- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#56
27
Quote:
Pagi-pagi sekali Bosman bersaudara harus datang ke suatu tempat. Sebuah taman umum yang dikelola oleh warga sekitar perumahan. Ada satu pertemuan yang harus mereka datangi, judulnya adalah pembicaraan mengenai hal penting. Lagipula dua bersaudara itu sudah mengenal seseorang yang mengajaknya bertemu. Dahulu mereka harus mendatangi sebuah pemakaman umum untuk menemui orang ini.
“Hm, sekarang ngajak di taman. Ada perubahan, di tempat umum yang lebih terbuka,” ucap Rangga dengan rambut menyalanya di pagi hari. “kira-kira mau ngajak kolab kah? Tahu posisinya turun?” diakhiri dengan tawa, seperti biasa Aldi tidak banyak menanggapi.
Lalu datang orang yang ditunggu-tunggu, datang mengenakan pakaian serba hitam. Didampingi oleh seseorang berkaki panjang, yang serasi menggunakan pakaian hitam.
“Itu dia, oi!” Rangga meneriakinya dari jauh.
“Si hyper, duh bikin malu!” seakan-akan tidak mengenali Rangga.
“Dia emang begitu kali,” ucap si jangkung.
Keduanya kini sudah bertatap muka langsung dengan Bosman bersaudara, mereka mempersilahkannya duduk di bangku taman yang terbuat dari campuran semen. Didepannya ada sebuah meja bundar yang bahannya sama.
“Pagi-pagi amat mau apa sih Dheril? Tyo?” tanya Rangga.
“Lo udah liat pengumuman dari komunitas yang terbaru?” tanya Dheril. “masa ada anak baru langsung ngalahin posisi gue, kan kelewatan,” sambil menggelengkan kepalanya. Sementara Tyo mengalihkan pandangannya tidak ingin dilibatkan.
“Hm, gue udah cabut dari komunitas sih. Tapi ada kru yang gue suruh masuk,” jawab Rangga. “tapi soal itu gue udah tahu, mereka layak sih. Lo udah nonton konten mereka belum?”
“Itu karena posisi lo masih ada di atas jadi bisa ngomong kayak gitu, gue emang lagi rehat sementara tapi enggak harus diturunin juga posisinya!” ucap Dheril tidak menerima. “pasti tuh orang pake trik yah?” kali ini mengubah arah matanya ke Aldi.
“Soal uji nyali sih wajar menurut gue, jelas aja Pandu itu kebagiannya setelah gue sama Aldi masuk. Auranya juga masih kuat banget, jadi penunggunya sangat marah. Toh diakhir juga enggak ada yang berhasil melewati uji nyalinya,” Rangga menjawab pertanyaan yang ditujukan pada Aldi. “konten terbaru mereka juga natural aja, emang tempatnya seangker itu jadinya dapet bahannya gampang. Emangnya situ yang settingan semua?” pertanyaan menohok diajukan pada Dheril.
“Ya elah, gue tampil di depan kamera. Tujuannya utamanya jelas buat menghibur, lagian tipe-tipe orang yang berisik itu cuman ada diawal. Kesininya mereka malah nungguin,” Dheril berusaha untuk membentengi diri.
Sejujurnya Aldi sempat merasakan ada sosok yang selalu mengikuti Pandu dan juga Ardit. Namun karena sosok itu tidak terlalu terlihat jelas, sehingga Aldi menyembunyikannya dari Dheril. Menurutnya bisa saja itu adalah sosok lain di area rumah sakit yang kebetulan menyukai energi dari Pandu dan Ardit, sehingga terkesan selalu mengikuti. Karena pada saat mereka semua kembali menaiki mobil tuk pulang, sosok pengikut itu tidak ikut, masih berada di sana hingga pandangannya menjauh.
Pada akhir dari pertemuan itu, Dheril meminta kontak pribadi Pandu, dengan niat ingin membongkar trik yang digunakannya. Rangga pun dengan senang hati memberikannya, lalu menantang Dheril jika memang Pandu terbukti memakai sebuah trik, maka dengan senang hati Rangga akan berhenti membuat konten selama dua bulan penuh. Lalu memperbolehkan Dheril untuk menggunakan semua peralatan bahkan kru jika diperlukan.
“Eh, enggak perlu sebegitunya kali,” ucap Tyo yang memiliki kaki panjang.
“Tenang, lagian taruhan ini udah pasti gue yang menang!” tertawa keras hingga membuat Dheril melihat sekelilingnya, ditakutkan akan mencuri perhatian orang-orang yang kebetulan lewat.
Pertemuan pun berakhir, mereka semua berpisah menuju tempatnya masing-masing. Tyo yang dijadikan supir pribadi kembali bertanya pada Dheril tentang niatannya tersebut. Tetapi sepupunya yang cepat naik darah tersebut tetap pada pendiriannya, ia ingin membongkar semua trik yang dipakai oleh Pandu dan timnya itu. Padahal yang seharusnya marah adalah mereka yang terusir dari titah ‘Lima Elit’, tetapi justru malah Dheril yang sejatinya masih menjadi anggota elit pembuat konten yang berkaitan dengan alam ghaib tersebut.
“Hm, sekarang ngajak di taman. Ada perubahan, di tempat umum yang lebih terbuka,” ucap Rangga dengan rambut menyalanya di pagi hari. “kira-kira mau ngajak kolab kah? Tahu posisinya turun?” diakhiri dengan tawa, seperti biasa Aldi tidak banyak menanggapi.
Lalu datang orang yang ditunggu-tunggu, datang mengenakan pakaian serba hitam. Didampingi oleh seseorang berkaki panjang, yang serasi menggunakan pakaian hitam.
“Itu dia, oi!” Rangga meneriakinya dari jauh.
“Si hyper, duh bikin malu!” seakan-akan tidak mengenali Rangga.
“Dia emang begitu kali,” ucap si jangkung.
Keduanya kini sudah bertatap muka langsung dengan Bosman bersaudara, mereka mempersilahkannya duduk di bangku taman yang terbuat dari campuran semen. Didepannya ada sebuah meja bundar yang bahannya sama.
“Pagi-pagi amat mau apa sih Dheril? Tyo?” tanya Rangga.
“Lo udah liat pengumuman dari komunitas yang terbaru?” tanya Dheril. “masa ada anak baru langsung ngalahin posisi gue, kan kelewatan,” sambil menggelengkan kepalanya. Sementara Tyo mengalihkan pandangannya tidak ingin dilibatkan.
“Hm, gue udah cabut dari komunitas sih. Tapi ada kru yang gue suruh masuk,” jawab Rangga. “tapi soal itu gue udah tahu, mereka layak sih. Lo udah nonton konten mereka belum?”
“Itu karena posisi lo masih ada di atas jadi bisa ngomong kayak gitu, gue emang lagi rehat sementara tapi enggak harus diturunin juga posisinya!” ucap Dheril tidak menerima. “pasti tuh orang pake trik yah?” kali ini mengubah arah matanya ke Aldi.
“Soal uji nyali sih wajar menurut gue, jelas aja Pandu itu kebagiannya setelah gue sama Aldi masuk. Auranya juga masih kuat banget, jadi penunggunya sangat marah. Toh diakhir juga enggak ada yang berhasil melewati uji nyalinya,” Rangga menjawab pertanyaan yang ditujukan pada Aldi. “konten terbaru mereka juga natural aja, emang tempatnya seangker itu jadinya dapet bahannya gampang. Emangnya situ yang settingan semua?” pertanyaan menohok diajukan pada Dheril.
“Ya elah, gue tampil di depan kamera. Tujuannya utamanya jelas buat menghibur, lagian tipe-tipe orang yang berisik itu cuman ada diawal. Kesininya mereka malah nungguin,” Dheril berusaha untuk membentengi diri.
Sejujurnya Aldi sempat merasakan ada sosok yang selalu mengikuti Pandu dan juga Ardit. Namun karena sosok itu tidak terlalu terlihat jelas, sehingga Aldi menyembunyikannya dari Dheril. Menurutnya bisa saja itu adalah sosok lain di area rumah sakit yang kebetulan menyukai energi dari Pandu dan Ardit, sehingga terkesan selalu mengikuti. Karena pada saat mereka semua kembali menaiki mobil tuk pulang, sosok pengikut itu tidak ikut, masih berada di sana hingga pandangannya menjauh.
Pada akhir dari pertemuan itu, Dheril meminta kontak pribadi Pandu, dengan niat ingin membongkar trik yang digunakannya. Rangga pun dengan senang hati memberikannya, lalu menantang Dheril jika memang Pandu terbukti memakai sebuah trik, maka dengan senang hati Rangga akan berhenti membuat konten selama dua bulan penuh. Lalu memperbolehkan Dheril untuk menggunakan semua peralatan bahkan kru jika diperlukan.
“Eh, enggak perlu sebegitunya kali,” ucap Tyo yang memiliki kaki panjang.
“Tenang, lagian taruhan ini udah pasti gue yang menang!” tertawa keras hingga membuat Dheril melihat sekelilingnya, ditakutkan akan mencuri perhatian orang-orang yang kebetulan lewat.
Pertemuan pun berakhir, mereka semua berpisah menuju tempatnya masing-masing. Tyo yang dijadikan supir pribadi kembali bertanya pada Dheril tentang niatannya tersebut. Tetapi sepupunya yang cepat naik darah tersebut tetap pada pendiriannya, ia ingin membongkar semua trik yang dipakai oleh Pandu dan timnya itu. Padahal yang seharusnya marah adalah mereka yang terusir dari titah ‘Lima Elit’, tetapi justru malah Dheril yang sejatinya masih menjadi anggota elit pembuat konten yang berkaitan dengan alam ghaib tersebut.
kulipriok dan namakuve memberi reputasi
2
Kutip
Balas