- Beranda
- Stories from the Heart
Dua Jalan, Satu Pilihan
...
TS
hermionelynch
Dua Jalan, Satu Pilihan
Hai Agan dan Sista, ane seorang newbie di dunia tulis menulis trit, tapi punya semangat 45 buat berbagi cerita yang ane harap bisa menyentuh hati kalian. Setelah perjalanan panjang penuh keringat dan air mata, akhirnya ane berhasil menyelesaikan sebuah novel yang ane beri judul "Dua Jalan, Satu Pilihan"
Cerita ini tentang Maya, seorang wanita karier yang nggak cuma jago di kantor, tapi juga penuh dengan pergolakan batin dan dilema hidup. Dari masalah pekerjaan, cinta yang rumit, hingga pencarian jati diri, semuanya ada di sini. Dalam kisah ini, Maya harus membuat keputusan-keputusan besar yang nggak cuma mempengaruhi hidupnya, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Maya bukan karakter yang sempurna, dia manusiawi banget. Kadang dia bikin kesalahan, kadang dia bikin keputusan yang bikin kita gregetan, tapi di situlah letak keindahannya. Kita bisa belajar banyak dari perjalanan hidupnya, dari cintanya, dari perjuangannya. Ane pengen banget cerita ini bisa menyentuh hati kalian, bikin kalian ketawa, nangis, dan merenung bareng Maya. Jadi, yuk, kita mulai petualangan ini dan ikuti jejak cinta Maya yang penuh liku-liku. Ane harap Agan dan Sista bisa menikmati setiap halaman dari cerita ini.
Selamat membaca dan jangan lupa kasih feedback, ya! Semangat!
Cerita ini tentang Maya, seorang wanita karier yang nggak cuma jago di kantor, tapi juga penuh dengan pergolakan batin dan dilema hidup. Dari masalah pekerjaan, cinta yang rumit, hingga pencarian jati diri, semuanya ada di sini. Dalam kisah ini, Maya harus membuat keputusan-keputusan besar yang nggak cuma mempengaruhi hidupnya, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Maya bukan karakter yang sempurna, dia manusiawi banget. Kadang dia bikin kesalahan, kadang dia bikin keputusan yang bikin kita gregetan, tapi di situlah letak keindahannya. Kita bisa belajar banyak dari perjalanan hidupnya, dari cintanya, dari perjuangannya. Ane pengen banget cerita ini bisa menyentuh hati kalian, bikin kalian ketawa, nangis, dan merenung bareng Maya. Jadi, yuk, kita mulai petualangan ini dan ikuti jejak cinta Maya yang penuh liku-liku. Ane harap Agan dan Sista bisa menikmati setiap halaman dari cerita ini.
Selamat membaca dan jangan lupa kasih feedback, ya! Semangat!
Spoiler for Maya:
Prolog
Di sebuah sudut kota kecil yang terletak di pinggiran gunung, hiduplah seorang wanita bernama Maya. Dia adalah gadis muda yang penuh semangat, ceria, dan penuh mimpi. Namun, di balik senyumnya yang manis dan matanya yang penuh cahaya, Maya juga menyimpan banyak rahasia dan beban yang tak terucapkan.
Kehidupan Maya seolah-olah seperti novel yang penuh warna, dengan setiap bab yang berbeda menghadirkan tantangan baru dan kejutan yang tak terduga. Dia tumbuh dalam keluarga sederhana yang penuh kasih, dibesarkan oleh seorang ibu yang penuh pengorbanan dan seorang ayah yang bekerja keras untuk mencari nafkah.
Sejak kecil, Maya telah bermimpi untuk melakukan banyak hal besar dalam hidupnya. Dia bercita-cita menjadi arsitek terkenal, merancang bangunan-bangunan megah yang akan menjadi penanda zaman. Namun, seperti halnya kebanyakan impian, jalan menuju pencapaian itu penuh dengan rintangan dan ujian yang sulit.
Di samping ambisi profesionalnya, Maya juga menjalani kehidupan cinta yang rumit. Dia memiliki dua pria yang berarti banyak baginya: Alex, cinta pertamanya yang penuh kasih dan pengertian, dan Daniel, sahabat masa kecilnya yang menawarkan cinta yang penuh warna dan petualangan. Di antara keduanya, Maya harus membuat pilihan sulit yang akan memengaruhi arah hidupnya.
Namun, bukan hanya masalah cinta yang membebani Maya. Dia juga harus menghadapi tantangan di tempat kerja, di mana dia bertekad untuk mengejar impian profesionalnya dengan penuh semangat. Sebagai seorang profesional muda yang berbakat, Maya harus menghadapi berbagai masalah dan rintangan, dari persaingan di kantor hingga tekanan untuk memberikan yang terbaik dalam setiap proyek yang dia tangani.
Namun, di balik semua rintangan dan ujian yang dia hadapi, Maya tidak pernah kehilangan semangatnya. Dia adalah seorang pejuang yang gigih, yang tidak pernah takut untuk menghadapi tantangan dan menghadapi ketidakpastian. Dengan tekad yang kuat dan hati yang penuh cinta, Maya terus maju, siap untuk menjalani segala macam petualangan yang menantinya di masa depan.
Inilah kisah tentang Maya, seorang wanita muda yang berjuang untuk menemukan jati dirinya di dunia yang penuh warna dan beragam. Dengan setiap langkahnya, dia menemukan lebih banyak tentang siapa dirinya sebenarnya, dan apa yang benar-benar penting dalam hidupnya. Dan di tengah-tengah semua kekacauan dan kebingungan, Maya menemukan bahwa di balik semua itu, cinta adalah yang paling penting, dan kekuatan sejati yang akan membawanya melintasi segala rintangan.
Di sebuah sudut kota kecil yang terletak di pinggiran gunung, hiduplah seorang wanita bernama Maya. Dia adalah gadis muda yang penuh semangat, ceria, dan penuh mimpi. Namun, di balik senyumnya yang manis dan matanya yang penuh cahaya, Maya juga menyimpan banyak rahasia dan beban yang tak terucapkan.
Kehidupan Maya seolah-olah seperti novel yang penuh warna, dengan setiap bab yang berbeda menghadirkan tantangan baru dan kejutan yang tak terduga. Dia tumbuh dalam keluarga sederhana yang penuh kasih, dibesarkan oleh seorang ibu yang penuh pengorbanan dan seorang ayah yang bekerja keras untuk mencari nafkah.
Sejak kecil, Maya telah bermimpi untuk melakukan banyak hal besar dalam hidupnya. Dia bercita-cita menjadi arsitek terkenal, merancang bangunan-bangunan megah yang akan menjadi penanda zaman. Namun, seperti halnya kebanyakan impian, jalan menuju pencapaian itu penuh dengan rintangan dan ujian yang sulit.
Di samping ambisi profesionalnya, Maya juga menjalani kehidupan cinta yang rumit. Dia memiliki dua pria yang berarti banyak baginya: Alex, cinta pertamanya yang penuh kasih dan pengertian, dan Daniel, sahabat masa kecilnya yang menawarkan cinta yang penuh warna dan petualangan. Di antara keduanya, Maya harus membuat pilihan sulit yang akan memengaruhi arah hidupnya.
Namun, bukan hanya masalah cinta yang membebani Maya. Dia juga harus menghadapi tantangan di tempat kerja, di mana dia bertekad untuk mengejar impian profesionalnya dengan penuh semangat. Sebagai seorang profesional muda yang berbakat, Maya harus menghadapi berbagai masalah dan rintangan, dari persaingan di kantor hingga tekanan untuk memberikan yang terbaik dalam setiap proyek yang dia tangani.
Namun, di balik semua rintangan dan ujian yang dia hadapi, Maya tidak pernah kehilangan semangatnya. Dia adalah seorang pejuang yang gigih, yang tidak pernah takut untuk menghadapi tantangan dan menghadapi ketidakpastian. Dengan tekad yang kuat dan hati yang penuh cinta, Maya terus maju, siap untuk menjalani segala macam petualangan yang menantinya di masa depan.
Inilah kisah tentang Maya, seorang wanita muda yang berjuang untuk menemukan jati dirinya di dunia yang penuh warna dan beragam. Dengan setiap langkahnya, dia menemukan lebih banyak tentang siapa dirinya sebenarnya, dan apa yang benar-benar penting dalam hidupnya. Dan di tengah-tengah semua kekacauan dan kebingungan, Maya menemukan bahwa di balik semua itu, cinta adalah yang paling penting, dan kekuatan sejati yang akan membawanya melintasi segala rintangan.
Spoiler for Index:
Diubah oleh hermionelynch 07-07-2024 12:16
itkgid dan 14 lainnya memberi reputasi
15
2.1K
66
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
hermionelynch
#36
Part 8 : Perpisahan Terakhir
Pagi itu, saat Maya sedang menunggu di bandara untuk penerbangan ke kampung halamannya, dia merasa sangat sendirian. Kesedihan yang mendalam menyelimuti hatinya, membuat waktu terasa berjalan lambat. Tiba-tiba, teleponnya berdering, memunculkan nama Alex di layar.
Maya menjawab panggilan itu dengan suara serak. "Halo, Alex."
"Maya, aku baru saja mendengar tentang ibumu. Aku sangat menyesal. Bagaimana kamu bertahan?" tanya Alex dengan suara penuh kepedulian.
Maya merasa matanya kembali basah. "Aku… aku masih di bandara, menunggu penerbangan. Rasanya seperti mimpi buruk, Alex. Aku masih tidak bisa mempercayainya."
"Aku tahu, sayang. Aku tahu ini sangat berat bagimu," kata Alex dengan suara lembut. "Aku ingin kamu tahu bahwa aku dalam perjalanan ke kampungmu sekarang. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi ini sendirian."
Maya terdiam sejenak, terharu oleh perhatian dan kepedulian Alex. "Kamu benar-benar datang? Aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, Alex. Aku benar-benar menghargainya."
"Tentu saja, Maya. Kamu tidak sendirian. Kita akan melalui ini bersama," jawab Alex dengan tegas. "Apakah kamu masih di bandara? Atau sudah dalam perjalanan?"
"Aku masih di bandara. Penerbanganku baru akan berangkat dalam beberapa jam," jawab Maya. "Aku hanya berharap bisa sampai di sana secepat mungkin."
"Aku akan segera tiba di kampungmu. Jangan khawatir tentang apapun. Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar untukmu," kata Alex.
Maya merasa sedikit lega mendengar itu. "Terima kasih, Alex. Kehadiranmu sangat berarti bagiku. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpa kamu."
"Aku selalu ada untukmu, Maya. Kamu fokus pada dirimu dan keluargamu sekarang. Jangan pikirkan apapun lagi," jawab Alex dengan penuh kasih.
Setelah menutup telepon, Maya merasa sedikit lebih kuat. Kehadiran Alex memberikan dukungan emosional yang sangat dia butuhkan. Meski kehilangan ibunya sangat menyakitkan, Maya merasa lebih siap menghadapi situasi ini dengan Alex di sisinya.
Beberapa jam kemudian, pesawat yang ditumpangi Maya akhirnya lepas landas. Di dalam pesawat, Maya terus memikirkan kenangan bersama ibunya, menangis pelan di kursinya. Meski kesedihan mendalam terus menghantui, ada sedikit rasa nyaman mengetahui bahwa Alex akan ada di sana untuknya.
Setibanya di bandara di kampung halamannya, Maya melihat Alex yang sudah menunggunya di area kedatangan. Saat mata mereka bertemu, Maya merasa air matanya kembali mengalir, tetapi kali ini ada sedikit rasa lega. Dia berlari ke pelukan Alex, merasakan kehangatan dan dukungan yang dia butuhkan.
"Alex, terima kasih sudah datang," kata Maya sambil terisak dalam pelukan Alex.
"Apapun untukmu, Maya. Aku di sini untukmu, selalu," jawab Alex sambil mengusap punggungnya dengan lembut. "Ayo kita temui keluargamu dan beri penghormatan terakhir untuk ibumu."
Maya mengangguk, merasa sedikit lebih kuat dengan Alex di sampingnya. Bersama-sama, mereka menuju rumah Maya, siap menghadapi hari-hari berat yang akan datang dengan penuh kasih dan dukungan. Di tengah duka yang mendalam, Maya menemukan kekuatan dalam cinta dan kepedulian Alex, siap menghadapi segala sesuatu yang akan datang.
Hari pemakaman ibunda Maya tiba dengan suasana yang penuh duka. Langit mendung seakan ikut merasakan kesedihan yang meliputi keluarga dan teman-teman dekat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Rumah Maya dipenuhi oleh para pelayat yang datang untuk memberikan dukungan dan doa.
Maya berdiri di samping Alex, matanya merah dan bengkak karena menangis. Dia mencoba untuk tetap kuat, tapi kesedihan yang mendalam membuatnya sulit. Alex selalu berada di dekatnya, memberikan dukungan tanpa henti.
Prosesi pemakaman dimulai dengan doa bersama di rumah Maya. Budi, saudara laki-laki Maya, memimpin doa, suaranya bergetar karena menahan tangis. Setelah doa, saatnya untuk membawa jenazah ibunda Maya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Alex cepat-cepat menawarkan bantuannya. “Budi, biarkan aku membantu membawa keranda jenazah. Aku ingin ikut serta dalam prosesi ini,” kata Alex dengan tegas.
Budi menatap Alex dengan penuh terima kasih. “Terima kasih, Alex. Kami sangat menghargainya.”
Alex dan beberapa kerabat lainnya mengangkat keranda jenazah dengan hati-hati. Maya berjalan di belakang mereka, matanya terus tertuju pada keranda yang membawa ibunya. Tangisannya semakin terdengar saat mereka mulai berjalan menuju tempat pemakaman.
Di pemakaman, suasana semakin haru. Para pelayat berdiri di sekeliling liang lahat, memanjatkan doa-doa terakhir. Maya berdiri di dekat tepi, diapit oleh Alex yang selalu siap memberikan dukungan.
Saat jenazah mulai diturunkan ke dalam liang lahat, Maya tak kuasa menahan tangisnya. “Selamat jalan, Ibu. Aku akan selalu merindukanmu,” ucapnya dengan suara terisak.
Budi, yang berdiri di sisi lain, ikut menangis. “Ibu, terima kasih atas semua cinta dan pengorbananmu. Kami akan selalu mengenangmu.”
Setelah jenazah diturunkan, tanah mulai ditimbun. Alex membantu dengan penuh semangat, menunjukkan rasa hormatnya kepada keluarga Maya. Dia tahu bahwa setiap tindakan kecilnya akan membantu Maya merasa sedikit lebih kuat dalam menghadapi kehilangan ini.
Setelah prosesi pemakaman selesai, para pelayat mulai mengucapkan belasungkawa kepada Maya dan keluarganya. “Maya, semoga kamu diberi kekuatan. Kami semua sangat berduka atas kehilangan ini,” kata salah satu tetangga dengan suara lembut.
“Terima kasih, Bu. Kami sangat menghargai dukungan Anda,” jawab Maya sambil berusaha tersenyum.
Alex berdiri di samping Maya, merangkulnya dengan lembut. “Kamu sangat kuat, Maya. Ibumu pasti sangat bangga padamu.”
Maya menatap Alex dengan mata berkaca-kaca. “Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kamu, Alex. Kamu membuat semua ini sedikit lebih mudah.”
“Aku akan selalu ada di sini untukmu, Maya. Kita akan melalui ini bersama,” jawab Alex dengan penuh keyakinan.
Setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga dan teman-teman berkumpul di rumah Maya untuk mengenang ibunda mereka. Maya duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh keluarganya. Meski kesedihan masih begitu kuat, dukungan dari orang-orang terdekatnya memberikan sedikit kenyamanan.
Alex membantu mengurus segala hal yang diperlukan, mulai dari menyambut para tamu hingga memastikan makanan tersedia untuk semua orang. Tindakannya yang cepat dan tanggap membuat semua orang merasa terbantu.
Saat malam tiba dan para pelayat mulai meninggalkan rumah, Maya merasa sedikit lega meski kesedihan masih mendalam. Dia tahu bahwa hari-hari ke depan akan berat, tapi dengan Alex di sisinya, dia merasa memiliki kekuatan untuk menghadapi segalanya.
Malam itu, saat mereka berdua duduk di teras rumah, Maya berbicara dengan suara pelan. “Alex, aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihku. Kamu telah melakukan begitu banyak untukku dan keluargaku.”
“Tidak perlu berterima kasih, Maya. Aku di sini karena aku peduli padamu. Aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi,” jawab Alex dengan lembut.
Maya mengangguk, merasakan cinta dan dukungan yang tulus dari Alex. Di tengah duka yang mendalam, dia menemukan kekuatan dan harapan dalam cinta dan perhatian yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, terutama Alex. Dengan hati yang sedikit lebih tenang, Maya bersiap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan kekuatan yang baru ditemukan.
Maya menjawab panggilan itu dengan suara serak. "Halo, Alex."
"Maya, aku baru saja mendengar tentang ibumu. Aku sangat menyesal. Bagaimana kamu bertahan?" tanya Alex dengan suara penuh kepedulian.
Maya merasa matanya kembali basah. "Aku… aku masih di bandara, menunggu penerbangan. Rasanya seperti mimpi buruk, Alex. Aku masih tidak bisa mempercayainya."
"Aku tahu, sayang. Aku tahu ini sangat berat bagimu," kata Alex dengan suara lembut. "Aku ingin kamu tahu bahwa aku dalam perjalanan ke kampungmu sekarang. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi ini sendirian."
Maya terdiam sejenak, terharu oleh perhatian dan kepedulian Alex. "Kamu benar-benar datang? Aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, Alex. Aku benar-benar menghargainya."
"Tentu saja, Maya. Kamu tidak sendirian. Kita akan melalui ini bersama," jawab Alex dengan tegas. "Apakah kamu masih di bandara? Atau sudah dalam perjalanan?"
"Aku masih di bandara. Penerbanganku baru akan berangkat dalam beberapa jam," jawab Maya. "Aku hanya berharap bisa sampai di sana secepat mungkin."
"Aku akan segera tiba di kampungmu. Jangan khawatir tentang apapun. Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar untukmu," kata Alex.
Maya merasa sedikit lega mendengar itu. "Terima kasih, Alex. Kehadiranmu sangat berarti bagiku. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpa kamu."
"Aku selalu ada untukmu, Maya. Kamu fokus pada dirimu dan keluargamu sekarang. Jangan pikirkan apapun lagi," jawab Alex dengan penuh kasih.
Setelah menutup telepon, Maya merasa sedikit lebih kuat. Kehadiran Alex memberikan dukungan emosional yang sangat dia butuhkan. Meski kehilangan ibunya sangat menyakitkan, Maya merasa lebih siap menghadapi situasi ini dengan Alex di sisinya.
Beberapa jam kemudian, pesawat yang ditumpangi Maya akhirnya lepas landas. Di dalam pesawat, Maya terus memikirkan kenangan bersama ibunya, menangis pelan di kursinya. Meski kesedihan mendalam terus menghantui, ada sedikit rasa nyaman mengetahui bahwa Alex akan ada di sana untuknya.
Setibanya di bandara di kampung halamannya, Maya melihat Alex yang sudah menunggunya di area kedatangan. Saat mata mereka bertemu, Maya merasa air matanya kembali mengalir, tetapi kali ini ada sedikit rasa lega. Dia berlari ke pelukan Alex, merasakan kehangatan dan dukungan yang dia butuhkan.
"Alex, terima kasih sudah datang," kata Maya sambil terisak dalam pelukan Alex.
"Apapun untukmu, Maya. Aku di sini untukmu, selalu," jawab Alex sambil mengusap punggungnya dengan lembut. "Ayo kita temui keluargamu dan beri penghormatan terakhir untuk ibumu."
Maya mengangguk, merasa sedikit lebih kuat dengan Alex di sampingnya. Bersama-sama, mereka menuju rumah Maya, siap menghadapi hari-hari berat yang akan datang dengan penuh kasih dan dukungan. Di tengah duka yang mendalam, Maya menemukan kekuatan dalam cinta dan kepedulian Alex, siap menghadapi segala sesuatu yang akan datang.
Hari pemakaman ibunda Maya tiba dengan suasana yang penuh duka. Langit mendung seakan ikut merasakan kesedihan yang meliputi keluarga dan teman-teman dekat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Rumah Maya dipenuhi oleh para pelayat yang datang untuk memberikan dukungan dan doa.
Maya berdiri di samping Alex, matanya merah dan bengkak karena menangis. Dia mencoba untuk tetap kuat, tapi kesedihan yang mendalam membuatnya sulit. Alex selalu berada di dekatnya, memberikan dukungan tanpa henti.
Prosesi pemakaman dimulai dengan doa bersama di rumah Maya. Budi, saudara laki-laki Maya, memimpin doa, suaranya bergetar karena menahan tangis. Setelah doa, saatnya untuk membawa jenazah ibunda Maya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Alex cepat-cepat menawarkan bantuannya. “Budi, biarkan aku membantu membawa keranda jenazah. Aku ingin ikut serta dalam prosesi ini,” kata Alex dengan tegas.
Budi menatap Alex dengan penuh terima kasih. “Terima kasih, Alex. Kami sangat menghargainya.”
Alex dan beberapa kerabat lainnya mengangkat keranda jenazah dengan hati-hati. Maya berjalan di belakang mereka, matanya terus tertuju pada keranda yang membawa ibunya. Tangisannya semakin terdengar saat mereka mulai berjalan menuju tempat pemakaman.
Di pemakaman, suasana semakin haru. Para pelayat berdiri di sekeliling liang lahat, memanjatkan doa-doa terakhir. Maya berdiri di dekat tepi, diapit oleh Alex yang selalu siap memberikan dukungan.
Saat jenazah mulai diturunkan ke dalam liang lahat, Maya tak kuasa menahan tangisnya. “Selamat jalan, Ibu. Aku akan selalu merindukanmu,” ucapnya dengan suara terisak.
Budi, yang berdiri di sisi lain, ikut menangis. “Ibu, terima kasih atas semua cinta dan pengorbananmu. Kami akan selalu mengenangmu.”
Setelah jenazah diturunkan, tanah mulai ditimbun. Alex membantu dengan penuh semangat, menunjukkan rasa hormatnya kepada keluarga Maya. Dia tahu bahwa setiap tindakan kecilnya akan membantu Maya merasa sedikit lebih kuat dalam menghadapi kehilangan ini.
Setelah prosesi pemakaman selesai, para pelayat mulai mengucapkan belasungkawa kepada Maya dan keluarganya. “Maya, semoga kamu diberi kekuatan. Kami semua sangat berduka atas kehilangan ini,” kata salah satu tetangga dengan suara lembut.
“Terima kasih, Bu. Kami sangat menghargai dukungan Anda,” jawab Maya sambil berusaha tersenyum.
Alex berdiri di samping Maya, merangkulnya dengan lembut. “Kamu sangat kuat, Maya. Ibumu pasti sangat bangga padamu.”
Maya menatap Alex dengan mata berkaca-kaca. “Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kamu, Alex. Kamu membuat semua ini sedikit lebih mudah.”
“Aku akan selalu ada di sini untukmu, Maya. Kita akan melalui ini bersama,” jawab Alex dengan penuh keyakinan.
Setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga dan teman-teman berkumpul di rumah Maya untuk mengenang ibunda mereka. Maya duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh keluarganya. Meski kesedihan masih begitu kuat, dukungan dari orang-orang terdekatnya memberikan sedikit kenyamanan.
Alex membantu mengurus segala hal yang diperlukan, mulai dari menyambut para tamu hingga memastikan makanan tersedia untuk semua orang. Tindakannya yang cepat dan tanggap membuat semua orang merasa terbantu.
Saat malam tiba dan para pelayat mulai meninggalkan rumah, Maya merasa sedikit lega meski kesedihan masih mendalam. Dia tahu bahwa hari-hari ke depan akan berat, tapi dengan Alex di sisinya, dia merasa memiliki kekuatan untuk menghadapi segalanya.
Malam itu, saat mereka berdua duduk di teras rumah, Maya berbicara dengan suara pelan. “Alex, aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihku. Kamu telah melakukan begitu banyak untukku dan keluargaku.”
“Tidak perlu berterima kasih, Maya. Aku di sini karena aku peduli padamu. Aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi,” jawab Alex dengan lembut.
Maya mengangguk, merasakan cinta dan dukungan yang tulus dari Alex. Di tengah duka yang mendalam, dia menemukan kekuatan dan harapan dalam cinta dan perhatian yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, terutama Alex. Dengan hati yang sedikit lebih tenang, Maya bersiap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan kekuatan yang baru ditemukan.
bersambung...
Diubah oleh hermionelynch 07-07-2024 12:17
0