- Beranda
- Stories from the Heart
Satu Kelas Dengan Dia
...
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance


Quote:
PROLOG
Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya
Quote:
Spoiler for Jangan di Buka:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aguzblackrx
#218
Part 36
Tiba tiba ada suara bentakan dari lantai 1
"Jaka, apa tadi kau yang dari kamar ku?"
Aku yang mendengarnya segera melangkah ke pinggiran pembatas lorong dengan lantai 1 yang terbuat dari besi dilapisi cat emas .
Aku mengintip apa yang terjadi dibawah sana , Jaka Wardhana tertunduk sambil memegang tangannya diantara perutnya. Dia terdiam tidak menjawab pertanyaan yang Hesty lontarkan.
"Jawab Jaka , apa itu benar ? " Ucap Hesty yang kini tidak sekeras tadi
"Ampun tuan putri , saya hanya ingin melindungi tuan putri saja, disini ada dua laki laki , jadi saya harus ekstra penjagaan " jawab Jaka dengan suara merendah
"Huft..... "Hesty menarik napas
"Menjaga atau kau hanya mencari kesempatan ? Apa tujuan mu mencium kening ku segala. Tidak sopan " sambung Hesty dengan menunjuk ke arah Jaka Wardhana
"Maafkan saya tuan putri" ucap Jaka tidak menyangkal apa yang mungkin ia lakukan.
Setalah mengucapkan permintaan maaf , Jaka Wardhana menoleh ke arah ku, matanya mendelik ke arah ku.
"Hei kau ...." Pekik Jaka Wardhana menunjuk ke arah ku.
"Bagas ?" Hesty terkaget
Aku yang tadi bersembunyi akhirnya ketahuan juga. Lalu aku berdiri dan turun dari anak tangga..
"Maaf, HES , aku menguping. Apa yang terjadi "
"Tidak ada apa apa, " ucap Hesty lalu menghampiri ku lalu melewati ku naik ke anak tangga .
Aku melirik ke wajahnya, Hesty nampak sedikit gusar , langkahnya begitu cepat seperti tadi.
Jaka Wardhana tiba tiba ada dihadapan ku, matanya tajam ke arah ku lalu tangan kekarnya menarik kerah baju ku kuat kuat.
"Gara gara dirimu , tuan putri berubah , apa yang telah kau lakukan padanya ?" Bentak Jaka wardhana dengan mendekatkan wajah ke arah ku.
Aku ketakutan dengan tarikan dari kedua tangannya itu . Sorot mata nya begitu penuh kebencian .
"Ti...Tidak, a...aku tidak melakukan apapun terhadapnya" ucap ku membela dan mencoba melepaskan cengkraman di tangannya.
"Jika bukan karena perlindungan dari tuan putri, kau sudah tamat riwayat mu disini" tukas Jaka Wardhana lalu melepaskan cengkaramnnya dan berlalu pergi bagaikan ninja
Wussshh
Napas ku terengah engah setelah cengkraman Jaka Wardhana dilepaskannya. Kali ini aku sangat kesal mengapa selama ini dia membenciku dan apa masalahnya majikannya dekat dengan ku? Akupun tidak melakukan apapun atau menghasut hesty.
****
Keesokan harinya
Sepulang sekolah , aku dan Hesty kembali ke rumah. Kali ini Hesty dijemput oleh supirnya , aku yang bermain petak umpet dengan Aryo sengaja tidak pulang bareng dengannya. Aku memilih pulang belakangan setelah Hesty naik mobil.
"HES , kamu duluan aja , aku belakangan pulangnya "
"Iya , hati hati ya di jalan "
"Oke..."
Seperti biasa aku berkendara membawa motor , akan tetapi sebelum pulang karena haus akupun mampir di Indomaret yang ada di depan sekolah ku. Saat masuk parkiran tidak ada hal aneh akan tetapi aku melihat sepeda motor matik yang dirasa mengenalnya. Motor itu mirip dengan yang pernah aku ajak duel di jalan raya kemarin ucap ku bermonolog.
Tanpa pikir lama akupun masuk ke dalam Indomaret lalu berjalan mencari barang yang aku cari. Saat memilih rak yang berjejer aku tidak memperdulikan disekitar. Mata ku fokus dengan barang barang yang akan aku pilih. Saat berjalan menyamping , aku tak sengaja menyenggol seseorang.
Brukk
Benda benda berjatuhan dari tangan seseorang Karana tidak sengaja menyenggolnya ,
"Eeeh..... " Ucap seseorang kaget
"Aduh, maaf teh " ucap ku spontan
tanpa menoleh ke pemiliknya Akupun segera mengambil barang barang itu lalu memungutnya. Dua bungkus jajanan dan 1 minuman aku pungut lalu menyodorkan kepada orang yang aku senggol tadi.
Saat aku tersadar bahwa yang ada dihadapan ku adalah seorang gadis yang pernah aku temui. Mata ku membesar , aku perhatikan ciri ciri perempuan itu hampir sama dengan yang pernah aku lihat. Kali ini dia memakai seragam sekolah. Seragamnya memakai atasan putih berkerudung dan memakai rok berwarna hijau. Tertulis di bajunya MA Muhamadiyah 01
"Maaf teteh, gak sengaja saya " ucap ku meminta maaf lalu memberikan belanjaan miliknya.
Reaksi wanita itu tersenyum kecut yang seolah dipaksakan.
"Gpp..." Ucapnya singkat kemudian berlalu meninggalkan ku.
Melihat reaksinya aku pikir itu wajar karena memang kami tidak saling mengenal. Akupun mengambil barang yang sudah ku temukan, keripik pedas dan 1 botol minuman susu permentasi. Lalu kau bertolak menuju kasir.
Saat di kasir, aku menemui gadis itu kembali , dia sedang membayar belanjaanya. Aku melihatnya , gadis itu memang lumayan cantik . Bertubuh kurus tapi tidak terlalu tinggi. Kerudung putihnya membalut lingkar kepala dan sebagian pipinya. Nampak keanggunan namun khas anak muda jaman sekarang .
Setelah selesai membayar gadis itu memperhatikan ku sebentar. Matanya melirik ke arah ku dan kedua mata kami bertemu. Akupun terkejut , lalu aku menganggukan kepala kepadanya sambil ternyum . Namun tatapanya seolah heran terhadap ku.
Setelah giliran ku selesai membayar tiba tiba saja da keributan di depan Indomaret ini. Seorang gadis terdengar membentak seseorang
"Gimana sih Bang. Motor saya koq bisa ilang?" Ucap gadis itu panik
Seorang pria bertubuh gendut Napak kelimpungan saat ditanya oleh gadis itu. Ternyata gadis yang aku temui motornya jokanh diparkiran. Padahal ada juru parkir disana.
"Aduh maaf mbak, saya tadi ke WC sebentar , banyak orang lalu lalang. Saya juga gak tahu mbak. Maaf banget " ucap si juru parkir menyesal.
Akupun menghampiri mereka berdua , wajah gadis itu merah padam menahan amarah, bingung , dan juga sedih.
"Gimana aku jelasinnya ke mamah " gerutu gadis itu sambil menatap layar hp nya dan mengetik sesuatu .
Beberapa orang menghampiri si juru parkir dan menyalahkan atas ketelodoran nya itu. Sedangkan si gadis ditenangkan oleh salah satu ibu ibu dan juga pengunjung lain.
"Ada apa ya. ? " Tanya ku pada si gadis
"Motor saya ilang, tadi aa lihat ga motor saya?" Tanya balik si gadis yang nampak berkaca kaca
"Motor yang krem ya? Scoopy?" Tanya ku memastikan
"Iya itu. A, " ucap si gadis sambil mengangguk
"Padahal saya belum lama masuk dan bayar tadi masih ada..bisa cepat begitu ya?" Ucap ku menjelaskan
"......" Gadis itu diam nampak memikirkan sesuatu
"Teh, saya antar saja ke rumah atau ke kantor polisi buat laporan " tawar ku pada si gadis
"Makasih A, saya naik angkot aja" tolak halus gadis itu
"Gpp, biar lebih cepat " ajak ku pada nya
"Tapi ga ngerepotin kan , A? Rumah saya jauh "
"Gak koq santai aja." Ucap ku pada gadis itu
Akhirnya aku mengantarkan si gadis. Sang juru parkir nampak panik dan merasa bersalah. Berkali kali dia meminta maaf kepada si gadis. Namun si gadis nampak masih gusar.
Lalu aku mengantarkan si gadis menaiki motor ku. Arah nya memang menuju arah pulang ke rumah ku. Selama perjalanan. Si gadis nampak khawatir , akupun tidak berani berkata apa apa, takut tersinggung . Singkat wkatu perjalanan kami berbelok ke kanan dipertigaan menuju suatu jalan pedesaan. Jalanya di sekitar masih banyak sawah dan kebun kebun.
Sesampainya disuatu desa akupun diarahkan masuk ke jalan gang sempit . Perumahan disini nampak saling berdekatan , wajar saja ini desa cukup besar dan padat..
"Sudah sampai" ucap si gadis lalu turun dari motor ku
" Oh , iya " ucap ku menyahut
Dia pun turun dari motornya. Rumah nampak sepi dari depan.
"Bapak, ibu ....." Gadis itu celingukan lalu membuka pintu rumah
Dari luar aku mendengar orang berbicara, mungkin si ibu ada di dalam rumah. Tak lama kemudian si gadis keluar bersama ibunya. Dari raut wajahnya nampak sedikit kebingungan mungkin anaknya sudah menceritakan kehilangan motornya. Si gadis menunjuk ke arah ku bahwa aku yang mengantarkannya.
"Dek , masuk sini "ajak wanita paruh baya kepada ku untuk masuk ke dalam rumahnya
"Oh iya Bu, " ucap ku menyahut lalu mencium tangan ibu dari si gadis penghormatan
Aku dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu.
"Ibu mau ke sawah dulu jemput bapak , neng tunggu di rumah " ucap si ibu pada anaknya lalu berlari pergi
Si gadis pergi ke dapur dan tak lama membawa teko dan gelas di atas nampan.
"Diminum dulu, maaf cuma ada air putih. Oh ya mau bikin kopi?" Tawar si gadis
"Udah ini air aja cukup , " jawab ku sekena nya
Si gadis masih nampak bersedih. Terbaca dari raut wajahnya yang sedikit di tekuk .
"Makasih yah udah nganter , jauh kan rumahnya " ucap nya membuka pembicaraan
"Ya gpp. Saya seneng koq bantu orang. Yang sabarnya ini musibah , kita tidak tahu . Kalau barang bisa dibeli lagi . Insyallah nanti teteh ada rezekinya lagi" ucap ku memberi suport
Dalam hati aku memandang gadis ini cukup cantik. Tubuh mungil dan bibirnya yang tipis membuat jantung ku dag Dig dug (dasar fuckkboy).
"Iya. A. Tapi itu pemberian bapak buat aku sekolah. Kasian bapak yang sudah payah nambung lama " ucap ya mengeluh
"Jadi beli cash ya? Syg bgt " ucap ku ikut prihatin
",oh iya, nama aa siapa? Dari tadi kita belum kenalan " ucap gadis itu bertanya
Aku terkejut , sebuah kalimat yang aku tunggu dari tadi akhirnya keluar juga.
"Nama saya Bagas , " jawab ku sambil menyodorkan tangan
Gadis itu tersenyum manis lalu membalas tangan ku dan memganganmnya
"Tiara , anak MA muhamadiyah " ucap Tiara
"Oh. Tau sekolah yang dekat Majid kaum itu ya" ucpa ku menimpali
"Rumah Bagas dimana ? " Tanya Tiara
"Masih satu kecamatan dengan kamu, Desa Curug dari dusun Waru , " jawab ku malu malu
Tiara tekekeh
"Wah jauh juga, aku pernah melewati dusun itu saat jalan-jalan sama pacar ku, banyak pohon pinus , indah tuh " ucap nya sumringah
Aku yang mendengar nya dia sudah punya pacar menjadi lesu. Gadis itu menceritakan pengalamannya ketika bermain ke salah satu destinasi wisata kebun teh yang memang harus melewati dusun kediaman ku. Dia nampak bersemangat menceritakan bagaimana mereka menikmati pemandangan indah disana. Dari apa yang diceritakannya aku malah mengkhayal itu adalah aku.
Singkat waktu bapak dari Tiara datang , bersama ibu.
"Assalamialikum "
Akupun membalas salam nya lalu menyalami bapak bapak yang sudah paruh baya itu.
"Oh h, jadi adek yang ngantarin anak saya?" Ucap Bapak itu lalu duduk di kursi . Namun si ibu langsung masuk ke dalam rumah.
"Iya , saya hanya kebetulan di lokasi kejadian , kala itu anak bapak histeris motornya hilang" ucpanku menjawab
" Emang nya gimana ceritanya bisa hilang ?" Tanya si bapak
"Saya kurang tahu persis pak, saat keluar dari minimarket anak bapak sudah kehilangan motornya "
Si bapak mengangguk mengangguk tidak tersirat diwajahnya rasa khawatir atau pun bersedih.
"Tiara lupa ngunci stang pak. Dikira ada tukang parkir"
"Yasudah, kira urus ke kantor polisi sore ini" tukas bapak Tiara
Perbincangan dengan Tiara dna jyga bapaknya lumayan panjang . Banyak hal yang direncanakan sore ini. Si bapak kemudian izin ke dalam rumah dan eminggalkan ku bersama anaknya .
Kemudian terdengar dering telpon dari ponsel miliku ku. Aku meraihnya ternyata Hesty yang menelpon.
"Assalamualikum ,"
"Waalikumslsam HES"
"Kamu dimana gas ? "
"Aku lagi di..." Ucapan ku terhenti mencari alasan
"Di mana? "
"Aku di rumah Bayu , mau pinjam buku " ucap ku berbohong
"Oh, yaudah cepat ke rumah. Mas ryan sudah pulang "
"Oh. Yaudah , aku kesana sekarang "
Telpon pun ditutup dan kumasukan lagi ke dalam saku celana.
"Telpon dari pacar Bagas?" Tanya tiara yang membuat ku terkejut.
"Eee... Itu .." aku sedikit gelagapan "temen "
(Bersambung)
Tiba tiba ada suara bentakan dari lantai 1
"Jaka, apa tadi kau yang dari kamar ku?"
Aku yang mendengarnya segera melangkah ke pinggiran pembatas lorong dengan lantai 1 yang terbuat dari besi dilapisi cat emas .
Aku mengintip apa yang terjadi dibawah sana , Jaka Wardhana tertunduk sambil memegang tangannya diantara perutnya. Dia terdiam tidak menjawab pertanyaan yang Hesty lontarkan.
"Jawab Jaka , apa itu benar ? " Ucap Hesty yang kini tidak sekeras tadi
"Ampun tuan putri , saya hanya ingin melindungi tuan putri saja, disini ada dua laki laki , jadi saya harus ekstra penjagaan " jawab Jaka dengan suara merendah
"Huft..... "Hesty menarik napas
"Menjaga atau kau hanya mencari kesempatan ? Apa tujuan mu mencium kening ku segala. Tidak sopan " sambung Hesty dengan menunjuk ke arah Jaka Wardhana
"Maafkan saya tuan putri" ucap Jaka tidak menyangkal apa yang mungkin ia lakukan.
Setalah mengucapkan permintaan maaf , Jaka Wardhana menoleh ke arah ku, matanya mendelik ke arah ku.
"Hei kau ...." Pekik Jaka Wardhana menunjuk ke arah ku.
"Bagas ?" Hesty terkaget
Aku yang tadi bersembunyi akhirnya ketahuan juga. Lalu aku berdiri dan turun dari anak tangga..
"Maaf, HES , aku menguping. Apa yang terjadi "
"Tidak ada apa apa, " ucap Hesty lalu menghampiri ku lalu melewati ku naik ke anak tangga .
Aku melirik ke wajahnya, Hesty nampak sedikit gusar , langkahnya begitu cepat seperti tadi.
Jaka Wardhana tiba tiba ada dihadapan ku, matanya tajam ke arah ku lalu tangan kekarnya menarik kerah baju ku kuat kuat.
"Gara gara dirimu , tuan putri berubah , apa yang telah kau lakukan padanya ?" Bentak Jaka wardhana dengan mendekatkan wajah ke arah ku.
Aku ketakutan dengan tarikan dari kedua tangannya itu . Sorot mata nya begitu penuh kebencian .
"Ti...Tidak, a...aku tidak melakukan apapun terhadapnya" ucap ku membela dan mencoba melepaskan cengkraman di tangannya.
"Jika bukan karena perlindungan dari tuan putri, kau sudah tamat riwayat mu disini" tukas Jaka Wardhana lalu melepaskan cengkaramnnya dan berlalu pergi bagaikan ninja
Wussshh
Napas ku terengah engah setelah cengkraman Jaka Wardhana dilepaskannya. Kali ini aku sangat kesal mengapa selama ini dia membenciku dan apa masalahnya majikannya dekat dengan ku? Akupun tidak melakukan apapun atau menghasut hesty.
****
Keesokan harinya
Sepulang sekolah , aku dan Hesty kembali ke rumah. Kali ini Hesty dijemput oleh supirnya , aku yang bermain petak umpet dengan Aryo sengaja tidak pulang bareng dengannya. Aku memilih pulang belakangan setelah Hesty naik mobil.
"HES , kamu duluan aja , aku belakangan pulangnya "
"Iya , hati hati ya di jalan "
"Oke..."
Seperti biasa aku berkendara membawa motor , akan tetapi sebelum pulang karena haus akupun mampir di Indomaret yang ada di depan sekolah ku. Saat masuk parkiran tidak ada hal aneh akan tetapi aku melihat sepeda motor matik yang dirasa mengenalnya. Motor itu mirip dengan yang pernah aku ajak duel di jalan raya kemarin ucap ku bermonolog.
Tanpa pikir lama akupun masuk ke dalam Indomaret lalu berjalan mencari barang yang aku cari. Saat memilih rak yang berjejer aku tidak memperdulikan disekitar. Mata ku fokus dengan barang barang yang akan aku pilih. Saat berjalan menyamping , aku tak sengaja menyenggol seseorang.
Brukk
Benda benda berjatuhan dari tangan seseorang Karana tidak sengaja menyenggolnya ,
"Eeeh..... " Ucap seseorang kaget
"Aduh, maaf teh " ucap ku spontan
tanpa menoleh ke pemiliknya Akupun segera mengambil barang barang itu lalu memungutnya. Dua bungkus jajanan dan 1 minuman aku pungut lalu menyodorkan kepada orang yang aku senggol tadi.
Saat aku tersadar bahwa yang ada dihadapan ku adalah seorang gadis yang pernah aku temui. Mata ku membesar , aku perhatikan ciri ciri perempuan itu hampir sama dengan yang pernah aku lihat. Kali ini dia memakai seragam sekolah. Seragamnya memakai atasan putih berkerudung dan memakai rok berwarna hijau. Tertulis di bajunya MA Muhamadiyah 01
"Maaf teteh, gak sengaja saya " ucap ku meminta maaf lalu memberikan belanjaan miliknya.
Reaksi wanita itu tersenyum kecut yang seolah dipaksakan.
"Gpp..." Ucapnya singkat kemudian berlalu meninggalkan ku.
Melihat reaksinya aku pikir itu wajar karena memang kami tidak saling mengenal. Akupun mengambil barang yang sudah ku temukan, keripik pedas dan 1 botol minuman susu permentasi. Lalu kau bertolak menuju kasir.
Saat di kasir, aku menemui gadis itu kembali , dia sedang membayar belanjaanya. Aku melihatnya , gadis itu memang lumayan cantik . Bertubuh kurus tapi tidak terlalu tinggi. Kerudung putihnya membalut lingkar kepala dan sebagian pipinya. Nampak keanggunan namun khas anak muda jaman sekarang .
Setelah selesai membayar gadis itu memperhatikan ku sebentar. Matanya melirik ke arah ku dan kedua mata kami bertemu. Akupun terkejut , lalu aku menganggukan kepala kepadanya sambil ternyum . Namun tatapanya seolah heran terhadap ku.
Setelah giliran ku selesai membayar tiba tiba saja da keributan di depan Indomaret ini. Seorang gadis terdengar membentak seseorang
"Gimana sih Bang. Motor saya koq bisa ilang?" Ucap gadis itu panik
Seorang pria bertubuh gendut Napak kelimpungan saat ditanya oleh gadis itu. Ternyata gadis yang aku temui motornya jokanh diparkiran. Padahal ada juru parkir disana.
"Aduh maaf mbak, saya tadi ke WC sebentar , banyak orang lalu lalang. Saya juga gak tahu mbak. Maaf banget " ucap si juru parkir menyesal.
Akupun menghampiri mereka berdua , wajah gadis itu merah padam menahan amarah, bingung , dan juga sedih.
"Gimana aku jelasinnya ke mamah " gerutu gadis itu sambil menatap layar hp nya dan mengetik sesuatu .
Beberapa orang menghampiri si juru parkir dan menyalahkan atas ketelodoran nya itu. Sedangkan si gadis ditenangkan oleh salah satu ibu ibu dan juga pengunjung lain.
"Ada apa ya. ? " Tanya ku pada si gadis
"Motor saya ilang, tadi aa lihat ga motor saya?" Tanya balik si gadis yang nampak berkaca kaca
"Motor yang krem ya? Scoopy?" Tanya ku memastikan
"Iya itu. A, " ucap si gadis sambil mengangguk
"Padahal saya belum lama masuk dan bayar tadi masih ada..bisa cepat begitu ya?" Ucap ku menjelaskan
"......" Gadis itu diam nampak memikirkan sesuatu
"Teh, saya antar saja ke rumah atau ke kantor polisi buat laporan " tawar ku pada si gadis
"Makasih A, saya naik angkot aja" tolak halus gadis itu
"Gpp, biar lebih cepat " ajak ku pada nya
"Tapi ga ngerepotin kan , A? Rumah saya jauh "
"Gak koq santai aja." Ucap ku pada gadis itu
Akhirnya aku mengantarkan si gadis. Sang juru parkir nampak panik dan merasa bersalah. Berkali kali dia meminta maaf kepada si gadis. Namun si gadis nampak masih gusar.
Lalu aku mengantarkan si gadis menaiki motor ku. Arah nya memang menuju arah pulang ke rumah ku. Selama perjalanan. Si gadis nampak khawatir , akupun tidak berani berkata apa apa, takut tersinggung . Singkat wkatu perjalanan kami berbelok ke kanan dipertigaan menuju suatu jalan pedesaan. Jalanya di sekitar masih banyak sawah dan kebun kebun.
Sesampainya disuatu desa akupun diarahkan masuk ke jalan gang sempit . Perumahan disini nampak saling berdekatan , wajar saja ini desa cukup besar dan padat..
"Sudah sampai" ucap si gadis lalu turun dari motor ku
" Oh , iya " ucap ku menyahut
Dia pun turun dari motornya. Rumah nampak sepi dari depan.
"Bapak, ibu ....." Gadis itu celingukan lalu membuka pintu rumah
Dari luar aku mendengar orang berbicara, mungkin si ibu ada di dalam rumah. Tak lama kemudian si gadis keluar bersama ibunya. Dari raut wajahnya nampak sedikit kebingungan mungkin anaknya sudah menceritakan kehilangan motornya. Si gadis menunjuk ke arah ku bahwa aku yang mengantarkannya.
"Dek , masuk sini "ajak wanita paruh baya kepada ku untuk masuk ke dalam rumahnya
"Oh iya Bu, " ucap ku menyahut lalu mencium tangan ibu dari si gadis penghormatan
Aku dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu.
"Ibu mau ke sawah dulu jemput bapak , neng tunggu di rumah " ucap si ibu pada anaknya lalu berlari pergi
Si gadis pergi ke dapur dan tak lama membawa teko dan gelas di atas nampan.
"Diminum dulu, maaf cuma ada air putih. Oh ya mau bikin kopi?" Tawar si gadis
"Udah ini air aja cukup , " jawab ku sekena nya
Si gadis masih nampak bersedih. Terbaca dari raut wajahnya yang sedikit di tekuk .
"Makasih yah udah nganter , jauh kan rumahnya " ucap nya membuka pembicaraan
"Ya gpp. Saya seneng koq bantu orang. Yang sabarnya ini musibah , kita tidak tahu . Kalau barang bisa dibeli lagi . Insyallah nanti teteh ada rezekinya lagi" ucap ku memberi suport
Dalam hati aku memandang gadis ini cukup cantik. Tubuh mungil dan bibirnya yang tipis membuat jantung ku dag Dig dug (dasar fuckkboy).
"Iya. A. Tapi itu pemberian bapak buat aku sekolah. Kasian bapak yang sudah payah nambung lama " ucap ya mengeluh
"Jadi beli cash ya? Syg bgt " ucap ku ikut prihatin
",oh iya, nama aa siapa? Dari tadi kita belum kenalan " ucap gadis itu bertanya
Aku terkejut , sebuah kalimat yang aku tunggu dari tadi akhirnya keluar juga.
"Nama saya Bagas , " jawab ku sambil menyodorkan tangan
Gadis itu tersenyum manis lalu membalas tangan ku dan memganganmnya
"Tiara , anak MA muhamadiyah " ucap Tiara
"Oh. Tau sekolah yang dekat Majid kaum itu ya" ucpa ku menimpali
"Rumah Bagas dimana ? " Tanya Tiara
"Masih satu kecamatan dengan kamu, Desa Curug dari dusun Waru , " jawab ku malu malu
Tiara tekekeh
"Wah jauh juga, aku pernah melewati dusun itu saat jalan-jalan sama pacar ku, banyak pohon pinus , indah tuh " ucap nya sumringah
Aku yang mendengar nya dia sudah punya pacar menjadi lesu. Gadis itu menceritakan pengalamannya ketika bermain ke salah satu destinasi wisata kebun teh yang memang harus melewati dusun kediaman ku. Dia nampak bersemangat menceritakan bagaimana mereka menikmati pemandangan indah disana. Dari apa yang diceritakannya aku malah mengkhayal itu adalah aku.
Singkat waktu bapak dari Tiara datang , bersama ibu.
"Assalamialikum "
Akupun membalas salam nya lalu menyalami bapak bapak yang sudah paruh baya itu.
"Oh h, jadi adek yang ngantarin anak saya?" Ucap Bapak itu lalu duduk di kursi . Namun si ibu langsung masuk ke dalam rumah.
"Iya , saya hanya kebetulan di lokasi kejadian , kala itu anak bapak histeris motornya hilang" ucpanku menjawab
" Emang nya gimana ceritanya bisa hilang ?" Tanya si bapak
"Saya kurang tahu persis pak, saat keluar dari minimarket anak bapak sudah kehilangan motornya "
Si bapak mengangguk mengangguk tidak tersirat diwajahnya rasa khawatir atau pun bersedih.
"Tiara lupa ngunci stang pak. Dikira ada tukang parkir"
"Yasudah, kira urus ke kantor polisi sore ini" tukas bapak Tiara
Perbincangan dengan Tiara dna jyga bapaknya lumayan panjang . Banyak hal yang direncanakan sore ini. Si bapak kemudian izin ke dalam rumah dan eminggalkan ku bersama anaknya .
Kemudian terdengar dering telpon dari ponsel miliku ku. Aku meraihnya ternyata Hesty yang menelpon.
"Assalamualikum ,"
"Waalikumslsam HES"
"Kamu dimana gas ? "
"Aku lagi di..." Ucapan ku terhenti mencari alasan
"Di mana? "
"Aku di rumah Bayu , mau pinjam buku " ucap ku berbohong
"Oh, yaudah cepat ke rumah. Mas ryan sudah pulang "
"Oh. Yaudah , aku kesana sekarang "
Telpon pun ditutup dan kumasukan lagi ke dalam saku celana.
"Telpon dari pacar Bagas?" Tanya tiara yang membuat ku terkejut.
"Eee... Itu .." aku sedikit gelagapan "temen "
(Bersambung)
Quote:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 17-06-2024 11:04
Araka dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup

