- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#88
45
Quote:
Seorang lelaki paru bayah berlari ketakutan ketika tempat yang dijaganya tiba-tiba mengeluarkan getaran yang hebat. Alasannya sangat manusiawi, yaitu tidak ingin tertimpah reruntuhan dari bangunan yang sudah lama terbengkalai begitu saja. Belum lagi suara teriakannya mengingatkan warga sekitar untuk segera keluar dari kediamannya masing-masing. Anehnya para warga yang kebetulan berada didekatnya tidak bergeming sama sekali, wajah mereka sangat datar, bahkan bingung.
“Cepet kasih tau warga lainnya, ada gempa!” ujarnya.
“Gempa, di mana?” tanya warga.
“Barusan gede banget, tuh bangunan rumah sakit sampai retak-retak saya takut runtuh makanya kabur ke sini,” sambil menunjuk ke arah bangunan.
“Masa sih, saya malahan dari rumah jalan ke warung engga ngerasa ada gempa atau apa. Bapak kali kebanyakan begadang jagain lahan kosong itu, jadinya ngelantur,” beberapa warga yang mendengarnya tersenyum, ada yang menahan tawanya. Penjaga rumah sakit malah kebingungan sendiri, memutuskan untuk pulang saja ke rumah untuk menenangkan dirinya.
Mereka yang tidak bisa melihat dan merasakan alam lain tentunya akan kebingungan tentang kejadian barusan. Tetapi di dalamnya, keadaan sangat kacau. Mister Blek sedang menggenggam bola matanya sendiri, tidak sanggup melihat kemesraan Gasimah dan juga Norman. Sementara itu kedua anak buahnya yang jelek dan pendek hanya bisa pasrah, hanya gambaran itu yang bisa dijadikan sebagai laporan pengintaian barusan.
“Aku hargai Gasimah tidak ingin diuntit oleh dua makhluk jelek seperti kalian, makanya aku kirimkan satu buah mata agar bisa memantau dari jarak jauh, tapi apa yang kudapatkan?!” ucap Mister Blek. “bagaimana bisa, aku, Mister Blek sebagai jin pemegang titel ‘Mister’, berada di level tinggi kalah oleh hantu biasa saja? Argh!” kaca yang berdebu di jendela ruangan ini pecah berkeping-keping akibat auman Mister Blek.
Lalu, sosok serba hitam seperti bayangan itu berjalan mengeliling dua anak buahnya itu. Masih tetap memegang satu bola matanya. Dengan satu jentikan, ruangan kosong yang kotor itu berubah menjadi sebuah panggung besar, di mana terdapat tribun yang mengelilinginya. Makhluk-makhluk aneh dan seram duduk dengan tertib di kursi masing-masing. Mereka bersorak memanggil nama Mister Blek dengan sangat keras hingga bergemuruh.
“Terima kasih, kalian memang wargaku yang terbaik!” ucap Mister Blek. Tangannya diangkat, semuanya terdiam. “maaf telah memanggil kalian semua ke sini, tapi kalian masih ingat kan, di panggung ini, panggung yang megah. Aku dan Gasimah memberikan penampilan terbaik pada kalian, sajian dansa kelas atas, kelas kerajaan negara luar. Tapi apa yang kudapat sekarang, SOSOK HANTU BAWAHAN TELAH MENGGODANYA, MENGGODA WANITAKU!” lantas semuanya bersorak, Mister Blek memperlihatkan ekspresi kesedihan. “kalian tahukan, apa yang akan aku lakukan pada sosok penganggu seperti itu?” sorakan semakin keras hingga membuat bangunan rumah sakit kembali berguncang hebat. “Aku akan menghabisinya!” perlahan wujudnya berubah, menjadi sosoknya yang asli dengan badan yang besar, tangan hitam yang panjang hingga menyentuh lantai dan lima buah mata yang muncul dari wajahnya.
“Tapi mister,” ucap salah satu anak buahnya, kondisi mendadak kembali hening, sosok satu ini sungguh berani menganggu Mister Blek yang sedang marah. “di luar kondisinya sangat terang, bagaimana kalau kita menunggu hingga tengah malam, kekuatanmu menjadi sangat besar di jam-jam itu kan?” sosok Mister Blek mendekatinya, hantu bawahan ini sudah siap dengan segala resikonya, termasuk harus dimakan jiwanya dan lenyap untuk selamanya.
“Kau ini…,” mulut Mister Blek terbuka lebar, susunan giginya bertingkat dan tajam. “ternyata dibalik wajahmu yang jelek ini, pemikiranmu encer juga. Baiklah!” tiba-tiba badannya menyusut, hingga kembali ke wujud manusianya yang gelap bagai bayangan. “aku akan menghabisinya di tengah malam nanti, setelah itu terangnya bulan akan menjadi saksi kembalinya Gasimah kepelukanku!” lagi-lagi semua warganya menyorakan namanya. “sebentar, kau!” menunjuk ke arah anak buahnya satu lagi. “ada info kah di mana mereka nanti malam? Karena tadi saat kau datang, kau mengatakan ada hal yang sangat bagus.”
“Iya Mister…,” ucapnya. “mereka akan mendatangi kawasan wahana tempat permainan di gunung itu, tempat Pak Tua Gondrong.”
“Pak Tua Gondrong hantu cabul yang suka menyamar menjadi seekor cicak lalu mengintip para wanita mandi di dekat lokasi itu?” Mister Blek tertawa mengingat sosok Pak Tua Gondrong, bagian kepala depannya habis, tetapi bagian belakangnya ditumbuhi rambut yang panjangnya hingga puluhan meter. “mereka memilh tempat yang sangat bagus, aku tidak perlu repot-repot untuk mengacau di sana,” tangannya kembali terangkat. “untuk kalian semua, aku tidak ingin kehadiran kalian. Cukup mendoakanku saja agar bisa memusnahkan hantu penggangu itu dengan nyaman. Sekarang kalian kembali menyebar dan mengambill energi negatif dari para manusia,” satu jentikannya kembali mengubah tempatnya menjadi ruangan yang kotor. “kerja yang bagus untuk kalian berdua, ambil mataku agar kalian bisa berubah menjadi wujud yang agak keren karena telah melahap energiku,” satu bola matanya dilempar, salah satu anak buahnya mengambilnya.
Sebelum memulai penelusuran, Dissa sedang sibuk berbelanja di area yang terkenal sebagai lokasi favorit para pengunjung dari luar daerah. Satu persatu toko didatanginya, bersama pak supir yang kembali direpotkan karena harus membawa banyak kantung belanjaan. Padahal salah satu alasan Dissa tidak bilang pada karyawannya karena takut dititipi buah tangan. Tetapi karena rasa sayangnya pada karyawan yang selalu membantunya, buah tangan itu akhirnya dibeli juga, termasuk bagian untuk pak supir.
“Pak maaf yah,” ucap Dissa melihat pak supir membawa kantung belanjaan.
“Tenang, cuman segini mah biasa. Ayok kalau mau belanja lagi bapak temenin,” ucap pak supir dengan bahagianya.
“Eh kasian itu, kok kamu tega banget sih suruh orang tua bawain belanjaan,” sosok Norman tiba-tiba muncul, tepat disamping Dissa.
“Eh Norman,” ucap Dissa dengan nada lesu. “udah puas ngedate sama Gasimahnya?”
“Siapa yang ngedate, aku cuman pinta diunjukin tempat-tempat yang bagus kok,” ucap Norman. “kan nanti ketemu di taman bermain, aku udah siapin hal seru buat dia,” wajahnya tersenyum lebar.
“Cepet kasih tau warga lainnya, ada gempa!” ujarnya.
“Gempa, di mana?” tanya warga.
“Barusan gede banget, tuh bangunan rumah sakit sampai retak-retak saya takut runtuh makanya kabur ke sini,” sambil menunjuk ke arah bangunan.
“Masa sih, saya malahan dari rumah jalan ke warung engga ngerasa ada gempa atau apa. Bapak kali kebanyakan begadang jagain lahan kosong itu, jadinya ngelantur,” beberapa warga yang mendengarnya tersenyum, ada yang menahan tawanya. Penjaga rumah sakit malah kebingungan sendiri, memutuskan untuk pulang saja ke rumah untuk menenangkan dirinya.
Mereka yang tidak bisa melihat dan merasakan alam lain tentunya akan kebingungan tentang kejadian barusan. Tetapi di dalamnya, keadaan sangat kacau. Mister Blek sedang menggenggam bola matanya sendiri, tidak sanggup melihat kemesraan Gasimah dan juga Norman. Sementara itu kedua anak buahnya yang jelek dan pendek hanya bisa pasrah, hanya gambaran itu yang bisa dijadikan sebagai laporan pengintaian barusan.
“Aku hargai Gasimah tidak ingin diuntit oleh dua makhluk jelek seperti kalian, makanya aku kirimkan satu buah mata agar bisa memantau dari jarak jauh, tapi apa yang kudapatkan?!” ucap Mister Blek. “bagaimana bisa, aku, Mister Blek sebagai jin pemegang titel ‘Mister’, berada di level tinggi kalah oleh hantu biasa saja? Argh!” kaca yang berdebu di jendela ruangan ini pecah berkeping-keping akibat auman Mister Blek.
Lalu, sosok serba hitam seperti bayangan itu berjalan mengeliling dua anak buahnya itu. Masih tetap memegang satu bola matanya. Dengan satu jentikan, ruangan kosong yang kotor itu berubah menjadi sebuah panggung besar, di mana terdapat tribun yang mengelilinginya. Makhluk-makhluk aneh dan seram duduk dengan tertib di kursi masing-masing. Mereka bersorak memanggil nama Mister Blek dengan sangat keras hingga bergemuruh.
“Terima kasih, kalian memang wargaku yang terbaik!” ucap Mister Blek. Tangannya diangkat, semuanya terdiam. “maaf telah memanggil kalian semua ke sini, tapi kalian masih ingat kan, di panggung ini, panggung yang megah. Aku dan Gasimah memberikan penampilan terbaik pada kalian, sajian dansa kelas atas, kelas kerajaan negara luar. Tapi apa yang kudapat sekarang, SOSOK HANTU BAWAHAN TELAH MENGGODANYA, MENGGODA WANITAKU!” lantas semuanya bersorak, Mister Blek memperlihatkan ekspresi kesedihan. “kalian tahukan, apa yang akan aku lakukan pada sosok penganggu seperti itu?” sorakan semakin keras hingga membuat bangunan rumah sakit kembali berguncang hebat. “Aku akan menghabisinya!” perlahan wujudnya berubah, menjadi sosoknya yang asli dengan badan yang besar, tangan hitam yang panjang hingga menyentuh lantai dan lima buah mata yang muncul dari wajahnya.
“Tapi mister,” ucap salah satu anak buahnya, kondisi mendadak kembali hening, sosok satu ini sungguh berani menganggu Mister Blek yang sedang marah. “di luar kondisinya sangat terang, bagaimana kalau kita menunggu hingga tengah malam, kekuatanmu menjadi sangat besar di jam-jam itu kan?” sosok Mister Blek mendekatinya, hantu bawahan ini sudah siap dengan segala resikonya, termasuk harus dimakan jiwanya dan lenyap untuk selamanya.
“Kau ini…,” mulut Mister Blek terbuka lebar, susunan giginya bertingkat dan tajam. “ternyata dibalik wajahmu yang jelek ini, pemikiranmu encer juga. Baiklah!” tiba-tiba badannya menyusut, hingga kembali ke wujud manusianya yang gelap bagai bayangan. “aku akan menghabisinya di tengah malam nanti, setelah itu terangnya bulan akan menjadi saksi kembalinya Gasimah kepelukanku!” lagi-lagi semua warganya menyorakan namanya. “sebentar, kau!” menunjuk ke arah anak buahnya satu lagi. “ada info kah di mana mereka nanti malam? Karena tadi saat kau datang, kau mengatakan ada hal yang sangat bagus.”
“Iya Mister…,” ucapnya. “mereka akan mendatangi kawasan wahana tempat permainan di gunung itu, tempat Pak Tua Gondrong.”
“Pak Tua Gondrong hantu cabul yang suka menyamar menjadi seekor cicak lalu mengintip para wanita mandi di dekat lokasi itu?” Mister Blek tertawa mengingat sosok Pak Tua Gondrong, bagian kepala depannya habis, tetapi bagian belakangnya ditumbuhi rambut yang panjangnya hingga puluhan meter. “mereka memilh tempat yang sangat bagus, aku tidak perlu repot-repot untuk mengacau di sana,” tangannya kembali terangkat. “untuk kalian semua, aku tidak ingin kehadiran kalian. Cukup mendoakanku saja agar bisa memusnahkan hantu penggangu itu dengan nyaman. Sekarang kalian kembali menyebar dan mengambill energi negatif dari para manusia,” satu jentikannya kembali mengubah tempatnya menjadi ruangan yang kotor. “kerja yang bagus untuk kalian berdua, ambil mataku agar kalian bisa berubah menjadi wujud yang agak keren karena telah melahap energiku,” satu bola matanya dilempar, salah satu anak buahnya mengambilnya.
Sebelum memulai penelusuran, Dissa sedang sibuk berbelanja di area yang terkenal sebagai lokasi favorit para pengunjung dari luar daerah. Satu persatu toko didatanginya, bersama pak supir yang kembali direpotkan karena harus membawa banyak kantung belanjaan. Padahal salah satu alasan Dissa tidak bilang pada karyawannya karena takut dititipi buah tangan. Tetapi karena rasa sayangnya pada karyawan yang selalu membantunya, buah tangan itu akhirnya dibeli juga, termasuk bagian untuk pak supir.
“Pak maaf yah,” ucap Dissa melihat pak supir membawa kantung belanjaan.
“Tenang, cuman segini mah biasa. Ayok kalau mau belanja lagi bapak temenin,” ucap pak supir dengan bahagianya.
“Eh kasian itu, kok kamu tega banget sih suruh orang tua bawain belanjaan,” sosok Norman tiba-tiba muncul, tepat disamping Dissa.
“Eh Norman,” ucap Dissa dengan nada lesu. “udah puas ngedate sama Gasimahnya?”
“Siapa yang ngedate, aku cuman pinta diunjukin tempat-tempat yang bagus kok,” ucap Norman. “kan nanti ketemu di taman bermain, aku udah siapin hal seru buat dia,” wajahnya tersenyum lebar.
coolcoffe dan namakuve memberi reputasi
2
Kutip
Balas