Kaskus

News

mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Tuduhan Soekarno Berkhianat dan Dukung PKI Tak Terbukti
Tuduhan Soekarno Berkhianat dan Dukung PKI Tak Terbukti

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) resmi mencabut ketetapan (TAP) MPR Nomor 33 Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno.

Hal itu dilakukan dengan penyerahan surat resmi tentang tidak berlakunya TAP MPR tersebut oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) kepada pihak keluarga Bung Karno pada Senin (9/9/2024).

“Menyatakan TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 sudah tidak berlaku lagi,” ujar Bamsoet, Senin (9/9/2024).

Dengan dicabutnya TAP MPR tersebut, kata Bamsoet, tuduhan bahwa Bung Karno telah melakukan pengkhianatan terhadap negara dan mendukung pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak terbukti.

“Secara yuridis tuduhan tersebut tidak pernah dibuktikan dihadapan hukum dan keadilan, serta telah bertentangan dengan prinsip Indonesia sebagai negara yang berdasarkan atas hukum,” kata Bamsoet.

Menurut Bamsoet, langkah ini menjadi tindak lanjut atas TAP MPR Nomor 1 Tahun 2003, untuk meninjau kembali status hukum TAP MPR Nomor 33 Tahun 1967.

Selanjutnya, Bamsoet memastikan bahwa MPR akan mensosialisasikan pencabutan TAP MPR Nomor 33 Tahun 1967, sebagai upaya pemulihan nama baik Bung Karno.

“Pimpinan MPR RI berkomitmen untuk terus mengawal pemulihan nama baik Dr. (HC) Ir. Soekarno atas ketidakpastian hukum yang adil,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penyerahan surau pencabutan TAP MPR tersebut dilakukan dalam agenda silaturahmi kebangsaan antara Pimpinan MPR dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar Bung Karno, Senin (9/9/2024).

Pantauan Kompas.com, Megawati hadir bersama Guruh Soekarnoputra dan Guntur Soekarnoputra dan beberapa keluarga Bung Karno lainnya.

kompas.com

Quote:
Diubah oleh mnotorious19150 10-09-2024 10:34
viniestAvatar border
billy.ar15Avatar border
ghiffardanaAvatar border
ghiffardana dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1K
141
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.5KThread56.8KAnggota
Tampilkan semua post
crowsdAvatar border
crowsd
#28
Bung Karno tidak terlibat G 30 S / PKI, tetapi penangkapan para Jenderal itu atas perintah Bung Karno, karena isu kudeta Dewan Jenderal itu santer terdengar, tetapi sekali lagi ada tapinya, perintah Soekarno, para Jenderal itu dijemput malam menjelang pagi bukan untuk dibunuh tetapi dihadapkan sama dia di istana pada pukul 08.00 pagi, di istana nanti para Jenderal ini akan dimarah-marahi, mungkin dicopot dari jabatannya atau dibuang ke posisi yang tidak strategis, bahkan ada isu Ahmad Yani itu mau dijadikan Wakil Perdana Menteri (Waperdam) IV, posisi sipil yang tentu saja tidak memegang pasukan. Penculikan seperti ini dalam tradisi Indonesia dinamakan Daulat, sudah biasa itu Sjahrir bahkan Soekarno sendiri pernah diculik ke Rengasdengklok tahun 1945, tetapi tidak dibunuh, hanya langkah untuk mengintimidasi saja sambil show of force, menunjukkan kekuatan.

Kemudian langkah ini blunder karena yang disuruh yakni Letkol Untung itu orang tolol, ya gimana, dia Letkol, disuruh mimpin gerakan menghadapi para Jenderal, Untung malah ngajak Sjam Kamaruzzaman bin Ahmad Mubaidah, seorang keturunan Arab dari Tuban. Sjam ini intel, dia ini agen ganda, intel tentara sekaligus intel PKI, tetapi loyalitasnya adalah sama PKI, karena dia adalah Ketua Biro Chusus (BC) PKI, organ klandestin dalam partai yang dibentuk oleh Ketua PKI DN Aidit, bahkan banyak para pimpinan PKI pun gak tahu mengenai Biro Chusus ini dan siapa Sjam, kecuali Aidit dan segelintir pimpinan PKI terdekat. Tugasnya memang membina dan mendekati para perwira militer yang bersimpati sama PKI, makanya Sjam ini banyak kenal dengan berbagai perwira militer, Jenderal ini, Kolonel ini, dan karena itu di kalangan tentara dia dikenal sebagai intel tentara, wakil Sjam di Biro Chusus adalah Supono Marsudidjoyo alias Pono, dua orang inilah dari PKI yang terus ikut rapat perencanaan gerakan, dan ini mengherankan bagi Brigjen Soepardjo, orang-orang ini seperti tidak memiliki disiplin militer, tubuh mereka melentok gak tegap, kaki diangkat ke atas ketika duduk, dan terus merokok gak putus-putus, selebihnya adalah orang-orang militer macam Untung, Latief, Soepardjo, Soedjono dll. Demikian juga sama Untung, dia ini sejak Perang Kemerdekaan memang memiliki kecenderungan kiri, selama era Revolusi Kemerdekaan dia ini adalah anggota Batalyon Soedigdo di Solo yang berkecenderungan kiri.

Dari sinilah gerakan ini berhubungan dengan PKI karena kemudian PKI turut campur juga, gerakan yang awalnya murni dari Presiden, simpel yakni membawa dan menghadapkan para Jenderal ke istana, menjadi gerakan rumit bin njelimet, Sjam terus berhubungan dengan Aidit, mengenai ini dan itu, teknisnya begini begitu, dan PKI pun menjadi terlibat mendalam, Pemuda Rakyat dikerahkan, Gerwani dikerahkan, yang semuanya dibawah komando Ketua PKI Jakarta Nyono.

Akhirnya gerakan ini blunder besar karena ada perintah Sjam yakni tangkap para Jenderal hidup atau mati, Untung diam saja, dia kalah cerdas dan kharisma sama Sjam, seharusnya dia yang memimpin malah kini Sjam yang mimpin, demikian juga para perwira militer yang lain seperti Latief dan Soepardjo, mereka sangat mempercayai Sjam yang selalu bilang, "Para pemimpin partai memiliki strategi brilian untuk memenangkan revolusi", sementara para perwira yang berkecenderungan kiri ini terlalu mengagumi organisasi komunis dan bagaimana cara mereka berperang di Uni Soviet, Cina dan Vietnam yang spartan, dan menganggap para pemimpin PKI di Indonesia memiliki kearifan yang sama dengan para pemimpin komunis Soviet, Cina dan Vietnam, padahal nyatanya Aidit itu perang saja gak pernah demikian juga Sjam, tetapi Sjam selalu membual dia pernah ke Vietnam dan Cina, ikut perang di sana, padahal Sjam itu gak pernah ke Vietnam, dan hanya sekali ke Cina untuk berobat.

Dan yang terjadi kemudian blunder fatal, 3 dari 7 Jenderal terbunuh di rumahnya, akhirnya semuanya saja dibunuh. Dan akhirnya mengubah sejarah Indonesia.

Kesimpulannya apakah Bung Karno terlibat, ya gak juga, lha wong perintahnya cuma menghadapkan para Jenderal kok, tetapi malah dibantai. PKI tidak terlibat dan bersih suci ? . Kenyataan berkata lain, karena ada tokoh PKI macam Sjam dan Pono dalam perencanaan gerakan, lho ini kan tokoh klandestin, gak jelas. Nyatanya di Lubang Buaya ada Gerwani dan Pemuda Rakyat ada di mana-mana, digerakkan Nyono, Ketua PKI Jakarta. PKI terlibat penuh ?. Juga gak, karena nyatanya banyak pimpinan PKI yang gak mengetahui tentang Sjam dan Biro Chususnya, jadi ini adalah semacam Putsch atau gerakan yang digerakkan oleh sebagian tokoh PKI yakni klik Aidit cs, tetapi banyak juga pimpinan PKI yang tidak tahu menahu dengan gerakan ini, tetapi yang pasti mereka juga turut senang sehari, 2 hari setelah gerakan karena lawan politik mereka dihancurkan dalam sekali pukul, tetapi hari-hari berikutnya merekalah yang akan dihancurkan hingga remuk redam oleh tokoh yang saat itu tidak dikenal yang muncul ke permukaan yakni Mayjen Soeharto.
mnotorious19150
mnotorious19150 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.