Kaskus

Story

robotpintarAvatar border
TS
robotpintar
Jelaga - Sehitam yang Rasanya Tidak Biasa
Jelaga - Sehitam yang Rasanya Tidak Biasa

Bahkan Putih Pun Sudah Seperti Jelaga


"Marsal!"Petugas memanggil namaku asal-asalan. 

Gua berdiri dan mendekat ke arah petugas sipir yang menatap ke arah lembaran kertas di atas meja kerjanya. Dengan kacamata baca yang turun hingga ke hidungnya, ia menatapku, lalu tersenyum.

"Tanda tangan" Ucapnya seraya menyerahkan lembaran kertas dari tangannya dan sebuah pulpen.

Gua meraih pulpen itu dan membubuhkan tanda tangan pada bagian bawah lembaran kertas, kemudian mengembalikannya ke petugas tadi.

Ia menerima kertas tersebut, memasukkannya ke dalam sebuah map berwarna hijau dan menumpuknya dengan map-map lain yang memiliki warna yang sama. Dengan gerakan yang lambat dan ogah-ogahan, petugas itu menarik laci, mengeluarkan map plastik transaparan yang di dalamnya terlihat beberapa lembar kertas.

"Nih..." Ucapnya seraya menggeser map transparan tersebut ke arah gua.

"Ada yang jemput, Sal? Nggak ada ya?" Tanya si petugas sambil mencari-cari sesuatu dari laci meja kerjanya. 

Belum sempat gua menjawab pertanyaannya, ia lalu menyodorkan sebuah kartu nama. Gua meraih kartu nama tersebut, kartu nama berbahan kertas Ivory yang terlihat murahan. Gua mengernyitkan dahi dan mulai membaca tulisan pada kartu tersebut.

'Jaya Teknik' Gua membaca tulisan paling besar pada kartu tersebut, disusul informasi nomor telepon dan alamat di bagian bawahnya.

"Kang Jaya?" Tanya gua ke petugas itu.

"Iya. Kamu kesana aja, biasanya anak-anak yang baru 'keluar' diajak kerja sama dia" Tambah si petugas sambil tetap menatap ke arah gua.

"Oh..." Gua memberi respon singkat.

Petugas itu berdiri, mengulurkan tangannya. Gua menyambut dan menjabat tangannya.

"Hati-hati ya, Sal. Pokoknya jangan sampe kamu balik kesini lagi" Ucapnya, masih sambil menjabat tangan gua.

"Iya Pak Didi" Jawabku, kemudian bersiap pergi. 

Sementara aku pergi, terdengar Pak Didi kembali memanggil nama lain. Seorang petugas menghampiri, membimbing gua melewati lorong berliku yang berpagar tinggi. Hingga akhirnya, kami tiba di sebuah pintu besi berukuran besar. Petugas itu, menekan tombol pada sisi pintu, menimbulkan bunyi meraung keras disusul suara 'cklek' dan pintu otomatis terbuka. 

Petugas itu membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan gua untuk keluar.

---


Spoiler for Prolog:

Diubah oleh robotpintar 10-06-2024 21:29
devarendraAvatar border
glanter2Avatar border
viper990Avatar border
viper990 dan 214 lainnya memberi reputasi
215
399K
4.6K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
robotpintarAvatar border
TS
robotpintar
#2570
Part 94 A - Seandainya
Spoiler for Part 94 A - Seandainya:




Ari Lasso - Seandainya

Kini baru aku sadari
Cinta bisa hadir tanpa disadari
Dengan perlahan tapi pasti
Merasuk di jiwa ini

Perasaan ini takkan pernah aku mengerti
Sejenak khilafku lupakan dia yang miliki diriku

Seandainya cinta ini tak pernah terjadi
Takkan ada air mata dan hati perih terluka
Saat cinta mengetuk hati

Akupun tak kuasa untuk menghindari
Meski aku telah berdua aku jatuh cinta lagi
Oh

Sejenak khilafku lupakan dia yang miliki diriku
Seandainya cinta ini tak pernah terjadi
Takkan ada air mata dan hati perih terluka

Seandainya cinta ini tak pernah terjadi
Takkan ada air mata dan hati perih terluka luka
Seandainya cinta tak pernah terjadi
mfsul
jenggalasunyi
vizardan
vizardan dan 43 lainnya memberi reputasi
44
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.