- Beranda
- Stories from the Heart
SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]
...
TS
mr.b3k
SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]
![SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2024/07/09/8828427_202407090619200277.jpg)
![SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2024/07/08/8828427_20240708060834.png)
![SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2024/07/08/8828427_20240708061103.png)
![SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2024/07/08/8828427_20240708061348.png)
Quote:
![SPA [PART 1] [BASED ON HORROR TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2024/07/08/8828427_202407081131580111.png)
- P E M B U K A -
Hola, gansist..
Selamat pagi/siang/sore/malam, salam sejahtera untuk semuanya.
Perkenalkan, ane B3K (dipanggil bebek) ingin berbagi kisah serba-serbi kehidupan ane dan temen sewaktu masih bekerja di tiga perusahaan SPA yg berbeda yg ada di kota ane, dari mulai hal yg menyenangkan, menyedihkan, sampai menyeramkan semuanya akan ane ulik disini.
Nah, for your information gansist, untuk di awal (part 1) ane akan menceritakan sebuah permulaan kisah yg dialami temen ane dalam memulai karirnya di dunia kesehatan & relaksasi Salus Per Aquam (SPA).
Disini nanti bakal banyak pengalaman baru yg akan ia dapatin, mulai dari pengalaman kerja, asmara, kenikmatan duniawi, hingga ke hal-hal yg diluar akal logika.
Berlokasi di suatu tempat di jantung kota Medan, yah Spa ini dulunya cukup terkenal dan fenomenal, bukan bualan karna tempat ini beberapa kali sempat di singgahi oleh artis-artis papan atas yg kebetulan lagi ada konser atau syuting di kota Medan bre.
Kendati demikian, walau tempat ini terlihat berkelas selaras dengan pencapaiannya, nyatanya tempat ini menyimpan sisi lain yg tidak banyak orang ketahui, seperti hal-hal ganjil diluar nurul yg mana itu cukup berhasil bikin bulu biji merinding, bahkan sampai berspekulasi liar kalau tempat ini jangan-jangan punya sejarah kelam..
Mungkin itu aja dulu muqoddimahnya, maap jika gaya penulisan agak berantakan, maklum bukan novelis bre hehe, oke langsung aja kita ke ceritanya ya bre, untuk nama dan tempat tentu disamarkan.
Oya btw disini akan ada 3 part cerita di 3 tempat Spa yg berbeda tentunya. Dan untuk di part 1 & 2 disini ane akan make perspektif temen ane itu si dian selama cerita berlangsung.
Nah peranan ane bakal muncul di part ketiga nanti, karna waktu itu kebetulan ane kerja bareng dia di Spa yg sama
Oke langsung aja cekibroottttt..
Selamat pagi/siang/sore/malam, salam sejahtera untuk semuanya.
Perkenalkan, ane B3K (dipanggil bebek) ingin berbagi kisah serba-serbi kehidupan ane dan temen sewaktu masih bekerja di tiga perusahaan SPA yg berbeda yg ada di kota ane, dari mulai hal yg menyenangkan, menyedihkan, sampai menyeramkan semuanya akan ane ulik disini.
Nah, for your information gansist, untuk di awal (part 1) ane akan menceritakan sebuah permulaan kisah yg dialami temen ane dalam memulai karirnya di dunia kesehatan & relaksasi Salus Per Aquam (SPA).
Disini nanti bakal banyak pengalaman baru yg akan ia dapatin, mulai dari pengalaman kerja, asmara, kenikmatan duniawi, hingga ke hal-hal yg diluar akal logika.
Berlokasi di suatu tempat di jantung kota Medan, yah Spa ini dulunya cukup terkenal dan fenomenal, bukan bualan karna tempat ini beberapa kali sempat di singgahi oleh artis-artis papan atas yg kebetulan lagi ada konser atau syuting di kota Medan bre.
Kendati demikian, walau tempat ini terlihat berkelas selaras dengan pencapaiannya, nyatanya tempat ini menyimpan sisi lain yg tidak banyak orang ketahui, seperti hal-hal ganjil diluar nurul yg mana itu cukup berhasil bikin bulu biji merinding, bahkan sampai berspekulasi liar kalau tempat ini jangan-jangan punya sejarah kelam..
Mungkin itu aja dulu muqoddimahnya, maap jika gaya penulisan agak berantakan, maklum bukan novelis bre hehe, oke langsung aja kita ke ceritanya ya bre, untuk nama dan tempat tentu disamarkan.
Oya btw disini akan ada 3 part cerita di 3 tempat Spa yg berbeda tentunya. Dan untuk di part 1 & 2 disini ane akan make perspektif temen ane itu si dian selama cerita berlangsung.
Nah peranan ane bakal muncul di part ketiga nanti, karna waktu itu kebetulan ane kerja bareng dia di Spa yg sama
Oke langsung aja cekibroottttt..
Quote:
Original Posted By mr.b3k►
!! N O T E S !!
Dikarnakan alasan satu dua hal, untuk jadwal update cerita gak bisa ditentukan berapa hari sekali artinya kapan sempat bakal ane update, tentu hal itu juga bergantung dari antusiasme para gansist semua, dan ane usahakan tak ada kentang rebus diantara kita semua.
Tapi, untuk skenario terburuknya kalo minat dari gansist semua rendah atas trit ini maka kemungkinannya bakal ane lanjut cuma sampai di part satu aja.
Jadi sekali lagi, antusiasme gansist semua sangat berpengaruh untuk keberlangsungan trit ini, komentar dan cendolnya siap ane tampung bre..
Terima kasih atas perhatiannya!
!! N O T E S !!
Dikarnakan alasan satu dua hal, untuk jadwal update cerita gak bisa ditentukan berapa hari sekali artinya kapan sempat bakal ane update, tentu hal itu juga bergantung dari antusiasme para gansist semua, dan ane usahakan tak ada kentang rebus diantara kita semua.
Tapi, untuk skenario terburuknya kalo minat dari gansist semua rendah atas trit ini maka kemungkinannya bakal ane lanjut cuma sampai di part satu aja.
Jadi sekali lagi, antusiasme gansist semua sangat berpengaruh untuk keberlangsungan trit ini, komentar dan cendolnya siap ane tampung bre..
Terima kasih atas perhatiannya!
Spoiler for WARNING:
Spoiler for INDEX:
Spoiler for OTHERS:
Quote:
Diubah oleh mr.b3k 09-08-2024 04:29
imanfewe1212 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
16.1K
182
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mr.b3k
#65
[BAB 8] PENGAKUAN MEREKA (BAG 1.1)
...
Malam itu..
Kira-kira sekitar pukul setengah sembilan, tepatnya setelah aku selesai beberes lt.4 dengan segala pergejolakan batin yg habis ku rasakan, aku berpikir dalam benak, kenapa momen mengerikan itu bisa terjadi dan kenapa dia yg gak ku kenal bisa mengikutiku sampai sini, apa yg dia inginkan, apa maksud dan tujuannya, apa itu cuma keisengan makhluk halus yg menyerupai, ntahlah, aku gak bisa menyimpulkan dengan logis.
Singkat cerita, aku memutuskan bergegas ke lt.5 dan bergabung dengan mereka yg ada disana, bg denis, citra, dea, clara, bunga & laura mereka ternyata sedang berkumpul ria disana, sebagian dari mereka juga ada yg baru selesai kerja lalu ikut nimbrung dalam obrolan, berbagi cerita satu sama lain layaknya di tongkrongan.
Tanpa pengecualin termasuk diriku juga, yg datang dalam kondisi wajah kurang mengenakkan, bg denis yg waktu itu memperhatikan seolah seperti mengisyaratkan "pasti ada apa-apa sama nih anak..", akupun yg gak sabar langsung menceritakan semuanya ke mereka yg ada disitu.
Aku yg sedari awal ngebuka topik pembicaraan horor ini membuat mereka berekspektasi gak percaya karna apa yg ku alami ternyata itu hal baru yg mereka dengar.
Terutama bagi bg denis & kak clara yg notabenenya udah bekerja disini bertahun-tahun, fenomena mistis yg ku alami tadi tentu bagi mereka itu kejadian baru yg gak terduga ditempat ini..
Hal ini lantaran beberapa bahkan hampir semua dari mereka yg bekerja disini (baik yg lama ataupun baru) selalu mengalami kejadian yg bisa dibilang cukup template, artinya, fenomena mistis yg mereka alami satu persatu itu gak jauh berbeda satu sama lain, itulah kenapa ketika aku menceritakan apa yg ku alami beberapa saat lalu itu bikin mereka cukup terkejut.
Malam itu, cerita demi cerita kami buka, membahas apapun, namun, poin utama kita malam itu adalah menceritakan pengalaman horor apa aja yg dialami selama bekerja disini.
Bahkan sangking asiknya bercerita kami semua sampai lupa waktu saat itu..
Sampailah dimana dea & citra membuka cerita pertama, ternyata mereka punya pengalaman yg cukup sama denganku waktu awal masuk kerja, yah apalagi kalau bukan bersinggungan dengan si sosok nenek itu.
Usut punya usut, mereka berdua ini rupanya temenan satu kos, jadi sewaktu dea masuk kerja gak lama si citra ikut nyusul, yah kurang lebih selisih 1 bulan kerja.
Jadi waktu itu...
"Jak..
..ada anak baru nih (terapis), aku sama clara yg nge-training, harusnya giliran gilang tapi katanya nggak dulu, jadi langsung lompat ke kau nih, mau gak jadi objek latihannya..??"
ucap kak nina lewat telpon kabel yg waktu itu menawarkan jaka jadi bahan latihan terapis baru.
"Boleh sih kak, tapi seingetku ini bukan giliranku kan??" saut jaka merasa bingung.
"Iyaa harusnya ini giliran gilang, tau tuh anak kenapa gak mau.." pungkas kak nina.
"Ohhh lagi dapet mungkin dia kak wehhehehe, yowes gas kak, otw atas.." ucap jaka sambil cengengesan bercanda yg mana juga menyetujui tawaran kak nina.
Singkat cerita, mereka berempat (jaka, kak nina, kak clara & dea) udah berada di ruangan atau tepatnya di satu kamar khusus didalam ruangan manager-admin yg ada di lt.5 yg mana dikhususkan untuk tempat training.
Berhubung Spa kami cuma kelas bintang tiga jadi fasilitas seperti sauna, akupuntur, terapi rendam kolam air panas dll gak tersedia maka dari itu sesi training cuma difokuskan dalam area kamar saja.
Disini jaka sebelumnya udah beberapa kali pernah dijadikan bahan training, jadi dia udah hafal apa-apa aja yg harus dilakuin selagi jadi objek latihan.
Dengan sigap dia langsung melepas seluruh pakaiannya terkecuali boxernya..
"Mau aku bantuin gak jak, bukain bawahnya..." ucap kak clara menggoda jaka waktu itu.
"Boleh kak, tapi nanti kalau kesenggol terus si adick berdiri gimana.? hehhe.." balas jaka yg juga menggoda balik.
"Dah.. dah.., kok malah becandaan nih anak dua.!!!" saut kak nina yg motong candaan mereka berdua.
"Kau lagi jak, sagne aja bawaannya kalo disuruh beginian..
..dah tenang aja, nanti juga kita servis kayak biasa." lanjutnya sambil ledekin jaka.
"Hehe.. kak nina tau aja, jadi gak sabar nih.." saut jaka yg malah kegirangan waktu itu.
Dea yg bercerita waktu itu merasa gak enakan setelah lihat ekspresiku, spontan langsung aku suruh dia untuk lanjutkan dengan memberi kode "aman, aku udah tau, it's oke.."begitulah.
Sebelum itu, ada hal kecil yg perlu kalian tau, udah semacam tradisi disini (gak tau ntah sejak kapan) kalau crew atau karyawan pria yg disuruh jadi objek training pasti dapet bayaran, dan yah.. tidak lain tidak bukan bayarannya adalah servis plus-plus dari si terapis.
Aku juga waktu tau fakta ini rasanya pingin segera jadi bagian training itu, penasaran gimana rasanya, yg rupanya nanti di waktu mendatang hal itu terjadi wkwkwkkk..
Dengan hanya berlapiskan boxer, sebelum jaka merebahkan seluruh tubuhnya spontan ia melirik dea dan berkata..
"Oh ini ya terapis barunya.. siapa namanya..?? kenalin aku jaka single 21th, jago masak jago diranjang juga hehhehe.."
Dengan pedenya dia memperkenalkan diri didepan dea, yg hal itu justru bikin kak clara bahkan dea ketawa geli sedang kak nina cuma bengong lihat tingkah leboynya itu.
Dea yg waktu itu awalnya terlihat agak kaku dan malu-malu lama kelamaan jadi lebih enjoy..
"Dek.., hati-hati sama buaya satu ini, bahkan kami yg kakak'annya aja gak segan-segan digombalin sama dia..
..kalo nanti kamu tiba-tiba diseret ke kamar sama dia tonjok aja otongnya itu.." ucap kak clara yg candaannya semakin cairkan suasana.
"Dihh.. dikira otongku samsak, main tonjok-tonjok aja ya kak.." saut jaka yg juga nyeletuk.
"Dea, inget ya.. yg lembut-lembut aja, jangan kasar-kasar hehee.." celetuk jaka godain dea.
"Udah iya jak iya.., sak otongmu nanti kita lembutin juga sampe muntah.. bacod mulu, cepetan gih baring..!!!" saut kak nina yg ikut candaan mereka dan bikin jaka berkhayal mesum.
"Hehe, tuhkan.. kak nina mancing-mancing, makin gak sabar nih.." ucap jaka yg gak ada habisnya godain mereka.
Dea yg waktu itu dengerin candaan nakal mereka seolah seperti bukan hal baru lagi di telinganya, walau terkesan agak malu-malu, dea malah nyeletuk begini..
"Emang bg jaka bakal tahan berapa lama kalo dea enakin..??" spontan ucapan dea itu bikin jaka menjurus, bahkan kak nina & clara saling bertukar pandang.
"Yee.. jangan kamu pancing dek, makin menjadi ntar nih anak.." saut kak clara.
Ketika jaka mau nanggepin ucapan dea tadi, refleks kak nina langsung narik dia ke kasur untuk langsung rebahan memulai aktivitas training mereka.
Akhirnya disini kak nina & clara mulai jelasin ke dea step by step yg harus dilakuin apa aja ke tamu dari awal sampai akhir, seperti bagaimana menyambut dan bersikap ramah pada tamu, cara penggunaan lulur yg efisien, preparing apa aja yg diperlukan ketika tamu ingin berendam di bathtub, apa yg harus dilakukan ketika membutuhkan sesuatu saat didalam kamar, sampai yg paling penting yaitu bagaimana cara massage yg baik dan benar..
"Begini dek.., disini nih, area titik-titik otot yg harus yg kamu treatment.." ucap kak nina sembari dipraktikkan kak clara.
"Bagian ini begini cara pijatnya.. area ini begini.. yg ini nanti beginii..." lanjut kak nina mengajarkan teknik massage ke dea.
"Setelah semua bagian-bagian tadi udah kamu treatment dengan pijatan..
..selanjutnya kamu satukan kedua telapak tangan kamu dan bentuk seperti ini..."
sedang mencontohkan bagaimana bentuk pose tangannya..
"Setelah itu langsung kamu pukulkan ke area punggung seperti ini.." lanjutnya menjelaskan sembari kak clara menunjukkan cara-caranya.
"Cpleekkk.. plekkk.. plekkk.. plekkk."
(yg pernah ke spa pasti gak asing sama suara ini)
"Pukul secara merata dari pundak atas (kanan kiri) sampai ke area pinggang, dan ulangi sampe beberapa kali.." jelas kak nina.
Setelah seluruh teori dan metode praktik yg mereka ajarkan ke dea selesai dijelaskan, sekarang saatnya bagi dea untuk mempraktikkan hal yg baru diajarkan tadi.
Tentu bagi pemula itu bukan hal mudah, dea sempat mengulang beberapa kali, dan seperti candaan diawal tadi jaka disini beneran jadi samsak, bukan di otongnya tapi di seluruh tubuhnya..
Kurang lebih sejaman berlalu mereka mutusin untuk rehat sebentar, sekalian jaka mulihkan tubuhnya yg habis jadi samsak itu.
Sembari mengobrol santai, disini kak nina jelasin ke dea step terakhir untuk sesi latihan hari ini, yah inilah bagian puncak yg paling jaka tunggu, momen dimana para terapis melakukan "service plus-plus" kepada tamu..
"Mwehheheheee..."
Ketawa girangnya jaka sulit dibendung mengisyaratkan tubuhnya kembali semangat..
Setelah melakukan penjelasan edukasi dasar tentang teknis kerja terapis hingga tata cara massage, sampailah disini bagian paling akhir, yaitu tentang sesi plus-plusnya.
"Service ++ ini gimana maksudnya ya kak..??" tanya dea yg waktu itu belum terlalu tau tapi sebenernya udah bisa nebak kemana arahnya.
"Sebelumnya udah pernah denger istilah itu di luar sana?? kalo iya apa yg dea tau?" tanya kak nina memastikan.
"Pernah sih kak, apalagi ada temen kos dea yg pernah jadi terapis, sedikit banyaknya yg dea tau itu..
..kalo gak salah ingat katanya kita nanti ngelakuin VM (Vitality Massage) gitu, nge-treatment bagian vitalnya pria bahkan puncaknya sampe main gitu.. emang bener kak..???" tanya dea penasaran sembari jelasin apa yg dia tau.
Ini pengalaman pertama bagi dea bekerja sebagai terapis, tapi walau begitu, bukan berarti dea ini anak polos, nyatanya doi cukup tau tentang seluk beluk perterapisan dari temen satu kosnya, walau cuma sebatas teori.
"Yah.. secara garis besar seperti itulah dek, tapi kakak mau nanya nih, sebelumnya kamu udah pernah lakuin hubungan intim belum..???" tanya kak nina to-the-point.
Tampak dea yg sedikit terkejut dan agak malu-malu itupun menjawab..
"Hmm yah.. namanya juga pernah pacaran kak, anak kos lagi, tau sendirilah kakak.."
Jawabnya yg agak malu-malu itu menandakan kalau mereka yg ada disitu udah paham maksudnya.
"Okelah kalo gitu..."
"Intinya servis ++ ini kurang lebih seperti layanan intim, tapi perlu diingat, ada step-stepnya juga dibagian ini, bukan berarti ketika tiba-tiba tamu ngajak terus kamu 'harus mau dan langsung' lakuin itu, tidak, bukan gitu, ada aturan mainnya.." ucap kak nina menjelaskan.
Jadi intinya disini kak nina semacam ngasih rules yg harus dea pahami ketika mau memberikan layanan plus-plus ke tamu, dan untuk detail rulesnya gimana tentu gak akan aku bahas disini, jadi langsung kita skip ke bagian praktiknya aja.
Ohiya, ada aturan tak tertulis disini, sebelum calon terapis diajarkan ke bagian servis++ mereka akan ditanya lebih dulu bersedia atau nggak untuk lakuin pekerjaan seperti ini, tentu gak ada paksaan, sekiranya si calon ini keberatan maka dia langsung dipersilahkan pulang tapi kalau sebaliknya maka training dilanjutkan sampai selesai, begitu..
Singkat cerita, dea bersedia kerja disini walau latar pekerjaannya seperti itu.
Lalu disisi lain jaka yg udah berbaring di atas kasur tanpa sehelai apapun lagi kecuali area vitalnya yg ditutupin dengan sehelai handuk kecil siap menunggu untuk melanjutkan latihan.
"Dea..
..perhatikan kakak ya, kali ini kak clara yg jelasin dan kakak yg praktikin.." ucap kak nina memulai.
Dea pun cuma mengangguk kecil pertanda paham.
Tak lama kak nina langsung melumuri kedua tangannya dengan oil, juga dikedua area paha jaka..
"Untuk diawal kamu harus beri rangsangan dulu dibagian paha ini, urut dengan lembut seperti ini, seolah seperti membelai.." ucap kak clara menjelaskan dibarengi kak nina mempraktikkan.
Kak nina melakukan massage di area pangkal paha jaka, sampai-sampai ujung jari-jemarinya mencapai area vitalnya.
Dengan perlahan, pijatan dari tangan kak nina itu semakin masuk sampai ke dalam handuk kecil yg menutupi area vitalnya jaka dan tentu berakhir dengan sentuhan tipis-tipis di area mr.p-nya yg mana jika itu dilakukan berulang kali bisa membuat rangsangan di area vital pria.
Tetiba dari balik handuk kecil itu seperti ada yg tegak berdiri tapi bukan keadilan.. 
"Hahhaha.. dah bangun aja tuh adick-mu jak.." tawa kak clara dengan senangnya menggoda jaka.
"I-iya nih.. padahal udah beberapa kali, tapi rangsangan kak nina tetep bukan main enaknya hehhe.." ucapnya gombalin kak nina sambil malu-malu.
"Heleh.. gombal teroooss.., bilang aja dirimu ketagihan dan mau diteruskan sampe cr*t yakan jakaaa.."
canda kak nina sembari meremas tombaknya jaka yg udah tegak sedari tadi dari balik handuk kecil itu, sontak bikin jaka menjerit kecil dan juga spontan dea kaget kemudian buang muka.
"Aduuhhh kaak.. jangan dikasari dong, maunya dilembutin aja hehhee..." ucap jaka yg masih aja godain kak nina.
"..yah namanya juga normal kakakku, masa iya gak mau cr*t.." lanjutnya cengengesan.
Tetiba kak clara yg gemes dengan sigap dan spontan lakuin ini..
"Wusshhhhh..."
"Heehh, udah setegang ini rupanya punyamu ya jakaku sayaaang.."
ucap kak clara menggoda dengan wajah genitnya yg secara tiba-tiba juga menarik handuk kecilnya jaka.
"Ehhh, kak raaa...
..hadee main tarik-tarik aja tanpa aba-aba, bikin kaget.." saut jaka yg agak kaget dan malu, lalu spontan nutupin area vitalnya pakai tangan.
"Jak.. mau lanjut gak nih?? kok malah ditutupin pake tangan itumu..
..kamu juga dea, kalo kamu buang muka gitu gak bakal tau apa yg kakak lakuin dong, yuk perhatiin, anggap ini punya pacarmu.." ucap kak nina dengan santai.
"Hehe iya kak maap.. harap maklum, dah lama gak liat soalnya jadi agak kaget.." ucap dea malu-malu.
"Hohh.., emang dah berapa lama gak liat dek.??" tanya kak clara sedikit menggodanya.
"Emm.., kayaknya, dah hampir 2th deh kak aku gak pernah liat lagi secara langsung hehe.." ucapnya yg senyum malu-malu.
Tiba-tiba kak clara deketin dea dan meletakkan salah satu tangannya di dada dea..
"Hahhaha.. iya kayaknya beneran, nih jantungnya beneran berdebar.." sambil cengengesan kak clara usilin dea yg bikin dia makin salting di depan jaka.
Dengan tongkat gagah yg sedang ereksi itu jaka perlahan melepaskan kedua tangan yg menutupinya, lucunya, betapa kagetnya reaksi dea ketika lihat itu..
"EHHHH BESAAARRRR..."
Sontak kak nina dan clara langsung senyum-senyum lihat reaksi dea, lalu spontan ngomong..
"Kira-kira, sama punya mantanmu dulu besaran mana dek..???" tanya kak nina iseng.
"Jelas besaran inilah kaaaak.." ucapnya yg tak mengalihkan pandangan dari batang tegaknya si jaka itu.
"Liat tuh nin.. kedip pun enggak matanya, asik betul dia liatinnya.." ucap kak clara ngusilin dea.
"Yah, wajar sih.. kita berdua aja dulu begitu raa, sampe bengong hahah.." saut kak nina yg dulu ternyata bereaksi sama seperti dea.
"Emang sih, disini kayaknya punya si jaka paling besar, pantes nih anak bangga jago di atas ranjang.!!!" canda kak clara sambil nyentil tombaknya jaka.
"Hihiii.. ayo puji terus batangku wahai wanita-wanita cantik..
..jadi, apa mau dianggurin aja nih si joni.??"
ucap jaka yg sedang membanggakan dirinya sembari menggoda.
Tentu aku yg denger cerita dea dibagian ini ngerasa sinis dan agak gak yakin, ah masa, apa iya, sebesar apa sih kalau dibanding punyaku..(?)
Wkwkk gumamku dalam hati seperti tak mau kalah.
Gak lama kak nina pun melanjutkan rangsangan treatmentnya sembari diperhatikan dea.
Sampai akhirnya kak nina dengan bebas dan luasa memainkan area vitalnya jaka dengan kedua tangannya..
"Sekarang step selanjutnya dek.." ucap kak nina.
Dengan tangan yg dibanjiri oleh oil itu, kak nina membelai, mengusap dan kemudian telapak tangannya mulai menggenggam batang kerasnya jaka lalu menggeseknya ke atas dan ke bawah berkali-kali selembut mungkin, dengan tempo yg tak terlalu cepat ataupun lambat, perkocokan dengan skill ala terapis itu dengan intens ia tunjukkan ke dea bahkan sampai membuat jaka hanyut keenakan.
"Cleekkk.. Clekkk.. Clekkk.. Cleekkkk..."
Keadaan tetiba menjadi hening, dan hanya terdengar suara peraduan antara tangan becek kak nina yg terbalut oil dengan kulit mr.p jaka yg tergesek cukup terdengar nyaring di dalam kamar itu.
Suasana bergairah diruangan itupun semakin memanas dan memuncak..
Sudah tak ada kata-kata panduan lagi, tak ada instruksi lagi, mereka hanya fokus pada satu titik...
....
Malam itu..
Kira-kira sekitar pukul setengah sembilan, tepatnya setelah aku selesai beberes lt.4 dengan segala pergejolakan batin yg habis ku rasakan, aku berpikir dalam benak, kenapa momen mengerikan itu bisa terjadi dan kenapa dia yg gak ku kenal bisa mengikutiku sampai sini, apa yg dia inginkan, apa maksud dan tujuannya, apa itu cuma keisengan makhluk halus yg menyerupai, ntahlah, aku gak bisa menyimpulkan dengan logis.
Singkat cerita, aku memutuskan bergegas ke lt.5 dan bergabung dengan mereka yg ada disana, bg denis, citra, dea, clara, bunga & laura mereka ternyata sedang berkumpul ria disana, sebagian dari mereka juga ada yg baru selesai kerja lalu ikut nimbrung dalam obrolan, berbagi cerita satu sama lain layaknya di tongkrongan.
Tanpa pengecualin termasuk diriku juga, yg datang dalam kondisi wajah kurang mengenakkan, bg denis yg waktu itu memperhatikan seolah seperti mengisyaratkan "pasti ada apa-apa sama nih anak..", akupun yg gak sabar langsung menceritakan semuanya ke mereka yg ada disitu.
Aku yg sedari awal ngebuka topik pembicaraan horor ini membuat mereka berekspektasi gak percaya karna apa yg ku alami ternyata itu hal baru yg mereka dengar.
Terutama bagi bg denis & kak clara yg notabenenya udah bekerja disini bertahun-tahun, fenomena mistis yg ku alami tadi tentu bagi mereka itu kejadian baru yg gak terduga ditempat ini..
Hal ini lantaran beberapa bahkan hampir semua dari mereka yg bekerja disini (baik yg lama ataupun baru) selalu mengalami kejadian yg bisa dibilang cukup template, artinya, fenomena mistis yg mereka alami satu persatu itu gak jauh berbeda satu sama lain, itulah kenapa ketika aku menceritakan apa yg ku alami beberapa saat lalu itu bikin mereka cukup terkejut.
Malam itu, cerita demi cerita kami buka, membahas apapun, namun, poin utama kita malam itu adalah menceritakan pengalaman horor apa aja yg dialami selama bekerja disini.
Bahkan sangking asiknya bercerita kami semua sampai lupa waktu saat itu..
Sampailah dimana dea & citra membuka cerita pertama, ternyata mereka punya pengalaman yg cukup sama denganku waktu awal masuk kerja, yah apalagi kalau bukan bersinggungan dengan si sosok nenek itu.
Usut punya usut, mereka berdua ini rupanya temenan satu kos, jadi sewaktu dea masuk kerja gak lama si citra ikut nyusul, yah kurang lebih selisih 1 bulan kerja.
Jadi waktu itu...
"Jak..
..ada anak baru nih (terapis), aku sama clara yg nge-training, harusnya giliran gilang tapi katanya nggak dulu, jadi langsung lompat ke kau nih, mau gak jadi objek latihannya..??"
ucap kak nina lewat telpon kabel yg waktu itu menawarkan jaka jadi bahan latihan terapis baru.
Quote:
"Boleh sih kak, tapi seingetku ini bukan giliranku kan??" saut jaka merasa bingung.
"Iyaa harusnya ini giliran gilang, tau tuh anak kenapa gak mau.." pungkas kak nina.
"Ohhh lagi dapet mungkin dia kak wehhehehe, yowes gas kak, otw atas.." ucap jaka sambil cengengesan bercanda yg mana juga menyetujui tawaran kak nina.
Singkat cerita, mereka berempat (jaka, kak nina, kak clara & dea) udah berada di ruangan atau tepatnya di satu kamar khusus didalam ruangan manager-admin yg ada di lt.5 yg mana dikhususkan untuk tempat training.
Berhubung Spa kami cuma kelas bintang tiga jadi fasilitas seperti sauna, akupuntur, terapi rendam kolam air panas dll gak tersedia maka dari itu sesi training cuma difokuskan dalam area kamar saja.
Disini jaka sebelumnya udah beberapa kali pernah dijadikan bahan training, jadi dia udah hafal apa-apa aja yg harus dilakuin selagi jadi objek latihan.
Dengan sigap dia langsung melepas seluruh pakaiannya terkecuali boxernya..
"Mau aku bantuin gak jak, bukain bawahnya..." ucap kak clara menggoda jaka waktu itu.
"Boleh kak, tapi nanti kalau kesenggol terus si adick berdiri gimana.? hehhe.." balas jaka yg juga menggoda balik.
"Dah.. dah.., kok malah becandaan nih anak dua.!!!" saut kak nina yg motong candaan mereka berdua.
"Kau lagi jak, sagne aja bawaannya kalo disuruh beginian..
..dah tenang aja, nanti juga kita servis kayak biasa." lanjutnya sambil ledekin jaka.
"Hehe.. kak nina tau aja, jadi gak sabar nih.." saut jaka yg malah kegirangan waktu itu.
Quote:
Dea yg bercerita waktu itu merasa gak enakan setelah lihat ekspresiku, spontan langsung aku suruh dia untuk lanjutkan dengan memberi kode "aman, aku udah tau, it's oke.."begitulah.
Sebelum itu, ada hal kecil yg perlu kalian tau, udah semacam tradisi disini (gak tau ntah sejak kapan) kalau crew atau karyawan pria yg disuruh jadi objek training pasti dapet bayaran, dan yah.. tidak lain tidak bukan bayarannya adalah servis plus-plus dari si terapis.
Aku juga waktu tau fakta ini rasanya pingin segera jadi bagian training itu, penasaran gimana rasanya, yg rupanya nanti di waktu mendatang hal itu terjadi wkwkwkkk..
Dengan hanya berlapiskan boxer, sebelum jaka merebahkan seluruh tubuhnya spontan ia melirik dea dan berkata..
"Oh ini ya terapis barunya.. siapa namanya..?? kenalin aku jaka single 21th, jago masak jago diranjang juga hehhehe.."
Dengan pedenya dia memperkenalkan diri didepan dea, yg hal itu justru bikin kak clara bahkan dea ketawa geli sedang kak nina cuma bengong lihat tingkah leboynya itu.
Dea yg waktu itu awalnya terlihat agak kaku dan malu-malu lama kelamaan jadi lebih enjoy..
"Dek.., hati-hati sama buaya satu ini, bahkan kami yg kakak'annya aja gak segan-segan digombalin sama dia..
..kalo nanti kamu tiba-tiba diseret ke kamar sama dia tonjok aja otongnya itu.." ucap kak clara yg candaannya semakin cairkan suasana.
"Dihh.. dikira otongku samsak, main tonjok-tonjok aja ya kak.." saut jaka yg juga nyeletuk.
"Dea, inget ya.. yg lembut-lembut aja, jangan kasar-kasar hehee.." celetuk jaka godain dea.
"Udah iya jak iya.., sak otongmu nanti kita lembutin juga sampe muntah.. bacod mulu, cepetan gih baring..!!!" saut kak nina yg ikut candaan mereka dan bikin jaka berkhayal mesum.
"Hehe, tuhkan.. kak nina mancing-mancing, makin gak sabar nih.." ucap jaka yg gak ada habisnya godain mereka.
Dea yg waktu itu dengerin candaan nakal mereka seolah seperti bukan hal baru lagi di telinganya, walau terkesan agak malu-malu, dea malah nyeletuk begini..
"Emang bg jaka bakal tahan berapa lama kalo dea enakin..??" spontan ucapan dea itu bikin jaka menjurus, bahkan kak nina & clara saling bertukar pandang.
"Yee.. jangan kamu pancing dek, makin menjadi ntar nih anak.." saut kak clara.
Ketika jaka mau nanggepin ucapan dea tadi, refleks kak nina langsung narik dia ke kasur untuk langsung rebahan memulai aktivitas training mereka.
Akhirnya disini kak nina & clara mulai jelasin ke dea step by step yg harus dilakuin apa aja ke tamu dari awal sampai akhir, seperti bagaimana menyambut dan bersikap ramah pada tamu, cara penggunaan lulur yg efisien, preparing apa aja yg diperlukan ketika tamu ingin berendam di bathtub, apa yg harus dilakukan ketika membutuhkan sesuatu saat didalam kamar, sampai yg paling penting yaitu bagaimana cara massage yg baik dan benar..
"Begini dek.., disini nih, area titik-titik otot yg harus yg kamu treatment.." ucap kak nina sembari dipraktikkan kak clara.
"Bagian ini begini cara pijatnya.. area ini begini.. yg ini nanti beginii..." lanjut kak nina mengajarkan teknik massage ke dea.
"Setelah semua bagian-bagian tadi udah kamu treatment dengan pijatan..
..selanjutnya kamu satukan kedua telapak tangan kamu dan bentuk seperti ini..."
sedang mencontohkan bagaimana bentuk pose tangannya..
"Setelah itu langsung kamu pukulkan ke area punggung seperti ini.." lanjutnya menjelaskan sembari kak clara menunjukkan cara-caranya.
"Cpleekkk.. plekkk.. plekkk.. plekkk."
(yg pernah ke spa pasti gak asing sama suara ini
)"Pukul secara merata dari pundak atas (kanan kiri) sampai ke area pinggang, dan ulangi sampe beberapa kali.." jelas kak nina.
Setelah seluruh teori dan metode praktik yg mereka ajarkan ke dea selesai dijelaskan, sekarang saatnya bagi dea untuk mempraktikkan hal yg baru diajarkan tadi.
Tentu bagi pemula itu bukan hal mudah, dea sempat mengulang beberapa kali, dan seperti candaan diawal tadi jaka disini beneran jadi samsak, bukan di otongnya tapi di seluruh tubuhnya..
Kurang lebih sejaman berlalu mereka mutusin untuk rehat sebentar, sekalian jaka mulihkan tubuhnya yg habis jadi samsak itu.
Sembari mengobrol santai, disini kak nina jelasin ke dea step terakhir untuk sesi latihan hari ini, yah inilah bagian puncak yg paling jaka tunggu, momen dimana para terapis melakukan "service plus-plus" kepada tamu..
"Mwehheheheee..."
Ketawa girangnya jaka sulit dibendung mengisyaratkan tubuhnya kembali semangat..
Setelah melakukan penjelasan edukasi dasar tentang teknis kerja terapis hingga tata cara massage, sampailah disini bagian paling akhir, yaitu tentang sesi plus-plusnya.
"Service ++ ini gimana maksudnya ya kak..??" tanya dea yg waktu itu belum terlalu tau tapi sebenernya udah bisa nebak kemana arahnya.
"Sebelumnya udah pernah denger istilah itu di luar sana?? kalo iya apa yg dea tau?" tanya kak nina memastikan.
"Pernah sih kak, apalagi ada temen kos dea yg pernah jadi terapis, sedikit banyaknya yg dea tau itu..
..kalo gak salah ingat katanya kita nanti ngelakuin VM (Vitality Massage) gitu, nge-treatment bagian vitalnya pria bahkan puncaknya sampe main gitu.. emang bener kak..???" tanya dea penasaran sembari jelasin apa yg dia tau.
Ini pengalaman pertama bagi dea bekerja sebagai terapis, tapi walau begitu, bukan berarti dea ini anak polos, nyatanya doi cukup tau tentang seluk beluk perterapisan dari temen satu kosnya, walau cuma sebatas teori.
"Yah.. secara garis besar seperti itulah dek, tapi kakak mau nanya nih, sebelumnya kamu udah pernah lakuin hubungan intim belum..???" tanya kak nina to-the-point.
Tampak dea yg sedikit terkejut dan agak malu-malu itupun menjawab..
"Hmm yah.. namanya juga pernah pacaran kak, anak kos lagi, tau sendirilah kakak.."
Jawabnya yg agak malu-malu itu menandakan kalau mereka yg ada disitu udah paham maksudnya.
"Okelah kalo gitu..."
"Intinya servis ++ ini kurang lebih seperti layanan intim, tapi perlu diingat, ada step-stepnya juga dibagian ini, bukan berarti ketika tiba-tiba tamu ngajak terus kamu 'harus mau dan langsung' lakuin itu, tidak, bukan gitu, ada aturan mainnya.." ucap kak nina menjelaskan.
Jadi intinya disini kak nina semacam ngasih rules yg harus dea pahami ketika mau memberikan layanan plus-plus ke tamu, dan untuk detail rulesnya gimana tentu gak akan aku bahas disini, jadi langsung kita skip ke bagian praktiknya aja.
Ohiya, ada aturan tak tertulis disini, sebelum calon terapis diajarkan ke bagian servis++ mereka akan ditanya lebih dulu bersedia atau nggak untuk lakuin pekerjaan seperti ini, tentu gak ada paksaan, sekiranya si calon ini keberatan maka dia langsung dipersilahkan pulang tapi kalau sebaliknya maka training dilanjutkan sampai selesai, begitu..
Singkat cerita, dea bersedia kerja disini walau latar pekerjaannya seperti itu.
Lalu disisi lain jaka yg udah berbaring di atas kasur tanpa sehelai apapun lagi kecuali area vitalnya yg ditutupin dengan sehelai handuk kecil siap menunggu untuk melanjutkan latihan.
"Dea..
..perhatikan kakak ya, kali ini kak clara yg jelasin dan kakak yg praktikin.." ucap kak nina memulai.
Dea pun cuma mengangguk kecil pertanda paham.
Tak lama kak nina langsung melumuri kedua tangannya dengan oil, juga dikedua area paha jaka..
"Untuk diawal kamu harus beri rangsangan dulu dibagian paha ini, urut dengan lembut seperti ini, seolah seperti membelai.." ucap kak clara menjelaskan dibarengi kak nina mempraktikkan.
Kak nina melakukan massage di area pangkal paha jaka, sampai-sampai ujung jari-jemarinya mencapai area vitalnya.
Dengan perlahan, pijatan dari tangan kak nina itu semakin masuk sampai ke dalam handuk kecil yg menutupi area vitalnya jaka dan tentu berakhir dengan sentuhan tipis-tipis di area mr.p-nya yg mana jika itu dilakukan berulang kali bisa membuat rangsangan di area vital pria.
Tetiba dari balik handuk kecil itu seperti ada yg tegak berdiri tapi bukan keadilan..
"Hahhaha.. dah bangun aja tuh adick-mu jak.." tawa kak clara dengan senangnya menggoda jaka.
"I-iya nih.. padahal udah beberapa kali, tapi rangsangan kak nina tetep bukan main enaknya hehhe.." ucapnya gombalin kak nina sambil malu-malu.
"Heleh.. gombal teroooss.., bilang aja dirimu ketagihan dan mau diteruskan sampe cr*t yakan jakaaa.."
canda kak nina sembari meremas tombaknya jaka yg udah tegak sedari tadi dari balik handuk kecil itu, sontak bikin jaka menjerit kecil dan juga spontan dea kaget kemudian buang muka.
"Aduuhhh kaak.. jangan dikasari dong, maunya dilembutin aja hehhee..." ucap jaka yg masih aja godain kak nina.
"..yah namanya juga normal kakakku, masa iya gak mau cr*t.." lanjutnya cengengesan.
Tetiba kak clara yg gemes dengan sigap dan spontan lakuin ini..
"Wusshhhhh..."
"Heehh, udah setegang ini rupanya punyamu ya jakaku sayaaang.."
ucap kak clara menggoda dengan wajah genitnya yg secara tiba-tiba juga menarik handuk kecilnya jaka.
"Ehhh, kak raaa...
..hadee main tarik-tarik aja tanpa aba-aba, bikin kaget.." saut jaka yg agak kaget dan malu, lalu spontan nutupin area vitalnya pakai tangan.
"Jak.. mau lanjut gak nih?? kok malah ditutupin pake tangan itumu..
..kamu juga dea, kalo kamu buang muka gitu gak bakal tau apa yg kakak lakuin dong, yuk perhatiin, anggap ini punya pacarmu.." ucap kak nina dengan santai.
"Hehe iya kak maap.. harap maklum, dah lama gak liat soalnya jadi agak kaget.." ucap dea malu-malu.
"Hohh.., emang dah berapa lama gak liat dek.??" tanya kak clara sedikit menggodanya.
"Emm.., kayaknya, dah hampir 2th deh kak aku gak pernah liat lagi secara langsung hehe.." ucapnya yg senyum malu-malu.
Tiba-tiba kak clara deketin dea dan meletakkan salah satu tangannya di dada dea..
"Hahhaha.. iya kayaknya beneran, nih jantungnya beneran berdebar.." sambil cengengesan kak clara usilin dea yg bikin dia makin salting di depan jaka.
Dengan tongkat gagah yg sedang ereksi itu jaka perlahan melepaskan kedua tangan yg menutupinya, lucunya, betapa kagetnya reaksi dea ketika lihat itu..
"EHHHH BESAAARRRR..."
Sontak kak nina dan clara langsung senyum-senyum lihat reaksi dea, lalu spontan ngomong..
"Kira-kira, sama punya mantanmu dulu besaran mana dek..???" tanya kak nina iseng.
"Jelas besaran inilah kaaaak.." ucapnya yg tak mengalihkan pandangan dari batang tegaknya si jaka itu.
"Liat tuh nin.. kedip pun enggak matanya, asik betul dia liatinnya.." ucap kak clara ngusilin dea.
"Yah, wajar sih.. kita berdua aja dulu begitu raa, sampe bengong hahah.." saut kak nina yg dulu ternyata bereaksi sama seperti dea.
"Emang sih, disini kayaknya punya si jaka paling besar, pantes nih anak bangga jago di atas ranjang.!!!" canda kak clara sambil nyentil tombaknya jaka.
"Hihiii.. ayo puji terus batangku wahai wanita-wanita cantik..
..jadi, apa mau dianggurin aja nih si joni.??"
ucap jaka yg sedang membanggakan dirinya sembari menggoda.
Tentu aku yg denger cerita dea dibagian ini ngerasa sinis dan agak gak yakin, ah masa, apa iya, sebesar apa sih kalau dibanding punyaku..(?)
Wkwkk gumamku dalam hati seperti tak mau kalah.
Gak lama kak nina pun melanjutkan rangsangan treatmentnya sembari diperhatikan dea.
Sampai akhirnya kak nina dengan bebas dan luasa memainkan area vitalnya jaka dengan kedua tangannya..
"Sekarang step selanjutnya dek.." ucap kak nina.
Dengan tangan yg dibanjiri oleh oil itu, kak nina membelai, mengusap dan kemudian telapak tangannya mulai menggenggam batang kerasnya jaka lalu menggeseknya ke atas dan ke bawah berkali-kali selembut mungkin, dengan tempo yg tak terlalu cepat ataupun lambat, perkocokan dengan skill ala terapis itu dengan intens ia tunjukkan ke dea bahkan sampai membuat jaka hanyut keenakan.
"Cleekkk.. Clekkk.. Clekkk.. Cleekkkk..."
Keadaan tetiba menjadi hening, dan hanya terdengar suara peraduan antara tangan becek kak nina yg terbalut oil dengan kulit mr.p jaka yg tergesek cukup terdengar nyaring di dalam kamar itu.
Suasana bergairah diruangan itupun semakin memanas dan memuncak..
Sudah tak ada kata-kata panduan lagi, tak ada instruksi lagi, mereka hanya fokus pada satu titik...
....
Diubah oleh mr.b3k 04-08-2024 14:21
iwakcetol dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup