- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#89
46
Quote:
Asap membumbung tinggi ke angkasa, hawa dingin yang ditawarkan seakan-akan lenyap oleh kehangatan satu batang rokok. Kuncen DJ sudah sampai satu jam sebelum pertemuannya dengan Dissa dan juga Pandu. Rencananya setelah mendapatkan izin dari otoritas setempat, langkah selanjutnya adalah bernegosiasi dengan penunggu wahana permainan ini. Seperti biasa, rekannya yaitu Bogel yang ditugaskan untuk melakukan pertemuan. Nantinya semua yang diminta akan dibeli oleh Kuncen DJ, beberapa barang yang seringkali dipinta sudah disiapkan.
“Udah hampir 15 menit ini si Bogel belum datang, ke sasar kah?” asap putih kembali naik saat satu hisapan rokok selesai dinikmatinya. “padahal dulunya ini jadi tempat favorit, mereka juga punya kolam renang segala, airnya udah kering kali,” ucapnya.
Bogel akhirnya datang, berjalan cepat dengan kedua kakinya yang kecil, “Penunggunya engga ada di tempat,” ucap Bogel singkat. “katanya pergi tuk sementara.”
“Hah? Pergi ke mana tuh? Shopping dulu?” ucap Kuncen DJ sambil tertawa. “sebenernya tiap kali kerja sama Pandu, rencana kita selalu digagalin sama tuh hantu wanita, tapi ujung-ujungnya malah sukses. Tapi kan malu sebagai kuncen terkenal hasil kerjanya malah dicomot orang lain,” tidak ada yang bisa dilakukannya karena penunggu tempat itu mendadak hilang setelah Bogel berkeliling menanyakan, jawabannya nihil.
Sementara itu, rasa canggung yang amat sangat dirasakan oleh Pandu dan juga Ardit. Posisi mereka saat ini adalah berada di dalam mobil milik Dissa, membiarkan kursi penumpang di sebelah supir tetap kosong. Alasan utama mereka bisa sampai terjebak bersama karena Dissa secara mendadak meminta alamat tempat Pandu berada. Pembuat konten itu ingin membicarakannya rencana yang akan dilakukan pada saat berada di wahana taman bermain. Tetapi nyatanya, setelah sampai di waktu malam, Pandu dan Ardit dipaksa untuk menaiki mobil milik Dissa, ajakan yang tentunya mustahil tertolak.
Sebelum pergi ke tempat penelusuran, pak supir yang memegang kendali di kemudi membelokan mobilnya ke sebuah tempat makan. Untuk persiapan agar nantinya di jam tengah malam dalam kondisi yang prima. Lagi-lagi di tempat makan ini baik Pandu dan Ardit dilarang untuk mengeluarkan uang sama sekali. Setelah semua perut terisi, barulah pak supir melaju ke tempat yang dituju. Saat malam makin gelap, kondisi jalan yang dilalui sangat sepi dan hening. Jarang sekali kendaraan terlihat, kecuali warga sekitar yang kebetulan sedang memanaskan mesinnya dengan melewati jalan yang sama.
“Kalian pernah engga sih ke sini sebelumnya? Sebelum tutup maksudnya?” tanya Dissa.
“Pernah sekali sama keluarga,” jawab Pandu.
“Iya sama, gitu-gitu aja sih wahananya. Mending sekalian ke Fantasy World,” ucap Ardit.
“Aku dulu pengen ke sini, cuman temen engga ada yang mau,” ucap Dissa dengan wajah yang merenung.
Memasuki area pintu masuk, Kuncen DJ favorit Pandu dan Ardit sudah terlihat batang hidungnya, melambaikan kedua tangannya lalu memberikan arah untuk menyimpan mobilnya. Wajah cemberut nampak dari Pandu, ia tidak percaya bisa kembali bekerja bersama Kuncen DJ. Pemandangan sebaliknya diperlihatkan oleh Dissa, karena auranya sangat positif, senyumnya melebar dan perasaannya berdegup kencang tidak sabar untuk melakukan penelusuran.
“Dit, kamu siapin yah alat-alatnya,” pinta Dissa.
“Oke,” di penelusuran kali ini, Ardit tidak membawa peralatan andalannya karena Dissa ingin perekaman menggunakan alat darinya.
Kuncen DJ menyambut seluruh peserta, sambil melirik mencari keberadaan hantu wanita yang seringkali menganggu semua rencananya. Sebelum dimulai seperti biasa sang kuncen menjelaskan terlebih dahulu mengenai tempat yang akan dijadikan area penelusuran. Ada beberapa bagian yang akan ditelusuri, pertama dimulai dari area depan dengan beberapa wahana bermain tersaji, lalu berakhir pada sebuah kolam renang besar. Di tempat itu juga uji nyali akan diadakan, semua peserta diharapkan untuk berdoa agar diberi kelancaran selama berkegiatan.
Satu buah rokok dinyalakan, yang dijadikan juga sebagai penanda bahwa acara dimulai. Ardit dengan berhati-hati menggunakan kamera dan peralatan milik orang lain. Terutama memastikan mikrofon mahal yang digunakan bisa masuk ke dalam rekaman. Pembukaan dilakukan oleh Dissa karena ini adalah konten miliknya, sedangkan Pandu hanyalah tamu undangan. Kuncen DJ mengikuti dari belakang kamera, untuk selalu memastikan tidak ada hal-hal yang membahayakan kliennya. Hantu kerdil bernama Bogel bersembunyi di balik jaket hitam yang dikenakan rekan manusianya itu. Tuk saat ini Dissa yang mampu melihat dan merasakan makhluk halus tidak mendeteksinya.
“Eh, kamu nyadar engga?” tanya Dissa pada Pandu. “kok ada Bianglala segede ini tapi engga keliatan yah?”
“Eh iya nih,” Pandu melakukan gestur agar juru kamera mendekat dan menyorot wahana yang tidak terlihat karena gelap. Saat kamera menoleh, mereka berada di area pertama yaitu sebuah wahana komedi putar, yang diperuntukan untuk anak-anak dan keluarga. Hal-hal seperti ini sudah dibicarakan bersama Kuncen DJ tepat sebelum memulai penelusuran. Tetapi kepura-puraan mereka menjadi sebuah nilai tambah agar interaksi bersama penonton terjalin.
Semua wahana permainan di komedi putar dalam kondisi tidak terawat. Bahkan ilalang tumbuh subur di beberapa bagian. Menurut Kuncen DJ, pihak pengelola tidak ingin mengeluarkan biaya untuk perawatan setelah wahana taman bermain dinyatakan tutup permanen, sehingga dibiarkan saja menyatu dengan alam. Di area pertama ini tidak ada gangguan sekecil pun, apalagi sebuah penampakan makhluk halus, dikarenakan penunggu yang tidak diketahui status keberadaannya membuat makhluk dibawahnya segan berbuat tanpa adanya komando dari atas.
Setelah rombongan pergi ke area kedua, Norman menarik tangan Gasimah pelan-pelan. Mereka sudah menunggu dan bersembunyi agar tidak ketahuan oleh Dissa. Menurut Norman akan bahaya jika mereka berada di jarak yang dekat dengan Dissa, karena rekanan manusianya itu begitu sensitif dengan energi dari dimensi lain. Ketika berada di depan bianglala, Norman meminta Gasimah untuk menaikinya, dipilihlah bilik yang ada didepannya.
“Silahkan,” Norman mempersilahkan Gasimah yang masih dengan setelan terbaiknya untuk masuk, badannya menembus.
“Maaf, aku duduk disebelah kamu yah?” Gasimah tidak menolaknya. “aku ingin kamu tutup mata.”
“Iya?” Gasimah tidak memperhatikan karena terlalu gugup duduk berdekatan dengan Norman. Setelah diperjelas sekali lagi, Gasimah menutup matanya.
“Buka dihitungan ke tiga yah, satu…dua….”
Rombongan tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika secara aneh semua lampu di wahana taman bermain menyala. Bahkan lagu di area komedi putar terdengar begitu keras. Tidak ingin melewatkan momen, Ardit langsung menyorot ke area tersebut. Kuncen DJ menduga penunggunya telah kembali setelah sengaja disembunyikan oleh sosok hantu wanita yang selalu ikut dengan Pandu. Mereka bekerja sama melakukan ini agar jumlah penontonnya kembali meledak. Lagi-lagi rencananya dapat diungguli satu langkah, begitu pikirnya. Hal yang tidak ketahui oleh semua makhluk di sana adalah, ada awan hitam berukuran besar sedang berjalan menuju ke tempat mereka.
“Udah hampir 15 menit ini si Bogel belum datang, ke sasar kah?” asap putih kembali naik saat satu hisapan rokok selesai dinikmatinya. “padahal dulunya ini jadi tempat favorit, mereka juga punya kolam renang segala, airnya udah kering kali,” ucapnya.
Bogel akhirnya datang, berjalan cepat dengan kedua kakinya yang kecil, “Penunggunya engga ada di tempat,” ucap Bogel singkat. “katanya pergi tuk sementara.”
“Hah? Pergi ke mana tuh? Shopping dulu?” ucap Kuncen DJ sambil tertawa. “sebenernya tiap kali kerja sama Pandu, rencana kita selalu digagalin sama tuh hantu wanita, tapi ujung-ujungnya malah sukses. Tapi kan malu sebagai kuncen terkenal hasil kerjanya malah dicomot orang lain,” tidak ada yang bisa dilakukannya karena penunggu tempat itu mendadak hilang setelah Bogel berkeliling menanyakan, jawabannya nihil.
Sementara itu, rasa canggung yang amat sangat dirasakan oleh Pandu dan juga Ardit. Posisi mereka saat ini adalah berada di dalam mobil milik Dissa, membiarkan kursi penumpang di sebelah supir tetap kosong. Alasan utama mereka bisa sampai terjebak bersama karena Dissa secara mendadak meminta alamat tempat Pandu berada. Pembuat konten itu ingin membicarakannya rencana yang akan dilakukan pada saat berada di wahana taman bermain. Tetapi nyatanya, setelah sampai di waktu malam, Pandu dan Ardit dipaksa untuk menaiki mobil milik Dissa, ajakan yang tentunya mustahil tertolak.
Sebelum pergi ke tempat penelusuran, pak supir yang memegang kendali di kemudi membelokan mobilnya ke sebuah tempat makan. Untuk persiapan agar nantinya di jam tengah malam dalam kondisi yang prima. Lagi-lagi di tempat makan ini baik Pandu dan Ardit dilarang untuk mengeluarkan uang sama sekali. Setelah semua perut terisi, barulah pak supir melaju ke tempat yang dituju. Saat malam makin gelap, kondisi jalan yang dilalui sangat sepi dan hening. Jarang sekali kendaraan terlihat, kecuali warga sekitar yang kebetulan sedang memanaskan mesinnya dengan melewati jalan yang sama.
“Kalian pernah engga sih ke sini sebelumnya? Sebelum tutup maksudnya?” tanya Dissa.
“Pernah sekali sama keluarga,” jawab Pandu.
“Iya sama, gitu-gitu aja sih wahananya. Mending sekalian ke Fantasy World,” ucap Ardit.
“Aku dulu pengen ke sini, cuman temen engga ada yang mau,” ucap Dissa dengan wajah yang merenung.
Memasuki area pintu masuk, Kuncen DJ favorit Pandu dan Ardit sudah terlihat batang hidungnya, melambaikan kedua tangannya lalu memberikan arah untuk menyimpan mobilnya. Wajah cemberut nampak dari Pandu, ia tidak percaya bisa kembali bekerja bersama Kuncen DJ. Pemandangan sebaliknya diperlihatkan oleh Dissa, karena auranya sangat positif, senyumnya melebar dan perasaannya berdegup kencang tidak sabar untuk melakukan penelusuran.
“Dit, kamu siapin yah alat-alatnya,” pinta Dissa.
“Oke,” di penelusuran kali ini, Ardit tidak membawa peralatan andalannya karena Dissa ingin perekaman menggunakan alat darinya.
Kuncen DJ menyambut seluruh peserta, sambil melirik mencari keberadaan hantu wanita yang seringkali menganggu semua rencananya. Sebelum dimulai seperti biasa sang kuncen menjelaskan terlebih dahulu mengenai tempat yang akan dijadikan area penelusuran. Ada beberapa bagian yang akan ditelusuri, pertama dimulai dari area depan dengan beberapa wahana bermain tersaji, lalu berakhir pada sebuah kolam renang besar. Di tempat itu juga uji nyali akan diadakan, semua peserta diharapkan untuk berdoa agar diberi kelancaran selama berkegiatan.
Satu buah rokok dinyalakan, yang dijadikan juga sebagai penanda bahwa acara dimulai. Ardit dengan berhati-hati menggunakan kamera dan peralatan milik orang lain. Terutama memastikan mikrofon mahal yang digunakan bisa masuk ke dalam rekaman. Pembukaan dilakukan oleh Dissa karena ini adalah konten miliknya, sedangkan Pandu hanyalah tamu undangan. Kuncen DJ mengikuti dari belakang kamera, untuk selalu memastikan tidak ada hal-hal yang membahayakan kliennya. Hantu kerdil bernama Bogel bersembunyi di balik jaket hitam yang dikenakan rekan manusianya itu. Tuk saat ini Dissa yang mampu melihat dan merasakan makhluk halus tidak mendeteksinya.
“Eh, kamu nyadar engga?” tanya Dissa pada Pandu. “kok ada Bianglala segede ini tapi engga keliatan yah?”
“Eh iya nih,” Pandu melakukan gestur agar juru kamera mendekat dan menyorot wahana yang tidak terlihat karena gelap. Saat kamera menoleh, mereka berada di area pertama yaitu sebuah wahana komedi putar, yang diperuntukan untuk anak-anak dan keluarga. Hal-hal seperti ini sudah dibicarakan bersama Kuncen DJ tepat sebelum memulai penelusuran. Tetapi kepura-puraan mereka menjadi sebuah nilai tambah agar interaksi bersama penonton terjalin.
Semua wahana permainan di komedi putar dalam kondisi tidak terawat. Bahkan ilalang tumbuh subur di beberapa bagian. Menurut Kuncen DJ, pihak pengelola tidak ingin mengeluarkan biaya untuk perawatan setelah wahana taman bermain dinyatakan tutup permanen, sehingga dibiarkan saja menyatu dengan alam. Di area pertama ini tidak ada gangguan sekecil pun, apalagi sebuah penampakan makhluk halus, dikarenakan penunggu yang tidak diketahui status keberadaannya membuat makhluk dibawahnya segan berbuat tanpa adanya komando dari atas.
Setelah rombongan pergi ke area kedua, Norman menarik tangan Gasimah pelan-pelan. Mereka sudah menunggu dan bersembunyi agar tidak ketahuan oleh Dissa. Menurut Norman akan bahaya jika mereka berada di jarak yang dekat dengan Dissa, karena rekanan manusianya itu begitu sensitif dengan energi dari dimensi lain. Ketika berada di depan bianglala, Norman meminta Gasimah untuk menaikinya, dipilihlah bilik yang ada didepannya.
“Silahkan,” Norman mempersilahkan Gasimah yang masih dengan setelan terbaiknya untuk masuk, badannya menembus.
“Maaf, aku duduk disebelah kamu yah?” Gasimah tidak menolaknya. “aku ingin kamu tutup mata.”
“Iya?” Gasimah tidak memperhatikan karena terlalu gugup duduk berdekatan dengan Norman. Setelah diperjelas sekali lagi, Gasimah menutup matanya.
“Buka dihitungan ke tiga yah, satu…dua….”
Rombongan tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika secara aneh semua lampu di wahana taman bermain menyala. Bahkan lagu di area komedi putar terdengar begitu keras. Tidak ingin melewatkan momen, Ardit langsung menyorot ke area tersebut. Kuncen DJ menduga penunggunya telah kembali setelah sengaja disembunyikan oleh sosok hantu wanita yang selalu ikut dengan Pandu. Mereka bekerja sama melakukan ini agar jumlah penontonnya kembali meledak. Lagi-lagi rencananya dapat diungguli satu langkah, begitu pikirnya. Hal yang tidak ketahui oleh semua makhluk di sana adalah, ada awan hitam berukuran besar sedang berjalan menuju ke tempat mereka.
namakuve memberi reputasi
1
Kutip
Balas