Katakanlah kita sedang bakar2an (bukan bakar orang lo ya ), semisal kita sedang membakar jagung dengan menggunakan arang sebagai medianya. Nah stelah agak lama jagungnya pasti mateng lah ya , tapi bukan itu poinnya. Arang yang kita gunakan untuk membakar jagung tadi telah terbakar ke titik dimana arang yang kita lihat menjadi sekumpulan arang yang panas. Nah, arang masih menghasilkan panas yang terasa sampai ke kulit kita, tapi kenapa tidak ada asap?
Dan jika kita melemparkan sepotong kayu, atau bahkan selembar kertas ke arang api tersebut, alhasil kita akan melihat banyak asap dan api pun kembali menyala. Kemudian kayu atau kertas yang tadi kita bakar akan menambah ganasnya api dan asap kembali menghilang.
Jika kita mempunyai tempat perapian atau komor yang berbahan bakar kayu, atau bahkan kita yang sering berkemah, hal ini tentunya sangat biasa bagi kita. Itu menceritakan banyak tentang asap…
Tapi apa yang sebenarnya terjadi?

kayu segar yang habis kita potong mengandung banyak air (terkadang malah setengah dari beratnya adalah air). Kayu yang dikeringkan (mungkin selama setahun atau 2 tahun) mempunyai sedikit sekali air, tetapi beberapa masih terdapat sangat sedikit air di dalamnya.

ketika pohon masih hidup dan sehat walafiat , pohon tersebut berisi getah dan berbagai macam hidrokarbon yang terdapat di dalam selnya. Mungkin sebagian dari kita sudah tahu bahwa selulosa (komponen utama dari kayu) adalah karbohidrat, berarti itu terbuat dari glukosa. Senyawa dari zat ini akan menguap jika dipanaskan. Senyawa2 ini semuanya mudah terbakar (pada dasarnya hidrokarbon di dalam kayu tersebut adalah sama dengan bensin dan alcoho; yaitu, mudah terbakar.)

pasti udah pada tahu lah karbon itu apa

abu adalah mineral yang tidak dapat dibakar di dalam sel2 tumbuhan, seperti kalsium, kalium dan magnesium

Ketika kita meletakkan sepotong kayu atau kertas ke dalam api yang panas (api ya panas lah yaw ), asap yang kita lihat adalah hidrokarbon yang menguap dari kayu. Itu mulai menguap pada suhu sekitar 300 derajat F (149 derajat celcius). Jika suhu temperatur mencapai cukup tinggi, senyawa ini bakalan menjadi nyala api. Begitu senyawa mulai membakar, tidak akan ada asap dikarenaken hidrokarbon diubah menjadi karbon dioksida dan air (keduanya tidak terlihat) ketika itu terbakar.
Nah, ini menjelaskan mengapa kita tidak melihat asap dari arang yang terbakar (atau arang yang telah dibakar menjadi bara api). Arang dibuat dengan memanaskan kayu ke tahap temperature yang tinggi tanpa adanya oksigen. Artinya, kita mengambilkayu dan memasukkannya ke dalam kotak baja yang tertutup atau tanah liat dan kita memanaskannya sampai sekitar 1000 derajat F (538 C) bayangin aja seberapa panas suhu 538 C . Proses ini menyingkirkan semua senyawa organic yang mudah menguap dan meninggalkan karbon dan mineral (abu). Ketika kita menyalakan arang, apa yang terbakar adalah karbon murni. Ini menggabungkan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, dan apa yang tersisa pada akhirnya adalah abu (mineral).

Batu arang dari batu bara adalah hal yang sama. Batu arang adalah batu bara yang sudah dipanaskan tanpa adanya oksigen untuk menyingkirkan bahan organik. Asap dari proses produksi ini sebenarnya sangat berharga, mengandung tar batubara, gas batubara, alcohol, formalin dan ammonia. Dan semua senyawa ini dapat disuling dari asap untuk digunakan. Kita mungkin pernah mendengar tentang methanol (suatu bentuk alcohol) disebut juga sebagai “alkohol kayu”. Biasanya diproduksi dengan menyaring asap dari kayu.

SUMBER