Kaskus

Entertainment

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mengenal Hoarding Disorder: Ketika Menyimpan Barang Menjadi Gangguan

penyukabiruAvatar border
TS
penyukabiru
Mengenal Hoarding Disorder: Ketika Menyimpan Barang Menjadi Gangguan
Mengenal Hoarding Disorder: Ketika Menyimpan Barang Menjadi Gangguan




Mengenal Hoarding Disorder: Ketika Menyimpan Barang Menjadi Gangguan


Pernah nggak sih kamu nonton acara di TV atau YouTube yang nunjukin rumah penuh dengan barang-barang yang menumpuk sampai sulit buat bergerak? Atau mungkin kamu pernah kenal seseorang yang nggak bisa membuang barang apapun, bahkan yang udah rusak? Itu mungkin tanda dari *hoarding disorder*,yang sering disalahpahami sebagai sekadar kebiasaan "sayang barang". Padahal, ini adalah gangguan psikologis yang cukup kompleks. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu *hoarding disorder*.





**Apa Itu Hoarding Disorder?**


*Hoarding disorder* adalah gangguan mental di mana seseorang mengalami kesulitan yang berlebihan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barangnya, apapun nilainya. Gangguan ini lebih dari sekadar “koleksi” atau kebiasaan menimbun barang. Penderita *hoarding disorder* sering merasa cemas atau stres jika harus membuang barang-barang mereka, meskipun barang tersebut mungkin sudah usang, rusak, atau tidak lagi berfungsi.

Barang-barang yang dikumpulkan bisa sangat beragam, mulai dari benda sehari-hari seperti koran, pakaian, hingga barang-barang yang dianggap tak berguna seperti botol kosong atau kertas-kertas lama. Tumpukan barang-barang ini seringkali menghambat ruang hidup mereka, membuat rumah tidak aman, dan bahkan berisiko kesehatan, baik fisik maupun mental.

**Penyebab Hoarding Disorder**


Hingga saat ini, penyebab pasti *hoarding disorder* belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa faktor yang mungkin berperan dalam perkembangan gangguan ini meliputi:

1. **Kecemasan dan Depresi**: Banyak penderita *hoarding disorder* juga mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Mereka mungkin merasa sulit untuk membuat keputusan, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membuang barang-barang.

2. **Keterikatan Emosional**: Ada juga yang merasa sangat terikat secara emosional dengan barang-barang mereka. Setiap benda mungkin memiliki makna atau kenangan pribadi, sehingga mereka merasa membuangnya berarti kehilangan sesuatu yang lebih besar dari sekadar objek fisik.

3. **Kehilangan dan Trauma**: Beberapa penderita *hoarding disorder* mengembangkan kebiasaan ini setelah mengalami peristiwa traumatis atau kehilangan besar, seperti kematian anggota keluarga atau perceraian. Barang-barang sering kali menjadi simbol dari apa yang telah hilang.

4. **Perfeksionisme**: Penderita sering merasa bahwa mereka tidak boleh membuang barang sampai mereka benar-benar yakin bahwa barang tersebut tidak akan pernah berguna lagi, yang pada akhirnya menyebabkan mereka tidak pernah membuang apapun.

**Tanda dan Gejala Hoarding Disorder**


Ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi seseorang mengalami *hoarding disorder*:

- Kesulitan luar biasa untuk membuang barang, bahkan jika itu tidak memiliki nilai yang jelas.

- Ruang hidup seperti kamar tidur, ruang tamu, atau dapur dipenuhi barang sehingga sulit digunakan.

- Terus-menerus merasa perlu menyimpan barang, dan merasa cemas atau stres jika harus membuangnya.

- Koleksi barang yang berlebihan yang seringkali tidak teratur, sehingga menyebabkan kekacauan.

- Konflik dengan anggota keluarga atau teman karena tumpukan barang yang mengganggu.

**Dampak Hoarding Disorder**


*Hoarding disorder* bisa berdampak serius pada kehidupan penderitanya. Secara fisik, rumah yang penuh dengan barang dapat menjadi bahaya kesehatan karena risiko kebakaran, jatuh, atau tumbuhnya jamur dan bakteri. Secara sosial, gangguan ini sering menyebabkan isolasi karena penderitanya merasa malu dengan kondisi rumah mereka, sehingga mereka cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

Dari segi emosional, penderita sering merasa stres, malu, dan kewalahan dengan jumlah barang yang mereka miliki.Selain itu, hubungan dengan keluarga dan teman sering kali menjadi tegang karena perbedaan cara pandang terhadap barang-barang yang ditimbun.

**Perawatan untuk Hoarding Disorder**


Perawatan *hoarding disorder* umumnya melibatkan terapi psikologis, khususnya *Cognitive Behavioral Therapy* (CBT). CBT membantu penderita untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang membuat mereka kesulitan untuk membuang barang-barang. Selain itu, terapi ini juga berfokus pada pengembangan keterampilan membuat keputusan yang lebih baik terkait barang-barang yang mereka miliki.

Selain terapi, dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat penting. Alih-alih memaksa penderita untuk membuang barang-barangnya secara paksa, yang sering kali memperburuk kondisi, lebih baik mendukung mereka dalam proses pemulihan secara bertahap.



Meskipun *hoarding disorder* sering kali dianggap sepele atau hanya kebiasaan yang buruk, ini sebenarnya adalah gangguan mental yang membutuhkan pemahaman dan perhatian serius. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan tanda-tanda *hoarding disorder*, mencari bantuan profesional adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Ingat, tidak ada yang salah dengan meminta bantuan saat dibutuhkan!

Jadi, yuk, kita lebih peka dan paham soal gangguan ini, karena bisa jadi, di sekeliling kita ada yang diam-diam butuh dukungan.

Atau kamu bisa jadi salah satunya??
Jangan ya dek ya jangannn

Sumber gambar : https://pin.it/3KZyhb6gl

sumber vidio
kafeincAvatar border
haniecippAvatar border
sc5Avatar border
sc5 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
767
48
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread103.9KAnggota
Tampilkan semua post
sumurpanggangAvatar border
sumurpanggang
#13
Aku kayaknya agak kena dikit nih hehehe.
Ga tau kenapa kadang ada kecenderungan ngumpulin barang seperti struk parkir dan toll. Padahal kagak ada manfaatnya sama sekali, tetapi kadang tidak langsung dibuang saat itu juga.
Sengaja ambil struk toll karena penasaran dan untuk diingat-ingat masuk-keluarnya dan golongannya kena tarif berapa gitu.

Btw beli barang di e-commerce pas lagi diskon karena berpikir nanti bakalan dibutuhkan itu termasuk kagak sih? Kadang dibeli karena mumpung harga lagi miring padahal lagi ga butuh-butuh amat sih sebenarnya.
Kadang promo di tokped (kupon promo) potongannya lumayan, dan udah cek harga dipasaran juga tetap murah. Soalnya kan ada tuh biasanya promo harga coret yang sebenarnya sebelum dicoret harganya dimahalin supaya harga coretnya kelihatan murah, tapi ya setelah dibandingkan dengan harga di toko-toko fisik pada umumnya ya memang harganya segitu, bahkan setelah dicoret jatuhnya kadang ada yang lebih mahal dari toko kelontong.

Spoiler for beli ini-itu yang walaupun spek-nya mungkin ga perlu-perlu banget yang terlalu tinggi ...:

@zharki
@sc5
penyukabiru
dumpsys
sc5
sc5 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.