zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Hati2 ZTE & Huawei China, Komite Intelejen DPR AS Peringatkan "Bahaya" Ancaman Kamnas


Para pejabat kedua perusahaan telah diinterogasi oleh aparat AS.
Komite Intelijen AS akan melaporkan bahwa Huawei dan ZTE Harusnya di 'banned' dari AS. Dewan Perwakilan Rakyat AS Komite Intelijen berkata bahwa pembuat ponsel dari China itu menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS dan harus segera di banned. Rupanya perusahaan seperti Huawei dan ZTE menimbulkan ancaman spionase. Komite juga menuduh mereka bermain dengan kasus suap, perilaku korupsi, diskriminatif dan pelanggaran hak cipta. Hal ini mengasumsikan bahwa setiap perusahaan yang mendominasi pasar smartphone juga akan mengambil alih jaringan listrik, sistem perbankan dan keuangan, serta gas, minyak dan sistem air, juga dengan kereta api dan pengiriman. Menurut draft laporan, yang akan dirilis hari ini, intelijen AS harus fokus pada pengaruh produsen ponsel Cina. Dan Komite Intelijen pun telah melakukan penyelidikan tentang Huawei dan ZTE selama 11 bulan.



Huawei dan ZTE Dicap Kongres ''Bahayakan'' AS
Senin, 08 Oktober 2012 | 22:54 WIB

TEMPO.CO, Washington - Dua raksasa perusahaan telekomunikasi Cina, Huawei dan ZTE, dinilai sebuah panel Kongres Amerika Serikat menimbulkan ancaman keamanan terhadap negara itu. Peringatan ini disampaikan setelah penyelidikan mereka lakukan terhadap dua perusahaan tersebut. Karena itu, mereka menyarankan agar kedua perusahaan dilarang dari setiap merger dan akuisisi oleh AS. Panel komisi intelijen Kongres mengatakan perusahaan gagal meredakan kekhawatiran soal hubungan mereka dengan pemerintah dan militer Cina.

Perusahaan itu--dikenal sebagai produsen peranti jaringan terbesar di dunia--membantah tuduhan tersebut. Pada Senin, 8 Oktober, ZTE mengeluarkan pernyataan yang menyebut semua peranti mereka memenuhi semua standar AS dan tidak menimbulkan ancaman. "ZTE telah menetapkan standar baru bagi kerja sama oleh perusahaan Cina dengan penyelidikan Kongres," tulis Xinhua.

Huawei belum menanggapi secara resmi tuduhan ini. Namun wakil presiden perusahaan itu, William Buckley, sebelumnya mengecam tuduhan sebagai "gangguan politik yang berbahaya". Laporan intelijen Kongres sangat kritis terhadap dua perusahaan itu. "Cina memiliki sarana, kesempatan, dan motif untuk menggunakan perusahaan telekomunikasi untuk tujuan yang tidak baik," kata laporan itu. "Berdasarkan informasi rahasia, Huawei dan ZTE tidak bisa dipercaya untuk bebas dari pengaruh negara asing dan dengan demikian menimbulkan ancaman keamanan bagi Amerika Serikat dan sistem kita."

Berbicara kepada jaringan CBS pada Minggu, 7 Oktober, ketua komite intelijen dari Partai Republik, Mike Rogers, sedikit menyinggung hal ini. "Carilah vendor lain jika Anda peduli pada kekayaan intelektual Anda, jika Anda peduli tentang privasi konsumen Anda, dan Anda peduli tentang keamanan nasional Amerika Serikat," katanya. Kementerian Luar Negeri Cina mendesak AS membuang jauh prasangka mengenai kedua perusahaan. "Mereka telah mengembangkan bisnis internasional mereka berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi pasar," kata juru bicara Kementerian, Hong Lei. "Investasi mereka di Amerika Serikat mewujudkan sifat yang saling menguntungkan dari hubungan ekonomi dan perdagangan Cina-AS." Huawei dirintis oleh Ren Zhengfei, mantan anggota Tentara Pembebasan Rakyat, pada 1987. Kini perusahaan itu telah berkembang menjadi salah satu pemain global terbesar di sektor ini.
http://www.tempo.co/read/news/2012/1...s-Bahayakan-AS
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia...iwarning.shtml


Quote:


-------------

Perang urat saraf antara AS dan China akibat kecemburuan ekonomi, memang selalu meledak setiap saat. AS sering menuding perusahaan China curang dalam berdagang dengan mereka. Sebenarnya kecemburuan AS dengan negara-negara Asia Timur tidak terarah ke China saja, bahkan dengan shohib karibnya, Korea Selatan, persaingan bisnis internasional diatara mereka sangat sengit (itu kasus dikalahkannya SAMSUNG oleh APPLE satu contoh mutakhir saja). Bahkan, kini di Asia Timur itu sedang dihembuskan kemungkinannya pecah perang antara China dan Jepang karena konflik perebutan pulau (baca "The Telegraph: Military conflict 'looms' between China and Japan" dan artikel ini, "China and Japan Talk War"). Bahkan akibat protes anti-Jepang di China pada September 2012 lalu benar-benar mempengaruhi penjualan ketiga pabrikan mobil asal Jepang, seperti Toyota, Honda dan Nissan. Ketiga pabrikan itu harus ggigit jari karena penjualan di September anjlok. Hal itu otomatis menjadikan ketiga pabrikan asal negeri Sakura ini mengatur produksinya. Rencananya Toyota, Honda dan Nissan akan memotong kapasitas produksinya di China (link beritanya). AS kini memang sedang fokus ke Asia, khusunya di Laut China Selatan dan Asia Timur (coba baca artikel ini, "US will shift focus from Middle East to Asia Pacific, Barack Obama declares"). Ketegangan itu bukan tidak berdampak pada pola pergerakan modal di Asia, sehingga ada sas sus kenapa Foxconn cepat-cepat buka pabriknya di Indonesia, salah satunya, karena perusahaan asal taiwan itu takut terjebak konflik perang terbuka di wilayah Asia Timur itu. Mungkin alasan itu pula, kenapa perusahaan otomotiv Jepang lebih suka buka pabriknya di Indonesia ketimbang di Jepang sendiri pasca tsunami di Fukushima dulu dan banjir besar di Thailand tahun lalu. Makanya pula, mengapa pasukan marinir AS pun mulai dikandangkan di Darwin, Australia. Apa pelajarannya untuk kita di Indonesia? Jelas sekali, kalau AS, Korea Selatan dan China saja bisa "diadu' kayak adu jangkrik aja, apatah lagi kita disini, kalau mereka mau bikin separatisme marak, pasti akan mudah sekali
0
3K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.