Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arhanovAvatar border
TS
arhanov
Wisata kuliner mandailing natal
Mungkin tidak semua orang tahu dimana Kabupaten Mandailing Natal berada. Kabupaten ini terletak paling ujung selatan Propinsi Sumatera Utara. Kita harus menempuh perjalanan darat lebih kurang 12 jam dari Kota Medan untuk menuju Kabupaten ini. Lelahnya perjalanan akan terobati dengan macam ragam kuliner khas tempat ini, sebut saja daun ubi tumbuk, gulai ikan sale, sambal tuktuk, kopi takar, dodol.

Asal usul kata Mandailing banyak diperdebatkan, namun didominasi oleh dua pendapat. Berasal dari Mande Hilang (artinya ibu yang hilang, Minangkabau) dan Mandala Holing, sebuah nama kerajaan yang telah ada sejak abad ke-12, terbentang dari Portibi di Padang Lawas sampai ke Pidoli di Panyabungan. Dokumentasi sejarah Mandailing memang sulit diperoleh karena sekalipun ada warisan aksara tradisional, surat tulak-tulak dan kitab pustaha, namun pustaha lebih banyak berisi tentang pengobatan tradisional, ilmu gaib bahkan ramalan mimpi (the interpretation of dream). Sejarah Mandailing justru lebih banyak diketahui dari Buku Kakimpoi Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca yang mencatat bahwa pada tahun 1287 Saka (1365 Masehi) prajurit Majapahit menyebutkan adanya wilayah yang bernama Mandahiling. Kata Mandahiling ditemukan pada syair ke-13 yang berbunyi:

“Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat
ksoni ri Malayu/ning Jambi mwang Palembang
karitang I Teba len Dharmacraya tumut/ Kandis
Kahwas Manangkabwa ri Siyak I Rekan Kampar
mwang i Pane/ Kampe Harw athawe
Mandahiling I Tumihang Parlak mwang I Barat"

Selain kedua pendapat tadi nama Mandailing juga tertulis pada Tonggo-tonggo Si Boru Deak Parujar, sebuah buku kesusasteraan Toba klasik.

Asal usul suatu kelompok dapat juga dilihat dari tarombo (silsilah) marga mereka. Marga Nasution (dari nenek-moyang bernama Si Baroar) dan Lubis (dari nenek-moyang bernama Namora Pande Bosi) adalah marga dengan jumlah "pengikut" terbesar. Masyarakat Mandailing menurunkan marga berdasarkan marga ayahnya (patrilineal). Selain marga Lubis, Namora Pande Bosi juga mempunyai keturunan yang kemudian memakai marga Pulungan dan Harahap. Marga-marga lain yang dikenal di Mandailing adalah: Rangkuti dan Parinduri (memiliki nenek-moyang yang sama, Mangaraja Sutan Pane), Matondang dan Daulae (memiliki nenek-moyang yang sama, Parmato Sopiak) dan Batubara dari nenek-moyangnya, Bitcu Raya. Selain itu dikenal juga: Hasibuan, Dalimunte, Mardia, Tanjung dan Lintang.
Makanan di Mandailing turut memberikan ciri khas etnis ini. Makanan bukan sekedar kebutuhan fisik tetapi juga memainkan peranan dalam konteks budaya yang luas. Berikut adalah makanan yang dianggap khas untuk etnis Mandailing, walaupun tidak tertutup kemungkinan ada di kehidupan etnis lain:
MAKANAN UTAMA:
Daun ubi tumbuk (foto kiriman Rian, 31/07)
Sambal Tuktuk (foto kiriman Rian, 13/08)
Gulai Ikan Sale bersama kentang (02/10/11)

Ikan Sale, sering dijadikan guyonan dengan berbagai iklan sale di negara tetangga (Singapura dan Malaysia). Bahan utamanya adalah ikan sale berukuran sedang dengan bumbu-bumbu: kunyit, jahe, daun serei, bawang merah, bawang putih, santan kelapa, lengkuas, cabai merah, asam potong, kemiri, daun kunyit dan garam seperlunya.
Gulai Ikan Mas, gulai ini sangat populer di Mandailing dan dibuat dengan merebus ikan mas bersama santan. Bumbu-bumbu: bawang merah, bawang putih, kunyit, cabe merah, serai, lengkuas, jeruk nipis, jahe, daun jeruk, daun salam dan garam.
Ikan Mas Arsik,
Sambal Ikan Haporas,
Sambal Belut,
Gulai Belut,
Daun Ubi Tumbuk,
Sambal Udang Kecepe (baring), sering disebut sebagai udang rebon dengan bumbu: cabe merah, bawang merah, bawang putih, gula merah dan garam.
Gulai Petai, bahan utamanya petai yang masih muda.
Sambal Tuk-tuk, bahan utamanya adalah ikan asin dan ikan teri tanpa kepala. Bumbunya: jeruk nipis, minyak kelapa (untuk menumis), cabe merah, bawang merah, garam dan gula pasir. Sambal Tuk-tuk umumnya dijadikan saus untuk "dicolek" dengan sayuran rebus seperti daun ubi.
Gulai Ikan Teri, dimasak memakai santan dengan bumbu: cabe merah, cabe kering, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serei, kunyit, daun kunyit dan parutan kelapa (untuk santan).
Gulai Pisang,
Asam Padeh Ikan Mas,
Keripik Kentang,
Gulai Rebung,
Gulai Jengkar (Bunga pepaya),
Gule Pau (Pakis),
Gule Boyom Bulung Gadung (Pepes Daun Ubi),
Gulai Telor Arsik,

MAKANAN KUDAPAN (JAJANAN):

Toge Panyabungan
(foto kiriman Rini, 17/08/2011)

Alame (dodol) masih di
dalam bungkus (daun
pandan)
Alame (dodol) setelah dipotong dan
siap diniikmati (foto kiriman Rian 08/09/11

Toge Panyabungan, sangat digemari terutama untuk berbuka puasa. Tidak ada hubungan dengan istilah toge (sayuran). Bahannya terdiri atas tape ubi, ketan hitam, candil, cendol, lupis dengan tambahan santan dan gula aren. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan makanan ini.
Lomang (lemang),
Anyang Pakis,
Kipang Pulut,
Alame (dodol),

Silahkan datang dan buktikan sendiri
banuamandailing.blogspot.com/2011/07/mandailing-tano-sere.html
0
7.5K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.