- Beranda
- Heart to Heart
[ASK] Bertahan Tapi Struggle, Atau Pulang Tapi Gaji Kecil?
...
TS
auroraborealis.
[ASK] Bertahan Tapi Struggle, Atau Pulang Tapi Gaji Kecil?
Agan dan Sista, apa kabar? Ih, udah lama banget ane gak mampir ke Kaskus. Kangen juga rasanya.. Kayak biasa, deh. Ane mampir mau cerita-cerita hehehe. Lumayan bingung soalnya gimana harus nanggepinnya. Semoga agan dan sista punya jawaban yang bisa membantu ane ya hehehe...
Jadi, ane tuh kebetulan punya sepupu. Pendatang baru nih di Jakarta. Baru 3 bulan lalu deh dia datengnya. Dateng ke sini karena kerja ya GanSis... Dia kebetulan dapet kerja di daerah Pulogadung sana... Cuma baru tiga bulan berjalan kehidupan dia dimari, dia udah minta pulang... Menurut dia, Jakarta tuh gak banget lah.. Apalagi kalo dibandingin sama rumahnya yang di daerah Jawa Tengah.. Jakarta terlalu 'penuh' dan terlalu keras...
Dia bilang, selesai kontraknya nanti dia mau pulang aja... Balik ke kampung halamannya.. Cuma, orang tua doi masih usaha buat mengubah pikirannya.. Tapi ya susah deh. Ada banyak alasan yang bisa dia kasih, mulai dari dia bilang ngerasa kesepian sampe dia muak lah intinya sama Jakarta... Menurut yang ane denger dari bapak ibunya, doi mau pulang trus cari kerjaan baru di daerah Jawa Tengah juga...
Cuma, concern bapak ibunya adalah.. Gaji di Jawa Tengah kan gak sebesar itu... Kita sama-sama tahu lah ya.. Tapi di sisi lain, anaknya udah gak betah banget pengen pulang...
Menurut Agan dan Sista.. Mending mana sih? Gaji oke, tapi kitanya struggle alias kesulitan, atau ya udah, gaji minim tapi kita pulang ke rumah alias nyaman? Share pengalamannya ya Agan Sista... Terima kasih banyakkkkk!
Jadi, ane tuh kebetulan punya sepupu. Pendatang baru nih di Jakarta. Baru 3 bulan lalu deh dia datengnya. Dateng ke sini karena kerja ya GanSis... Dia kebetulan dapet kerja di daerah Pulogadung sana... Cuma baru tiga bulan berjalan kehidupan dia dimari, dia udah minta pulang... Menurut dia, Jakarta tuh gak banget lah.. Apalagi kalo dibandingin sama rumahnya yang di daerah Jawa Tengah.. Jakarta terlalu 'penuh' dan terlalu keras...
Dia bilang, selesai kontraknya nanti dia mau pulang aja... Balik ke kampung halamannya.. Cuma, orang tua doi masih usaha buat mengubah pikirannya.. Tapi ya susah deh. Ada banyak alasan yang bisa dia kasih, mulai dari dia bilang ngerasa kesepian sampe dia muak lah intinya sama Jakarta... Menurut yang ane denger dari bapak ibunya, doi mau pulang trus cari kerjaan baru di daerah Jawa Tengah juga...
Cuma, concern bapak ibunya adalah.. Gaji di Jawa Tengah kan gak sebesar itu... Kita sama-sama tahu lah ya.. Tapi di sisi lain, anaknya udah gak betah banget pengen pulang...
Menurut Agan dan Sista.. Mending mana sih? Gaji oke, tapi kitanya struggle alias kesulitan, atau ya udah, gaji minim tapi kita pulang ke rumah alias nyaman? Share pengalamannya ya Agan Sista... Terima kasih banyakkkkk!
skinnyhooper dan 24 lainnya memberi reputasi
25
1.9K
70
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
22.3KThread•31.8KAnggota
Tampilkan semua post
enam.kehendak
#2
UMR Jakarta 5 juta perbulan
Gaji 2.5 juta perbulan.
lalu kurangnya gimana?
Biar rejeki Allah aja yang menutupi kekurangannya
3.Gaji gede, kerja nyantai, penempatan deket rumah, lingkungan kerja gak toxic, jobdesk jelas, kerja office hours, sabtu minggu libur, bisa nganter anak/keluarga klo ada urusan, ada asuransi kerja n kesehatan.
idealnya gitu.
pertanyaan ini sebenarnya menarik dalam artian tidak ada jawaban yg mutlak tepat dan mutlak salah.
point utamanya adalah banyak point2 yg saling mempengaruhi.
beda pola pikir, beda kondisi keuangan, beda waktu, beda tingkat pendidikan, beda tanggungan.
beda pola pikir.
ada kan orang yg berpikir untuk kerja itu mencari duit sebanyak2nya, ada yg menganggap kerja itu ibadah sehingga kerjaan apapun selama halal ya tidak masalah, ada juga yg menganggap kerja itu pengabdian ke bangsa dan negara sehingga gak ngejar duit, adaa juga kerja yg penting keluarga bisa hidup.
beda kondisi keuangan.
lebih tepatnya privillage dari ortu/keluarga. misalnya keluarganya itu kaya tentu dia lebih santai dalam kerja ato dari keluarga (maaf) kurang berada sehingga dia jadi lebih berjuang keras dan milih gaji yg gede untuk menaikkan taraf hidup.
beda waktu.
nah klo kamu tanya ke saya sekitar 10 tahun lalu nich, saya akan milih Gaji gede.
hanya saja posisinya saya tidak di 10 tahun lalu.
so saya lebih milih deket keluarga.
karena saya mikir nih, misalnya sayakerja di Papua dan keluarga tinggal di Aceh.
bayangkan tiba2 ada berita urgent/kedukaan/nikahan/lebaran dan kamu harus dan wajib berkumpul ama keluarga ya sangat menyita waktu,duit dan tenaga.
meskipun itu harga yg mesti kamu bayar.
beda pendidikan.
well semakin tinggi pendidikan orang itu cenderung picky dalam memilih kerjaan.
mereka lebih selektif mencari kerja.
klo gak kepepet.
beda tanggungan.
faktor2nya cicilan pribadi, uang bulanan buat keluarga/ortu.
So.
beruntunglah kalian yang masih punya orang tua yg masih hidup.
kalian masih bisa pulang setelah mengalami kerasnya kehidupan.
klo ortu meninggal?
ya kamu harus mandiri, bahu kamu harus kuat mencari nafkah, menjadi tulang punggung keluarga.
harapan ortu itu apa sich?
simpel koq.
anak2 nya mandiri, bisa dilepas.
bisa menghidupi diri sendiri, membangun keluarga.
makanya mereka menyekolahkan kalian, menguliahkan kalian, membantu kalian mencari kerja, menopang kalian saat hendak mandiri.
ingat ya mandiri.
kaya itu bonus.
anak mereka punya penghasilan stabil, rumah,bisa makan sehari2, sehat dan bahagia.
mandiri dan dewasa.
itu aja.
itulah mindset ortu di indonesia.
misalnya mindset ortu di barat beda lagi.
lu udah gede, udah dewasa ya udah cari aja kehidupan sendiri2.
kamu akan tetap hidup meski gaji kecil selama ajal belum menjemput
apa struggle ?
YES.
tapi hidup.
UMR Jakarta 5 juta perbulan
Gaji 2.5 juta perbulan.
lalu kurangnya gimana?
Biar rejeki Allah aja yang menutupi kekurangannya
konsep dari rejeki itu carilah rejeki yg halal.
rejeki yg berkah.
Sedikit belum Tentu Kurang, Banyak belum Tentu Cukup
balik lagi
kenapa saia gak balik ke daerah di kalimantan.
saya besar di daerah remote, dengan keterbatasan pendidikan, pekerjaan di daerah.
pola pikir saya adalah saya mesti kuliah lalu pergi merantau kerja di kota besar.
kota besar menawarkan kesempatan pendidikan, transportasi,easyness fasilities dan pekerjaan dan ada kesempatan untuk mengekspreiskan diri.
ya karena saya akuin saat itu belum ada pemerataan pembangunan.
karena grotwh mindset, doa keluarga, duit ortu (kuliah) saya bisa berbakti untuk bangsa dan negara.
cita-cita waktu saya SD dulu.
saya mengejar takdir dan takdir juga mengejar saya.
Nah balik lagi nich.
kejarlah takdir mu dan takdir juga mengejar kamu.
jalan apapun yg kamu pilih selalu berusaha selalu beriktiar.
pekerjaan apapun itu selama halal jalani saja, always do your best, tidak usah malu selama pekerjaan mu itu halal, tidak melanggar hukum.
selalu upgrade softskill/hardskill/knowledge/mindset lalu begitu ada kesempatan just take it.
itulah kunci sukses dimana kesiapan bertemu dengan timing.
jika gaji kamu 5 juta.
sementara nilai pekerjaan kamu itu 15 juta.
Percayalah Allah akan mereimburse 10 juta dalam bentuk add-ons lain.
(syarat dan ketentuan berlaku)
Gaji 2.5 juta perbulan.
lalu kurangnya gimana?
Biar rejeki Allah aja yang menutupi kekurangannya
Quote:
3.Gaji gede, kerja nyantai, penempatan deket rumah, lingkungan kerja gak toxic, jobdesk jelas, kerja office hours, sabtu minggu libur, bisa nganter anak/keluarga klo ada urusan, ada asuransi kerja n kesehatan.
idealnya gitu.
pertanyaan ini sebenarnya menarik dalam artian tidak ada jawaban yg mutlak tepat dan mutlak salah.
point utamanya adalah banyak point2 yg saling mempengaruhi.
beda pola pikir, beda kondisi keuangan, beda waktu, beda tingkat pendidikan, beda tanggungan.
beda pola pikir.
ada kan orang yg berpikir untuk kerja itu mencari duit sebanyak2nya, ada yg menganggap kerja itu ibadah sehingga kerjaan apapun selama halal ya tidak masalah, ada juga yg menganggap kerja itu pengabdian ke bangsa dan negara sehingga gak ngejar duit, adaa juga kerja yg penting keluarga bisa hidup.
beda kondisi keuangan.
lebih tepatnya privillage dari ortu/keluarga. misalnya keluarganya itu kaya tentu dia lebih santai dalam kerja ato dari keluarga (maaf) kurang berada sehingga dia jadi lebih berjuang keras dan milih gaji yg gede untuk menaikkan taraf hidup.
beda waktu.
nah klo kamu tanya ke saya sekitar 10 tahun lalu nich, saya akan milih Gaji gede.
hanya saja posisinya saya tidak di 10 tahun lalu.
so saya lebih milih deket keluarga.
karena saya mikir nih, misalnya sayakerja di Papua dan keluarga tinggal di Aceh.
bayangkan tiba2 ada berita urgent/kedukaan/nikahan/lebaran dan kamu harus dan wajib berkumpul ama keluarga ya sangat menyita waktu,duit dan tenaga.
meskipun itu harga yg mesti kamu bayar.
beda pendidikan.
well semakin tinggi pendidikan orang itu cenderung picky dalam memilih kerjaan.
mereka lebih selektif mencari kerja.
klo gak kepepet.
beda tanggungan.
faktor2nya cicilan pribadi, uang bulanan buat keluarga/ortu.
So.
beruntunglah kalian yang masih punya orang tua yg masih hidup.
kalian masih bisa pulang setelah mengalami kerasnya kehidupan.
klo ortu meninggal?
ya kamu harus mandiri, bahu kamu harus kuat mencari nafkah, menjadi tulang punggung keluarga.
harapan ortu itu apa sich?
simpel koq.
anak2 nya mandiri, bisa dilepas.
bisa menghidupi diri sendiri, membangun keluarga.
makanya mereka menyekolahkan kalian, menguliahkan kalian, membantu kalian mencari kerja, menopang kalian saat hendak mandiri.
ingat ya mandiri.
kaya itu bonus.
anak mereka punya penghasilan stabil, rumah,bisa makan sehari2, sehat dan bahagia.
mandiri dan dewasa.
itu aja.
itulah mindset ortu di indonesia.
misalnya mindset ortu di barat beda lagi.
lu udah gede, udah dewasa ya udah cari aja kehidupan sendiri2.
kamu akan tetap hidup meski gaji kecil selama ajal belum menjemput
apa struggle ?
YES.
tapi hidup.
UMR Jakarta 5 juta perbulan
Gaji 2.5 juta perbulan.
lalu kurangnya gimana?
Biar rejeki Allah aja yang menutupi kekurangannya
konsep dari rejeki itu carilah rejeki yg halal.
rejeki yg berkah.
Sedikit belum Tentu Kurang, Banyak belum Tentu Cukup
balik lagi
kenapa saia gak balik ke daerah di kalimantan.
saya besar di daerah remote, dengan keterbatasan pendidikan, pekerjaan di daerah.
pola pikir saya adalah saya mesti kuliah lalu pergi merantau kerja di kota besar.
kota besar menawarkan kesempatan pendidikan, transportasi,easyness fasilities dan pekerjaan dan ada kesempatan untuk mengekspreiskan diri.
ya karena saya akuin saat itu belum ada pemerataan pembangunan.
karena grotwh mindset, doa keluarga, duit ortu (kuliah) saya bisa berbakti untuk bangsa dan negara.
cita-cita waktu saya SD dulu.
saya mengejar takdir dan takdir juga mengejar saya.
Nah balik lagi nich.
Quote:
kejarlah takdir mu dan takdir juga mengejar kamu.
jalan apapun yg kamu pilih selalu berusaha selalu beriktiar.
pekerjaan apapun itu selama halal jalani saja, always do your best, tidak usah malu selama pekerjaan mu itu halal, tidak melanggar hukum.
selalu upgrade softskill/hardskill/knowledge/mindset lalu begitu ada kesempatan just take it.
itulah kunci sukses dimana kesiapan bertemu dengan timing.
jika gaji kamu 5 juta.
sementara nilai pekerjaan kamu itu 15 juta.
Percayalah Allah akan mereimburse 10 juta dalam bentuk add-ons lain.
(syarat dan ketentuan berlaku)
378revan954 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup