- Beranda
- Stories from the Heart
Satu Kelas Dengan Dia
...


TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance


Quote:
PROLOG
Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya
Quote:
Spoiler for Jangan di Buka:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 02:52






devanpanca dan 24 lainnya memberi reputasi
23
23.4K
1.5K


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart
32.3KThread•47.9KAnggota
Tampilkan semua post


TS
aguzblackrx
#221
Part 37
Setelah mendapatkan nomor ponsel Tiara, aku pun pamit pulang. Kasus kehilangan motor akan diurus oleh keluarga nya. Lagi pula aku hanya mengantarkan tiara saja ke rumahnya , maksud hati nyari kesempatan malah gagal karena status pacar orang. Kalau di NTR (Nikung Tanpa Rem) gmna setuju pemirsa ?
Perjalanan ku kini ke rumah Hesty , diperjalanan suasana sudah waktu ashar , tak lupa aku mampir ke masjid untuk melaksanakan solat ashar.
Setelah solat ashar akupun menakjutkan perjalanan menuju rumah Hesty , sebelum masuk perumahan aku sempat bertemu dengan geng si Aryo . Mereka sedang merokok dan meminum minuman didalam botol kaleng. entah apa minuman itu, ada logo bintang di botol yang mereka minum.
Mereka pun melihat ke arah ku dan salah satu dari mereka mencegat ku karena mereka pas di depan gerbang masuk perumahan.
"Stop... Mau kemana anak ksimin? " Ejek salah satu dari teman Aryo
Perasaan ku jadi tidak enak , harus jawab apa Karana memang tujuan ku akan ke rumah Hesty .
Motor pun berhenti tepat didepan mereka, Aryo nampak masih menikmati cemilan dan juga minuman kaleng berbintang itu. Aryo nampak menatap ku tajam lalu berjalan menghampiri ku.
"Mau kemana koq buru buru? " Tanya Aryo santai
Aku harus memutar otak agar tidak ketahuan Aryo bahwa aku akan ke rumah Hesty..
"Gw mau ke rumah Merry , dia masih sakit" jawab ku berbohong
Semua teman Aryo terkekeh yang berjumlah 4 orang , Aryo hanya terbuka kecut memandang remeh terhdap ku.
"Ni kan komplek rumah Hesty , apa jangan jangan lu mau ke rumahnya ?" Ta NU ya Aryo tidak percaya
"Merry lagi sakit, gw mau jenguk dia. Udah seminggu tidak masuk , kalau ga percaya ikut gw" kata ku menimpali Aryo
Ada yang tidak beres dengan mereka kenapa kali ini mereka seolah menunggu ku disini. Lagi pula ini sudah sore, apakah mereka belum pulang atau memang sengaja mencegat ku disini..
"Santai aja bro, kita minum aja dulu sini , kita obrolin pertarungan kita nanti, " ucap Aryo sembari merangkul bahu kanan ku namun sedikit meremas sehingga lumayan sakit.
Rasa sakit di bahu mulai terasa apalagi tangan Aryo itu besar dan berat , sepertinya dia memiliki kemampuan hasil latihanya di tekwondo . Aku harus berhati hati dengannya karena dia anak yang tempramental.
"Sorry , gw buru buru , soal itu nanti saja disekolah kita janjian. Atau gw pastiin dari sekarang Minggu depan kita fight " ucap ku pada Aryo mantap.
Aryo tersenyum kecut , bibirnya tersungging miring namun matanya tetap tajam seperti singa yang akan menerkam mangsa di depannya.
"Gw setuju , soal lokasi gw yang atur , gimana ?" Tawar Aryo sambil mengarahkan jempol ke wajahnya
Aku mengela napas dalam " gw mah ikut aja,"
"Oke ... Deal " ucap Aryo sambil menaikan alisnya sebelah , bibirnya masih tersenyum mengerikan
"Tapi ingat lu gas, jika gw menang lu jangan sekali sekali deket sama Hesty , atau lu bakal kena masalah sama gw, " ancam Aryo
"Gw setuju " jawab ku tak ada keraguan
"Yasudah gw mau ke rumah Merry " ucapku menyambung
Aryo melirik kepada dua temanya dan menggelengkan kepalanya seolah memberi perintah sesuatu.
Akupun menarik gas motor ku DNA berlalu meninggalkan mereka akan tetapi beberapa menit segalanya kedua teman Aryo mengikuti ku hingga masuk ke dalam komplek. Ada apa dengan mereka ? , aku pikir mereka sengaja membuntuti ku karena mungkin akam memastikan bahwa aku ke rumah Merry.
Jalan pertigaan dari rumah Hesty adalah rumah Merry jika aku belok ke kanan. Akupun berbelok ke kanan lalu sampailah di depan gerbang rumah Merry. Kedua teman Aryo pun berhenti dari kejauhan . Aku melihatnya dari kaca spion .
Lalu turun menuju gerbang dan menghampiri pak satpam. Akhirnya aku diizinkan masuk oleh pak satpam . Untuk mengecek teman Aryo , aku melihat ke arah mereka. Ternyata mereka masihat ada ditempatnya.
Akupun segera masuk ke dalam rumah..disana ada mamannya Merry yang nampak cantik menyambutku ramah.
"Eh , nak Bagas . Ayo masuk " tawar mamah Merry lalu akupun masuk ke dalam rumah.
"Iya Tante " jawab ku singkat
Aku membuntuti mamah Merry lalu dipersilahkan duduk di atas sofa .
" Merry gimana tan?" Tanya ku pada mamah Merry
"Oh , sudah sehat nak Bagas. Mungkin besok masuk sekolah , untungnya papa Merry Nemu orang pintar tepat waktu , syukur sekarang sudah sehat. Tapi kata anak tente , Merry sempat bermimpi ketemu nak Bagas dan Hesty, "
"Mimpiim saya dan Hesty lalu? " Tanya ku penasaran
"Kata anak Tante , Merry diajak pulang sama kalian , katanya ada makhluk tunggu besar yang mau nikahin Merry. Untung nya ada nak Bagas katanya. Aneh bukan?" Cerita mamah Merry begitu
"Oh begitu yah. Namanya juga mimpi Tante, hehee" ucap ku terkekeh mendengar cerita dari mamah Merry padahal itu adalah kejadian nyata . Akupun tetap akan merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Yasudah , tante mau panggil Merry dulu" ucap mamah Merry lalu menuju lantai 2 .
Sambil menunggu mamah Merry memanggil anak bungsunya . Aku membaca dua chat dari dua gadis yang berbeda sekolah. Pertama dari Hesty yang menanyakan ku dan yang kedua dari Taira yang sudah sampai di kantor polisi mengurus kehilangan motornya .
Akupun membalas keduanya , akan tetapi aku belum sempat membalas pesan dari Tiara . Lagi pula apa yang harus aku tanyakan . Biar nanti saja aku balas pesannya setalah urusan di rumah Merry selesai.
Terdengar suara mamah Merry berbicara dengan anaknya. Tak lama kemudian suara langkah kaki menuju tangga . Dari atas tangga Merry nampak sehat bugar , wajah cantik nya begitu terlukis , tak seperti saat kemarin wajahnya pucat dan terlihat kurus .
"Bagas ...." Teriak Merry dari anak tangga
Merry berlari menuju ke arah ku. Senyumnya merekah , akupun membalas senymanya. Terasa lama juga aku tidak melihat nya di dalam kelas.
Merry mendapat lalu memeluk ku seperti seorang kekasih yang sudah lama tak bertemu . Untungnya mamah nya tadi sudah ke ruang tengah sbelum pelukan ini terjadi.
Dekapan hangat membuat ku merasa bahwa itulah yang harus didapatkan oleh seorang teman. Aku tidak sungkan dengan ini semua memang hanya saja pelukan ini terlalu terasa dua gundukan mengganjal di area dada. Empuk dan hangat , dua kata itulah yang pertama terlintas dipikiran ku.
"Bagas ..... " Ucap Merry dalam pelukan
"Iya, kenapa mer, gimana udah baikan?"
" Bagas koq aku merasa kita udah lama banget ga ketemu , kamu gitu gak?"
"Hmmmm seminggu sih lama yah?"
"Seminggu koq terasa 3 tahun. Aku mimpi kamu pake seragam sekolah dan nolong aku dari sosok menyeramkan , kamu melawannya dan dibantu Hesty serta sosok putri , entah siapa tapi dalam mimpiku dia bilang adalah putri " kata Merry menjelaskan perasaanya
"Oh putri Sinta...." Jawab ku spontan namun berhenti karena menyadari bahwa itu memang putri Sinta
"Putri Sinta? Siapa dia? Koq kamu tau namanya ? " Tanya Merry merentet tanpa rem
Akupun tekekeh dan menggaruk garuk kepala tapi tidak gatal , bagaimana bisa aku sampai keceplosan menyebutkan identitas yang menolongnya.
"Oh.... Maksud ku . Kalau yang suka nolong di cerita orang jaman dulu namanya Sinta , putri Sinta , jangan dipikirkan mitos ini " jawab ku menjelaskan ,
"Oh ...begitu ya, jadi putri Sinta itu dongeng ya dalam alam mimpi, tapi koq bisa sepeti nyata sih?" Tanya Merry kebingungan
"Sudah, namanya juga mimpi orang sakit, pasti aneh aneh dan serem serem , aku juga pernah begitu, saat mimpi didatangi nenek nenek seperti nenek lampir yang rambutnya acak acakan dan membawa tongkat " Jawab ku pada Merry ngasal , agar dia tidak terlalu banyak tanya
"Oh....aku pikir nyata " ucap Merry membenarkan apa yang aku jelaskan .
Gak terasa bahwa Merry terlalu lama memeluku sehingga adik kecil ku malah bangun tanpa sebab. Akupun segera melepaskan pelukan dari Merry. Jika terlalu lama bisa berbahaya (berbisa).
Kami pun duduk kembali di sofa. Merry menegakan baju piyama warna sylver panjang. Rambut pendeknya terurai ke bawah.
Selama di rumah Merry aku dan dirinya membicarakan banyak hal termasuk masalah di eklash dan tugas tugas serta ada guru baru yaitu Bu ria.
Setalah dirasa cukup akupun segera pamit pada merry , dia sempat mengajak ku untuk makan dulu, namun aku menolaknya karena beralasan sudah makan nasi Padang sebelum datang ke rumah nya..
"Udah sore nih, besok kita makan bareng di kantin aja ya? "
Merry mengangguk "yaudah besok aku yang traktir deh . Bagas emang paling baik mau jenguk aku terus "
"Iya sama sama, aku pulang yah"
Akhirnya aku pamit pulang dan keluar gerbang, dua teman Aryo sudah tidak ada di lokasi mereka tadi mengintip ku.
Hari udah semakin sore. Lagi pula perjalanan ku nanti malam bersama Hesty akan baru dimulai. Jadi masih sempat aku menjenguk Merry di rumahnya. Lagi pula runah mereka berdua itu berdekatan.
Setalah sampai rumah Hesty , nampak Hesty sudah duduk di depan teras bersama dengan mas Ryan dan juga putri Sinta yang sedang duduk di atas pot besar.
"Assalamualaikum "
"Waalaikum salam " ucap Hesty dan mas Ryan berbarengan
"Kemana dulu, lama banget " tanya Hesty
"Nolong orang tadi motornya ilang , cuma ...." Ucapkan ku terhenti
"Motor siapa yang ilang ?" Tanya Hesty menelisik
"Anu... Itu maksudnya orang lain hilang motornya sebelum aku ke rumah si Bayu . Ya nolongin buat sebar foto sepeda.motormya kali aja ada yang liat di medsos "
Mulut Hesty membulat lalu mengangguk tanda percaya "aku kira mampir di rumah cewek"
Deg
Aku terkaget , mata ku melirik pada putri Sinta yang tertawa cekikikan namun ditahan oleh tangannya . Mata ku membulat seolah putri Sinta sudah tahu bahwa aku berbohong
"Cah bagus , jangan boong yah" ucap putri Sinta melalui suara batin .
"Waduh dia tahu rupanya " gumam ku selama hati
"Ya tahu lah, pake pelukan segala " ucapnya melalui batin dan tekekeh kekeh
"Aduh , plis jangan kasih tau Hesty ya" ucpanku dalam hati .
Putri Sinta memberikan kode kedipan pada ku yang ku kira tanda persetujuan.
"Sudah siap semuanya ?" Ucap mas Ryan .
" Siap mas" sahut ku singkat
"Iya perlengkapan sudah siap" ucap Hesty
Malam pun tiba, kini kami sudah ada diperjalanan menuju tempat lokasi menaiki mobil milik mas Ryan. Putri Sinta pun ikut, dia duduk di depan bersama mas Ryan.
.perjalanan dua jam memang cukup melelahkan , aku sampai ketiduran tak terasa memang akhirnya hingga tibalah di suatu tempat yang direncanakan.
Sebuah perumahan villa terbengkalai yang sudah ditumbuhi semak belukar. Kami berusaha Hesty dan aku sendiri harus mengeksplor hingga muncul sosok yang diduga Pembunuh para yutuber .
"Jadi kalian pegang kamera , arahkan ke setiap sudut , tak usah panik , aku ada tidak jauh dari sini. Kalau makhluk itu ada Sinta akan segera ke sana. Panggil namanya sekali " ucap mas Ryan membeberkan teknis
"Baik mas , " jawab berbarengan dengan Hesty
Kami pun turun dari mobil. Suasana nampak mencekam dan dingin saat pertama kali di lokasi. Apalagi tidak ada penerangan disini lagi pula semua bangunan nampak belum 100% selesai. Rata rata sudah ditumbuhi semak belukar . Mas Ryan sudah pergi tinggal lah kami berdua di lokasi yang menurut orang sangat angker .
Bersambung
Setelah mendapatkan nomor ponsel Tiara, aku pun pamit pulang. Kasus kehilangan motor akan diurus oleh keluarga nya. Lagi pula aku hanya mengantarkan tiara saja ke rumahnya , maksud hati nyari kesempatan malah gagal karena status pacar orang. Kalau di NTR (Nikung Tanpa Rem) gmna setuju pemirsa ?
Perjalanan ku kini ke rumah Hesty , diperjalanan suasana sudah waktu ashar , tak lupa aku mampir ke masjid untuk melaksanakan solat ashar.
Setelah solat ashar akupun menakjutkan perjalanan menuju rumah Hesty , sebelum masuk perumahan aku sempat bertemu dengan geng si Aryo . Mereka sedang merokok dan meminum minuman didalam botol kaleng. entah apa minuman itu, ada logo bintang di botol yang mereka minum.
Mereka pun melihat ke arah ku dan salah satu dari mereka mencegat ku karena mereka pas di depan gerbang masuk perumahan.
"Stop... Mau kemana anak ksimin? " Ejek salah satu dari teman Aryo
Perasaan ku jadi tidak enak , harus jawab apa Karana memang tujuan ku akan ke rumah Hesty .
Motor pun berhenti tepat didepan mereka, Aryo nampak masih menikmati cemilan dan juga minuman kaleng berbintang itu. Aryo nampak menatap ku tajam lalu berjalan menghampiri ku.
"Mau kemana koq buru buru? " Tanya Aryo santai
Aku harus memutar otak agar tidak ketahuan Aryo bahwa aku akan ke rumah Hesty..
"Gw mau ke rumah Merry , dia masih sakit" jawab ku berbohong
Semua teman Aryo terkekeh yang berjumlah 4 orang , Aryo hanya terbuka kecut memandang remeh terhdap ku.
"Ni kan komplek rumah Hesty , apa jangan jangan lu mau ke rumahnya ?" Ta NU ya Aryo tidak percaya
"Merry lagi sakit, gw mau jenguk dia. Udah seminggu tidak masuk , kalau ga percaya ikut gw" kata ku menimpali Aryo
Ada yang tidak beres dengan mereka kenapa kali ini mereka seolah menunggu ku disini. Lagi pula ini sudah sore, apakah mereka belum pulang atau memang sengaja mencegat ku disini..
"Santai aja bro, kita minum aja dulu sini , kita obrolin pertarungan kita nanti, " ucap Aryo sembari merangkul bahu kanan ku namun sedikit meremas sehingga lumayan sakit.
Rasa sakit di bahu mulai terasa apalagi tangan Aryo itu besar dan berat , sepertinya dia memiliki kemampuan hasil latihanya di tekwondo . Aku harus berhati hati dengannya karena dia anak yang tempramental.
"Sorry , gw buru buru , soal itu nanti saja disekolah kita janjian. Atau gw pastiin dari sekarang Minggu depan kita fight " ucap ku pada Aryo mantap.
Aryo tersenyum kecut , bibirnya tersungging miring namun matanya tetap tajam seperti singa yang akan menerkam mangsa di depannya.
"Gw setuju , soal lokasi gw yang atur , gimana ?" Tawar Aryo sambil mengarahkan jempol ke wajahnya
Aku mengela napas dalam " gw mah ikut aja,"
"Oke ... Deal " ucap Aryo sambil menaikan alisnya sebelah , bibirnya masih tersenyum mengerikan
"Tapi ingat lu gas, jika gw menang lu jangan sekali sekali deket sama Hesty , atau lu bakal kena masalah sama gw, " ancam Aryo
"Gw setuju " jawab ku tak ada keraguan
"Yasudah gw mau ke rumah Merry " ucapku menyambung
Aryo melirik kepada dua temanya dan menggelengkan kepalanya seolah memberi perintah sesuatu.
Akupun menarik gas motor ku DNA berlalu meninggalkan mereka akan tetapi beberapa menit segalanya kedua teman Aryo mengikuti ku hingga masuk ke dalam komplek. Ada apa dengan mereka ? , aku pikir mereka sengaja membuntuti ku karena mungkin akam memastikan bahwa aku ke rumah Merry.
Jalan pertigaan dari rumah Hesty adalah rumah Merry jika aku belok ke kanan. Akupun berbelok ke kanan lalu sampailah di depan gerbang rumah Merry. Kedua teman Aryo pun berhenti dari kejauhan . Aku melihatnya dari kaca spion .
Lalu turun menuju gerbang dan menghampiri pak satpam. Akhirnya aku diizinkan masuk oleh pak satpam . Untuk mengecek teman Aryo , aku melihat ke arah mereka. Ternyata mereka masihat ada ditempatnya.
Akupun segera masuk ke dalam rumah..disana ada mamannya Merry yang nampak cantik menyambutku ramah.
"Eh , nak Bagas . Ayo masuk " tawar mamah Merry lalu akupun masuk ke dalam rumah.
"Iya Tante " jawab ku singkat
Aku membuntuti mamah Merry lalu dipersilahkan duduk di atas sofa .
" Merry gimana tan?" Tanya ku pada mamah Merry
"Oh , sudah sehat nak Bagas. Mungkin besok masuk sekolah , untungnya papa Merry Nemu orang pintar tepat waktu , syukur sekarang sudah sehat. Tapi kata anak tente , Merry sempat bermimpi ketemu nak Bagas dan Hesty, "
"Mimpiim saya dan Hesty lalu? " Tanya ku penasaran
"Kata anak Tante , Merry diajak pulang sama kalian , katanya ada makhluk tunggu besar yang mau nikahin Merry. Untung nya ada nak Bagas katanya. Aneh bukan?" Cerita mamah Merry begitu
"Oh begitu yah. Namanya juga mimpi Tante, hehee" ucap ku terkekeh mendengar cerita dari mamah Merry padahal itu adalah kejadian nyata . Akupun tetap akan merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Yasudah , tante mau panggil Merry dulu" ucap mamah Merry lalu menuju lantai 2 .
Sambil menunggu mamah Merry memanggil anak bungsunya . Aku membaca dua chat dari dua gadis yang berbeda sekolah. Pertama dari Hesty yang menanyakan ku dan yang kedua dari Taira yang sudah sampai di kantor polisi mengurus kehilangan motornya .
Akupun membalas keduanya , akan tetapi aku belum sempat membalas pesan dari Tiara . Lagi pula apa yang harus aku tanyakan . Biar nanti saja aku balas pesannya setalah urusan di rumah Merry selesai.
Terdengar suara mamah Merry berbicara dengan anaknya. Tak lama kemudian suara langkah kaki menuju tangga . Dari atas tangga Merry nampak sehat bugar , wajah cantik nya begitu terlukis , tak seperti saat kemarin wajahnya pucat dan terlihat kurus .
"Bagas ...." Teriak Merry dari anak tangga
Merry berlari menuju ke arah ku. Senyumnya merekah , akupun membalas senymanya. Terasa lama juga aku tidak melihat nya di dalam kelas.
Merry mendapat lalu memeluk ku seperti seorang kekasih yang sudah lama tak bertemu . Untungnya mamah nya tadi sudah ke ruang tengah sbelum pelukan ini terjadi.
Dekapan hangat membuat ku merasa bahwa itulah yang harus didapatkan oleh seorang teman. Aku tidak sungkan dengan ini semua memang hanya saja pelukan ini terlalu terasa dua gundukan mengganjal di area dada. Empuk dan hangat , dua kata itulah yang pertama terlintas dipikiran ku.
"Bagas ..... " Ucap Merry dalam pelukan
"Iya, kenapa mer, gimana udah baikan?"
" Bagas koq aku merasa kita udah lama banget ga ketemu , kamu gitu gak?"
"Hmmmm seminggu sih lama yah?"
"Seminggu koq terasa 3 tahun. Aku mimpi kamu pake seragam sekolah dan nolong aku dari sosok menyeramkan , kamu melawannya dan dibantu Hesty serta sosok putri , entah siapa tapi dalam mimpiku dia bilang adalah putri " kata Merry menjelaskan perasaanya
"Oh putri Sinta...." Jawab ku spontan namun berhenti karena menyadari bahwa itu memang putri Sinta
"Putri Sinta? Siapa dia? Koq kamu tau namanya ? " Tanya Merry merentet tanpa rem
Akupun tekekeh dan menggaruk garuk kepala tapi tidak gatal , bagaimana bisa aku sampai keceplosan menyebutkan identitas yang menolongnya.
"Oh.... Maksud ku . Kalau yang suka nolong di cerita orang jaman dulu namanya Sinta , putri Sinta , jangan dipikirkan mitos ini " jawab ku menjelaskan ,
"Oh ...begitu ya, jadi putri Sinta itu dongeng ya dalam alam mimpi, tapi koq bisa sepeti nyata sih?" Tanya Merry kebingungan
"Sudah, namanya juga mimpi orang sakit, pasti aneh aneh dan serem serem , aku juga pernah begitu, saat mimpi didatangi nenek nenek seperti nenek lampir yang rambutnya acak acakan dan membawa tongkat " Jawab ku pada Merry ngasal , agar dia tidak terlalu banyak tanya
"Oh....aku pikir nyata " ucap Merry membenarkan apa yang aku jelaskan .
Gak terasa bahwa Merry terlalu lama memeluku sehingga adik kecil ku malah bangun tanpa sebab. Akupun segera melepaskan pelukan dari Merry. Jika terlalu lama bisa berbahaya (berbisa).
Kami pun duduk kembali di sofa. Merry menegakan baju piyama warna sylver panjang. Rambut pendeknya terurai ke bawah.
Selama di rumah Merry aku dan dirinya membicarakan banyak hal termasuk masalah di eklash dan tugas tugas serta ada guru baru yaitu Bu ria.
Setalah dirasa cukup akupun segera pamit pada merry , dia sempat mengajak ku untuk makan dulu, namun aku menolaknya karena beralasan sudah makan nasi Padang sebelum datang ke rumah nya..
"Udah sore nih, besok kita makan bareng di kantin aja ya? "
Merry mengangguk "yaudah besok aku yang traktir deh . Bagas emang paling baik mau jenguk aku terus "
"Iya sama sama, aku pulang yah"
Akhirnya aku pamit pulang dan keluar gerbang, dua teman Aryo sudah tidak ada di lokasi mereka tadi mengintip ku.
Hari udah semakin sore. Lagi pula perjalanan ku nanti malam bersama Hesty akan baru dimulai. Jadi masih sempat aku menjenguk Merry di rumahnya. Lagi pula runah mereka berdua itu berdekatan.
Setalah sampai rumah Hesty , nampak Hesty sudah duduk di depan teras bersama dengan mas Ryan dan juga putri Sinta yang sedang duduk di atas pot besar.
"Assalamualaikum "
"Waalaikum salam " ucap Hesty dan mas Ryan berbarengan
"Kemana dulu, lama banget " tanya Hesty
"Nolong orang tadi motornya ilang , cuma ...." Ucapkan ku terhenti
"Motor siapa yang ilang ?" Tanya Hesty menelisik
"Anu... Itu maksudnya orang lain hilang motornya sebelum aku ke rumah si Bayu . Ya nolongin buat sebar foto sepeda.motormya kali aja ada yang liat di medsos "
Mulut Hesty membulat lalu mengangguk tanda percaya "aku kira mampir di rumah cewek"
Deg
Aku terkaget , mata ku melirik pada putri Sinta yang tertawa cekikikan namun ditahan oleh tangannya . Mata ku membulat seolah putri Sinta sudah tahu bahwa aku berbohong
"Cah bagus , jangan boong yah" ucap putri Sinta melalui suara batin .
"Waduh dia tahu rupanya " gumam ku selama hati
"Ya tahu lah, pake pelukan segala " ucapnya melalui batin dan tekekeh kekeh
"Aduh , plis jangan kasih tau Hesty ya" ucpanku dalam hati .
Putri Sinta memberikan kode kedipan pada ku yang ku kira tanda persetujuan.
"Sudah siap semuanya ?" Ucap mas Ryan .
" Siap mas" sahut ku singkat
"Iya perlengkapan sudah siap" ucap Hesty
Malam pun tiba, kini kami sudah ada diperjalanan menuju tempat lokasi menaiki mobil milik mas Ryan. Putri Sinta pun ikut, dia duduk di depan bersama mas Ryan.
.perjalanan dua jam memang cukup melelahkan , aku sampai ketiduran tak terasa memang akhirnya hingga tibalah di suatu tempat yang direncanakan.
Sebuah perumahan villa terbengkalai yang sudah ditumbuhi semak belukar. Kami berusaha Hesty dan aku sendiri harus mengeksplor hingga muncul sosok yang diduga Pembunuh para yutuber .
"Jadi kalian pegang kamera , arahkan ke setiap sudut , tak usah panik , aku ada tidak jauh dari sini. Kalau makhluk itu ada Sinta akan segera ke sana. Panggil namanya sekali " ucap mas Ryan membeberkan teknis
"Baik mas , " jawab berbarengan dengan Hesty
Kami pun turun dari mobil. Suasana nampak mencekam dan dingin saat pertama kali di lokasi. Apalagi tidak ada penerangan disini lagi pula semua bangunan nampak belum 100% selesai. Rata rata sudah ditumbuhi semak belukar . Mas Ryan sudah pergi tinggal lah kami berdua di lokasi yang menurut orang sangat angker .
Bersambung
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 18-06-2024 01:01



Kurohige410 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup