Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BandinginAvatar border
TS
Bandingin
Warnet Bisa Bernasib Seperti Wartel
Apa kabar wartel? Ya, mungkin hanya segelintir yang masih buka. Itupun di daerah pinggiran. Nasib yang dialami wartel bukan tidak mungkin mendera warnet. Kemajuan zaman bisa mengikis eksistensi bilik-bilik warung internet tersebut.

Menurut Budi, seorang pengusaha warnet, dirinya heran jika ada seseorang yang masih ingin atau baru saja membuka bisnis warnet. "Apakah mereka sudah menghitung peluangnya di bisnis ini (warnet-red)?" tukasnya kepada detikINET.

Rasa heran Budi bukan tanpa alasan. Pasalnya, seperti yang ia alami, industri warnet sudah tak seindah dulu. Di mana akses internet belum terjangkau sekarang, sehingga ketika ingin ke dunia maya, pengguna harus menyambangi warnet.

Namun itu cuma sepenggal kisah di masa lalu, di sekitar awal tahun 2000-an. Kini ceritanya berbeda, pemilik warnet harus berjuang ekstra untuk tetap 'bernafas'.

"Sudah banyak teman-teman saya sesama pemilik warnet yang gulung tikar. Jadi bisa-bisa, kaya wartel dulu, makin hari warnet makin menyusut," tukas Budi.

Budi sendiri saat ini masih mengelola dua warnet yang berlokasi di Jakarta dan Bogor. Jika dulu, ia bisa meraup rata-rata Rp 1,2 juta unit per hari dari setiap warnet yang ia miliki. Namun sekarang, mengantongi Rp 600 ribu per hari saja sudah 'prestasi'.

Sayang, hal ini berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus dipenuhi. "Tagihan listrik terus naik setiap tahun, belum lagi biaya-biaya air, telepon, pegawai dan lainnya. Sehingga kadang tidak menutup dari pendapatan," keluhnya.

Ada lagi tantangan dari pesaing yang semakin berani memberikan tarif super murah lantaran melakukan tindakan pencurian listrik. Ditambah, semakin mudah dan murahnya gadget yang bisa diajak online. Mulai dari ponsel, modem, laptop, hingga layanan internet itu sendiri.

"Jadi saya juga bingung sama mereka yang baru ingin membuka warnet. Apa gak khawatir?" tukas Budi.

Mantan Kepala Perwakilan Business Software Alliance (BSA) Indonesia, Donny A. Sheyoputra, mengakui jika saat ini bisnis warnet tengah dalam posisi berjuang. Mereka dihadapkan pada pilihan untuk diam menanti nasib, mundur karena terdesak, atau maju membuat inovasi sembari menantang kemajuan zaman.

"Laptop murah semakin banyak, akses broadband semakin mudah. Jadi semua bisa terkoneksi internet lebih gampang. Sedangkan tarif Rp 3.000 per jam sudah tidak bisa lagi menutup biaya operasional mereka," imbuh Donny.

"Seharusnya Kementerian Kominfo bisa membantu melindungi warnet yang legal. Sebab keberadaan mereka bisa ikut membantu percepatan penyebaran informasi, termasuk memajukan pendidikan bagi pelajar-pelajar di berbagai daerah yang tidak punya komputer," pungkas pria yang kini berkarir di Advokat & Konsultan HKI pd Sheyoputra Law Office tersebut.

sumber: http://www.detikinet.com/read/2012/0...el/?i991101105
1
3.9K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.