fizer0Avatar border
TS
fizer0
[Travelista] Dinginnya Kentut Papandayan


Papandayan merupakan gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C.10 º C .
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Papandayan


Perjalanan kami diawali pada hari Jumat malam. Bersama dengan 5 makhluk lainnya, saya berangkat dari bintaro menuju lebak bulus diantar sopir yang baik hati (sopir angkot). Meski jalan di Jakarta ini begitu padat, tapi dengan kemampuan handal sang sopir, kami pun akhirnya sampai dengan selamat dengan waktu yang relatif singkat. Sesampainya di lebak bulus, kira2 pukul 9 kami pun dijemput dengan sebuah bis mewah menuju kota Garut. Perjalanan yang panjang di malam hari ini membuat saya mengantuk dan tertidur selama beberapa detik.

Kami sampai di terminal Garut sekitar pukul setengah 3. Karena masih terlalu pagi, kami pun nebeng di masjid untuk merebahkan badan dan mencoba memejamkan mata indah bola pingpong ini. Sayangnya, baru beberapa detik terlelap tibalah rombongan lain yang akan bergabung dengan kami, terpaksalah saya tidak jadi tidur. emoticon-Frown

Sehabis subuh kami berangkat naik angkot, menuju Papandayan. Di Desa Cisurupan, tempat berhentinya angkot, kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pick-up. Akhirnya sampailah kami ke puncak.. eh belum ding, kami sampai di tempat registrasi sekitar pukul 7. Setelah beristirahat dan berfoto-foto narsis, kami pun melanjutkan perjalanan.

Spoiler for pos awal registrasi:


Perjalanan diawali dengan melewati kawah belerang yang membuat kami merasakan bau kentut sepanjang jalan. Jalan berbatu, udara dingin, dan bau kentut yang menggoda sedikit mengganggu kolaborasi kaki dan hidung saya. Setelah melewati kawah, kami harus melewati turunan, tanjakan, tanjakan, dan tanjakan lagi sehingga kaki saya mulai ngambek. Namun, kami pun akhirnya sampai di Pondok Salada setelah sekitar satu setengah jam perjalanan. Kami pun mendirikan tenda, beristirahat, dan memasak sekedarnya untuk makan, meski cuma sebongkah nasi yang tidak matang dan sayur yang hambar. emoticon-Nohope

Spoiler for papandayan:


Setelah menikmati indahnya pemandangan di Pondok Salada, siangnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju Tegal Alun. Perjalanan diawali dengan tersesat di hutan karena tak mengikuti jalan yang ada. Namun, akhirnya kami insyaf juga dan kembali ke jalan yang benar. Kami pun berjalan melewati hutan mati yang pemandangannya juga tak kalah keren. Setelah melewati hutan mati, ternyata jalannya lebih terjal dan kami pun harus melewati super tanjakan yang membuat kaki saya semakin sering ngambek. Kami pun akhirnya sampai di Tegal Alun dalam waktu satu jam lebih tersesat menit.

Spoiler for Pondok Salada:


Tak disangka, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa di padang edelweiss yang sangat luas. emoticon-MatabeloKami pun langsung berlari dan berbaring di tengah padang yang sangat luas itu sembari menikmati pemandangan yang sangat indah. Setelah beristirahat cukup lama, beberapa orang rombongan kami melanjutkan untuk naik ke puncak yang letaknya tak jauh dari Tegal Alun, sedangkan saya memutuskan untuk turun karena sudah terlalu sore.. (halah, bilang aja udah nggak kuat). emoticon-Cape d... (S)

Spoiler for Hutan Mati:


Spoiler for Tegal Alun:


Tak berapa lama kami pun telah sampai kembali ke tenda kami di Pondok Salada. Sambil menunggu beberapa teman kami yang masih di puncak, kami pun beristirahat sejenak sambil menyiapkan hidangan makan malam. Malamnya, setelah semua berkumpul, kami pun menyantap makan malam dengan lahapnya tak peduli sehancur apa rasa masakannya. Setelah nongkrong di depan tenda semalaman, kami pun memutuskan untuk masuk ke tenda. Maka tertidurlah saya dengan tidak nyenyaknya diselimuti udara yang hampir membuat tubuh saya membeku.

Paginya, kami berjalan-jalan sebentar sembari menghirup udara pagi pegunungan. Agar tidak kemalaman sampai rumah, kami pun memutuskan untuk segera turun. Sehabis sarapan, kami membereskan tenda dan memunguti sampah untuk dibawa turun. Ingat, jangan pernah tinggalkan sampah apa pun di atas.

Perjalanan turun lumayan lancar, meskipun perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh lebih cepat menjadi agak lambat karena kami dibarengi rombongan cewek-cewek yang minta istirahat tiap 10 meter emoticon-Hammer. Agaknya perjalanan juga menjadi lebih berat kami sesampainya di kawah kami disuguhi tiupan asap yang sangat tebal. Selain menutupi pandangan, asap itu juga membuat kami menutupi hidung karena baunya semakin mirip kentut saya. emoticon-Hammer (S)

Spoiler for Turun:


Sekitar pukul 11 sampailah kami ke tempat awal registrasi. Tanpa pikir panjang kami pun langsung menyewa pick-up lagi untuk turun ke bawah. Sesampainya di bawah, telah menunggu dengan setianya sopir2 angkot yang rela mengantar kami balik ke Jakarta (ya enggak lah!). Setelah tawar-menawar kami pun diantar sampai ke terminal. Tak langsung pulang, kami pun menenangkan hati sebentar di masjid. Ketika ketenangan telah didapatkan kami pun langsung sadar dan bergegas menuju ke warung makan untuk menyantap bakso dengan lahapnya, meski rasanya jauh lebih tidak enak dari masakan kami di gunung. emoticon-Stick Out TongueSorenya, berpisahlah kami dengan rombongan lain untuk pulang kembali ke Jakarta.

Quote:




Quote:


Demikian sepenggal kisah perjalanan saya, semoga bermanfaat buat kita semua.. emoticon-Kiss


0
2.2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
TravellersKASKUS Official
23.1KThread11.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.