Kaskus

News

ladiesman097Avatar border
TS
ladiesman097
Apa Itu Aplikasi Temu? Dibuat China dan Bikin Ketar-ketir Pemerintah
Apa Itu Aplikasi Temu? Dibuat China dan Bikin Ketar-ketir Pemerintah
Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi Temu tak diberikan izin oleh pemerintah Indonesia untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia. E-commerce mirip Shopee ini tak diberikan izin saat hendak mendaftarkan merek dagangnya. Penolakan tersebut berkaitan dengan alasan akan memunculan persaingan dagang tidak sehat. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa Temu dilarang untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri. "Kita tetap larang. Hancur UMKM kita kalau dibiarkan," ujar Budi Arie, dikutip dari Antara. 

Sejalan dengan itu, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan bahwa pihaknya meminta agar platform ataupun kebijakan yang dapat membuat industri menderita tidak diperkenankan masuk dan diterapkan di Indonesia.  "Sepanjang aplikasi tersebut bisa merusak berdampak pada industri dalam negeri, membuat industri dalam negeri suffer, menderita, mengalami penurunan permintaan. Tentu kami berharap aplikasi itu jangan diperbolehkan masuk ke Indonesia," kata Febri kepada wartawan, Kamis (3/10). 


Quote:



 Temu merupakan aplikasi e-commerce yang menawarkan barang-barang dagangan dengan potongan dan harga besar. Aplikasi ini memang sekilas mirip dengan Shopee, maupaun TikTok Shop. Namun yang berbeda, Temu secara langsung terhubung dengan 80 pabrik di China yang bisa menyalurkan langsung produknya ke konsumen di seluruh dunia. Sehingga barang-barang yang dijual akan lebih murah. Hal ini mengkhawatirkan produksi buatan negeri yang bisa kalah dalam pemberian Harga jual. Berdasarkan catatan Bisnis, sejak September 2022, aplikasi Temu telah berupaya mendaftarkan merek sebanyak tiga kali di Indonesia. Bahkan, aplikasi Temu sempat mengajukan ulang pendaftarannya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) pada 22 Juli 2024. Namun, upaya tersebut gagal lantaran sudah ada perusahaan asal Indonesia dengan nama serupa dan dengan KBLI yang mayoritas sama. Temu telah berhasil berekspansi dan masuk ke 48 negara termasuk Thailand dan Malaysia. Menyitir laporan Southeast Asia E-commerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia pada Desember 2023, dengan sekitar 120 juta pengguna menelusuri produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket dikirim setiap harinya.  Pencapaian utama Temu terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana sekitar 9% orang Amerika berbelanja di Temu dalam satu tahun terakhir. Temu secara konsisten menempati peringkat pertama dari sisi unduhan (download) di Apple App Store dan Google Play. Sementara itu, platform e-commerce di bawah perusahaan teknologi China Pinduoduo, Temu, pertama kali memasuki Asia Tenggara melalui Filipina pada 26 Agustus 2023. Aplikasi ini kemudian berekspansi ke Malaysia pada 8 September 2023.


Quote:

Apa Itu Aplikasi Temu? Dibuat China dan Bikin Ketar-ketir Pemerintah

Berdasarkan catatan Bisnis, sejak September 2022, aplikasi Temu telah berupaya mendaftarkan merek sebanyak tiga kali di Indonesia. Bahkan, aplikasi Temu sempat mengajukan ulang pendaftarannya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) pada 22 Juli 2024. Namun, upaya tersebut gagal lantaran sudah ada perusahaan asal Indonesia dengan nama serupa dan dengan KBLI yang mayoritas sama. Temu telah berhasil berekspansi dan masuk ke 48 negara termasuk Thailand dan Malaysia. Menyitir laporan Southeast Asia E-commerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia pada Desember 2023, dengan sekitar 120 juta pengguna menelusuri produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket dikirim setiap harinya.  Pencapaian utama Temu terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana sekitar 9% orang Amerika berbelanja di Temu dalam satu tahun terakhir. Temu secara konsisten menempati peringkat pertama dari sisi unduhan (download) di Apple App Store dan Google Play. Sementara itu, platform e-commerce di bawah perusahaan teknologi China Pinduoduo, Temu, pertama kali memasuki Asia Tenggara melalui Filipina pada 26 Agustus 2023. Aplikasi ini kemudian berekspansi ke Malaysia pada 8 September 2023.



Quote:


Contohnya, Temu dapat saja mengirimkan kode sumber ke aplikasinya, yang dienkripsi dan disamarkan sebagai data yang tidak mencurigakan.

Kode ini kemudian dikompilasikan menjadi file yang dapat dieksekusi di smartphone pengguna.

File ini kemudian bisa menjadi ganas pada waktu mendatang, yang dapat dikendalikan oleh server asing.

file ini juga disebut dapat beradaptasi alias reaktif terhadap pembaruan aplikasi itu.

Karakteristik berikutnya, Temu menginginkan semua informasi tentang semua file di perangkat pengguna dengan merujuk ke izin "EXTERNAL_STORAGE", yang sebenarnya merupakan hak administrator (superuser).

Dengan kata lain, tergantung pada versi Android tertentu, aplikasi Temu dapat digunakan untuk membaca, memproses, serta mengubah semua data pengguna dan sistem, termasuk log obrolan, gambar, dan konten pengguna di aplikasi lain.

Grizzy Research juga mengeklaim bahwa Temu mempunyai fungsi pengunggahan (upload) file, yang didasarkan pada server perintah yang terhubung ke application programming interface (API, berguna untuk menghubungkan beberapa software/aplikasi) mereka, "us.temu.com".

Artinya, setelah pengguna memberikan izin penyimpanan file ke aplikasi Temu, bahkan tanpa disadari, Temu bisa mengumpulkan semua file di perangkat pengguna dari jarak jauh dan mengirimkannya ke server mereka sendiri. Hal yang sama berlaku untuk izin lainnya.

Apa Itu Aplikasi Temu? Dibuat China dan Bikin Ketar-ketir Pemerintah



Quote:

Temu, platform e-commerce asal China, mengalami penolakan atau tantangan dalam memasuki pasar Indonesia karena beberapa faktor:

1. Regulasi yang Ketat: Pemerintah Indonesia memiliki regulasi yang ketat untuk perusahaan e-commerce asing, terutama terkait pajak, perlindungan konsumen, dan kebijakan lokal. Platform seperti Temu mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Perlindungan Produk Lokal: Indonesia sedang berfokus pada perlindungan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) lokal dari persaingan yang tidak adil dengan produk murah dari luar negeri. Temu, yang dikenal dengan produk murah dari China, mungkin dianggap mengancam perkembangan bisnis lokal, sehingga menghadapi resistensi.

3. Dominasi Pasar oleh Platform Lokal: Pasar e-commerce Indonesia sudah didominasi oleh pemain lokal dan regional yang kuat seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Platform-platform ini sudah memiliki basis pelanggan yang luas dan jaringan logistik yang mapan, membuat pendatang baru seperti Temu sulit untuk bersaing.

4. Kepercayaan Konsumen: Konsumen Indonesia mungkin masih ragu terhadap platform baru, terutama yang berasal dari luar negeri. Kepercayaan terhadap kualitas produk, layanan, dan keamanan transaksi menjadi faktor penting dalam keputusan berbelanja online.

Dengan faktor-faktor ini, Temu mungkin menemui kesulitan dalam bersaing atau mematuhi regulasi di pasar Indonesia, sehingga mengalami penolakan atau penundaan dalam memperluas operasinya ke negara ini.


Quote:


Source
Quote:



5knuckleshufle
Bandittk
aldonistic
aldonistic dan 3 lainnya memberi reputasi
2
721
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
681KThread48.9KAnggota
Tampilkan semua post
vietwah1Avatar border
vietwah1
#16
TEMU itu menjual barang2 yang harga sangat murah, dan kualitas sangat jelek. Buang2 duit beli produk mereka, Ada yang khusus utk pakaian dan accessory SHEIN, ini semua barang dicontek sama perusahaan ini dan di jual murah. SHEIN DAN TEMU satu perusahaan, mulanya berkantor pusat di Shenzhen, dan sekarang dipindahkan ke Singapore, utk menghindari sentimen anti cina....Jangan beli produk yang dijual TEMU.....
ladiesman097
riodgarp
riodgarp dan ladiesman097 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.