- Beranda
- Stories from the Heart
DIARY EXORCIST - BY MAS YUS
...
TS
jeniussetyo09
DIARY EXORCIST - BY MAS YUS
Hai teman-teman. Kenalkan.... Nama Saya Mas Yus. Mungkin teman2 lebih mengenal saya dari Karya Saya di Thread Kaskus Diary Mata Indigo. Atau Novel Saya yang berjudul Dimensi Ketiga. Kali ini Saya akan menulis karya cerita Saya yang berjudul DIARY EXORCIST. Tanpa banyak basa basi Saya persilahkan teman2 untuk menikmati karya Saya ini. Enjoy yaaa.... Jangan lupa komennya dan bantu juga dishare. Supaya Mas Yus semangat nulis. Akhir kata selamat menikmati dan enjoy the story
DIARY EXORCIST – BY MAS YUS

PROLOG
Iblis bagi sebagian orang, mereka mungkin bukan makhluk yang nyata. Tapi kenyataannya hampir dalam sepanjang perjalanan peradaban manusia, dampak kerusakan yang mereka lakukan itu nyata
Orang skeptis dan orang yang mengakui keberadaan mereka punya satu persamaan, yaitu : sama-sama gagal dan tidak tahu bentuk asli mereka yang sebenarnya itu apa.
Bahkan di alam sana, para Iblis ini seperti berasal dari tempat yang berbeda. Mereka bahkan bukan berasal dari Neraka. Neraka tidak pernah menjadi tempat mereka. Namun mereka berasal dari suatu tempat, dimana hadirat Tuhan tidak berkuasa atas alam itu. Dunia atas menyebutnya dengan AlAM LIMBO atau THE VOID. Alam yang dikhususkan bagi mereka dan dijaga agar jauh dari alam-alam yang dikuasai oleh hadirat Tuhan.
Tapi kadang manusia malah menarik mereka. Dengan kesadaran kosong dari dalam dirinya, yang berasal dari luka batin, atau jiwa yang penuh lubang karena kesedihan, kehilangan, keputus-asaan, kesombongan dan kebodohan.
Mereka akan menguasai dan mengambil alih manusia, dan membawa jiwa manusia ke alam mereka. Agar mereka bisa menjadi tetap menjadi tuan yang berkuasa, setidaknya di alam mereka sendiri.
Itulah yang terjadi, sepanjang sejarah perjalanan peradaban manusia
BAB I
ROMO BAYU
Bandung, 6 Juni 2006
Jam 22:22
Romo Bayu berjalan lunglai keluar dari rumah besar bergaya modern itu. Hujan deras langsung menyambut tubuhnya yang masih mengenakan Alba dan Kasula nya. Busana Liturgi pemuka agama Katolik yang membungkus tubuhnya basah seketika. Tangannya gemetar hebat, matanya tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.
Terisak dirinya berusaha tetap menggenggam rosario di tangannya. Mulai mendaraskan doa Bapa Kami dan Salam Maria berulang-ulang. Rambut belah tengahnya langsung kehilangan polanya karena basah oleh air. Romo berusia 39 Tahun itu dikuasai rasa takut bercampur panik yang hebat. Seandainya waktu bisa diputar mungkin dia akan merevisi pilihan-pilihan tindakan yang telah dia lakukan.
Terisak dirinya berusaha tetap menggenggam rosario di tangannya. Mulai mendaraskan doa Bapa Kami dan Salam Maria berulang-ulang. Rambut belah tengahnya langsung kehilangan polanya karena basah oleh air. Romo berusia 39 Tahun itu dikuasai rasa takut bercampur panik yang hebat. Seandainya waktu bisa diputar mungkin dia akan merevisi pilihan-pilihan tindakan yang telah dia lakukan.
“Tuhan apa yang telah Aku lakukan….. Tuhan maafkan Aku…. Tuhan maafkan Aku”. Kata-kata itu terucap di sela-sela doanya. Tangannya cepat memainkan bulir-bulir rosario diantara jemarinya. Berharap doa itu bisa menghilangkan rasa penyesalan dalam yang dialaminya, melindungi hatinya dari rasa bersalah. Badai hujan bagaikan air yang tumpah dari langit, diiringi angin yang mengeluarkan suara menderu-deru.
Edwin keluar menyusul mendekati Romo Bayu. Tatapannya tampak sedih melihat Romo Bayu yang tubuhnya tampak gemetaran.
“Romo… sudah Romo. Ayo kembali ke dalam. Di sini hujan. Baju Romo sudah basah semua”. Edwin dengan suara lirih dan pelan berusaha memperingatkan Romo Bayu.
Namun Romo Bayu tampak tidak bergeming. Tetap masih dengan kuat mendaraskan doa-doa dan semakin kencang memutar bulir-bulir rosario di tangannya. Jemarinya memutar bulir-bulir itu sambil gemetar hebat. Matanya tetap terpejam, meskipun air mata deras mengalir dari sela-sela matanya.
“Tuhan…. Tuhan… Apa yang telah Aku lakukan…..”. Kalimat penyesalan itu seperti tidak bisa berhenti keluar dari bibirnya.
“Romooo… ayo kembali ke dalam. Romo bisa kedinginan”. Edwin tampak tidak putus asa. Tetap berusaha membujuk Romo Bayu.
Romo Bayu sempat berhenti mendaraskan doa. Bibirnya makin gemetar. Rosarionya bahkan sampai jatuh ke tanah.
Terbata-bata Romo Bayu berkata kepada Edwin, “Ed…. Ed… Maafin Romo Ed. Romo nggak bermaksud. Tapi kamu….. kamu sudah mati Ed…..”.
Petir menggelegar di langit mengiringi kata-kata Romo Bayu. Namun pandangan Edwin yang tadinya kosong tiba-tiba berubah tajam. Seketika matanya membelalak, menatap nyalang ke arah Romo Bayu.
“ROMO HARUS MASUK….. ROMO HARUS LIHAT TUBUH SAYA YANG ROMO BUNUH BARUSAANN !!!!!!”. Teriakan Edwin terdengar begitu nyata di telinga Romo Bayu, membuatnya hanya bisa jatuh berlutut. Kakinya terasa lemas tak berdaya. Sesaat dia merasa Tuhan pergi meninggalkan tempat itu.
Tak berapa lama kemudian mobil polisi dan beberapa aparat datang dan langsung meringkus Romo Bayu. Tangannya dilipat ke belakang dan diborgol
Tidak sampai satu jam setelah itu petugas koroner dari satuan forensik kepolisian datang dan langsung menetapkan tempat itu sebagai Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tubuh Edwin yang sudah tidak bernyawa dibawa keluar dari dalam rumah itu, lalu dimasukkan ke mobil Ambulan Jenazah untuk kemudian diotopsi di rumah sakit.
Diubah oleh jeniussetyo09 12-08-2025 23:17
gokil4ever dan 20 lainnya memberi reputasi
21
4.4K
93
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jeniussetyo09
#32
BAB III
NAMA SAYA YUS
Nama Saya Yus. Berasal dari Yogya. Saya tidak tahu darimana kemampuan yang saya miliki ini berasal. Tapi mungkin gambaran kondisi pada waktu Saya lahir ini bisa memberi petunjuk. Saya terlahir prematur. Ibu melahirkan Saya di bulan ke tujuh usia kandungannya. Dokter yang menangani persalinan Ibu Saya mengatakan usia kandungannya jauh dari ideal untuk melahirkan.
Kemungkinan lahir selamat hanya 50:50. Pukul 04:50 Saya dilahirkan. Tepat weton Kamis Pahing. Ternyata perkataan dokter memang benar. Tubuh mungil Saya sulit bertahan. Saya yang masih bayi mulai mengalami sesak napas dan membiru. Dokter yang menangani berusaha semampunya untuk menyelamatkan. Namun ternyata pukul 05:45, Saya dinyatakan meninggal oleh dokter. Denyut nadi dan jantungku tidak ada reaksi. Tanda-tanda kehidupan menghilang dari tubuh Saya.
Pukul 07:30 jasad Saya akhirnya dipersiapkan untuk disemayamkan. Jenazah Saya mulai untuk dimandikan dan dibersihkan. Saat dimandikan baru guyuran pertama tiba-tiba tubuh Saya bergetar dan menyentak sedimikian rupa, lalu menangis sejadi-jadinya. Saya hidup kembali.
Setelah itu semenjak kecil Saya bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang biasa. Saya bisa melihat “mereka”, entah itu yang disebut hantu atau arwah. Tapi pada intinya saya peka dengan keberadaan mereka. Saat itu mungkin Saya masih terlalu kecil untuk memahami apa yang Saya alami ini. Sampai umur 6 tahun Saya sadar, bahwa yang saya lihat ini ternyata tidak semua orang bisa melihatnya.
Hal itu sangat mengganggu Saya. Kehidupan Saya berubah jadi mimpi buruk. Saya melihat mereka dimanapun Saya berada. Baik Saya sedang sendirian ataupun bersama yang lain. Saya melihat sosok Wanita membawa bayi duduk di ayunan sebuah bekas sekolah. Saya melihat sosok tinggi besar, berbulu hitam dengan mata merah menyala dan bergigi taring memanjang menatap dari bawah pohon mangga di dekat jendela kamar. Hampir tiap malam yang Saya alami adalah suasana horor.
Kadang Saya juga melihat di dapur rumah ada sesosok wanita bergaun merah panjang dengan muka yang menyeramkan sering hilir mudik dari arah dapur menuju gudang belakang. Kadang sosok itu membuat suara-suara dan keributan di dapur, sampai-sampai Saya sering mengira Ibu Saya ada di dapur, padahal dia sedang tidak ada disitu
Saya tidak berani sendirian kemana-mana. Saya juga tidak berani melihat ke arah-arah tertentu. Karena Saya tahu di arah itu penampakan mereka akan dijumpai. Kadang ada yang muncul dengan kepala terjuntai dari atas lemari. Kepalanya panjang menjulur. Kadang ada yang menindih Saya berupa sosok nenek-nenek saat tidur, membuat napas Saya sesak setengah mati dan badan kejang-kejang. Persis sakit ayan.. Tapi tentu saja dokter tidak menemukan penyakit ayan di tubuh Saya
Lama-kelamaan Saya tidak hanya bisa melihat mereka, tetapi juga mendengar jelas suara mereka. Suara seperti geraman, desahan berat, cekikik tawa, dengusan napas, atau benda-benda yang mereka gerakkan terdengar dengan jelas. Sampai pada titik itu saya merasa hidup ini adalah mimpi buruk. Mimpi buruk yang panjang dan melelahkan.
Saya mencoba lebih dekat dengan Tuhan. Sayangnya hal itu tidak berpengaruh banyak. Mereka memang seperti sedikit memberi batas. Tetapi Saya tetap bisa melihat mereka. Suara mereka juga masih bisa terdengar, bahkan semakin sering dan jelas. Bagi Saya mimpi buruk itu tidak pernah berhenti. Sampai pada satu titik rasanya Tuhan seperti tidak ada.
Tapi yang paling menyakitkan adalah Saat Saya mencoba menceritakan pengalaman itu pada orang tua Saya. Mereka selalu hanya menjawab “ itu tidak ada”, “Kamu salah lihat”, “Itu cuma bayangan mu” dan semacamnya. Tadinya Saya berusaha menerima hal itu, walaupun pikiran Saya malah mengatakan sebaliknya. Penglihatan Saya tidak salah.
Kondisi ini malah membuat Saya frustasi. Ayah Ibu Saya seperti tidak menganggap apa yang selalu Saya ceritakan. Mereka malah menganggap Saya bocah penakut, bahkan menduga Saya punya masalah kejiwaan.
Diubah oleh jeniussetyo09 23-08-2025 14:41
redbaron dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup