- Beranda
- Stories from the Heart
Bersinggungan Dengan Mereka
...
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka

Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....
Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.
Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.
Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.
Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...
Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 17-10-2024 01:06
fadlost26 dan 67 lainnya memberi reputasi
64
60.3K
2.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
tetes.tinta
#260
Part 66
"Sejak kemarin, nomor Mas Seno tak bisa di hubungi, Mbak...." Vina begitu gusar, di dalam kamar dia tak henti henti nya menghubungi sebuah kontak yang dia beri nama "Mas Suami".
Rina, kakak nya hanya bisa menenangkan sang adik yang masih cemas perihal hilang nya kabar dari sang calon suami.
Bayang bayang batal nya pernikahan sudah menghantui benak gadis tersebut,
Mereka masih merahasiakan perihal kejadian tersebut meski suasana rumah sudah begitu ramai oleh sanak family yang sudah berkumpul untuk mengikuti prosesi pernikahan si bungsu dalam waktu beberapa hari lagi.
Di luar, Ardan yang menjadi seksi sibuk tak berani ikut campur dan memilih untuk menemani saudara istri nya, sekedar ngobrol dan merokok di teras rumah.
Sebenarnya Ardan sudah tahu perihal hilang nya kabar dari pihak Seno di detik detik acara pernikahan akan berlangsung.
Mereka masih merahasiakan nya lantaran takut jika orang tua Vina tahu, mereka akan shock dan berdampak pada kesehatan bapak nya yang pernah mengalami serangan jantung.
Tenda, dekor, katering dan segala uba rampe acara sudah di pesan. Di tambah dengan undangan dan nasi berkat uang sudah di sebarkan menambah panjang deretan masalah yang akan terjadi jika acara pernikahan tersebut di batalkan.
Sebenarnya, saat pihak dari Seno datang untuk menyerahkan uang mahar pernikahan, Ardan sudah merasa curiga karena yang mengantarkan uang tersebut adalah seorang laki laki yang mengaku bahwa dia adalah paman dari Seno.
Saat di tanya perihal kenapa bukan orang tua seno sendiri yang mengantarkan, orang tersebut berujar bahwa orang tua Seno sedang kurang sehat.
H-2 pernikahan, suasana menjadi semakin tak karuan.
Ardan dan Rina memutuskan untuk mendatangi kediaman Seno secara diam diam, sebenarnya Vina ingin ikut kesana. Namun di larang oleh Rina lantaran sedang di pingit dan tak boleh keluar rumah.
"Kalian mencari Seno?" Tanya seorang laki laki setengah baya berperawakan tambun yang duduk di ruang tamu yang cukup megah.
"Maaf, pak...."
"Kami dari pihak keluarga Vina, datang untuk meminta kejelasan perihal mengapa Seno tiba tiba menghilang tanpa kabar. Padahal acara pernikahan nya kan akan berlangsung dua hari lagi." Kata ardan
"Kau bisa lihat sendiri kan, di sini tak ada persiapan apa apa untuk acara tersebut?" Ucap nya sambil tersenyum sinis.
"Maksud bapak apa?" Sergah Rina dengan nada meninggi.
"Ini bukan main main, Pak."
"Kami sudah mempersiapkan segala nya agar pernikahan Vina dan Seno berjalan dengan lancar."
"Di mana Seno sekarang, kami ingin bertemu." Tambah Rina.
"Seno minggat!!" Teriak wanita yang baru saja keluar dari kamar.
"Seno pergi beberapa hari yang lalu, Dan kami tak tau dia sekarang dimana." Tambah sang suami.
Rina dan Ardan terkejut mendengar bahwa calon suami Vina sudah minggat beberapa hari yang lalu.
Namun, ada gelagat yang janggal dari ekspresi kedua orang tua nya. Mereka seperti sedang menutupi sesuatu.
"Pak, kami mohon. Tolong kasih tau di mana Seno berada...."
"Kita tidak mungkin membatalkan acara pernikahan yang sudah di depan mata."
"Apa kata orang orang setelah mengetahui jika acara ini di batalkan, belum lagu beban psikis adik kami dan kesehatan kedua orang tua kami?" Tanya Rina kepada mereka.
"Tak perlu memikirkan apa kata orang, toh nanti juga akan menguap dengan sendirinya dan menghilang." Kata ibu Seno dengan enteng nya tanpa beban sedikit pun.
"Tidak gitu juga dong bu..." Ucap Ardan yang mulai kesal.
"Kami sudah susah payah mencurahkan waktu, tenaga dan materi untuk prosesi pernikahan mereka berdua."
"Kalian jangan bercanda." Tambah Ardan sambil menunjuk ke arah mereka berdua.
"Materi???"
Bukan kan semua mahar dan biaya pernikahan sudah di antarkan oleh orang suruhan ku." Kata si Bapak.
"Sudah lah, aku tak menyesal mengeluarkan uang yang tak sedikit walau akhir nya harus di batalkan."
"Justru kami akan menyesal seumur hidup, kalau anak semata wayang kami akhir nya menikah dengan gadis yang cuma karyawan kantor dengan masa depan tak jelas." Tandas nya.
"Pakkkk, jaga mulut anda ya!!!" Teriak Rina yang sudah berada di puncak emosi nya.
"Saya tau anda orang berada, tapi apakah pantas anda merendahkan orang lain hanya karena anda adalah orang yang bergelimang harta." Kata Ardan dengan bijaksana sambil menenangkan emosi istri nya.
"Sudah, Mah. Percuma masalah ini kita bahas." Kata Ardan kepada istri nya.
"Meskipun batal, setidak nya Tuhan sudah memperlihatkan betapa bejatnya pemikiran orang seperti mereka." Kata ardan.
Mereka melotot mendengar nya,
"Hmmmmm...." Rina menghela napas nya.
"Kamu benar Mas, mungkin Vina beruntung karena tidak jadi menjadi menantu di sini."
"Aku tak bisa membayangkan betapa tersiksa nya ia hidup di tengah tengah orang se keji mereka."
"Pantas anak nya tak punya rasa tanggung jawab, panutannya saja bobrok!" Sindir Rina kepada mereka.
"Berani berani nya kalian menghina kami, lebih baik sekarang silahkan kalian angkat kaki dari rumah ini." Ucap bapak nya Seno.
Mereka pun pulang dengan tangan hampa tanpa hasil.
Sesampai nya di rumah, bagian tersulit pun harus mereka lalui.
Seluruh keluarga berkumpul, suasana begitu tegang. Mereka berdua menjelaskan perihal batal nya pernikahan Vina dengan Seno.
Untung nya kedua orang tua Vina tidak terlalu shock mendengar nya lantaran sejak awal mereka memang tidak terlalu suka terhadap perangai Seno yang plin plan dan kurang serius.
Vina lah yang benar benar merasa terpukul perihal batal nya pernikahan yang sudah di depan mata dengan alasan yang tak jelas.
Berita batalnya pernikahan itu pun tersebar luar ke tetangga dan rekan kerja nya. Vina benar benar malu dan depresi, mengurung diri di dalam kamar dan keluar dari pekerjaan nya.
Masa depan yang sudah ia impikan dengan sang pujaan hati berharap akan berakhir manis. Dia malah di paksa untuk menelan pil pahit karena batal untuk melenggang ke jenjang pernikahan.
Beberapa waktu berlalu, suatu sore di sebuah kafe dan resto....
"Dasar bencong......"
"Bisa nya cuma mempermainkan anak gadis orang, mending potong saja pinya mu dasar pengecut!"
"Juuuccccchhhhhh......"
Semua orang tampak memperhatikan luapan emosi istri ardan yang ia tujukan untuk pria di depan nya di tambah dengan lontaran saliva (air liur) dari mulut istri ardan ke wajah pria tersebut sebagai penghinaan.
Pria itu hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, begitu juga dengan teman teman nya yang duduk di situ. Tak ada satu oun yang berani ikut campur karena masalah nya memang sepertinya cukup pelik.
"Mamah apa apa an sih, tuh jadi tontonan orang. Malu tauk"
Ucap Ardan saat menghampiri Istrinya yang masih emosi."
Pria tersebut masih tak bergeming dan terdiam seolah sedang mengamati sesuatu di sudut ruangan, ya ia sedang mencari cctv, Ntah apa yang akan ia rencanakan.
"Ayo mah, kita pergi saja dari sini. Cari tempat makan lain."
Ardan menggandeng istrinya untuk keluar sambil melirik sinis ke arah si pria tersebut.
"Dasar Banci, pengecut!"
Teriak Istrinya sambil mengacungkan jari tengah ke arah pria tersebut.
"Bisa nya cuma mempermainkan anak gadis orang, mending potong saja pinya mu dasar pengecut!"
"Juuuccccchhhhhh......"
Semua orang tampak memperhatikan luapan emosi istri ardan yang ia tujukan untuk pria di depan nya di tambah dengan lontaran saliva (air liur) dari mulut istri ardan ke wajah pria tersebut sebagai penghinaan.
Pria itu hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, begitu juga dengan teman teman nya yang duduk di situ. Tak ada satu oun yang berani ikut campur karena masalah nya memang sepertinya cukup pelik.
"Mamah apa apa an sih, tuh jadi tontonan orang. Malu tauk"
Ucap Ardan saat menghampiri Istrinya yang masih emosi."
Pria tersebut masih tak bergeming dan terdiam seolah sedang mengamati sesuatu di sudut ruangan, ya ia sedang mencari cctv, Ntah apa yang akan ia rencanakan.
"Ayo mah, kita pergi saja dari sini. Cari tempat makan lain."
Ardan menggandeng istrinya untuk keluar sambil melirik sinis ke arah si pria tersebut.
"Dasar Banci, pengecut!"
Teriak Istrinya sambil mengacungkan jari tengah ke arah pria tersebut.
Mereka tak menyangka bahwa takdir telah mempertemukan Ardan dan Rina dengan sosok yang sudah menghancurkan masa depan adik nya, Seno.
Beredar kabar semenjak batal menikah dengan Vina, Seno ternyata sudah menikah dengan seorang perawat dari hasil perjodohan kedua orang tua nya. Benar benar baik ini orang.
Beberapa hari berlalu, hari itu Rina mendapatkan sepucuk surat dari kantor kepolisian.
Dia menjadi pihak terlapor atas dugaan perbuatan tidak menyenangkan di muka umum oleh pihak pelapor yang tak lain adalah Seno.
Ardan dan Rina langsung menyimpulkan bahwa itu adalah kasus tempo hari saat Rina melabrak dan meludahi wajah Seno di muka umum. Rupa nya ia tak terima.
Singkat cerita, mereka pun akhir nya menghadiri surat panggilan tersebut untuk di BAP. Perdebatan sengit dan saling menyalahkan di tambah inisiatif dari kedua belah pihak untuk meminta dukungan orang orang berpengaruh dengan pangkat tinggi menjadi kan permasalahan nya semakin pelik dan tak menemui titik temu.
Setelah melalui mediasi, akhir nya pihak Rina dan Ardan setuju untuk mengambil jalan damai dengan cara kekeluargaan.
Bukti kuat dari rekaman cctv membuat Rina tak berkutik, Dia harus membayar ganti rugi sebesar 30 juta rupiah sebagai jalan damai.
Pernikahan adik nya batal di tambah harus keluar uang yang tak sedikit untuk orang yang sama membuat Ardan benar benar geram.
"Fyuuhhhhh....." Ardan menghempaskan asap rokok di mulut nya saat berada di lobby kantor bersama Ardo dan Fahri.
"Ludah istriku mahal, 30 juta Bro....." Ucap nya sambil tersenyum frustasi seperti orang gila.
Perlahan, vina mulai bisa membuka diri dan memutuskan untuk berdamai dengan keadaan.
Dia mulai di terima kembali menjadi karyawan di tempat yang baru.
Karir nya mulai menunjukan peningkatan uang signifikan, namun berbanding terbalik dengan urusan asmara.
Beberapa kali Vina dekat dengan laki laki, ada yang sudah sampai ke jenjang pernikahan. Namun, lagi lagi Selalu ada saja rintangan.
Entah itu pertengkaran yang di picu dari hal hal sepele, di gantungkan, dan yang paling parah. Ada calon Vina yang sampai kecelakaan dan meninggal.
Semacam ada yang menutupi jalan Vina dalam menemukan jodoh. Di awal awal tak ada yang menyadari nya dan menganggap itu sebagai rangkaian takdir belaka.
Namun, belakangan Rina mulai curiga bahwa ada yang tak beres dengan adik nya.
"Tok, tok, tok...."
"Vin, kakak boleh masuk?"
Ucap Rina di depan pintu kamar adik nya.
"Iya, Kak...."
"Masuk saja, ndak di kunci kok." Teriak nya.
Vina yang dulu ceria dan cantik, sekarang selalu murung dengan wajah sayu. Kedua kelopak mata nya nampak hitam seperti orang yang kurang tidur. Aura nya pudar....
"Nanti malam ikut mbak yuk, sama mas ardan...."
Ajak nya sambil duduk di samping Vina yang tampak tak bersemangat.
"Malas ah mbak, memang nya mau kemana?" Tanya Vina yang sedikit penasaran.
"Rencana nya Mbak sama mas Ardan mau ke tempat seseorang yang berada di lereng gunung sana."
"Memang nya tempat siapa itu mbak?" Tanya vina.
"Itu adalah tempat saudara dari teman kerja mas ardan."
"Beliau adalah ulama sekaligus ahli spiritual, kita ikhtiar kesana saja yuk. Demi kebaikan mu ke depan." Ajak Rina.
Rina ingat dengan kejadian saat amel di ganggu di tempat kerja dan di tolong oleh Pak Dhe, saudara dari Bimo suami nya Amel yang tinggal di lereng gunung.
Setelah berbicara dengan Ardan, Rina berniat mengajak adik nya ke tempat tersebut sebagai bentuk usaha nya untuk sang adik.
Ardan juga tahu tempat nya karena pernah ikut ke sana saat mengobati Amel dulu.
Setelah di bujuk, Vina pun akhir nya mau untuk ikut ke sana.
Malam nya, mereka bergegas menuju ke tempat Pak Dhe. Ardan juga sempat mengabari Amel, ardo, Fahri dan Bela.
Mereka mendoakan yang terbaik untuk adik ipar rekan kerja nya tersebut.
Malam nya....
Setelah menempuh perjalanan menembus kegelapan malam melewati jalanan curam khas pegunungan. Sampai lah mereka di sebuah kediaman bergaya joglo dengan kayu kayu jati yang kokoh menjadi tiang penyangga.
Tampak suasana rumah tersebut masih ramai oleh orang orang yang sedang mengaji.
"Asalamualaikum, Pak dhe ..."
Ucap ardan saat di sambut oleh tuan rumah.
"Waalaikumsalam, Nak Ardan ya.?" Tanya beliau dengan santun.
"Iya Pak dhe...." Sahut ardan sambil mencium tangan beliau.
"Iya iya, tadi Bimo sempat memberi kabar perihal kedatangan Nak Ardan."
"Mari masuk....." Ajak beliau.
Rina dan Vina juga bersalaman kepada beliau.
Mereka duduk di area terpisah dengan orang orang yang tadi mengaji.
Setelah ber basa basi sejenak, Ardan pun mulai mengutarakan maksud kedatangan nya malam itu.
Tentang Vina yang setelah batal menikah dengan Seno, tiba tiba menjadi jauh dari jodoh.
Pak dhe sempat memperhatikan Vina yang duduk tertunduk dengan mengenakan hijab.
Beliau terdiam sejenak sambil membaca sesuatu di bibirnya yang tampak komat kamit.
"Astagfirullah....."
"Benar benar dzalim orang yang sudah melakukan ini padamu, Ndhuk...."
Kata Pak dhe sambil menggelengkan kepala.
"Memangnya kenapa dengan adik saya Pak dhe?" Tanya Rina.
Beliau terdiam sejenak.
"Pandeman sapu gerang" (sapu gerang adalah sapu lidi usang yang biasanya terdapat di area pemakaman) sedangkan pandeman artinya sesuatu yang di pandem/di kubur.
"Ada orang jahat yang sengaja mengambil sapu gerang di sebuah makam, membungkusnya dengan kain mori berisi rajah lengkap dengan nama adik mu binti nama bapak mu, benda tersebut di ritual kan dengan sedemikian rupa di tambah hitungan hitungan neptu dan hari kelahiran yang rumit menjadi sarana untuk mempersulit jodoh Nak Vina."
Pak dhe menjelaskan nya dengan detail perihal apa yang sedang di alami oleh Vina.
"Ya Allah...."
"Jahat betul orang itu Pak dhe."
Kata ardan.
Vina dan Rina juga terkejut mendengarnya.
"Tak salah lagi, pasti ini ulah nya Seno." Celetuk Rina tiba tiba.
"Ssstttt, mamah jangan menuduh sembarangan." Sergah Ardan kepada istri nya.
"Pak dhe, terus terang saya sudah lelah dengan semua ini."
"Saya harap pak dhe bisa menolong saya..."
Kata vina dengan lemah.
"Banyak banyak berdoa Ndhuk, minta pertolongan kepada gusti Allah."
Nanti Insyaallah akan aku bantu semampu ku." Kata beliau.
"Perihal siapa yang sudah tega melakukan nya, nanti juga kalian akan tahu sendiri."
Ucap pak dhe.
Malam itu pak dhe menyuruh Vina untuk membersihkan diri, beliau melakukan ruqyah untuk membersikan Vina dari aura negatif yang menutupi nya.
Setelah ini, kita sama sama ke rumah mu. Akan ku tunjukan di mana letak pandeman sapu gerang itu berada...." Ucap pak dhe saat hendak melakukan ruqyah kepada Vina.
Bersambung-
sydney89 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup