- Beranda
- Stories from the Heart
Satu Kelas Dengan Dia
...
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance


Quote:
PROLOG
Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya
Quote:
Spoiler for Jangan di Buka:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aguzblackrx
#239
Part 40

"Kita disini saja. Lokasi pertarungan cukup jauh dan aman" ucap ku pada mas Ryan
"Iya, di sini aman, akan tetapi bagaimana dengan Hesty, dia masih lemah " balas ku menimpali mas Ryan yang sudah meletakan Hesty di atas kursi kayu.
Dengan telaten mas Ryan memeriksa kepala dan bagian tubuh lain yang dikira mengalami cedera.
"Aduh.... " Hesty meringis kesakitan
Tangan kiri nya dipegang nya , mungkin dia mengalami cedera di bagian itu.
"Apakah ini sakit "tanya mas Ryan pada Hesty dengan menekan area pundak dan lengan
"Iya , sebelah sini " jawab Hesty lirih
"Mas Ryan . Apakah kita pulang saja , biarkan mereka yang mengurus ketiga makhuk itu" ajak ku pada mas Ryan
"Aku juga berfikir demikian , pasalnya ini diluar perkiraan ku, jadi harus segera dibawa ke rumah sakit " ucap mas Ryan yang nampak khawatir
"Betul mas, ayo kita bawa ke mobil " ucap ku
"Biar aku saja yang mengambil mobil karena jaraknya cukup jauh . Kasian Hesty " jawab mas Ryan
Mas Ryan lalu pergi dengan cara mengendap endap agar tidak diketahui oleh salah satu dari ketiga makhuk itu.
Aku mengambil air botol dalam tas , lalu memberikannya pada Hesty agar mengurangi syok akibat benturan tadi.
Kembali pada ketiga sosok yang diserang oleh putri Sinta, Anna dan juga Jaka . Pertarungan mereka sudah sepeti pertarungan antar dewa . Pertarungan sengit dari ketiga nya menimbulkan banyak kehancuran dimana mana. Bagian vila rusak , dan beberapa pohon tumbang akibat dari serangan yang terjadi.
Pertarungan sejenak berhenti melihat kedua belah pihak nampak kelelahan.
"Mereka buka lawan sembarangan , apa kau masih punya senjata putri ?" Tanya Anna
"Masih, 20 jurus ilmu yang ku miliki , aku tadi hanya main main saja dengan mereka sekalian latihan setelah lama tak bertarung " jawab putri Sinta enteng
"Kau nampak masih muda Dewi Sukma tirakat mu belum tuntas 100 tahun bukan ?" Sambung putri Sinta mengejek
Anna mengerutkan dahi " kau tau kelemahan ku dan juga batasn ilmu ku. Umur ku belum 100 tahun jadi wajar energi ku masih kalah jauh dari mu yang sudah nenek nenek " timpal Anna dengan Nada mengejek
"Apa kau bilang ? Nenek nenek ? . Kau perlu dikasih pelajaran eksak di sekolah jin sepertinya " sungut putri Sinta
"Ya . Umur mu sudah lebih dari 500 tahun wajar disebut nenek nenek " timpal Anna membalas
" Dasar jin amatiran , lemah , payah " hardik putri Sinta pada Anna sambil menunjuk pada dada nya nya over size
Tidak terima perlakuan gestur dari putri Sinta , tiba tiba saja Jaka wardhana marah
"Sudah cukup..... , dasar bodoh , mereka kabur bagaimana?" Bentak Jaka Wardhana dengan mata melotot
Ke dua jin wanita itu sontak menoleh ke arah Jaka Wardhana , mereka nampak membulatkan mata .
"Cerewet.... " Ucap putri sinta ketus lalu kembali menatap ketiga makhuk yang sedari tadi bengong melihat kelakuan mereka
Dengan secepat kilat putri Sinta menyerang ketiga sosok itu. Dengan gesit menyerang tanpa ampun . Sosok itu seperti kewalahan meski hanya dihadang oleh satu wanita .
Anna melipat kedua tangannya di atas dada yang besar menyaksikan pertarungan yang tidak imbang namun sengit .
Jaka wardhana seperti berpikir sesuatu matanya menatap tajam kesuatu sudut vila yang gelap.
Aku yang sedang menunggu mas Ryan datang membawa mobil harus bersabar sambil menopang tubuh Hesty dengan bahu ku.
"Kau sabar ya , Nanti mas Ryan akan membawa mobil"
" Bagas, kepala ku sakit " keluh Hesty lirih.
Melihat kondisi Hesty begini membuat ku panik dan takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
"HES. Kau harus kuat, demi orang tua mu dan orang yang ada di sekeliling mu . Kau akan baik baik saja " ucap ku mencoba menenangkan namun aku malah makin panik ketika Hesty kembali merintih memegang kepalanya.
"Aduhh, Bagas ... Kepala ku" ucapan Hesty terhenti sepertinya luka di kepalanya semakin terasa sakit.
Saat ku periksa dengan senter dari lampu flash hape terlihat ada memar biru yang cukup besar dibagian kepala Hesty yang sebelah kiri.
"Astagfirullah " aku terkaget. Kenapa aku belum memeriksanya tadi. Bisa jadi benturan tadi begitu keras yang menyebabkan memar ini.
"Kemana mas Ryan , dari tadi belum juga datang " gerutu ku padanya
Sekian menit berlalu aku menunggu kedatangan mas Ryan yang dirasa sangat lama.
Angin dingin malam semakin berhembus akan tetapi kenapa tubuh ku malah bercucuran air keringat.
Tiba tiba terdengar suara teriakan dari arah pertarungan
"Kygaaaa...."
"Argghhh......"
" bughhhh ".
Saat mataku tertuju pada mereka ternyata Anna sudah terjungkal dan terlempar ratusan meter ke arah barat. Putri Sinta jatuh di dekat para makhluk tadi. Sedangkan Jaka? " Dimana dia ?"
Terdengar suara derap langkah kaki dari arah belakang komplek villa. Kaki itu seperti berat namun samar . Aku menelisik ke arah sumber suara. Langkahnya semakin lama semakin dekat.
Suara teriakan dan bentakkan dari putri sinta tak membuat ku bergeming. Putri Sinta seperti menantang ketiga makhuk tadi untuk bertarung kembali.
Akan tetapi Anna sudah kembali bangun dari jatuhnya. Namun seperti kesakitan tubuhku Anna seolah berjalan gontai merasa kelelahan.
"Anna, kau tidak apa apa?" Teriak ku pada Anna
Dia menoleh ke arah ku dengan raut kecemasan ,
"Tidak kakang, aku baik baik saja. Segera pergi dari tempat ini. Lawan kita berbahaya " jawab Anna dari kejauhan
"Bagaimana dengan diri mu Anna , aku khawatir terjadi sesuatu dengan mu" ucap ku sendu
"Benarkah itu kakang? Apakah itu tulus dari hati mu?" Tanya lagi anna. Senyum merekah dibibir merahnya membuat ku merasa malah semakin khawatir
Dia bangkit posisi tertumpu dengan pedangnya , wajahnya berpaling dari ku, wajah cantiknya kini serius menatap salah satu lawannya.
Putri Sinta yang sudah dari tadi kembali dengan sengit melepaskan jurus jurusnya yang semakin beringas.
Akan tetapi Jaka Wardhana entah kemana atau kah dia kabur sejak tadi .
Anna kembali melesat sambil membawa pedang cahayanya. Selendang hijaunya meliuk liuk terkana angin.
Trank Trank Trank
Suara dua besi beradu , keliatan api dari gesekan dua senjata yang saling menebas itu antara Anna dengan makhluk berkepala anjing yang bersenjata kan tombak tak mau kalah dengan berbagai jurus.
Selama pertarungan Anna terkena sabetan dan pukulan dari sosok itu. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya , akan tetapi Hesty disini butuh pertolongan , kemana mas Ryan sedari tadi tidak kunjung datang .
Segera aku menyalakan hp ku dan mencari nomornya. Suara dering panggilan berlangsung. , tak lama diangkat
"Hallo, mas Ryan. Dimana saya dari tadi menunggu mas "
"Bagas, gawat. Mobilnya tidak mau menyala, apalagi ada gangguan astral pada ku, kau bersabar saja aku sedang melawan makhluk disini " jawab mas Ryan di telpon
"Apa? , mas aku tak bisa membantu mu . Disini penjaga kita pun kewalahan " ucapku panik
Suasana makin pelik, apalagi Anna sudah mulai ketetaran , luka ditubuhnya sangat jelas berupa sabetan pedang yang meneteskan darah hitam.
Putri Sinta sama ,mengalami luka di lengan dan kepalanya sudah berdarah. Namun dari pihak musuh nampak masih tidak apa apa nya. Padahal tadi sempat tekena sabetan pedang namun sepertinya mereka mampu beregenerasi dengan cepat.
"Sial , serangan ku sia sia. Apa yang harus aku lakukan " ucap putri Sinta bermonolog
Grrrrrrrr
Sebuah serangan tiba tiba dari makhuk laba laba ke arah ku , tanpa persiapan apapun aku tak bisa menangkis serangannya , matilah aku . Anna .....
Mata ku terpejam pasrah dengan semua yang terjadi. Mati atau tidak aku berserah diri kepada Allah SWT . Dengan erat aku memeluk Hesti menutupi wajahnya
"crashhhh ...."
Serangan itu terdengar mengerikan akan tetapi aku tidak merasakan apapun . Apa yang terjadi sebenarnya ?
(Bersambung )

"Kita disini saja. Lokasi pertarungan cukup jauh dan aman" ucap ku pada mas Ryan
"Iya, di sini aman, akan tetapi bagaimana dengan Hesty, dia masih lemah " balas ku menimpali mas Ryan yang sudah meletakan Hesty di atas kursi kayu.
Dengan telaten mas Ryan memeriksa kepala dan bagian tubuh lain yang dikira mengalami cedera.
"Aduh.... " Hesty meringis kesakitan
Tangan kiri nya dipegang nya , mungkin dia mengalami cedera di bagian itu.
"Apakah ini sakit "tanya mas Ryan pada Hesty dengan menekan area pundak dan lengan
"Iya , sebelah sini " jawab Hesty lirih
"Mas Ryan . Apakah kita pulang saja , biarkan mereka yang mengurus ketiga makhuk itu" ajak ku pada mas Ryan
"Aku juga berfikir demikian , pasalnya ini diluar perkiraan ku, jadi harus segera dibawa ke rumah sakit " ucap mas Ryan yang nampak khawatir
"Betul mas, ayo kita bawa ke mobil " ucap ku
"Biar aku saja yang mengambil mobil karena jaraknya cukup jauh . Kasian Hesty " jawab mas Ryan
Mas Ryan lalu pergi dengan cara mengendap endap agar tidak diketahui oleh salah satu dari ketiga makhuk itu.
Aku mengambil air botol dalam tas , lalu memberikannya pada Hesty agar mengurangi syok akibat benturan tadi.
Kembali pada ketiga sosok yang diserang oleh putri Sinta, Anna dan juga Jaka . Pertarungan mereka sudah sepeti pertarungan antar dewa . Pertarungan sengit dari ketiga nya menimbulkan banyak kehancuran dimana mana. Bagian vila rusak , dan beberapa pohon tumbang akibat dari serangan yang terjadi.
Pertarungan sejenak berhenti melihat kedua belah pihak nampak kelelahan.
"Mereka buka lawan sembarangan , apa kau masih punya senjata putri ?" Tanya Anna
"Masih, 20 jurus ilmu yang ku miliki , aku tadi hanya main main saja dengan mereka sekalian latihan setelah lama tak bertarung " jawab putri Sinta enteng
"Kau nampak masih muda Dewi Sukma tirakat mu belum tuntas 100 tahun bukan ?" Sambung putri Sinta mengejek
Anna mengerutkan dahi " kau tau kelemahan ku dan juga batasn ilmu ku. Umur ku belum 100 tahun jadi wajar energi ku masih kalah jauh dari mu yang sudah nenek nenek " timpal Anna dengan Nada mengejek
"Apa kau bilang ? Nenek nenek ? . Kau perlu dikasih pelajaran eksak di sekolah jin sepertinya " sungut putri Sinta
"Ya . Umur mu sudah lebih dari 500 tahun wajar disebut nenek nenek " timpal Anna membalas
" Dasar jin amatiran , lemah , payah " hardik putri Sinta pada Anna sambil menunjuk pada dada nya nya over size
Tidak terima perlakuan gestur dari putri Sinta , tiba tiba saja Jaka wardhana marah
"Sudah cukup..... , dasar bodoh , mereka kabur bagaimana?" Bentak Jaka Wardhana dengan mata melotot
Ke dua jin wanita itu sontak menoleh ke arah Jaka Wardhana , mereka nampak membulatkan mata .
"Cerewet.... " Ucap putri sinta ketus lalu kembali menatap ketiga makhuk yang sedari tadi bengong melihat kelakuan mereka
Dengan secepat kilat putri Sinta menyerang ketiga sosok itu. Dengan gesit menyerang tanpa ampun . Sosok itu seperti kewalahan meski hanya dihadang oleh satu wanita .
Anna melipat kedua tangannya di atas dada yang besar menyaksikan pertarungan yang tidak imbang namun sengit .
Jaka wardhana seperti berpikir sesuatu matanya menatap tajam kesuatu sudut vila yang gelap.
Aku yang sedang menunggu mas Ryan datang membawa mobil harus bersabar sambil menopang tubuh Hesty dengan bahu ku.
"Kau sabar ya , Nanti mas Ryan akan membawa mobil"
" Bagas, kepala ku sakit " keluh Hesty lirih.
Melihat kondisi Hesty begini membuat ku panik dan takut terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
"HES. Kau harus kuat, demi orang tua mu dan orang yang ada di sekeliling mu . Kau akan baik baik saja " ucap ku mencoba menenangkan namun aku malah makin panik ketika Hesty kembali merintih memegang kepalanya.
"Aduhh, Bagas ... Kepala ku" ucapan Hesty terhenti sepertinya luka di kepalanya semakin terasa sakit.
Saat ku periksa dengan senter dari lampu flash hape terlihat ada memar biru yang cukup besar dibagian kepala Hesty yang sebelah kiri.
"Astagfirullah " aku terkaget. Kenapa aku belum memeriksanya tadi. Bisa jadi benturan tadi begitu keras yang menyebabkan memar ini.
"Kemana mas Ryan , dari tadi belum juga datang " gerutu ku padanya
Sekian menit berlalu aku menunggu kedatangan mas Ryan yang dirasa sangat lama.
Angin dingin malam semakin berhembus akan tetapi kenapa tubuh ku malah bercucuran air keringat.
Tiba tiba terdengar suara teriakan dari arah pertarungan
"Kygaaaa...."
"Argghhh......"
" bughhhh ".
Saat mataku tertuju pada mereka ternyata Anna sudah terjungkal dan terlempar ratusan meter ke arah barat. Putri Sinta jatuh di dekat para makhluk tadi. Sedangkan Jaka? " Dimana dia ?"
Terdengar suara derap langkah kaki dari arah belakang komplek villa. Kaki itu seperti berat namun samar . Aku menelisik ke arah sumber suara. Langkahnya semakin lama semakin dekat.
Suara teriakan dan bentakkan dari putri sinta tak membuat ku bergeming. Putri Sinta seperti menantang ketiga makhuk tadi untuk bertarung kembali.
Akan tetapi Anna sudah kembali bangun dari jatuhnya. Namun seperti kesakitan tubuhku Anna seolah berjalan gontai merasa kelelahan.
"Anna, kau tidak apa apa?" Teriak ku pada Anna
Dia menoleh ke arah ku dengan raut kecemasan ,
"Tidak kakang, aku baik baik saja. Segera pergi dari tempat ini. Lawan kita berbahaya " jawab Anna dari kejauhan
"Bagaimana dengan diri mu Anna , aku khawatir terjadi sesuatu dengan mu" ucap ku sendu
"Benarkah itu kakang? Apakah itu tulus dari hati mu?" Tanya lagi anna. Senyum merekah dibibir merahnya membuat ku merasa malah semakin khawatir
Dia bangkit posisi tertumpu dengan pedangnya , wajahnya berpaling dari ku, wajah cantiknya kini serius menatap salah satu lawannya.
Putri Sinta yang sudah dari tadi kembali dengan sengit melepaskan jurus jurusnya yang semakin beringas.
Akan tetapi Jaka Wardhana entah kemana atau kah dia kabur sejak tadi .
Anna kembali melesat sambil membawa pedang cahayanya. Selendang hijaunya meliuk liuk terkana angin.
Trank Trank Trank
Suara dua besi beradu , keliatan api dari gesekan dua senjata yang saling menebas itu antara Anna dengan makhluk berkepala anjing yang bersenjata kan tombak tak mau kalah dengan berbagai jurus.
Selama pertarungan Anna terkena sabetan dan pukulan dari sosok itu. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya , akan tetapi Hesty disini butuh pertolongan , kemana mas Ryan sedari tadi tidak kunjung datang .
Segera aku menyalakan hp ku dan mencari nomornya. Suara dering panggilan berlangsung. , tak lama diangkat
"Hallo, mas Ryan. Dimana saya dari tadi menunggu mas "
"Bagas, gawat. Mobilnya tidak mau menyala, apalagi ada gangguan astral pada ku, kau bersabar saja aku sedang melawan makhluk disini " jawab mas Ryan di telpon
"Apa? , mas aku tak bisa membantu mu . Disini penjaga kita pun kewalahan " ucapku panik
Suasana makin pelik, apalagi Anna sudah mulai ketetaran , luka ditubuhnya sangat jelas berupa sabetan pedang yang meneteskan darah hitam.
Putri Sinta sama ,mengalami luka di lengan dan kepalanya sudah berdarah. Namun dari pihak musuh nampak masih tidak apa apa nya. Padahal tadi sempat tekena sabetan pedang namun sepertinya mereka mampu beregenerasi dengan cepat.
"Sial , serangan ku sia sia. Apa yang harus aku lakukan " ucap putri Sinta bermonolog
Grrrrrrrr
Sebuah serangan tiba tiba dari makhuk laba laba ke arah ku , tanpa persiapan apapun aku tak bisa menangkis serangannya , matilah aku . Anna .....
Mata ku terpejam pasrah dengan semua yang terjadi. Mati atau tidak aku berserah diri kepada Allah SWT . Dengan erat aku memeluk Hesti menutupi wajahnya
"crashhhh ...."
Serangan itu terdengar mengerikan akan tetapi aku tidak merasakan apapun . Apa yang terjadi sebenarnya ?
(Bersambung )
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 25-06-2024 16:48
Araka dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup

