- Beranda
- Stories from the Heart
Satu Kelas Dengan Dia
...
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance


Quote:
PROLOG
Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya
Quote:
Spoiler for Jangan di Buka:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aguzblackrx
#299
Part 48
Setelah memesan makanan Kedua orang itu nampak berbisik , tak jelas apa yang mereka berdua katakan. Lalu Rani merundukan tubuhnya dan menempelkan mulutnya di kuping ku.
"kata pria yang bersama gadis itu bilang bahwa dia teringat dengan jin penjaganya " ucap Rani berbisik
"Oh begitu ya, " ucap ku setelah memasukan nasi dan lauk pauk ke mulut ku dengan kepala mengangguk paham.
Aku kembali melempar pandangan dan tak sengaja mata ku bertemu dengan pemuda itu . Dia ternyum ramah begitu pula dengan gadis itu ternyum ramah namun tiba tiba dia bangkit dan menghampiri ku.
Dia memakai setelan kemeja putih lengan pendek dan rok span pendek hitam di atas lutut . Seperti pegawai kantoran dia tampak anggun..
"Boleh duduk disini dek?" Ucapnya meminta
"O boleh kak, silahkan duduk " jawab ku
Lalu gadis itu menarik bangku yang tadi diduduki oleh Bu Ria dan duduk di hadapan ku. Aku terperangah melihat kecantikan gadis ini yang begitu mempesona .
"Perkenalkan nama ku Nindy , kau memiliki jin pendamping yang cantik " ucapnya seraya menjulurkan tangan matanya sempat melirik Rani yang ada disamping ku dan tersenyum .
"I iya , makasih yah ka Nindy , nama ku Bagas " ucap ku lalu membalas Jaba tangannya
Tak lama kemudian si pria bernama gadis itu ikut menyusul ke meja makan ku. Dia duduk tanpa meminta persetujuan ku. Akan tetapi dia tampak ramah bagi ku..
Dengan sigap aku menjulurkan tangan ke arahnya dan disambut dengan baik olehnya.
"Nama ku imam, senang bertemu dengan mu yang memiliki keistimewaan juga" ucapnya ramah
"Oh, ka imam , perkenalkan nama saya Bagas " ucap ku menimpali perkenalannya
"Ngomong ngomong adek sejak kapan punya pendamping?" Tanya imam
"Hmm pas masuk sekolah , 5 bulan yang lalu mungkin . Ka imam koq bisa lihat penjaga ku ?" Tanya ku polos
Nindi dan juga imam tertawa kecil , dia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya . Sedangkan Nindy nampak memainkan hp nya namun tetap fokus pada obrolan kami.
"Kami memiliki kemampuan yang sama seperti mu, mampu melihat hal hal gaib , kalau aku sih keturunan prabu Siliwangi tapi kalau dia ... " ucap Nindy yang melirik teman pria nya, imam
"Kalau ka Imam turunan prabu mana?" Tanya ku polos
Mendengar pertanyaan ku , Nindy nampak tekekeh , dia pun mengambil sebatang rokok yang ada di meja milik dari imam .
Imam nampak terkejut karena teman wanitanya Nindy mengambil rokok miliknya dan juga ikut menyalakan sebatang rokok.
"Jawab tuh, mam, kamu turunan prabu apa?" Tanya Nindy untuk menjawab pertanyaan ku
Dia nampak mendengus kesal karena ulah temannya sendiri tapi ada yang aneh. Sebenarnya mereka sepasang kekasih atau hanya teman?satu seruputan asap darinya keluar setelah Nindy menyinggung asal keturunan.
Baru saja akan dijawab. Pelayan sudah membawa makanan mereka. Pelayan itu menyimpan makanannya di meja ini bukan di meja sebelumnya karena Nindy memberi isyarat agar disimpan dimeja ku.
"Kita makan bareng saja , " ucap nindy
Aku sedikit mengejutkan dahi, masalahnya makanan ku hampir habis.
"Iya , silahkan makan"
Aku pun sudah menyelesaikan makanan ku, kedua orang ini masih diam dan pria yang bernama imam masih bungkam asal usulnya.
Dia nampak menikmati makanan yang dipesannya namun dengan wajah kesal.
"Gak apa apa kak. Ga penting nanya asal.usul " ucap ku memulai kembali pembicaraan
"Ya betul , apa pentingnya , lebih baik makan " ucap imam sambil mengambil lauk pauknya.
Nindy nampak melirik temannya itu dengan tawa kecilnya.
Sebenarnya aku ingin segera pulang saja, namun dari kedua orang ini yang memilki kemampuan yang sama dengan aku , aku pikir tidak baik jika mereka belum selesai makan.
Sambil ngotak ngatik hp , ada pesan dari seseorang , dia adalah Hesty . Namun aku belum sempat membalasnya.
Setelah kedua orang ini selesai makan, aku berniat untuk pamit pulang. Lagi pula tidak ada kepentingan dengan mereka.
"Kita ngobrol saja dulu, boleh ?" Tanya imam lalu melirik ke arah Rani.
"Boleh saja, tapi saya gak bisa lama lama" jawab ku
"Baiklah, selama kau sekolah apakah pernah ketemu musuh ?" Tanya imam
"Musuh? , tidak ada yang namanya musuh . Yang jahil ada sih "
"Oh begitu, hati hati kadang mereka jahil karena ada yang mempengaruhi . Apalagi jahil terhadap indigo seperti mu."
"Apakah itu mereka berbahaya ?" Tanya ku
"Bukan, tapi kau sendiri yang memberi daya tarik pada mereka sehingga membuat mereka iri" jawabnya
"Benar , " Nindy menimpali jawaban imam
"Selama kamu memiliki kemampuan ini akan banyak rintangan yang akan menimpa mu" tambahnya
"Kenapa bisa begitu kak? " Tanya ku keheranan
"Biasanya , dendam di masa lalu yang membuat keturunan nya yang menanggung akibatnya , kami juga sama. Kami harus bertarung dan mendapat berbagai macam ujian hidup yang tak dimiliki manusia pada umumnya"
Mendengar perkataan mereka, aku menjadi terpikir , selama ini aku mendapat berbagai kejadian yang diluar nalar. Termasuk jahatnya Aryo dkk. Serta kejadian lain yang membuat ku hampir terjerumus di alam jin.
"Itu benar Raden, kemampuan mu adalah beban berat yang akan kau pikul selama hidup mu" ucap Rani yang ada disamping ku
Aku terkejut dengan perasaan campur aduk, bagaimana bisa hidup ku harus menjalani ujian dan cobaan yang akan berat di masa depan. Kedua tangan ku memegang kepala ku. Seperti sebuah ancaman aku merasa gelisah.
"Apakah itu benar rani? Atau hanya ilusi ku saja?"
"Tidak Raden, itu mengapa aku ada disamping mu selama ini"
Satu tarikan napas dari imam , lalu menyeruput sisa rokok miliknya. Lalu dimatikannya di atas piring bekas makanannya.
"Tapi, kau harus jadi lelaki kuat , semakin banyak cobaan, maka kau akan semakin dewasa "
"Iya betul dek, tapi akan ada kebahagiaan dibalik itu semua "
"Baiklah kami pamit dulu yah. Kalau ada waktu pasti kita akan bertemu kembali" ucap imam
"Jangan terlalu banyak difikirkan , kalau kamu butuh bantuan, kami siap membantu" ucap Nindy
"Terima kasih atas wejangannya, semoga ini akan menjadi pembelajaran ke depannya"
Akhirnya kami meninggalkan restoran itu dan saling bertukar nomor ponsel. Mereka menaiki mobil hitam dan pergi ke arah barat.
Di parkiran aku sedikit merenung , bagaimana bisa aku mendapat wejangan yang tidak terduga.
Rani berdiri di samping ku dia nampak tersenyum tenang.
"Raden, apa kau memikirkan kejadian yang belum akan tejadi? " Tanya Rani
"Aku hanya tak habis pikir, kenapa aku harus memilki kemampuan ini dan akan mendapat banyak masalah di masa depan "
"Ini adalah titipan Tuhan, kau akan tahu maksud dari sang pencipta memberikan amanah ini kepada kau Raden. Banyak orang yang melewati banyak hal seperti mu dan mereka bahagia " ucap Rani mencoba menenangkan ku
" Jika itu benar, maka aku akan terus menanggungnya , tapi kau akan selalu disamping ku Rani ?" Tanya ku
Seketika Rani memerah wajahnya dia tersipu malu saat aku mengatakannya hal tersebut.
"Tentu saja Raden, aku akan setia dan patuh pada mu" jawabnya
****
Suasana sudah hampir magrib, suara suara tonggeret sudah bersahutan dari pepohonan.
Perjalanan ku pun akhirnya telah sampai di rumah . Suasana sudah sangat dingin.
Saat aku masuk ke dalam rumah , ibu dan adek ku tidak kunjung ku temui di dalam rumah. Suansa sangat sepi dan hening.
"Kemana orang orang rumah?" Ucap ku dalam hati dan hendak berjalan ke luar rumah.
Tiba tiba pak Usup lewat rumah ku dan bertanya pada ku.
"Nak Bagas, kakek mu sudah ketemu ?" Tanya nya
"Ketemu gimana maksudnya pak Usup?" Tanya u heran
"Loh nak Bagas belum tahu?. Kakek mu kan belum pulang jam segini ke kebun Kawung (aren) yang ada di legok cau " jawabnya yang membuat ku terkejut
"Waduh pak, aku baru pulang sekolah . Permisi pak " ucap ku lalu memakai sendal dan berlari menuju rumah kakek ku yang tak jauh dari rumah ku. Hanya berjarak 100 meter dari rumah ku.
Rani mengikuti dari belakang dia berjalan melayang.
Setalah sampai rumah kakek, ternyata ada Bu ini ku yang sedang menunggu di dalam rumah. Namanya Bi asih , wanita berikut 30 tahunan itu nampak duduk menangis.
"Bi, ada apa yang terjadi sebenarnya ?"
"Bagas, kau baru pulang ? Kakek mu hilang di kebun Di legok cau. Nenek, Paman, dan ibu serta adik mu mencari kakek mu kesana beserta warga " jawabnya setelah menyeka air matanya
"Baik Bi, aku akan segera kesana menyusul yang lainnya " ucap ku.
Aku pun bergegas menuju kebun aren milik kakek ku yang berjarak 15 menit dari rumah. Melewati perkebunan warga dan juga makan keluarga ternama disini aku bergegas kesana. Sedangkan Rani mengikuti dari belakang.
"Raden , biar aku saja yang memeriksa ke sana " ucap Rani dari arah samping kanan ku
Aku menoleh ke arah Rani , sempat aku sedikit menyesal kenapa tidak dari tadi aku meminta nya untuk mencari kakek ku
"Baiklah Rani, cari kakek ku sampai ketemu " ucap ku meminta
"Baik, Raden. Aku mohon izin duluan " ucap Rani
Sekejap mata Rani melesat menuju kebun aren yang sudah nampak pepohonan menjulang tinggi. Langit jingga sudah menguning tanda magrib akan segera tiba .
Sayup sayup terdengar suara orang orang bersahutan . Lalu terdengar suara jeritan yang memilukan .
"Kyaaaaaaa"
Suara itu nampak melengking dari seorang wanita. Beserta dentuman suara itu menggema di lokasi yang terkenal angker itu.
Sesampainya , pepohonan aren begitu tinggi . Jumlahnya mungkin belasan karena disana udah sangat gelap. Beberapa orang warga yang ikut pencarian terlihat membawa senter. Terlihat ibu dan paman ku sedang mencari cari. Mereka turun ke bagian sisi paling dalam karena letak kebun ini agak menurun.
Sebuah teriakaan tiba tiba terdengar dari arah bagian Utara.
"Woiiii , ketemu disini .... " Teriak seseorang berkali kali
Akupun segera menuju sumber suara dan bertemu ibu, paman dan juga adik ku beserta kerabat lain dan warga .
"Alhamdulillah ..." Semua orang bersuka cita. Termasuk ibu dan semua keluarga ku
Kakek kini dibopong oleh pakandan juga warga lainnya. Wajahnya nampak linglung dan pucat.
Ibu dan adik ku menoleh kedatangan ku ,
Akupun segera mencium punggung ibu ku danpaman , dan ikut membopong kakek ku.
"Bagas kamu baru datang sekolah? Kenapa sore begini ? Lihat kakek mu hilang disini " ibu bertanya
"Maaf Bu tadi ada tugas kelompok , " jawab ku
Ibu tampak mengerti dan terus berjalan mengikuti ku membawa kakek menuju rumah.
Suasana ditempat ini nampak menyeramkan namun ada Rani di sebelah ku melayang mengikuti arah kepulangan. Suara adzan magrib sudah berkumandang .
Kakek ku tak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menatap kosong ke depan dengan tubuh yang lemas.
Sesampainya di rumah, kakek ku dibaringkan di atas kasur yang sudah disiapkan sebelumnya . Air hangat diminumkan lalu dibaringkan. Semua keluarga bersyukur kakek bisa ditemukan dengan selamat , namun ....
Setelah memesan makanan Kedua orang itu nampak berbisik , tak jelas apa yang mereka berdua katakan. Lalu Rani merundukan tubuhnya dan menempelkan mulutnya di kuping ku.
"kata pria yang bersama gadis itu bilang bahwa dia teringat dengan jin penjaganya " ucap Rani berbisik
"Oh begitu ya, " ucap ku setelah memasukan nasi dan lauk pauk ke mulut ku dengan kepala mengangguk paham.
Aku kembali melempar pandangan dan tak sengaja mata ku bertemu dengan pemuda itu . Dia ternyum ramah begitu pula dengan gadis itu ternyum ramah namun tiba tiba dia bangkit dan menghampiri ku.
Dia memakai setelan kemeja putih lengan pendek dan rok span pendek hitam di atas lutut . Seperti pegawai kantoran dia tampak anggun..
"Boleh duduk disini dek?" Ucapnya meminta
"O boleh kak, silahkan duduk " jawab ku
Lalu gadis itu menarik bangku yang tadi diduduki oleh Bu Ria dan duduk di hadapan ku. Aku terperangah melihat kecantikan gadis ini yang begitu mempesona .
"Perkenalkan nama ku Nindy , kau memiliki jin pendamping yang cantik " ucapnya seraya menjulurkan tangan matanya sempat melirik Rani yang ada disamping ku dan tersenyum .
"I iya , makasih yah ka Nindy , nama ku Bagas " ucap ku lalu membalas Jaba tangannya
Tak lama kemudian si pria bernama gadis itu ikut menyusul ke meja makan ku. Dia duduk tanpa meminta persetujuan ku. Akan tetapi dia tampak ramah bagi ku..
Dengan sigap aku menjulurkan tangan ke arahnya dan disambut dengan baik olehnya.
"Nama ku imam, senang bertemu dengan mu yang memiliki keistimewaan juga" ucapnya ramah
"Oh, ka imam , perkenalkan nama saya Bagas " ucap ku menimpali perkenalannya
"Ngomong ngomong adek sejak kapan punya pendamping?" Tanya imam
"Hmm pas masuk sekolah , 5 bulan yang lalu mungkin . Ka imam koq bisa lihat penjaga ku ?" Tanya ku polos
Nindi dan juga imam tertawa kecil , dia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya . Sedangkan Nindy nampak memainkan hp nya namun tetap fokus pada obrolan kami.
"Kami memiliki kemampuan yang sama seperti mu, mampu melihat hal hal gaib , kalau aku sih keturunan prabu Siliwangi tapi kalau dia ... " ucap Nindy yang melirik teman pria nya, imam
"Kalau ka Imam turunan prabu mana?" Tanya ku polos
Mendengar pertanyaan ku , Nindy nampak tekekeh , dia pun mengambil sebatang rokok yang ada di meja milik dari imam .
Imam nampak terkejut karena teman wanitanya Nindy mengambil rokok miliknya dan juga ikut menyalakan sebatang rokok.
"Jawab tuh, mam, kamu turunan prabu apa?" Tanya Nindy untuk menjawab pertanyaan ku
Dia nampak mendengus kesal karena ulah temannya sendiri tapi ada yang aneh. Sebenarnya mereka sepasang kekasih atau hanya teman?satu seruputan asap darinya keluar setelah Nindy menyinggung asal keturunan.
Baru saja akan dijawab. Pelayan sudah membawa makanan mereka. Pelayan itu menyimpan makanannya di meja ini bukan di meja sebelumnya karena Nindy memberi isyarat agar disimpan dimeja ku.
"Kita makan bareng saja , " ucap nindy
Aku sedikit mengejutkan dahi, masalahnya makanan ku hampir habis.
"Iya , silahkan makan"
Aku pun sudah menyelesaikan makanan ku, kedua orang ini masih diam dan pria yang bernama imam masih bungkam asal usulnya.
Dia nampak menikmati makanan yang dipesannya namun dengan wajah kesal.
"Gak apa apa kak. Ga penting nanya asal.usul " ucap ku memulai kembali pembicaraan
"Ya betul , apa pentingnya , lebih baik makan " ucap imam sambil mengambil lauk pauknya.
Nindy nampak melirik temannya itu dengan tawa kecilnya.
Sebenarnya aku ingin segera pulang saja, namun dari kedua orang ini yang memilki kemampuan yang sama dengan aku , aku pikir tidak baik jika mereka belum selesai makan.
Sambil ngotak ngatik hp , ada pesan dari seseorang , dia adalah Hesty . Namun aku belum sempat membalasnya.
Setelah kedua orang ini selesai makan, aku berniat untuk pamit pulang. Lagi pula tidak ada kepentingan dengan mereka.
"Kita ngobrol saja dulu, boleh ?" Tanya imam lalu melirik ke arah Rani.
"Boleh saja, tapi saya gak bisa lama lama" jawab ku
"Baiklah, selama kau sekolah apakah pernah ketemu musuh ?" Tanya imam
"Musuh? , tidak ada yang namanya musuh . Yang jahil ada sih "
"Oh begitu, hati hati kadang mereka jahil karena ada yang mempengaruhi . Apalagi jahil terhadap indigo seperti mu."
"Apakah itu mereka berbahaya ?" Tanya ku
"Bukan, tapi kau sendiri yang memberi daya tarik pada mereka sehingga membuat mereka iri" jawabnya
"Benar , " Nindy menimpali jawaban imam
"Selama kamu memiliki kemampuan ini akan banyak rintangan yang akan menimpa mu" tambahnya
"Kenapa bisa begitu kak? " Tanya ku keheranan
"Biasanya , dendam di masa lalu yang membuat keturunan nya yang menanggung akibatnya , kami juga sama. Kami harus bertarung dan mendapat berbagai macam ujian hidup yang tak dimiliki manusia pada umumnya"
Mendengar perkataan mereka, aku menjadi terpikir , selama ini aku mendapat berbagai kejadian yang diluar nalar. Termasuk jahatnya Aryo dkk. Serta kejadian lain yang membuat ku hampir terjerumus di alam jin.
"Itu benar Raden, kemampuan mu adalah beban berat yang akan kau pikul selama hidup mu" ucap Rani yang ada disamping ku
Aku terkejut dengan perasaan campur aduk, bagaimana bisa hidup ku harus menjalani ujian dan cobaan yang akan berat di masa depan. Kedua tangan ku memegang kepala ku. Seperti sebuah ancaman aku merasa gelisah.
"Apakah itu benar rani? Atau hanya ilusi ku saja?"
"Tidak Raden, itu mengapa aku ada disamping mu selama ini"
Satu tarikan napas dari imam , lalu menyeruput sisa rokok miliknya. Lalu dimatikannya di atas piring bekas makanannya.
"Tapi, kau harus jadi lelaki kuat , semakin banyak cobaan, maka kau akan semakin dewasa "
"Iya betul dek, tapi akan ada kebahagiaan dibalik itu semua "
"Baiklah kami pamit dulu yah. Kalau ada waktu pasti kita akan bertemu kembali" ucap imam
"Jangan terlalu banyak difikirkan , kalau kamu butuh bantuan, kami siap membantu" ucap Nindy
"Terima kasih atas wejangannya, semoga ini akan menjadi pembelajaran ke depannya"
Akhirnya kami meninggalkan restoran itu dan saling bertukar nomor ponsel. Mereka menaiki mobil hitam dan pergi ke arah barat.
Di parkiran aku sedikit merenung , bagaimana bisa aku mendapat wejangan yang tidak terduga.
Rani berdiri di samping ku dia nampak tersenyum tenang.
"Raden, apa kau memikirkan kejadian yang belum akan tejadi? " Tanya Rani
"Aku hanya tak habis pikir, kenapa aku harus memilki kemampuan ini dan akan mendapat banyak masalah di masa depan "
"Ini adalah titipan Tuhan, kau akan tahu maksud dari sang pencipta memberikan amanah ini kepada kau Raden. Banyak orang yang melewati banyak hal seperti mu dan mereka bahagia " ucap Rani mencoba menenangkan ku
" Jika itu benar, maka aku akan terus menanggungnya , tapi kau akan selalu disamping ku Rani ?" Tanya ku
Seketika Rani memerah wajahnya dia tersipu malu saat aku mengatakannya hal tersebut.
"Tentu saja Raden, aku akan setia dan patuh pada mu" jawabnya
****
Suasana sudah hampir magrib, suara suara tonggeret sudah bersahutan dari pepohonan.
Perjalanan ku pun akhirnya telah sampai di rumah . Suasana sudah sangat dingin.
Saat aku masuk ke dalam rumah , ibu dan adek ku tidak kunjung ku temui di dalam rumah. Suansa sangat sepi dan hening.
"Kemana orang orang rumah?" Ucap ku dalam hati dan hendak berjalan ke luar rumah.
Tiba tiba pak Usup lewat rumah ku dan bertanya pada ku.
"Nak Bagas, kakek mu sudah ketemu ?" Tanya nya
"Ketemu gimana maksudnya pak Usup?" Tanya u heran
"Loh nak Bagas belum tahu?. Kakek mu kan belum pulang jam segini ke kebun Kawung (aren) yang ada di legok cau " jawabnya yang membuat ku terkejut
"Waduh pak, aku baru pulang sekolah . Permisi pak " ucap ku lalu memakai sendal dan berlari menuju rumah kakek ku yang tak jauh dari rumah ku. Hanya berjarak 100 meter dari rumah ku.
Rani mengikuti dari belakang dia berjalan melayang.
Setalah sampai rumah kakek, ternyata ada Bu ini ku yang sedang menunggu di dalam rumah. Namanya Bi asih , wanita berikut 30 tahunan itu nampak duduk menangis.
"Bi, ada apa yang terjadi sebenarnya ?"
"Bagas, kau baru pulang ? Kakek mu hilang di kebun Di legok cau. Nenek, Paman, dan ibu serta adik mu mencari kakek mu kesana beserta warga " jawabnya setelah menyeka air matanya
"Baik Bi, aku akan segera kesana menyusul yang lainnya " ucap ku.
Aku pun bergegas menuju kebun aren milik kakek ku yang berjarak 15 menit dari rumah. Melewati perkebunan warga dan juga makan keluarga ternama disini aku bergegas kesana. Sedangkan Rani mengikuti dari belakang.
"Raden , biar aku saja yang memeriksa ke sana " ucap Rani dari arah samping kanan ku
Aku menoleh ke arah Rani , sempat aku sedikit menyesal kenapa tidak dari tadi aku meminta nya untuk mencari kakek ku
"Baiklah Rani, cari kakek ku sampai ketemu " ucap ku meminta
"Baik, Raden. Aku mohon izin duluan " ucap Rani
Sekejap mata Rani melesat menuju kebun aren yang sudah nampak pepohonan menjulang tinggi. Langit jingga sudah menguning tanda magrib akan segera tiba .
Sayup sayup terdengar suara orang orang bersahutan . Lalu terdengar suara jeritan yang memilukan .
"Kyaaaaaaa"
Suara itu nampak melengking dari seorang wanita. Beserta dentuman suara itu menggema di lokasi yang terkenal angker itu.
Sesampainya , pepohonan aren begitu tinggi . Jumlahnya mungkin belasan karena disana udah sangat gelap. Beberapa orang warga yang ikut pencarian terlihat membawa senter. Terlihat ibu dan paman ku sedang mencari cari. Mereka turun ke bagian sisi paling dalam karena letak kebun ini agak menurun.
Sebuah teriakaan tiba tiba terdengar dari arah bagian Utara.
"Woiiii , ketemu disini .... " Teriak seseorang berkali kali
Akupun segera menuju sumber suara dan bertemu ibu, paman dan juga adik ku beserta kerabat lain dan warga .
"Alhamdulillah ..." Semua orang bersuka cita. Termasuk ibu dan semua keluarga ku
Kakek kini dibopong oleh pakandan juga warga lainnya. Wajahnya nampak linglung dan pucat.
Ibu dan adik ku menoleh kedatangan ku ,
Akupun segera mencium punggung ibu ku danpaman , dan ikut membopong kakek ku.
"Bagas kamu baru datang sekolah? Kenapa sore begini ? Lihat kakek mu hilang disini " ibu bertanya
"Maaf Bu tadi ada tugas kelompok , " jawab ku
Ibu tampak mengerti dan terus berjalan mengikuti ku membawa kakek menuju rumah.
Suasana ditempat ini nampak menyeramkan namun ada Rani di sebelah ku melayang mengikuti arah kepulangan. Suara adzan magrib sudah berkumandang .
Kakek ku tak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menatap kosong ke depan dengan tubuh yang lemas.
Sesampainya di rumah, kakek ku dibaringkan di atas kasur yang sudah disiapkan sebelumnya . Air hangat diminumkan lalu dibaringkan. Semua keluarga bersyukur kakek bisa ditemukan dengan selamat , namun ....
Kurohige410 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup

