- Beranda
- Berita dan Politik
Nadiem Tak Lagi Jabat Mendikbud, Ini Pesan Guru Netizen: Minta UN Diaktifkan Lagi
...
TS
dragonroar
Nadiem Tak Lagi Jabat Mendikbud, Ini Pesan Guru Netizen: Minta UN Diaktifkan Lagi
Nadiem Makarim Tak Lagi Jabat Mendikbud, Ini Pesan Guru Netizen: Minta UN Diaktifkan Lagi
- Rabu, 23 Oktober 2024 | 08:10 WIB
Ilustrasi Ujian Nasional. (Foto: Freepik)
RADAR SURABAYA – Senin (21/10), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara serah terima jabatan di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta.
Dalam acara ini, Nadiem Makarim resmi menyerahkan jabatannya kepada tiga menteri baru sekaligus karena Kemendikbudristek kini dipecah jadi tiga kementerian.
Mereka adalah Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan (Menbud).
Sehubungan dengan itu, akun resmi @kemendikbud.ri di Instagram pun mengunggah ucapan terima kasih kepada Nadiem Makarim atas pengabdiannya selama 10 tahun di Kabinet Indonesia Maju (KIM) periode 2019-2024.
“Segala usaha Mas Menteri dalam memajukan pendidikan Indonesia akan menjadi inspirasi dan semangat bagi kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi seluruh insan pendidikan di negeri ini,” tulis Kemendikbud dalam unggahan tersebut.
Kenyataannya, postingan perpisahan tersebut tidak hanya dipenuhi dengan ucapan terima kasih, tetapi juga berisi keluhan dan saran dari para guru serta netizen.
Banyak dari mereka yang memberikan kritik terhadap kebijakan Nadiem, khususnya terkait Kurikulum Merdeka yang dinilai kurang tepat diterapkan di Indonesia.
Di antara komentar yang paling banyak mendominasi adalah permintaan agar Ujian Nasional (UN) diaktifkan kembali.
Beberapa guru mengungkapkan bahwa penghapusan UN telah menurunkan semangat belajar siswa. Adanya UN dinilai penting untuk meningkatkan disiplin akademik.
Ada pula yang berkomentar meminta agar guru tidak dibebani terlalu banyak urusan administrasi.
Mereka mengungkapkan harapannya agar sistem pendidikan yang baru dapat lebih memperhatikan kondisi nyata di lapangan.
"UN aktifkan lagi, juara kelas juga, guru jangan terlalu banyak urusan administrasi, PPKN dan kurikulum lebih diperbaiki lagi,” tulis akun @p***.
“Semoga Mendikbud selanjutnya dapat mengaktifkan kembali UN, karna itu satu satunya cara agar semangat belajar bangkit kembali,” komentar akun @z***.
“dan UN jgn di kembalikn ke sekolah masing2, krn jujur saja guru di sekolah tdk ada yg mw jk muridnya tdk lulus, jd di akali dan di sulap nilainya. UN serahkn ke pusat dan nilai otomatis keluar lulus atau tidak,” kata akun @a***.
“Adakan lagi UN, jika nilai siswa tidak cukup siswa harus tinggal kelas. Supaya yg berjuang tidak hanya gurunya. Tapi org tua dan siswa itu sendiri juga berjuang,” tulis akun @t***.
Selama masa kepemimpinannya, Nadiem memperkenalkan kebijakan Merdeka Belajar yang terdiri dari 26 episode sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2020.
Kebijakan ini berpusat pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan yang berfokus pada siswa, penguatan karakter, dan nilai-nilai kebhinnekaan.
Meskipun menuai kritik, kebijakan ini dianggap berhasil oleh beberapa pihak dalam meminimalisir dampak learning loss atau hilangnya kemampuan siswa sebelumnya selama pandemi Covid-19.
Selain itu, Nadiem juga memperkuat akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu melalui teknologi pendidikan.
Ia berfokus pada peningkatan literasi, numerasi, serta berusaha meningkatkan relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Dalam bidang kebudayaan, ia juga memperkenalkan kebijakan pemajuan kebudayaan yang bertujuan untuk menjadikan kekayaan budaya Indonesia sebagai penggerak ekonomi.
Pada momen terakhirnya di Kemendikbudristek, Nadiem berpamitan dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi selama masa kepemimpinannya, termasuk para guru, dosen, dan tenaga kependidikan yang menjadi garda terdepan dalam melaksanakan kebijakan di lapangan. Ia berharap kebijakan yang telah berjalan baik bisa dilanjutkan oleh menteri baru.
Kini, di bawah kepemimpinan tiga menteri, sektor pendidikan dan kebudayaan Indonesia memasuki babak baru. Dengan adanya gebrakan ini, harapan dari berbagai pihak, terutama para guru agar menteri baru dapat membenahi kebijakan yang telah ada dan mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali Ujian Nasional (UN). (aul/jay)
https://radarsurabaya.jawapos.com/na...-lagi?page=all
- Rabu, 23 Oktober 2024 | 08:10 WIB
Ilustrasi Ujian Nasional. (Foto: Freepik)
RADAR SURABAYA – Senin (21/10), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara serah terima jabatan di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta.
Dalam acara ini, Nadiem Makarim resmi menyerahkan jabatannya kepada tiga menteri baru sekaligus karena Kemendikbudristek kini dipecah jadi tiga kementerian.
Mereka adalah Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan (Menbud).
Sehubungan dengan itu, akun resmi @kemendikbud.ri di Instagram pun mengunggah ucapan terima kasih kepada Nadiem Makarim atas pengabdiannya selama 10 tahun di Kabinet Indonesia Maju (KIM) periode 2019-2024.
“Segala usaha Mas Menteri dalam memajukan pendidikan Indonesia akan menjadi inspirasi dan semangat bagi kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi seluruh insan pendidikan di negeri ini,” tulis Kemendikbud dalam unggahan tersebut.
Kenyataannya, postingan perpisahan tersebut tidak hanya dipenuhi dengan ucapan terima kasih, tetapi juga berisi keluhan dan saran dari para guru serta netizen.
Banyak dari mereka yang memberikan kritik terhadap kebijakan Nadiem, khususnya terkait Kurikulum Merdeka yang dinilai kurang tepat diterapkan di Indonesia.
Di antara komentar yang paling banyak mendominasi adalah permintaan agar Ujian Nasional (UN) diaktifkan kembali.
Beberapa guru mengungkapkan bahwa penghapusan UN telah menurunkan semangat belajar siswa. Adanya UN dinilai penting untuk meningkatkan disiplin akademik.
Ada pula yang berkomentar meminta agar guru tidak dibebani terlalu banyak urusan administrasi.
Mereka mengungkapkan harapannya agar sistem pendidikan yang baru dapat lebih memperhatikan kondisi nyata di lapangan.
"UN aktifkan lagi, juara kelas juga, guru jangan terlalu banyak urusan administrasi, PPKN dan kurikulum lebih diperbaiki lagi,” tulis akun @p***.
“Semoga Mendikbud selanjutnya dapat mengaktifkan kembali UN, karna itu satu satunya cara agar semangat belajar bangkit kembali,” komentar akun @z***.
“dan UN jgn di kembalikn ke sekolah masing2, krn jujur saja guru di sekolah tdk ada yg mw jk muridnya tdk lulus, jd di akali dan di sulap nilainya. UN serahkn ke pusat dan nilai otomatis keluar lulus atau tidak,” kata akun @a***.
“Adakan lagi UN, jika nilai siswa tidak cukup siswa harus tinggal kelas. Supaya yg berjuang tidak hanya gurunya. Tapi org tua dan siswa itu sendiri juga berjuang,” tulis akun @t***.
Selama masa kepemimpinannya, Nadiem memperkenalkan kebijakan Merdeka Belajar yang terdiri dari 26 episode sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2020.
Kebijakan ini berpusat pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan yang berfokus pada siswa, penguatan karakter, dan nilai-nilai kebhinnekaan.
Meskipun menuai kritik, kebijakan ini dianggap berhasil oleh beberapa pihak dalam meminimalisir dampak learning loss atau hilangnya kemampuan siswa sebelumnya selama pandemi Covid-19.
Selain itu, Nadiem juga memperkuat akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu melalui teknologi pendidikan.
Ia berfokus pada peningkatan literasi, numerasi, serta berusaha meningkatkan relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Dalam bidang kebudayaan, ia juga memperkenalkan kebijakan pemajuan kebudayaan yang bertujuan untuk menjadikan kekayaan budaya Indonesia sebagai penggerak ekonomi.
Pada momen terakhirnya di Kemendikbudristek, Nadiem berpamitan dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi selama masa kepemimpinannya, termasuk para guru, dosen, dan tenaga kependidikan yang menjadi garda terdepan dalam melaksanakan kebijakan di lapangan. Ia berharap kebijakan yang telah berjalan baik bisa dilanjutkan oleh menteri baru.
Kini, di bawah kepemimpinan tiga menteri, sektor pendidikan dan kebudayaan Indonesia memasuki babak baru. Dengan adanya gebrakan ini, harapan dari berbagai pihak, terutama para guru agar menteri baru dapat membenahi kebijakan yang telah ada dan mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali Ujian Nasional (UN). (aul/jay)
https://radarsurabaya.jawapos.com/na...-lagi?page=all
Diubah oleh dragonroar 26-10-2024 03:09
superman313 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
671
65
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.6KThread•47.7KAnggota
Tampilkan semua post
rizkync108
#10
Rasa nya UN ga perlu diaktifkan lagi deh, sebab itu rawan pungli.
Seharusnya sih ada tes pengganti UN buat menentukan naik atau tidak kelasnya, contoh nya tes membaca atau menulis dan berhitung. Atau kalo perlu tes perkalian dan penjunlahan dengan soal yang ringan
Seharusnya sih ada tes pengganti UN buat menentukan naik atau tidak kelasnya, contoh nya tes membaca atau menulis dan berhitung. Atau kalo perlu tes perkalian dan penjunlahan dengan soal yang ringan
0
Tutup