Belanda, di tempat yang terkenal dengan sebutan Dago Pakar ini, telah dibangun sejak 1941. Pada zamannya, goa ini digunakann untuk terowongan PLTA Bengkok. Sementara, pada zaman Jepang digunakan sebagai gudang mesiu.
Tidak jauh dari Goa Belanda terdapat Goa Jepang. Goa jepang ini dibangun pada 1942. Goa ini adalah salah satu saksi bisu kejamnya romusha pada zamannya karena dibangun dengan tenaga kerja pribumi.
Banyak cerita mistis yang beredar mengenai goa-goa tersebut. Bahkan, berdasarkan keterangan Kepala Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda, Imam Santosa, terdapat satu komunitas yang kerap datang untuk memenuhi rasa penasaran mereka. Beredarnya cerita mistis di kalangan masyarakat memberikan efek yang cukup baik terhadap jumlah pengunjung Tahura.
"Ya mengunntungkan sih, selama mereka hanya ingin memecahkan rasa penasaran, dan tidak dijadikan tempat pemujaan," tandasnya.
Goa Belanda dan Jepang memiliki jalan dan akses yang cukup baik. Bentuknya pun tidak berubah. Bahkan, tidak ada lampu sedikitpun di dalam gua. Hal ini memang disengaja oleh pihak Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda.
"Inginnya memang menggunakan lampu, tapi ini menyagkut kepentigan orang banyak, terutama para penjaja yang mennyewakan senternya dan menjadikannya sebagai profesi utama," imbuhnya.
Untuk biaya penyewaan senter, harganya pun relatif murah hanya berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000. Jika ingin didampingi untuk masuk ke gua, Anda dapat menambahkan bayarannya.
Selain goa, objek wisata di Tahura Ir. H. Juanda yang berbau mistis ada di museum dan prasasti. Museum Juanda yang terletak di sebelah kantor Balai Pengelolaan Tahura Ir. H. Juanda memiliki berbagai koleksi, seperti penghargaan yang didapatkan oleh H. Juanda, berbagai koleksi herbarium, satwa Tahura, dan sisa-sisa artefak bekas peninggalan masa manusia purba.
"Kalau saat ini, museum sedag dalam tahap renovasi. Diperkirakan prosesnya akan seleai pada awal tahun 2013," tambahnya.
Selain itu, terdapat sebuah batu prasasti yang ditulis menggunakan aksara Thailand. Batu prasasti tersebut merupakan peninggalan Raja Thailand Chulalongkorn II. Isi prasasti menjelaskan maksud dan tujuannya berziarah bersama rombongan pada 1896M.
0
1.7K
Kutip
3
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Domestik
10.2KThread•3.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya