Kaskus

Story

aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance

Satu Kelas Dengan Dia

Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:


Spoiler for Jangan di Buka:


Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
viper990Avatar border
qiem.tamvanAvatar border
dwi.haryana.982Avatar border
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#305
Part 49

Gembira, haru dan sedih menyelimuti atmosfer rumah nenek dan kakek ku. Banyak orang yang menengok kakek saya meski masih tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi namun kakek ku masih diam dengan mata tatapan kosong. Sesepuh disini yang hampir sama umurnya dengan kakek ku sudah datang begitu pula Mbah Wawan yang kerap menolong orang yang sakit kini sudah duduk di depan ruang tamu.

Rani masih diam berdiri masih belum memberikan keterangan apa yang telah dia lakukan sikapnya memang begitu. Sebelum ditanya dia tak akan berbicara terlebih dahulu.

Mbah Wawan yang sedang berbicara dengan nenek ku sepertinya menceritakan kronologi sampai dicarinya kakek ku dari kebun aren miliknya. Hingga dilakukan pencarian

terdengar penuturan nenek ketika dilakukan pencarian .

"Mak Um , sebenarnya apa yang terjadi dengan pak caming ?"

"Jadi begini Mbah , saya kan biasanya ikut dengan suami saya mengambil hasil air sadapan aren. Namun ketika itu suami saya yang sedang di atas pohon tiba tiba ada suara teriakan dari suami saya dan ada suara benda jatuh , karena sudah mulai gelap saya tidak menemukan suami saya di atas pohon lantas saya pikir dia jatuh dan saya cari tidak ada" ucapannya berhenti lalu menghela napas

"Saya sudah teriak teriak memanggil nama suami saya tapi tidak ketemu , hingga saya ke rumah dan memanggil anak anak saya , lalu dibantu warga. 1 jam baru ketemu jauh dari lokasi awal padahal lokasi ditemukannya suami saya itu sudah berkali kali dilewati" imbuh nenek.

Akupun mendekati nenek ku dan Mbah Wawan. Beliau ternyum ke arah ku dan juga Rani yang mungkin sudah dia kenali sebelumnya.

"Mak beruntung punya cucu yang bisa membantu Mak" ucap Mbah Wawan ternyum

Nenek ku melihat ke arah ku dengan heran,

"Oh Bagas. Iya dia tadi ikut membopong kakek nya" jawab nenek singkat

"Lebih dari itu Mak, " jelas Mbah Wawan yang memberikan teka teki .

Nenek nampak sedikit bingung lalu melirik ke arah ku. Aku hanya garuk garuk kepala takut nenek tau rahasia tentang Rani.

"Tadi sebelum sampai ke kebun , saya baca doa doa nek. Alhamdulillah kakek ketemu "

Nenek ku membulatkan mata dan menepuk bahu ku , dia terkekeh mendengar jawaban ku

" Iya bagus cucu ku, nenek malah tadi terlalu panik sampai lupa baca doa doa malah" ucapnya begitu bangga

"Mbah, kakek saya gimana sekarang , masih belum sadar"

"Tenang nak Bagas , kakek mu hanya kelelahan saja. Biarkan saja tidur , hawa negatif sudah saya netralisir." Ucap mbah Wawan sambil menunjukan

"Hawa negatif ? Koq bisa ? "

"Beliau ada yang ganggu aja , lagi pula Kabun aren milik kakek mu terkenal angker kan?" Tanya Mbah

Nenek ku mengangguk paham dan membenarkan apa yang diucapkan Mbah Wawan.

"Ya saya tahu tapi kenapa baru kali ini kakek ku diganggu, "tanya ku

"Saya pikir mungkin penghuni kebun aren itu lagi iseng " jawab Mbah Wawan

Lalu setelah itu aku tak menanyakan hal lain, aku pun pulang dan berpamitan pada nenek dan juga paman ku untuk pulang karena belum mandi dan Menganti pakaian .

Sambil berjalan menuju pulang aku memeriksa hp ku dan ada beberapa notif dari hp ku. Salah satunya hesty. Namun aku melihat ada satu nomor yang tak memilki nama . Penasaran aku cek isi pesan itu.

Setelah sampai di rumah aku baca isi pesan dari yang membuatku penasaran .

"Jangan lupa besok, sendirian tanpa siapapun di bukti belakang sekolah . Jam 2 siang

Aryo Pratama"

"Aryo " ucap ku bermonolog

Sebenarnya aku belum paham apa yang Aryo ingin tunjukan , apakah ingin aku dan Hesty berpisah atau dia hanya ingin menunjukan bahwa dia jago dalam bela diri.

Aku pun tak membalasnya , sambil rebahan dan berbaring di kamar aku masih memikirkan bagaimana besok. Rani kemudian datang dari arah pintu kamar dengan menembus pintu. Pemandangan itu sebenarnya mengerikan bagi orang yang pertama kali melihatnya.

"Raden, apa yang sedang kau pikirkan ? Bukan kah kakek mu sudah pulang dengan selamat"

"Iya Rani, aku senang kakek ku selamat, terima kasih atas bantuan mu, " ucap ku mengalihkan topik pembicaraan

"Sama sama Raden, tapi apakah besok dengan musuh mu kau akan mengadu kekuatan. Itukah yang kau pikirkan ?"

"Benar , Rani . Sejujurnya aku takut dengan pertarungan yang sia sia ini. Untuk apa sebenarnya Aryo menantang ku. Untuk merebut Hesty? Apalagi untuk apa permusuhan seperti ini" Ucap ku mengeluh

"Manusia yang kuat hanya ingin menguasai yang lemah. Saya kira tantangan musuh mu itu harus dilawan biar dia tidak semena mena terhadap yang lain" ucap Rani yang sedang duduk di meja belajar ku.

"Melawan makhluk lain aku tak gentar, tapi melawan sesama manusia , aku merasa ini tidak lah benar. Tapi ada benarnya juga ucapan mu Rani" ucap ku lalu merebahkan tubuh ku

Rani melayang dan berpindah di samping ku , dikasur ku , di duduk dipinggiran dipan ku. Tiba tiba saja tangannya ditempelkan di dada ku. Aku terkejut dengan sikapnya itu. Tangan dinginnya meresap menebus jantung ku. Kini rasa khawatir ku mulai berangsur menghilang.

"Maafkan aku Raden, tapi jika kondisimu dalam keadaan tidak tenang , kau akan sulit tidur dan besok tenaga mu tidak akan prima " ucap Rani menatap ke arah ku .

Tak terasa mata ku mulai berat . Belum sepatah kata pun aku menanyakan rasa penasaran ku , kini aku tertidur begitu lelapnya hingga pagi pun tiba.

Suara azan subuh berkumandang lembut dari masjid dekat rumah ku, memecah kesunyian pagi. Lantunan merdu yang diakhiri dengan kalimat "Ash-shalaatu khairun minan naum" mengingatkan bahwa shalat lebih baik daripada tidur.
Aku yang terbangun oleh suara itu, mengerjapkan mata, merasakan kehangatan selimut yang membungkusnya. Dengan semangat, ia bangkit dari tempat tidur, mengambil wudhu, dan bersiap untuk menjalankan ibadah. Suara azan yang syahdu itu menjadi pengantar harinya, menandai awal yang baru dan penuh harapan.

Setelah solat subuh aku baru teringat akan pesan yang dikirim Hesty yang belum sempat aku baca .

" Assalamualaikum
Bagas , besok sepulang sekolah, anterin aku yah ke toko buku , kamu bisa kan ? "

Begitulah tulisan Hesty yang membuatku terkejut , bagaimana bisa aku membatalkan duel ku dengan Aryo sedangkan Hesty mengajak ku. Sungguh membuat kepala ku pusing .

Akupun membalasnya dengan singkat
"Insyallah HES, "

Pesan sudah terkirim namun perasaan ku campur aduk bagaimana tidak balasan ku tadi hanya supaya Hesti tak kecewa. akupun bergegas untuk segera berangkat menuju sekolah.

Sesampai di sekolah aku bertemu dengan sahabat sahabat ku , si imal ,dan si Eri. Seperti biasa mereka akan menunggu ku di parkiran . Senyum sumringah nya seperti biasa selalu menyambut ku tanpa rasa malu lagi.

Erri melambaikan tangannya, senyuman khas nya menyiratkan ada udang dibalik batu. Imal teman satu smp ku ini selalu ternyum ikhlas seperti biasanya .

Akupun menghampiri kedua nya , melihat mereka berdua rasa khawatir ku hari ini hilang seketika .

"Woii bro. Sehat ? " Sapa Eri dengan khas senyumannya

"Ah lu bro, kek udah lama ga ketemu aja. Lihat nih otot gw udah makin gede " timpal ku pada Eri setelah bersalaman dengan kedua teman ku ini

Eri tertawa mengejek " tulang ayam begini mana otot nya "
Aku mencibir ejekan Eri dan menepuk bahu nya.

"Iya nih, udah lama kita ga di jajanin sama lu Gus " celetuk teman ku si imal yang jaksanya kalem .

Aku tertawa kekeh mendengarnya begitu juga Eri. Dan membiarkan tawa ini melupakan sejenak keresahan ku hari ini..

"Belum sarapan kalian ? Yuk kantin?" Ucap ku mengajak

"Yuk ah , sekalian ada pr Minggu kemarin belum di kerjakan nih" ucap imal

"Ya , gaekeun lah " timpal Eri bersemangat

Akhirnya kami bertiga menuju kantin, namun mata ku belum melihat Hesty hari ini. Untuk menuju kantin aku pasti akan melewati kelas ku sendiri dan benar saja yang ada di depan kelas ada Hesty . Rupa nya dia sudah berdiri dan memperhatikan ku dari tadi.

Tiba tiba Eri menepuk pundak ku dan memberitahukan bahwa ada Hesty di depan kelas .

"Hesty , lagi apa sendirian depan kelas ?"tanya ku

"Nunggu kamu gas, " jawab Hesty

"Loh ada apa memang nya hest?"

"Nanti jadi kan siang?" Tanya Hesty

Sejujurnya aku terkejut dengan pertanyaannya. Aku bingung dalam situasi ini bagaimana nanti aku menjelaskannya. Teringat PR yang disebutkan imal tadi muncul ide yang brilian.

"Aduh HES, maaf banget ya , tadi aku lupa saat membalas chat dari mu, kedua teman ku ini sebelumnya meminta bantuan ku untuk mengerjakan tugas kesenian siang ini, aku sudah janji"

Eri mencubit ku dari belakang dan aku menolehnya sambil mengedip kan mata dua kali. Dengan wajah kebingungan erri mengangguk paham , imal yang sempat membuka mulut PO untuk dicubit oleh Eri.

Mendengar ucapkan ku Hesty nampak kecewa , dia menarik napas dan memalingkan wajahnya . Sejujurnya aku tak enak hati , tapi mau bagaimana lagi . Pertarungan siang ini tak bisa aku tinggalkan .apalagi menyangkut harga diri ku

"Yaudah gpp, gas kalau memang ga bisa " setelah itu Hesty masuk ke dalam kelas

Aku sempat memanggil namanya satu kali namun tidak dihiraukannya. Aku merasa bersedih bagaiman tidak , gadis secantik Hesty ditolak mentah mentah ajakanya oleh ku.

Tiba tiba Eri dan imal menggusur ku menuju arah kantin, tubuhku didorong lalu di dudukan di atas bangku.

"Maksud lu apa sih Gas, pake boongin Hesty segala lagi. Kasian tau" Bentak Eri dengan nada tinggi

"Iya nih Gas , parah lu , padahal kita ga bilang ngerjain tugas kesenian deh " timpal imal yang merasa bingung


Aku hanya menatap kedua teman ku itu dengan penyesalan , apa yang diucapkan mereka adalah benar.

"Sekarang jawab , sebenarnya ada apa sih?" Tanya Eri menelisik

Akupun tak menjawab sepatah kata pun, hanya tatapan kosong yang tersurat di wajah ku, mengapa semua jadi begini .

"Eh bro, lu tuh temen gw dari SMP, tau sifat Lo kayak gimana , lu ada masalah kan ? " Tanya imal sambil memegang bahu kiri ku.

Mata ku melirik ke arahnya , wajah sendu ini seolah berat berkata jujur. Bila berkata jujur pun tak akan membuahkan hasil . Aku tak ingin mereka terseret oleh masalah ku yang sedang aku hadapi.

Aku menghela napas , dan menatap satu demi satu wajah kedua teman ku itu

"Jadi begini , asal kalian harus paham dan jaga rahasia ini" ucap ku meminta

" Rahasia ? Rahasia apa?" Tanya Eri terheran

"gw nanti siang sepulang sekolah duel dengan si Aryo . Sedangkan Hesty ngajak gw nganterin ke toko buku, tapi gw harus gimana . Gak mungkin kan gw kabur dari tantangan "

Eri dan imal nampak terkejut kaget , mereka saling memandang satu sama lain..

"Serius lu Gas? "

"Ya gw serius, demi harga diri ku yang pernah diinjak injak oleh mereka , aku harus menuntut balas pada hari ini " jawab ku mantap

"Balas dendam ? , ngapain coba balas dendam , yang ada kamu yang rugi sendiri , lebih baik batalin aja duel nya" Eri bertanya

"Tapi kan ga gentel gw batalin begitu aja , pasti menganggap gw ini pengecut dong " timpal ku pada Eri

"Ya itu sih saran dari gw aja , tapi jika Lo yakin ngelawan si Aryo dengan badan Segede Gaban begitu " ucap imal

"Gw tetep yakin , untuk hasil gw gak tahu . Ini masalah harus tuntas. Jika gw kalah gw harus jauhi Hesty , jika gw menang gw gak bakal di ganggu mereka lagi" ucap ku menjelaskan sambil menatap kedua teman ku

"Lu yakin mereka bakal tetapi janji? Jika Lo menang ?" Tanya Eri

"Yakin , itu yang ku yakini sekarang" jawab ku tegas

"Jika itu memang keputusan lu, gw sih hanya bisa mendoakan saja , tapi kita akan ikut nanti siang nemenin lu, Gas " ucap Eri

"Jangan, gw diminta ga boleh bawa orang "

"loh kalau lu terjadi kenapa Napa gimana ?" Tanya imal

"Insyallah gak bakal Mal, kalian nanti pulang saja " ucpanku meyakinkan

"Emangnya dimana ? " Tanya Eri

"Untuk itu gw rahasia in lokasinya , maaf ya bro " jawab ku

"Yasudah , gw sih sama imal berharap Lo baik baik saja dan semuanya beres. Tapi kalau lu kenapa Napa telp aja gw yah . Gw bakal nolong lu Gas " ucap Eri mantap

Setalah itu bell masuk pun tiba

Teng teng teng ......

(Bersambung )





Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 31-08-2024 22:26
suryaassyauq603
riodgarp
Kurohige410
Kurohige410 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.