sirnokzAvatar border
TS
sirnokz
PKS Tetap Pro Perubahan Meski Dukung Foke
Jakarta (ANTARA) - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mengatakan partainya tetap pro terhadap perubahan, meskipun mendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada Pilkada DKI putaran kedua.
"Banyak pihak pada putaran kedua ini menyebut sebagai pertarungan antara status quo dan perubahan. Itu fitnah jika PKS mendukung Foke, maka sama halnya mendukung status quo," ujar Hidayat di Jakarta, Senin.
Meskipun mendukung Foke, lanjut dia, PKS tetap dalam marhab perubahan dalam rangka mewujudkan Jakarta yang lebih baik.
"Perjuangan untuk perubahan tidak hanya bisa dilakukan dari luar, tetapi juga dari dalam. Sama seperti aktivis yang saat ini banyak di DPR dan birokrasi untuk melakukan perubahan," jelas Hidayat yang pada putaran pertama juga bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta.
Jika terpilih sebagai gubernur, kata dia, Foke harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan kontrak kinerja yang disetujuinya dengan PKS seperti melakukan tata kelola pemerintahan yang bersih, APBD yang pro terhadap rakyat, menjalin komunikasi yang lebih merakyat, sekolah gratis baik negeri maupun swasta, kesehatan gratis, hingga peningkatan kesejahteraan bagi buruh.
"Begitu juga dengan cara pandang terhadap perempuan dan manula yang sesuai dengan apa yang dikampanyekan Hidayat-Didik pada pilkada putaran pertama."

Dia dengan tegas membantah terjadi politik uang ketika PKS memutuskan mendukung pasangan Foke-Nara. "Tidak ada sama sekali, itu semua fitnah terhadap PKS," tegas dia.
PKS juga berjanji akan mengawal pasangan Foke-Nara hingga masa jabatan berakhir pada 2017.
PKS pada Sabtu secara resmi mengarahkan kepada pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Dukungan yang diberikan itu dilihat dari sisi visi, misi, dan program maupun dari sisi respons dari dua pasangan calon yang akan berkompetisi nantinya.
Dari hasil komunikasi politik maupun telaah internal, PKS menilai pasangan Foke-Nara lebih sejalan dengan visi, misi, dan program yang diusung PKS. Selain itu, pasangan bernomor urut 1 pada putaran pertama lalu dianggap lebih siap menampung aspirasi PKS.
Selain itu, hanya kubu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menyanggupi untuk menyelesaikan masa jabatan hingga 2017.
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilangsungkan 20 September dan diikuti dua pasangan calon yakni Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli dan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama. (tp)



sumber

Sikap PKS untuk mendukung Foke-Nara dalam Pilgub DKI Jakarta Putaran Dua dianggap sebagai langkah blunder.

Beredar kabar adanya perpecahan di tubuh internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam dukungan mereka terhadap pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) untuk memenangkan Pilgub DKI Jakarta Putaran Dua.

Seorang sumber di internal PKS yang menolak disebut namanya mengatakan keputusan untuk mendukung Foke-Nara sebenarnya sebuah blunder. Menurut dia, keputusan itu tidak mencerminkan aspirasi yang sebenarnya dari warga bawah (grassroot) partai.

"Keputusan tersebut banyak ditentang dan dilawan oleh kader PKS," tutur sumber di internal PKS itu, kepada Beritasatu.com, semalam.

Namun sebaliknya, Sekjen PKS Anis Matta mengklaim bahwa seluruh kader PKS pasti akan mengikuti pilihan elit untuk mendukung Foke-Nara.

"Insya Allah, semua akan ikut dengan pilihan (elit) partai," kata dia, ketika dikonfirmasi, di Jakarta, semalam.

Anis beralasan bahwa sebelum elit menentukan pilihan ke Foke-Nara, kalangan akar rumput PKS terlebih dahulu diberi waktu dua minggu untuk menentukan pilihan, lalu disampaikan ke struktur partai dari bawah hingga ke atas.

Lebih jauh, Anis menjelaskan dukungan partainya terhadap Foke-Nara dilakukan karena irisan konstituen PKS lebih besar pada pemilih potensial Foke-Nara.

"Putaran kedua ini bukan perang PKS, namun pertimbangan kita memenuhi harapan konstituen. Konstituen PKS ini lebih besar irisannya dengan konstituen Foke, jadi kami ingin penuhi harapan konstituen," imbuh dia.

PKS Nilai Jokowi-Ahok Tidak Tanggung Jawab
Ditambahkan Anis, PKS menyatakan lebih memilih mendukung Foke-Nara karena sosok Jokowi-Ahok dianggap tidak memberikan pendidikan politik yang baik. Sebab, keduanya dinilai tidak bertanggung jawab menyelesaikan tugas lebih dahulu sebagai Wali Kota Solo dan sebagai anggota Parlemen.

"Jokowi ini kita lihat calon potensial, tapi ada baiknya Beliau selesaikan tugasnya di Solo, Ahok juga tidak selesaikan tugasnya, ini tidak bagus," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu.

Jokowi, menurut Anis, harus meninggalkan warisan dengan tuntas di Solo. Apalagi calon yang didukung Partai PDIP dan Gerindra itu dianggap masih muda dan masih memiliki banyak kesempatan pada masa yang akan datang.

Terkait kritik PKS kepada Foke selama ini, Anis mengungkapkan hal itu bisa disamakan dengan kritik partainya kepada pemerintah, meskipun berada dalam satu koalisi.

"Bersifat kritis itu biasa baik kepada kawan maupun kepada lawan. Tugas kita semua kan ingin perbaikan jadi tidak personal pada Foke," kilah petinggi PKS itu.

sumber2
0
3.3K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.