Sumber Gambar:Koleksi pribadi gue
Perpisahan kali ini untukku...
Akan menjadi kisah...
Sedih yang tak berujung...
Begitulah penggalan lirik lagunya mendiang Glenn Fredly yang berjudul "Sedih Tak Berujung". Jadi, hari ini, 3 tahun yang lalu, musisi sekaligus penulis lagu Glenn Fredly tutup usia karena penyakit meningitis atau radang selaput otak yang dideritanya selama kurang lebih satu bulan. Kematian Glenn Fredly pada tanggal 8 April 2020 silam telah menjadi kisah sedih yang tak berujung bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi para penggemarnya.
Selain Glenn Fredly, pelawak Olga Syahputra juga tutup usia karena meningitis pada tanggal 27 Maret 2015 silam. Sama seperti Glenn Fredly, kematian Olga Syahputra juga telah menjadi kisah sedih yang tak berujung bagi masyarakat Indonesia.
Meningitis atau radang selaput otak merupakan peradangan (inflamasi) pada selaput yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Selaput tersebut terdiri dari 3 lapisan, yaitu dura mater (lapisan terluar yang paling kuat), araknoid (lapisan tengah yang berbentuk mirip seperti jaring laba-laba) dan pia mater (lapisan terdalam yang paling halus).
Tahun 2016, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus dan jumlah kematian akibat meningitis tertinggi se-Asia Tenggara.
Di sepanjang tahun 2016, dari total 78018 kasus meningitis di Indonesia, tercatat ada sebanyak 4313 penderita meningitis yang meninggal dunia. Sedangkan di sepanjang tahun 2010, menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita meningitis secara keseluruhan mencapai 19381 orang, dengan rincian penderita laki-laki sebanyak 12010 orang dan penderita perempuan sebanyak 7371 orang, sedangkan penderita meningitis yang meninggal dunia di sepanjang tahun 2010 sebanyak 1025 orang (Kemenkes RI, 2019).
Oke, oke, tidak usah banyak omong lagi
.
Berikut adalah penjelasan tentang penyakit meningitis.
Selamat menyimak
.
Quote:
Penyakit Meningitis
Penyebab Meningitis
Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat dibagi menjadi 5 tipe yang berbeda.
1. Meningitis Bakteri
Meningitis jenis ini pada umumnya berkembang saat bakteri memasuki aliran darah dan menyebar ke sistem saraf pusat. Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan meningitis, antara lain Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzaedan Streptococcus pneumoniae. Bakteri tersebut dapat menular dari manusia ke manusia melalui batuk, bersin, atau kontak fisik lainnya yang memungkinkan perpindahan air liur. Beberapa jenis meningitis bakteri juga dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi (SUMBER 1).
2. Meningitis Virus
Meningitis virus merupakan jenis meningitis yang paling banyak terjadi. Beberapa virus yang dapat menyebabkan meningitis, antara lain enterovirus, herpes simpleks, mumps, hingga west nile virus. Meningitis jenis ini biasanya ringan dan bisa sembuh sendiri apabila sistem kekebalan tubuh penderitanya cukup kuat (SUMBER 2). Pada kasus yang berat, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan antivirus.
3. Meningitis Jamur
Meningitis jenis ini disebabkan karena jamur yang menginfeksi tubuh dan menyebar melalui aliran darah menuju ke sistem saraf pusat. Meningitis jamur merupakan jenis meningitis yang jarang terjadi. Penderita kanker, HIV/AIDS dan penerima transplantasi organ memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terserang meningitis jamur (SUMBER 1).
4. Meningitis Parasit
Meningitis parasit merupakan salah satu jenis meningitis yang jarang terjadi tetapi dapat mengancam nyawa penderitanya. Meningitis jenis ini disebabkan karena parasit yang terdapat di tanah, feses, serta pada beberapa hewan seperti siput, ikan mentah, unggas, atau produk hewani tertentu (SUMBER 1).
5. Meningitis Non Infeksi
Meningitis non infeksi tidak disebabkan karena infeksi bakteri, virus, jamur maupun parasit, tetapi karena kondisi medis lainnya, seperti cedera kepala, kanker, lupus, operasi otak, maupun karena penggunaan obat tertentu. Ciri khas dari meningitis non infeksi adalah sifatnya yang tidak menular, baik dari manusia ke manusia maupun dari hewan ke manusia (SUMBER 1).
Faktor Risiko Meningitis
1. Anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun.
2. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV dan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
3. Rambut kepala yang tidak dicukur dengan baik sebelum menjalani tindakan operasi otak.
Adapun beberapa faktor risiko terjadinya penularan meningitis meningokokus menurut Kemenkes RI (2019), antara lain:
1. Tinggal di pemukiman padat penduduk
2. Paparan asap rokok
3. Kontak erat dengan orang yang terinfeksi
4. Tingkat sosial ekonomi yang rendah
5. Riwayat infeksi saluran pernapasan atas
6. Adanya perubahan iklim
Gejala Meningitis
Gejala-gejala meningitis berdasarkan usia:
Usia kurang dari 3 bulan:
1. Demam
2. Muntah-muntah
3. Tidak mau menyusu
4. Suhu tubuh tidak normal
5. Penurunan kesadaran
6. Henti napas
7. Kejang
8. Ubun-ubun bayi menonjol
Usia 3 bulan sampai dengan 2 tahun:
1. Demam
2. Muntah-muntah
3. Bayi tampak gelisah
4. Kejang
5. Suara tangisan bayi tidak normal
6. Ubun-ubun bayi menonjol
Usia lebih dari 2 tahun:
1. Demam
2. Menggigil
3. Mual dan muntah
4. Sakit kepala hebat, bahkan sampai menangis histeris atau membentur-benturkan kepala ke dinding
5. Kejang
6. Kebingungan
7. Penurunan kesadaran
8. Kaku pada leher bagian belakang
Diagnosis Meningitis
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter biasanya akan melakukan wawancara medis terlebih dahulu tentang riwayat penyakit pasien apabila ada pasien yang dicurigai menderita penyakit meningitis.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya gejala-gejala khas meningitis, antara lain demam, kaku pada leher bagian belakang, kejang dan penurunan kesadaran.
3. Pemeriksaan darah
4. Pemeriksaan CT scan atau MRI sistem saraf pusat
5. Pengambilan cairan otak dan sumsum tulang belakang untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab meningitis
Penanganan Meningitis
Meningitis merupakan penyakit yang berbahaya dan mematikan. Setiap orang yang dicurigai menderita meningitis harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis.
Adapun penanganan medis yang dilakukan oleh dokter tergantung pada apa yang menjadi penyebab meningitis.
1. Meningitis Bakteri
Pada kasus meningitis bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Jenis antibiotik yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menjadi penyebab meningitis. Beberapa antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobati meningitis adalah golongan sefalosporin, seperti cefotaxim dan ceftriaxone. Selain untuk mengobati meningitis bakteri, pemberian antibiotik juga bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi yang serius seperti kerusakan otak dan kematian.
2. Meningitis Virus
Apabila sistem kekebalan tubuh pasien cukup kuat, meningitis virus bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, pada kasus meningitis virus yang berat, dokter dapat memberikan obat antivirus seperti acyclovir. Dokter juga akan menyuruh pasien untuk banyak minum air putih dan beristirahat yang cukup. Bila perlu, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk meringankan rasa sakit yang dialami oleh pasien.
3. Meningitis Jamur
Meningitis jamur dapat diobati dengan pemberian obat-obatan antijamur, seperti amphotericin B dan fluconazole. Dokter akan menyesuaikan jenis dan dosis obat sesuai dengan kondisi pasien.
Komplikasi Meningitis
1. Infeksi darah (sepsis)
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan ingatan
4. Kebutaan
5. Kerusakan otak
6. Kematian
Cara Mencegah Meningitis
Ada 7 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah meningitis, antara lain:
1. Dapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit meningitis.
2. Rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
3. Hindari penggunaan barang-barang pribadi secara bersamaan.
4. Jagalah sistem kekebalan tubuh supaya tetap kuat dengan cara menerapkan pola hidup sehat (istirahat yang cukup, berolahraga secara teratur dan makan makanan yang bergizi seimbang).
5. Jaga jarak dengan orang yang sudah terinfeksi meningitis.
6. Pastikan rambut kepala pasien sudah dicukur dengan baik sebelum pasien menjalani tindakan pembedahan otak.
7. Segera pergi ke fasilitas kesehatan apabila mengalami kejang, sakit kepala hebat, muntah-muntah, demam dan kaku leher.
Quote:
PENUTUP
Sekian thread dari gue
.
Apabila ada salah kata atau ada kata-kata gue yang kurang berkenan, gue mohon maaf
.
Selamat pagi!
Quote: