Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"

StealthflankerAvatar border
TS
Stealthflanker
Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakkatuh.

Dan salam sejahtera untuk semua pembaca.

Dalam review singkat edisi kali ini TS akan sedikit membahas mengenai sejarah, contoh aplikasi dan bibit-bebet-bobot (Kelebihan, kekurangan, fitur) dari beberapa sistem pemanduan rudal hanud jarak jauh yang kurang dikenal namun digunakan pada saat ini.

Adapun mengenai sumber, adalah berasal dari berbagai makalah dan diskusi dengan "yang lebih mengetahui" (Kredibilitas terjamin emoticon-Blue Guy Cendol (S)) di forum russiadefence.

TS melihat bahasan mengenai teknik pemanduan ini nyaris tidak ada samasekali baik di forum luar..apalagi dalam negeri.. dan atas nama pengen populer (ane jujur lho) dan jadi yang PERTAMAX maka ane singgung disini. Sapa tahu Nikita Mirzani baca terus pengen meluk ane.


Lain daripada itu diakhir trit..ane juga akan membahas KEGALAUAN ane saat ini dan sumbernya..silahkan dibaca, dinikmati, diresapi dan kalau mau silahkan beri solusi.



SAM atau Surface to Air Missile atau rudal darat ke udara merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari angkatan bersenjata masa kini. Diawali oleh Jerman-NAZI yang pada waktu perang dunia ke II mengembangkan SAM seperti Wasserfall dan Reintocher pada tahun 1944-1945 yang sayangnya tidak sempat digunakan untuk melawan bomber-bomber sekutu.

Perkembangan teknik pemanduan SAM pun juga konstan mengalami kemajuan yang dimulai dari teknik sederhana yaitu Command guidance dimana rudal dikendalikan oleh platform peluncur melalui kabel atau antenna dengan update posisi target ke rudal dapat secara otomatis melalui radar atau manual dengan mata penembak dan tongkat kendali. Sementara pada dekade 1950-1960'an mulai diperkenalkan SAM dengan teknik pengendalian dengan Semi-Aktif dan Aktif dengan menggunakan radar seperti RIM-8 Talos, Bristol Bloodhound, BOMARC, S-200 Angara dan Kub.

Teknik pemanduan semi-aktif dan aktif ini relatif lebih kompleks dan mahal daripada pemanduan dengan komando (command guidance) namun lebih menguntungkan untuk aplikasi hanud jarak menengah atau jauh dan relatif lebih tahan terhadap upaya upaya jamming atau pengacauan elektronik.

Dari teknik-teknik pemanduan sistahanud jarak jauh diatas.. ada tiga teknik yang dikembangkan pada dekade akhir 1950'an hingga dekade 1980-1990. Mereka adalah TVM, SAGG dan GAI yang digunakan pada Sistahanud jarak jauh seperti RIM-50 "Typhoon" MIM-104 Patriot dan keluarga S-300P dan S-300V. Dalam bahasan ini keempat teknik tersebut akan diuraikan satu per satu..yang diawali dengan TVM dan SAGG.


1.TVM (Track Via Missile) dan SAGG (Seeker Aided Ground Guidance).

Kedua teknik pemanduan ini adalah serupa namun ada perbedaan yang membuat keuda teknik ini dapat dibedakan satu sama lain. Sejarah teknik pemanduan TVM sejauh pengetahuan TS dimulai pada dekade 1950'an oleh Amerika Serikat dengan program rudal RIM-50 Typhoon dan Radar A/N-SPG-59 yang diuji coba pertama kalinya pada tahun 1959 di USS Norton Sound.

Sementara untuk teknik pemanduan SAGG sejauh pengetahuan TS diawali oleh Rusia pada pengembangan sistem hanud S-300 dengan varian S-300PS yang memasuki IOC pada tahun 1982. Sebenarnya diharapkan skema SAGG ini dapat digunakan pada varian awal S-300 yaitu S-300PT Biryuza namun karena adanya kendala teknis dengan demikian S-300PT hanya menggunakan sistem pemanduan komando (Command Guidance) dengan rudal 5V55K berdaya jangkau 47 Km.

Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"
AN/SPG-59
A/N SPG-59 di USS Norton Sound


Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"
Rudal RIM-50 Typhoon LR


Pada prinsipnya pemanduan dengan teknik TVM merupakan "gabungan" antara teknik pemanduan komando (Command Guidance) dengan Semi-Aktif dimana rudal dilengkapi dengan kepala pandu (seeker) semi aktif akan menerima pantulan balik dari radar komando serang (engagement radar) lalu mentransmisikan data tersebut kembali ke radar. Radar komando serang kemudian akan memproses data tersebut dan menggabungkannya dengan data radar itu sendiri dan dari sumber lain lalu menghasilkan komando yang akan ditransmisikan ke rudal.

Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"

Prinsip pemanduan TVM dan SAGG


Rudal sendiri pada skema TVM tidak memiliki sistem pemrosesan apapun untuk menghasilkan komando pemanduannya sendiri melainkan hanya "menurut" saja sinyal komando yang dikirimkan oleh radar. Pada teknik pemanduan SAGG rudal akan "lebih pandai" dimana ia memiliki sistem pemrosesan dan mampu menghasilkan komando pemanduannya sendiri dengan demikian ia dapat saja "berjalan" sama seperti SAM berpandu semi-aktif. Namun demikian seperti halnya TVM rudal berpandu SAGG akan mentransmisikan komando pemanduan yang ia proses tersebut kembali ke Radar komando serang dan akan bertindak sesuai komando dari radar.

Sementara untuk radar komando serang, selain menerima data dari rudal dan sistem eksternal seperti misalnya radar air surveilance 5N64S/64N6 pada S-300 ia juga turut melacak baik target maupun rudal. Dari data tersebut radar kemudian dapat menentukan ruter terbaik dan paling efisien yang dapat diambil oleh rudal untuk menghancurkan target.

Fitur lainnya adalah sistem datalink baik pada rudal maupun radar komando serang untuk mentransmisikan atau menerima data. Pada rudal sistem datalink tersebut dapat juga berfungsi sebagai beacon atau "pelokasi" yang akan terus menerus mengirimkan data posisi ke Radar sehingga radar tidak perlu "mencari sendiri" rudal atau "Skin tracking" seperti pada rudal berpandu komando (command guidance).

Antenna datalink pada radar sendiri dapat terintegrasi bersama radar misalnya pada keluarga S-300 yang memancarkan dan menerima sinyal dari rudal dengan antenna utama dapat pula terpisah seperti pada A/N MPQ-53 milik MIM-104 Patriot. Tingkat keamanan dan enkripsi datalink adalah sangat tinggi karena fungsinya yang vital pada sistem pemanduan.

Dari segi kompleksitas berdasarkan uraian diatas sistem SAGG dan TVM ini memerlukan infrastruktur yang sangat kompleks bahkan jauh lebih kompleks dari sistem pemanduan lainnya. Radar untuk sistem hanud yang menggunakan metode ini adalah radar phased array seperti A/N-SPG-59, MPQ-53/65 milik MIM-104 Patriot, keluarga 5N63 (5N63, 5N63S, 30N6, 30N6-2, 92N2) pada S-300. Kedua jenis Radar diatas memiliki performa yang tinggi dan memiliki fitur-fitur anti jamming dan pemrosesan sinyal yang sangat baik dan sangat baru pada masanya.

Untuk A/N SPG-59.. sistem TVM ini sekalipun membuat rudal lebih murah karena tidak perlu membawa sistem pemrosesannya sendiri..namun sangat memberatkan dari segi Radar apalagi di tahun 1959 masih belum ada phase shifter yang representatif (ringan dan tidak mahal) untuk Radar ini. Dengan demikian desainer A/N SPG-59 membuat terobosan dengan menggunakan Luneburg lens beam steering. Hasilnya adalah radar mampu mencakup 360 derajat namun dikarenakan properti dielektrik (permitivitas, permeabilitas dan konstanta dielektrik) dari Luneburg lens tidak menguntungkan dimana sinyal yang melaluinya akan diserap energinya A/N SPG-59 memerlukan daya listrik yang luar biasa yaitu sekitar 200 Megawatt yang jelas akan memakan endurance dari kapal pembawa karena tenaga tersebut akan diambil dari turbogenerator yang digerakkan oleh mesin kapal.

Sistem pemrosesan A/N SPG-59 juga sangat besar dan kompleks karena keterbatasan teknologi komputer pada masa itu baru pada tahun 1970'an teknologi komputer menjelma ke ukuran yang "dapat diterima" dan dengan demikian pemanduan TVM menjadi lebih memungkinkan.. dibuktikan dengan munculnya MIM-104 Patriot dan S-300

Kombinasi antara daya pemrosesan dan dapat ditentukannya posisi target dengan lebih akurat karena adanya lebih dari satu sumber data membuat pemanduan rudal hanud dengan teknik TVM dan SAGG sangat menguntungkan untuk jarak jauh dari segi akurasi dan efisiensi pemanduan. Sistem SAGG dan TVM juga dapat dengan cepat bereaksi terhadap manuver target dan dengan kemampuan radar yang "tinggi" dapat lebih tahan terhadap Jamming bila dibandingkan dengan sistem lainnya seperti Command guidance atau semi aktif.


Jamming terhadap kedua sistem tersebut dapat dilakukan pada sistem datalink. Untuk sistem TVM bilamana sistem penerima datalink pada Radar di-jam maka rudal dapat meleset dari sasaran karena Radar tidak dapat memproses komando dari rudal.

Sistem SAGG sekalipun lebih kompleks daripada TVM akan relatif lebih tahan terhadap datalink Jamming karena ia dapat memproses komando sendiri.. bilamana jamming dilakukan maka radar yang dapat mendeteksi adanya ketidak konsistenan pada data tersebut dapat memerintahkan rudal untuk "kembali ke moda semi-aktif" dengan demikian masih dapat menghancurkan target.TS melihat bahwa alasan mengapa entitas itu tidak suka bila Iran membeli S-300 buatan Rusia diantaranya adalah karena pemanduan SAGG tersebut..sekalipun mereka mengklaim sudah dapat melakukan serangan elektronik.

Review Singkat : Teknik Pemanduan Sistahanud jarak jauh yang "kurang dikenal"

S-300PS/PMU dengan kendaraan peluncur 5P58S dan Radar 5N63S



Kekurangan pada sistem pemanduan SAGG dan TVM adalah pada mahalnya infrastruktur pendukung , banyak dan besarnya ukuran peralatan...dan tingkat kompleksitas yang tinggi membuat sistem hanud dengan teknik pemanduan tersebut cocok hanya untuk hanud jarak menengah-jauh dan untuk melindungi instalasi-instalasi vital sementara untuk unit-unit yang lebih kecil sistahanud dengan pemanduan SAGG/TVM mungkin tidak efektif dari segi finansial.
azhuramasdaAvatar border
azhuramasda memberi reputasi
1
9.3K
50
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.