- Beranda
- Melek Hukum
Sekedar Intermezo
...
![bhankbhand](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/08/09/avatar1953856_3.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
bhankbhand
Sekedar Intermezo
![](https://dl.kaskus.id/s5.postimage.org/y238iou6d/image.gif)
Quote:
Timbangan yang Adil
Waktu saya kecil, SD, saya suka sekali membaca cerita ini. Saya lupa, di buku mana sy membacanya, tapi hingga hari ini sy masih ingat dengan baik.
Ceritanya simpel, alkisah, jaman dahulu kala hiduplah bertetangga dua keluarga, suami istri dan anak2 mereka. Keluarga yg pertama, kaya raya, rumah mereka mewah, harta berlimpah, semua tersedia. Sedangkan keluarga kedua, hidup seadanya, rumah kecil, harus bekerja keras mencukupi kebutuhan, dan jangan sampai jatuh sakit--nanti bisa repot mencari biaya berobat.
Tapi anehnya, keluarga kedua ini, yg sederhana, badan mereka sehat, berisi, kekar, pokoknya terlihat begitu baik. Sedangkan keluarga pertama, yg kaya raya, justeru badan mereka kurus kering, lemas, ceking, terlihat tidak sehat. Karena penasaran, Ayah dari keluarga pertama bertanya pada tetangganya pada suatu hari, 'Hei, fulan, kenapa kalian bisa terlihat gemuk sehat, padahal kalian miskin, bukan? Makan tidak berlauk, minum air putih? Sedangkan kami, yg kaya raya, makan mewah setiap pagi siang dan petang, malah kurus kering, hah? Apa yg telah kalian lakukan?'
Ayah dari keluarga kedua menjawab sambil tersenyum, 'Kami tidak melakukan apapun, Tuan. Itu benar, kami hanya makan nasi saja, tdk berlauk. Jadi setiap kali keluarga Tuan makan, maka kami bergegas ikut menyiapkan makanan di atas meja. Aroma makanan keluarga Tuan yg lezat keluar dari jendela rumah Tuan yg mewah, masuk ke rumah kami yg kecil. Maka makan kami pun semangat, anak2 kami pun lahap walaupun hanya berlauk aroma makanan dari rumah Tuan.'
Itu jawaban yg jujur, keluarga kedua memang terlalu sederhana utk punya lauk setiap makan. Tapi itu juga jawaban yg membuat keluarga pertama marah bukan kepalang. 'Astaga! jadi selama ini, kenapa kami kurus kering, sedangkan kalian gemuk dan sehat, karena keluarga kalian telah mencuri sari pati makanan kami. Kalian mencuri aroma makanan kami, hah! dasar pencuri!!' Aduh, demi melihat kemarahan itu, bingunglah keluarga kedua, apa salah mereka?
Tapi setidak masuk akal apapun itu, keluarga pertama yg kaya raya berhasil membawa masalah itu ke pengadilan. Mereka dari keluarga pejabat, mudah saja mereka memaksa proses pengadilan dilakukan. Keluarga kedua yg sederhana ditangkap, dijebloskan ke penjara hingga pengadilan dimulai.
Nah, dalam cerita ini, ternyata hakim yg memimpin persidangan amat adil dan bijaksana. Di luar dugaan keluarga pertama yg bernafsu sekali menghukum keluarga kedua. Pada hari pengadilan, hakim ini dengan takjim mendengarkan semua penjelasan, lantas setelah berpikir sejenak, dia bertanya kepada keluarga pertama yg kaya raya, "Apa yang kalian inginkan dari mereka sebagai ganti rugi pencurian ini?"
"Mereka dihukum penjara selama2nya." Keluarga pertama berseru galak, "Kami ini keluarga terhormat, masih sepupu dekat dengan Raja negeri ini. Enak sekali mereka mencuri dari kami. Semua orang bisa kami beli dengan uang."
Hakim menghela nafas takjim, "Uang? baiklah, bagaimana kalau aku menawarkan ganti rugi? Uang satu milyar?"
Keluarga pertama langsung berbisik2, benar juga, itu menarik sekali, kenapa tidak ganti rugi saja. Keluarga pertama setuju.
"Tapi kami tidak punya uang utk menggantinya, yang Mulia." keluarga kedua menyela, wajah mereka cemas. Untuk makan saja mereka susah, apalagi uang satu milyar.
"Tidak masalah." Hakim mengangkat tangannya, "Negara akan meminjami kalian uang sebanyak 1 milyar. Pengawal, sediakan uang 1 milyar sekarang juga."
Maka, dikeluarkanlah uang 1 milyar, diletakkan di meja depan hakim.
"Nah, silahkan dihitung uangnya." Hakim menyuruh keluarga pertama yg kaya raya.
Dan tanpa perlu disuruh dua kali, keluarga pertama semangat sekali loncat dari kursi, langsung menghitung uang tersebut. Karena uangnya banyak, butuh satu jam utk menghitungnya. Selembar demi selembar, sekoin demi sekoin.
"Cukup!" Hakim berseru tegas saat penghitungan selesai, dan keluarga pertama buru2 hendak memasukkan uang itu ke dalam saku2 mereka.
"Kalian telah dibayar lunas. Keluarga kedua memang mencuri aroma masakan kalian yg lezat, dan siang ini, pengadilan juga telah memutuskan, keluarga kalian sudah menerima ganti ruginya sebesar 1 milyar, dari suara kertas dan koin yg telah kalian hitung. Ganti rugi yg adil. Impas."
Aduh, keluarga pertama bingung, saling tatap tdk mengerti. Bukankah mereka mendapat ganti rugi 1 milyar?
"Pengawal, ambil kembali uang 1 milyar tadi, masukkan ke dalam kas negara lagi. Dengan ini pengadilan saya tutup." Hakim mengetukkan palu. Dan pengawal bergegas mengambil uang2 dari tangan keluarga pertama.
Pengadilan selesai. Hakim itu terkenal sekali bijaknya hingga akhir hayatnya. Dan dia jelas sama sekali tidak takut dgn penguasa, orang2 berduit, dan ancaman dunia lainnya.
Saya berpikir banyak saat membaca cerita ini. Itu sebuah nasehat yg baik dan mengena. Itu benar sekali, manusia selalu bisa menjadi kepanjangn tangan Tuhan dalam menegakkan keadilan di muka bumi ini, sepanjang manusia2 tersebut, hanya takut kepada Tuhannya. Titik.
![](https://dl.kaskus.id/s5.postimage.org/4j8gztyyt/tandatangan.gif)
0
720
Kutip
0
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Melek Hukum](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-594.png)
Melek Hukum
7.6KThread•2.1KAnggota
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru