- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#92
48
Quote:
Sinar rembulan yang begitu terang memancar menerangi di kegelapan malam. Awan-awan merasa canggung jika harus berdampingan di kala bulan sedang cantik-cantiknya. Namun semua itu tidak berlangsung lama, di area taman bermain, sebuah awan besar berwarna hitam akhirnya menutupi keindahan yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Awan hitam pekat yang bahkan cahaya pun tidak bisa masuk. Suasana pun berubah menjadi sangat dingin, meskipun waktunya sudah mendekati tengah malam, tetapi dinginnya terasa amat berbeda.
Perubahan hawa yang cukup signifikan itu dirasakan juga oleh para rombongan yang sedang menjalankan aktivitasnya. Ciri paling ringannya adalah tubuh yang tiba-tiba menggigil diiringi dengan berdirinya bulu kuduk di bagian leher. Bahkan sebatang rokok yang dikiranya dapat menghangatkan badannya, tidak mampu berbuat banyak. Kuncen DJ merasakan sesuatu yang aneh, begitu pun dengan Dissa. Karena perubahan lingkungan ini berlangsung dalam hitungan detik.
“Kok jadi makin dingin yah?” tanya Dissa kepada seluruh rombongan dengan menghadapkan wajahnya pada kamera yang dipegang oleh Ardit. Kedua tangan lembutnya mengusap bagian pundaknya untuk merasakan sensasi hangat yang instan.
“Eh iya, kok mendadak dingin,” ucap Pandu, seraya membuang nafas dari mulutnya. Dan benar saja, uap yang biasanya transparan kini bisa dilihatnya.
Sementara itu Kuncen DJ sempat menoleh kebelakang, menunggu laporan dari rekannya yaitu Bogel yang tadi pergi untuk mencoba wahana permainan.
Awan besar berwarna hitam berkumpul tepat di atas wahana biang lala. Yang sedang dinaiki oleh Norman dan juga Gasimah. Mereka berdua langsung mengetahuinya, bahwa awan ini bukannya awan biasa, melainkan jelmaan makhluk ghaib. Terutama bagi Gasimah yang sudah paham betul warna energi yang dikeluarkan oleh Mister Blek. Gumpalan awan kecil jatuh menghantam tanah dengan sangat keras, membuat bunyi yang bisa didengar jika berada didekatnya. Dari gumpalan itu kemudian berubah menjadi sosok yang menyerupai manusia. Berwarna sangat gelap seperti bayangannya saja, padahal sosok ini tidak memiliki bayangan meskipun sorot lampu mengelilinginya saat ini. Dia adalah Mister Blek, penunggu kawasan rumah sakit terbengkalai.
“OI NORMAN! TURUN KAU!” tunjuk Mister Blek. “berani-beraninya kau bermesraan dengan wanitaku!”
Di dalam wahana, Norman masih menunjukan sikap yang begitu tenang. Berbalik dengan Gasimah yang sedikit khawatir. Bukan mengkhawatirkan nasib Norman, tetapi lebih memikirkan bagaimana nasib Pandu dan Ardit kedepannya. Jika Mister Blek tidak bisa menerima ini semua, bisa terjadi suatu kemungkinan terburuk, yaitu selama hidupnya Pandu dan Ardit akan dikirimkan beberapa makhluk untuk menganggunya secara terus-menerus tanpa henti.
“Sosok itu kenalan kamu?” tanya Norman kepada Gasimah.
“Um…gimana yah,” Gasimah tidak bisa menemukan kata yang pas untuk menggambarkan hubungannya dengan Mister Blek.
“Aku paham, kamu tunggu dulu di sini, takutnya sosok ini nanti malah nyakitin Dissa sama temennya,” Norman pergi, badannya menembus wahana biang lala, turun dengan cara yang elegan dan berhadapan langsung dengan Mister Blek.
Kedua mata berwarna merah pekat itu menunjukan rasa amarahnya. Dari bentuk fisik, tentu dirinya kalah telak. Sebuah sosok mirip bayangan berwarna hitam pekat harus berhadapan dengan sosok yang menyerupai laki-laki tampan. Belum lagi tampilan Norman yang modis, sedangkan dirinya dapat dikatakan tidak memakai pakaian satu helai pun. Mister Blek pun mengira bahwa sosok ini memiliki ilmu yang begitu tinggi sehingga bisa berubah wujudnya seperti ini.
“Kau menutupi busuknya tampilanmu dengan wujud manusia seperti ini?” tanya Mister Blek dengan nada ejekan.
“Menutupi? Jelas saja, aku tidak mungkin tidak berpakaian ketika menampakan diri kehadapan Dissa. Aku bukan sosok cabul seperti makhluk rendahan pada umumnya yang suka diam di kamar mandi perempuan,” jawab Norman dengan santai.
“Maksudku bukan itu!” tanah yang dipijaknya bergetar hebat. “sudahlah, tidak penting juga mengetahui sosokmu yang asli,” Mister Blek geram. “apa kau tahu kalau Gasimah itu adalah wanitaku?”
Norman tidak menjawabnya, ia hanya diam lalu mulai memandangi sosok Mister Blek dari bawah hingga atas. Dari penilaiannya ini, disimpulkan bahwa tidak mungkin Gasimah mau menerima sosok yang wujudnya saja tidak jelas seperti didepannya ini. Pasti ada suatu paksaan atau perjanjian yang tidak bisa ditolak oleh Gasimah. Belum lagi Norman merasa dari segi kekuatan, energi negatif yang dikeluarkan oleh Mister Blek tidak special.
“Kuperingatkan sebelum semua ini berakhir buruk, dengan kelapangan hati, aku minta kau untuk pergi dari sini,” Norman menjulurkan tangannya , menunjukan arah pintu keluar.
Aura hitam pekat muncul dari badan Mister Blek, belum pernah sekalipun dalam masa hidupnya yang sudah melebihi ribuan tahun itu semenjak memegang gelar ‘Mister’, diperlakukan rendah seperti itu.
“HAHAHA!” tentakel berwarna hitam keluar dari kumpulan awan hitam yang berdiam di atas wahana biang lala. Gerakannya begitu cepat menangkap leher Norman, lalu melemparnya jauh hingga mengenai satu wahana, bunyi keras terdengar saat wahana tersebut hancur dibuatnya.
Di area berbeda, suara keras tersebut juga didengarkan oleh orang-orang dalam rombongan yang sedang melakukan penelusuran. Keadaan semakin membingungkan bagi mereka. Di waktu yang tepat, Bogel muncul memberitahu kepada Kuncen DJ bahwa Mister Blek penunggu rumah sakit datang tiba-tiba. Untungnya tidak serta membawa pasukannya, hanya seorang diri saja. Bogel juga mengatakan bahwa perubahan suhu yang signifikan juga karena ulahnya.
“Kasih kode sama temen lo itu, tetep maju aja sesuai rencana, suara-suara tadi anggap aja suara angin,” bisik Kuncen DJ pada Ardit.
“Emangnya ada apa?” tanya Ardit, namun Kuncen DJ tidak memberitahunya demi keselamatan semuanya. Situasi menjadi mencekam, ketika Ardit memberitahu Pandu.
Gasimah belum mau keluar dari wahana biang lala, ia tidak ingin membuat situasi menjadi semakin tidak terkendali. Berharap bahwa Norman bisa menghadapi semua ini dengan cepat. Sebelum rombongan kembali dan nantinya terkena imbas akibat konflik yang terjadi. Tentakel yang jumlahnya sangat banyak itu sangat jelas terlihat dari tempat Gasimah duduk. Sedangkan Norman belum juga muncul dari balik wahana yang hancur.
“Hei, sudahlah jangan berpura-pura. Aku tahu kekuatanmu tidak selemah itu!” kedua kaki milik Mister Blek menghilang, ketika badannya menjadi besar seukuran raksasa. Tangan besar dengan cakar, tanduk besar bercabang, lalu tentakel berseliweran menjadi kekuatannya untuk melawan Norman.
“Hm, aku pernah melihat ketika Dissa bermain sebuah game. Monsternya mirip seperti ini, badannya tinggi besar tanpa kaki, tentakel gurita,” ucap Norman membersihkan debu dari pakaiannya.
Perubahan hawa yang cukup signifikan itu dirasakan juga oleh para rombongan yang sedang menjalankan aktivitasnya. Ciri paling ringannya adalah tubuh yang tiba-tiba menggigil diiringi dengan berdirinya bulu kuduk di bagian leher. Bahkan sebatang rokok yang dikiranya dapat menghangatkan badannya, tidak mampu berbuat banyak. Kuncen DJ merasakan sesuatu yang aneh, begitu pun dengan Dissa. Karena perubahan lingkungan ini berlangsung dalam hitungan detik.
“Kok jadi makin dingin yah?” tanya Dissa kepada seluruh rombongan dengan menghadapkan wajahnya pada kamera yang dipegang oleh Ardit. Kedua tangan lembutnya mengusap bagian pundaknya untuk merasakan sensasi hangat yang instan.
“Eh iya, kok mendadak dingin,” ucap Pandu, seraya membuang nafas dari mulutnya. Dan benar saja, uap yang biasanya transparan kini bisa dilihatnya.
Sementara itu Kuncen DJ sempat menoleh kebelakang, menunggu laporan dari rekannya yaitu Bogel yang tadi pergi untuk mencoba wahana permainan.
Awan besar berwarna hitam berkumpul tepat di atas wahana biang lala. Yang sedang dinaiki oleh Norman dan juga Gasimah. Mereka berdua langsung mengetahuinya, bahwa awan ini bukannya awan biasa, melainkan jelmaan makhluk ghaib. Terutama bagi Gasimah yang sudah paham betul warna energi yang dikeluarkan oleh Mister Blek. Gumpalan awan kecil jatuh menghantam tanah dengan sangat keras, membuat bunyi yang bisa didengar jika berada didekatnya. Dari gumpalan itu kemudian berubah menjadi sosok yang menyerupai manusia. Berwarna sangat gelap seperti bayangannya saja, padahal sosok ini tidak memiliki bayangan meskipun sorot lampu mengelilinginya saat ini. Dia adalah Mister Blek, penunggu kawasan rumah sakit terbengkalai.
“OI NORMAN! TURUN KAU!” tunjuk Mister Blek. “berani-beraninya kau bermesraan dengan wanitaku!”
Di dalam wahana, Norman masih menunjukan sikap yang begitu tenang. Berbalik dengan Gasimah yang sedikit khawatir. Bukan mengkhawatirkan nasib Norman, tetapi lebih memikirkan bagaimana nasib Pandu dan Ardit kedepannya. Jika Mister Blek tidak bisa menerima ini semua, bisa terjadi suatu kemungkinan terburuk, yaitu selama hidupnya Pandu dan Ardit akan dikirimkan beberapa makhluk untuk menganggunya secara terus-menerus tanpa henti.
“Sosok itu kenalan kamu?” tanya Norman kepada Gasimah.
“Um…gimana yah,” Gasimah tidak bisa menemukan kata yang pas untuk menggambarkan hubungannya dengan Mister Blek.
“Aku paham, kamu tunggu dulu di sini, takutnya sosok ini nanti malah nyakitin Dissa sama temennya,” Norman pergi, badannya menembus wahana biang lala, turun dengan cara yang elegan dan berhadapan langsung dengan Mister Blek.
Kedua mata berwarna merah pekat itu menunjukan rasa amarahnya. Dari bentuk fisik, tentu dirinya kalah telak. Sebuah sosok mirip bayangan berwarna hitam pekat harus berhadapan dengan sosok yang menyerupai laki-laki tampan. Belum lagi tampilan Norman yang modis, sedangkan dirinya dapat dikatakan tidak memakai pakaian satu helai pun. Mister Blek pun mengira bahwa sosok ini memiliki ilmu yang begitu tinggi sehingga bisa berubah wujudnya seperti ini.
“Kau menutupi busuknya tampilanmu dengan wujud manusia seperti ini?” tanya Mister Blek dengan nada ejekan.
“Menutupi? Jelas saja, aku tidak mungkin tidak berpakaian ketika menampakan diri kehadapan Dissa. Aku bukan sosok cabul seperti makhluk rendahan pada umumnya yang suka diam di kamar mandi perempuan,” jawab Norman dengan santai.
“Maksudku bukan itu!” tanah yang dipijaknya bergetar hebat. “sudahlah, tidak penting juga mengetahui sosokmu yang asli,” Mister Blek geram. “apa kau tahu kalau Gasimah itu adalah wanitaku?”
Norman tidak menjawabnya, ia hanya diam lalu mulai memandangi sosok Mister Blek dari bawah hingga atas. Dari penilaiannya ini, disimpulkan bahwa tidak mungkin Gasimah mau menerima sosok yang wujudnya saja tidak jelas seperti didepannya ini. Pasti ada suatu paksaan atau perjanjian yang tidak bisa ditolak oleh Gasimah. Belum lagi Norman merasa dari segi kekuatan, energi negatif yang dikeluarkan oleh Mister Blek tidak special.
“Kuperingatkan sebelum semua ini berakhir buruk, dengan kelapangan hati, aku minta kau untuk pergi dari sini,” Norman menjulurkan tangannya , menunjukan arah pintu keluar.
Aura hitam pekat muncul dari badan Mister Blek, belum pernah sekalipun dalam masa hidupnya yang sudah melebihi ribuan tahun itu semenjak memegang gelar ‘Mister’, diperlakukan rendah seperti itu.
“HAHAHA!” tentakel berwarna hitam keluar dari kumpulan awan hitam yang berdiam di atas wahana biang lala. Gerakannya begitu cepat menangkap leher Norman, lalu melemparnya jauh hingga mengenai satu wahana, bunyi keras terdengar saat wahana tersebut hancur dibuatnya.
Di area berbeda, suara keras tersebut juga didengarkan oleh orang-orang dalam rombongan yang sedang melakukan penelusuran. Keadaan semakin membingungkan bagi mereka. Di waktu yang tepat, Bogel muncul memberitahu kepada Kuncen DJ bahwa Mister Blek penunggu rumah sakit datang tiba-tiba. Untungnya tidak serta membawa pasukannya, hanya seorang diri saja. Bogel juga mengatakan bahwa perubahan suhu yang signifikan juga karena ulahnya.
“Kasih kode sama temen lo itu, tetep maju aja sesuai rencana, suara-suara tadi anggap aja suara angin,” bisik Kuncen DJ pada Ardit.
“Emangnya ada apa?” tanya Ardit, namun Kuncen DJ tidak memberitahunya demi keselamatan semuanya. Situasi menjadi mencekam, ketika Ardit memberitahu Pandu.
Gasimah belum mau keluar dari wahana biang lala, ia tidak ingin membuat situasi menjadi semakin tidak terkendali. Berharap bahwa Norman bisa menghadapi semua ini dengan cepat. Sebelum rombongan kembali dan nantinya terkena imbas akibat konflik yang terjadi. Tentakel yang jumlahnya sangat banyak itu sangat jelas terlihat dari tempat Gasimah duduk. Sedangkan Norman belum juga muncul dari balik wahana yang hancur.
“Hei, sudahlah jangan berpura-pura. Aku tahu kekuatanmu tidak selemah itu!” kedua kaki milik Mister Blek menghilang, ketika badannya menjadi besar seukuran raksasa. Tangan besar dengan cakar, tanduk besar bercabang, lalu tentakel berseliweran menjadi kekuatannya untuk melawan Norman.
“Hm, aku pernah melihat ketika Dissa bermain sebuah game. Monsternya mirip seperti ini, badannya tinggi besar tanpa kaki, tentakel gurita,” ucap Norman membersihkan debu dari pakaiannya.
namakuve dan coolcoffe memberi reputasi
2
Kutip
Balas