- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#93
49
Quote:
Satu wahana permainan telah hancur, Norman bukanlah seorang manusia, ia adalah makhluk dari alam lain. Ketika dua makhluk dari alam gaib bertemu bahkan sampai beradu ilmu. Maka efeknya akan sama seperti di dunia manusia. Mereka akan merasakan sakit, tergantung dari tingkatan level kekuatannya. Bagi Norman, serangan dadakan dari Mister Blek hanya menggelitiknya saja. Tapi tubrukan energi yang terjadi mengakibatkan wahana tersebut harus menjadi korban.
“Begini saja,” Norman melempar serpihan ke arah berbeda. Seketika tentakel berjumlah banyak menyerang tanpa belas kasihan. “sudah kuduga, tentakel itu memang dimaksudkan untuk menyerangku kapan saja, merepotkan….,” ucapnya.
“Sial! Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main denganmu!” tentakel miliknya bertindak di luar kendali, menghancurkan semua benda yang ada dihadapannya, untuk memancing sosok Norman keluar.
Kegaduhan yang dibuat oleh Mister Blek menjadi perhatian yang begitu serius oleh anggota rombongan yang sedang melakukan penelusuran. Jika tadi suara-suara dentuman masih bisa dimaklumi, namun kini mereka tidak bisa mentoleril lagi. Ketika sudah sampai di tempat uji nyali, mereka harus kembali ke tempat awal untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang sedang terjadi. Pandu memimpin jalannya rombongan, sedangkan Kuncen DJ tidak bisa berkata banyak hanya mengikuti dari belakang.
Serangan tentakel yang bertubi-tubi tidak membuat Norman gentar sedikit pun. Sosoknya masih tenang dan terus menyelidiki titik kelemahan dari Mister Blek. Akhirnya satu ilmu dikeluarkan oleh Norman, sebuah tali tambang besar tiba-tiba muncul dan mengikat semua tentakel milik Mister Blek dalam satu gerakan saja. Satu masalah pun teratasi, Norman muncul dengan santai berjalan pelan ke arah Mister Blek.
“Masih ada waktu, tolonglah segera pulang,” ucap Norman dengan sopan.
“Grrr,” Mister Blek mengaum, sudah dipastikan Norman bukanlah sembarang makhluk. Karena belum ada yang bisa menahan tentakelnya begitu kuat dengan hanya bermodalkan sebuah tali tambang saja. “coba kau tahan yang ini!” tangan besarnya dengan kuku-kuku tajam menerjang sosok Norman.
“Hm,” satu tamparan dari tangannya, menghempaskan tangan besar milik Mister Blek. “aku baru menyadari bahwa kau memegang titel ‘Mister’, berarti pada awalnya kau hanyalah makhluk rendahan yang memakan terus energi negatif dari manusia. Kau bisa sekuat ini karena menjanjikan mereka apa? Kekayaan? Sebuah ilmu kosong?” ejek Norman.
Rombongan yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti setelah mendengar suara auman yang begitu menggelegar. Bahkan Ardit yang sedang memegang kamera pun merasakan getaran pada tubuhnya begitu dahsyat. Sementara itu sosok Bogel melebur menjadi sebuah cairan hijau, tidak kuat menahan kengerian yang didengarnya. Situasinya semakin memburuk, Kuncen DJ tidak bisa menghalangi mereka, terutama Dissa yang begitu antusias karena setelah sekian lama vakum dari penelusuran. Dirinya disuguhan suatu peristiwa aneh yang begitu mencenangkan.
“Dit, masuk kan audionya?” tanya Ardit.
“Iya,” sebuah jempol diberikan, merupakan tanda yang bagus.
“Ini ada apa yah? Penunggunya marah kah?” tanya Pandu kepada Kuncen DJ, yang dilakukannya terpaksa demi kebutuhan konten saja agar lebih menarik.
“Entah, saya sudah menetralisir tempatnya. Tapi malam ini sedikit aneh, pertama cuacanya tiba-tiba jadi dingin banget, kedua banyak suara dentuman keras, ketiga suara auman ini…,” ucap Kuncen DJ. Tetapi Pandu tidak serta-merta percaya, dalam keyakinannya ini merupakan ulah Gasimah dan Norman. Mereka berdua melakukan ini agar konten kolaborasi meledak di kalangan pecinta misteri dan horror.
Tentakel yang tadinya meronta-ronta ingin lepas dari jeratan tali tambang milik Norman menghentikannya gerakan tersebut. Suasana menjadi sangat tenang, hawa dingin semakin menyengat dan mencekam. Sosok raksasa yang ditampilkan oleh Mister Blek tiba-tiba buyar menjadi serpihan. Kini dirinya kembali ke wujud manusia bayangan. Kepalanya menunduk ke tanah, lalu dalam hitungan di bawah detik. Sosoknya sudah mencekik leher Norman dengan sangat keras.
“Kau, tahu apa tentang masa lalu ku?” ucap Mister Blek.
“Argh…,” kali ini Norman yang meronta-ronta, tubuhnya terangkat. Layaknya seorang manusia yang tidak bernafas dalam keadaan tercekik.
“Norman?” Gasimah yang lebih banyak diam tidak bisa melihat lebih dari ini. Ia sangat khawatir dengan kondisi Norman sekarang. Sosoknya menembus wahana biang lala.
Mister Blek menoleh kebelakang, perasaannya senang ketika melihat Gasimah dalam tampilan terbaiknya, namun kecewa karena dalam penampilan itu malah disuguhan kepada sosok yang lain. Ketika Gasimah berjalan mendekat, Norman semakin meronta-ronta, padahal Mister Blek tidak menguatkan cekikannya.
“Apa, yang kau lakukan?” tanya Mister Blek.
“Kau liat nanti,” Norman kembali berpura-pura. “Gasimah! Jangan mendekat, makhluk ini sedang marah. Aku tidak ingin kamu terluka!”
Gasimah tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Norman. Kakinya dengan langkah mantap tetap berjalan ke depan. Angin semriwing sempat meniupkan gaun yang dipakainya malam ini. Kali ini jaraknya sudah dekat, hanya 2 meter saja dari tempat Mister Blek mencekik leher Norman. Angin yang sama kembali meniup ke arah Gasimah, kali ini menyibakan rambut yang menutup wajahnya. Mata kosong berwarna hitam dengan aliran darah mengalir ke bawah.
“Lepaskan!” ucap Gasimah dengan nada marah.
“Tapi…,” Mister Blek belum mau melepaskan, sedangkan Norman semakin tersiksa, dalam kepura-puraannya. “kau lebih memilih dia? Kita sudah berdansa bersama bukan, disaksikan oleh wargaku, kita bersenang-senang berpesta hingga tak kenal waktu…,” ucap Mister Blek.
“Tidak ada pilihan semenjak dari awal, aku bahkan melakukannya agar kau mau membantu Pandu tuk membuat konten. Tidak ada satu perasaan yang terlibat. Untungnya kau makhluk kesepian hingga bisa kubujuk dua kali,” ucapan Gasimah terlalu menyakitkan bagi Mister Blek, apalagi dengan wajah seramnya seperti itu.
Sosok Mister Blek pecah, bagaikan balon yang terisi oleh air. Cekikan pada leher Norman pun terlepas secara otomatis. Sosoknya tersenyum lebar di kala berlutut sambil melihat kegundahan Mister Blek yang perlahan hilang dari pandangan. Awan hitam yang menutup langit malam ini di area wahana permainan pun pergi tak berbekas. Hawa yang sedemikian sangat dingin mendadak kembali ke suhu normal. Rombongan pun akhirnya datang, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Wahana permainan yang tadinya menyala seakan-akan menunggu orang tuk bermain. Kini hancur berantakan, puing-puing berserakan.
“Eh?” Kuncen DJ tidak bisa berkata-kata, siapa yang akan bertanggung jawab dalam kehancuran wahana ini.
Di luar area wahana permainan, di jalan utama menuju tempat tersebut. Sebuah mobil hitam melaju dalam kecepatan normal. Duduk di area belakang seseorang laki-laki rapih menggunakan jas serba hitam ditemani oleh wanita berkacamata berwajah sinis. Laki-laki yang umurnya jauh di atas Pandu itu menatap ke arah luar jendela. Melihat awan hitam yang berjalan menjauh, senyumnya lalu nampak. Sedangkan wanita berkacamata seakan tidak perduli dengan semuanya.
“Blek, itu yang kau dapatkan jika terlalu tulus mencintai suatu makhluk. Pada dasarnya kau adalah makhluk penyendiri, biarkan wargamu saja sebagai penghiburmu,” ucap laki-laki berpakaian jas.
“Begini saja,” Norman melempar serpihan ke arah berbeda. Seketika tentakel berjumlah banyak menyerang tanpa belas kasihan. “sudah kuduga, tentakel itu memang dimaksudkan untuk menyerangku kapan saja, merepotkan….,” ucapnya.
“Sial! Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main denganmu!” tentakel miliknya bertindak di luar kendali, menghancurkan semua benda yang ada dihadapannya, untuk memancing sosok Norman keluar.
Kegaduhan yang dibuat oleh Mister Blek menjadi perhatian yang begitu serius oleh anggota rombongan yang sedang melakukan penelusuran. Jika tadi suara-suara dentuman masih bisa dimaklumi, namun kini mereka tidak bisa mentoleril lagi. Ketika sudah sampai di tempat uji nyali, mereka harus kembali ke tempat awal untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang sedang terjadi. Pandu memimpin jalannya rombongan, sedangkan Kuncen DJ tidak bisa berkata banyak hanya mengikuti dari belakang.
Serangan tentakel yang bertubi-tubi tidak membuat Norman gentar sedikit pun. Sosoknya masih tenang dan terus menyelidiki titik kelemahan dari Mister Blek. Akhirnya satu ilmu dikeluarkan oleh Norman, sebuah tali tambang besar tiba-tiba muncul dan mengikat semua tentakel milik Mister Blek dalam satu gerakan saja. Satu masalah pun teratasi, Norman muncul dengan santai berjalan pelan ke arah Mister Blek.
“Masih ada waktu, tolonglah segera pulang,” ucap Norman dengan sopan.
“Grrr,” Mister Blek mengaum, sudah dipastikan Norman bukanlah sembarang makhluk. Karena belum ada yang bisa menahan tentakelnya begitu kuat dengan hanya bermodalkan sebuah tali tambang saja. “coba kau tahan yang ini!” tangan besarnya dengan kuku-kuku tajam menerjang sosok Norman.
“Hm,” satu tamparan dari tangannya, menghempaskan tangan besar milik Mister Blek. “aku baru menyadari bahwa kau memegang titel ‘Mister’, berarti pada awalnya kau hanyalah makhluk rendahan yang memakan terus energi negatif dari manusia. Kau bisa sekuat ini karena menjanjikan mereka apa? Kekayaan? Sebuah ilmu kosong?” ejek Norman.
Rombongan yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti setelah mendengar suara auman yang begitu menggelegar. Bahkan Ardit yang sedang memegang kamera pun merasakan getaran pada tubuhnya begitu dahsyat. Sementara itu sosok Bogel melebur menjadi sebuah cairan hijau, tidak kuat menahan kengerian yang didengarnya. Situasinya semakin memburuk, Kuncen DJ tidak bisa menghalangi mereka, terutama Dissa yang begitu antusias karena setelah sekian lama vakum dari penelusuran. Dirinya disuguhan suatu peristiwa aneh yang begitu mencenangkan.
“Dit, masuk kan audionya?” tanya Ardit.
“Iya,” sebuah jempol diberikan, merupakan tanda yang bagus.
“Ini ada apa yah? Penunggunya marah kah?” tanya Pandu kepada Kuncen DJ, yang dilakukannya terpaksa demi kebutuhan konten saja agar lebih menarik.
“Entah, saya sudah menetralisir tempatnya. Tapi malam ini sedikit aneh, pertama cuacanya tiba-tiba jadi dingin banget, kedua banyak suara dentuman keras, ketiga suara auman ini…,” ucap Kuncen DJ. Tetapi Pandu tidak serta-merta percaya, dalam keyakinannya ini merupakan ulah Gasimah dan Norman. Mereka berdua melakukan ini agar konten kolaborasi meledak di kalangan pecinta misteri dan horror.
Tentakel yang tadinya meronta-ronta ingin lepas dari jeratan tali tambang milik Norman menghentikannya gerakan tersebut. Suasana menjadi sangat tenang, hawa dingin semakin menyengat dan mencekam. Sosok raksasa yang ditampilkan oleh Mister Blek tiba-tiba buyar menjadi serpihan. Kini dirinya kembali ke wujud manusia bayangan. Kepalanya menunduk ke tanah, lalu dalam hitungan di bawah detik. Sosoknya sudah mencekik leher Norman dengan sangat keras.
“Kau, tahu apa tentang masa lalu ku?” ucap Mister Blek.
“Argh…,” kali ini Norman yang meronta-ronta, tubuhnya terangkat. Layaknya seorang manusia yang tidak bernafas dalam keadaan tercekik.
“Norman?” Gasimah yang lebih banyak diam tidak bisa melihat lebih dari ini. Ia sangat khawatir dengan kondisi Norman sekarang. Sosoknya menembus wahana biang lala.
Mister Blek menoleh kebelakang, perasaannya senang ketika melihat Gasimah dalam tampilan terbaiknya, namun kecewa karena dalam penampilan itu malah disuguhan kepada sosok yang lain. Ketika Gasimah berjalan mendekat, Norman semakin meronta-ronta, padahal Mister Blek tidak menguatkan cekikannya.
“Apa, yang kau lakukan?” tanya Mister Blek.
“Kau liat nanti,” Norman kembali berpura-pura. “Gasimah! Jangan mendekat, makhluk ini sedang marah. Aku tidak ingin kamu terluka!”
Gasimah tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Norman. Kakinya dengan langkah mantap tetap berjalan ke depan. Angin semriwing sempat meniupkan gaun yang dipakainya malam ini. Kali ini jaraknya sudah dekat, hanya 2 meter saja dari tempat Mister Blek mencekik leher Norman. Angin yang sama kembali meniup ke arah Gasimah, kali ini menyibakan rambut yang menutup wajahnya. Mata kosong berwarna hitam dengan aliran darah mengalir ke bawah.
“Lepaskan!” ucap Gasimah dengan nada marah.
“Tapi…,” Mister Blek belum mau melepaskan, sedangkan Norman semakin tersiksa, dalam kepura-puraannya. “kau lebih memilih dia? Kita sudah berdansa bersama bukan, disaksikan oleh wargaku, kita bersenang-senang berpesta hingga tak kenal waktu…,” ucap Mister Blek.
“Tidak ada pilihan semenjak dari awal, aku bahkan melakukannya agar kau mau membantu Pandu tuk membuat konten. Tidak ada satu perasaan yang terlibat. Untungnya kau makhluk kesepian hingga bisa kubujuk dua kali,” ucapan Gasimah terlalu menyakitkan bagi Mister Blek, apalagi dengan wajah seramnya seperti itu.
Sosok Mister Blek pecah, bagaikan balon yang terisi oleh air. Cekikan pada leher Norman pun terlepas secara otomatis. Sosoknya tersenyum lebar di kala berlutut sambil melihat kegundahan Mister Blek yang perlahan hilang dari pandangan. Awan hitam yang menutup langit malam ini di area wahana permainan pun pergi tak berbekas. Hawa yang sedemikian sangat dingin mendadak kembali ke suhu normal. Rombongan pun akhirnya datang, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Wahana permainan yang tadinya menyala seakan-akan menunggu orang tuk bermain. Kini hancur berantakan, puing-puing berserakan.
“Eh?” Kuncen DJ tidak bisa berkata-kata, siapa yang akan bertanggung jawab dalam kehancuran wahana ini.
Di luar area wahana permainan, di jalan utama menuju tempat tersebut. Sebuah mobil hitam melaju dalam kecepatan normal. Duduk di area belakang seseorang laki-laki rapih menggunakan jas serba hitam ditemani oleh wanita berkacamata berwajah sinis. Laki-laki yang umurnya jauh di atas Pandu itu menatap ke arah luar jendela. Melihat awan hitam yang berjalan menjauh, senyumnya lalu nampak. Sedangkan wanita berkacamata seakan tidak perduli dengan semuanya.
“Blek, itu yang kau dapatkan jika terlalu tulus mencintai suatu makhluk. Pada dasarnya kau adalah makhluk penyendiri, biarkan wargamu saja sebagai penghiburmu,” ucap laki-laki berpakaian jas.
suryaassyauq603 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas