- Beranda
- Milanisti Kaskus
iROSSONERI 2425 | E La Storia Continua
...
TS
hydenista
iROSSONERI 2425 | E La Storia Continua


SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting
Spoiler for Rules:
*Peraturan dapat direvisi/dirubah sewaktu waktu
Diubah oleh hydenista 08-08-2024 02:01
ahmadzaki65 dan 15 lainnya memberi reputasi
14
370.9K
11.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Milanisti Kaskus
253Thread•2KAnggota
Tampilkan semua post
semudhmania
#195
Di musim kedua ini semakin terlihat kenapa Cardinale ngga cocok sama Maldini.
Cardinale: mindset pure bisnis.
Maldini: approach-nya kekeluargaan.
Awal musim lalu ane bahas kalau kedua pendekatan ini ngga ada yg bener ngga ada yg salah...dan nggak ada juga yg bisa menjamin trofi. Tp sebagai pemilik klub, jelas si Cardinale jd pihak yg paling punya hak untuk nentuin arah dan strategi.
Dulu omongan ane gini aja banyak yg kontra, dipelintir kemana-mana...
Maldini pendekatan kekeluargaan dan personal. Gapernah pakai pendekatan duit.
Baik saat transfer maupun perpanjang kontrak.
Positifnya, pemain yg bertahan ya yg punya mental siap berkorban buat Milan (Theo, Leao, Zlatan, Maignan, Giroud, Tonali, dsb)
Yg ngga loyal-loyal amat ditendang...
Negatifnya, banyak pemain (dan satu orang pelatih wkwk) yg bertahan hanya karena dia loyal dan spartan buat Milan. Padahal secara kualitas ngga bakal bawa Milan kemana-mana.
Sementara Cardinale sebagai businessman pendekatannya ya duit. Lebih boros, lebih berisiko, tp lebih sat-set.
Mungkin itu alasan kenapa Cardinale minat sama Fonsesca, karena sejauh ini ane liat Fonsesca ini satset dan frontal. Nyambung gaya mereka. Sekaligus dijembatani sama Zlatan yg kita tau sendiri salah satu sosok yg paling frontal di sepakbola modern.
Ane kaget Fonsesca berani bilang di publik kalau dia emg incar Fofana bahkan sebelum ada deal antar klub. Dia juga berani bilang dia suka sama perkembangan Saele dan gak pengen dijual. Ane kira dia awalnya akan jd pelatih yg normatif, yg kalau ditanya jawabnya ya main aman aja.
Di satu sisi, frontalnya juga bikin Milan ngga lagi menghargai kekeluargaan. Milan yg sekarang lugas bilang pemain model Pobega, Kalulu, Adli terancam ngga akan masuk rencana dia kecuali si pemain menunjukan kejutan besar. Alhasil, suruh pada cari-cari klub baru. Kasus kayak gini ngga ada di era Maldini. Kalaupun ada yg dilepas, penyampaiannya lebih "halus".
Hal negatif lain ya kalau ada tawaran besar datang, pemain bintang akan dilepas.
Karrna dalam bisnis ngga ada yg ngga tergantikan. Siapapun yg pergi bisa dicari penggantinya....asal ada duitnya wkwk.
Balik lagi, ngga ada yg benar dan ngga ada yg salah. Keduanya sah-sah aja.
Dan keduanya sama-sama bisa gagal, bisa juga sukses. Gak ada jaminan.
Ane cuma menegaskan kenapa emang Cardinale sama Maldini emang ngga bisa kerja bareng karena gaya manajerial mereka bumi dan langit bedamya.
Cardinale: mindset pure bisnis.
Maldini: approach-nya kekeluargaan.
Awal musim lalu ane bahas kalau kedua pendekatan ini ngga ada yg bener ngga ada yg salah...dan nggak ada juga yg bisa menjamin trofi. Tp sebagai pemilik klub, jelas si Cardinale jd pihak yg paling punya hak untuk nentuin arah dan strategi.
Dulu omongan ane gini aja banyak yg kontra, dipelintir kemana-mana...
Maldini pendekatan kekeluargaan dan personal. Gapernah pakai pendekatan duit.
Baik saat transfer maupun perpanjang kontrak.
Positifnya, pemain yg bertahan ya yg punya mental siap berkorban buat Milan (Theo, Leao, Zlatan, Maignan, Giroud, Tonali, dsb)
Yg ngga loyal-loyal amat ditendang...
Negatifnya, banyak pemain (dan satu orang pelatih wkwk) yg bertahan hanya karena dia loyal dan spartan buat Milan. Padahal secara kualitas ngga bakal bawa Milan kemana-mana.
Sementara Cardinale sebagai businessman pendekatannya ya duit. Lebih boros, lebih berisiko, tp lebih sat-set.
Mungkin itu alasan kenapa Cardinale minat sama Fonsesca, karena sejauh ini ane liat Fonsesca ini satset dan frontal. Nyambung gaya mereka. Sekaligus dijembatani sama Zlatan yg kita tau sendiri salah satu sosok yg paling frontal di sepakbola modern.
Ane kaget Fonsesca berani bilang di publik kalau dia emg incar Fofana bahkan sebelum ada deal antar klub. Dia juga berani bilang dia suka sama perkembangan Saele dan gak pengen dijual. Ane kira dia awalnya akan jd pelatih yg normatif, yg kalau ditanya jawabnya ya main aman aja.
Di satu sisi, frontalnya juga bikin Milan ngga lagi menghargai kekeluargaan. Milan yg sekarang lugas bilang pemain model Pobega, Kalulu, Adli terancam ngga akan masuk rencana dia kecuali si pemain menunjukan kejutan besar. Alhasil, suruh pada cari-cari klub baru. Kasus kayak gini ngga ada di era Maldini. Kalaupun ada yg dilepas, penyampaiannya lebih "halus".
Hal negatif lain ya kalau ada tawaran besar datang, pemain bintang akan dilepas.
Karrna dalam bisnis ngga ada yg ngga tergantikan. Siapapun yg pergi bisa dicari penggantinya....asal ada duitnya wkwk.
Balik lagi, ngga ada yg benar dan ngga ada yg salah. Keduanya sah-sah aja.
Dan keduanya sama-sama bisa gagal, bisa juga sukses. Gak ada jaminan.
Ane cuma menegaskan kenapa emang Cardinale sama Maldini emang ngga bisa kerja bareng karena gaya manajerial mereka bumi dan langit bedamya.
a.n.a. dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup
