Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Nibrashilmy2Avatar border
TS
Nibrashilmy2
Asing Ramai-ramai Serbu Malaysia, Indonesia Cuma Diperas
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asing di sektor teknologi ramai-ramai menanam investasi kecerdasan buatan (AI) ke Malaysia. Sementara itu, Indonesia belum banyak dilirik, meski potensi pasarnya sangat besar.
Berikut beberapa raksasa teknologi yang mengumumkan investasi gede-gedean di Malaysia, dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (11/6/2024).

Google

Pada awal bulan ini, Google menyatakan komitmen investasi sebesar US$2 miliar (Rp 32,5 triliun) di Malaysia.

Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan wilayah cloud pertama di negara tersebut, seiring dengan meningkatnya permintaan AI dan layanan cloud regional.

Cloud regional Malaysia adalah tambahan dalam jaringan Google yang mencakup 40 wilayah dan 121 zona di dunia.

Di Indonesia, Google baru-baru ini mengumumkan 10.000 beasiswa pelatihan AI, tetapi tak ada komitmen investasi serupa di Malaysia.

Google juga sudah bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dan berkomitmen membantu pemerintah memberantas judi online dengan fitur AI Google.

Microsoft

Microsoft mengatakan akan berinvestasi US$ 2,2 miliar atau Rp 35,8 triliun untuk ekspansi infrastruktur AI di Malyasia. Di Indonesia, komitmen Microsoft lebih kecil, yakni US$ 1,7 miliar atau Rp 27,7 triliun untuk fasilitas dan talenta AI.

CEO Microsoft Satya Nadella bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo pada akhir April 2024 lalu saat pengumuman investasi diungkap ke publik.


ByteDance

Terbaru, ByteDance yang merupakan induk TikTok, berencana menggelontorkan dana US$ 2,13 miliar atau sekitar Rp 34,7 triliun untuk membangun pusat AI di Malaysia.

Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Perdagangan Malaysia pada pekan lalu. Sebagai bagian dari kesepakatan, ByteDance akan mengekspansi fasilitas pusat data di Johor, melalui investasi tambahan senilai 1,5 miliar ringgit atau sekitar Rp 5,2 miliar.

Alasan Raksasa Teknologi Asing Investasi Besar di Malaysia daripada Indonesia

Ketua Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan, banyak insentif untuk para pelaku data center yang diberikan pemerintah Malaysia. Bahkan untuk perusahaan yang menggunakan teknologi green, insentifnya ditambah lagi.

"Kalau di Indonesia, ini memang belum terjadi tapi kalau pemerintah lewat RUU EBT (Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan) yang saat ini sedang digodok di Komisi VII DPR RI berhasil memberikan tambahan insentif dari sisi green initiative, itu akan sangat mendorong tumbuhnya industri data center di Indonesia yang saat ini tumbuh 20-30 persen per tahunnya," kata Hendra dalam Profit di CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

Malaysia juga melakukan pemangkasan birokrasi yang memudahkan investasi bisnis saat masuk ke negaranya.

Di Malaysia, perusahaan asing bisa hanya menggunakan high level design untuk mendapatkan izin membangun. Sementara di Indonesia harus sampe ke detil engineering design, yang artinya memakan waktu dan biaya yang tidak murah.

Di sisi lain, kalau saja Indonesia juga fokus dengan renewable energy, banyak sekali perusahaan yang berbasis di Amerika Utara dan Eropa Barat yang bersedia untuk melakukan kerjasama pembangunan data center.

Karena negara-negara tersebut fokus ke ESG (Environmental, Social and Governance), dan mereka ada komitmen Paris Accord. Jadi hal-hal yang berkaitan dengan energi terbarukan, bisa mendorong tumbuh kembangnya industri data center.

"Banyak investor di Amerika Utama dan Eropa Barat fokus terkait ESG nya jadi mereka juga fokus bagaimana energy yang di supply di data center ini didapat dari sumber yang green atau less emissions karbonnya," jelasnya.

Selama investor melihat negara stabil secara politik, juga mendukung industrinya untuk bisa bertumbuh seperti lewat insentif pajak, kemudian ada green initiative insentif, akan mendorong mereka untuk masuk ke negara tertentu.

i=== Indonesia Cuma Di Peras Katanya..

Itu Artikel di Atas mengenai Alasan lebih memilih investasi di Malaysia daripada Indonesia cukup. Susah dan Rumit. .. Emisi karbon, sumber energi green.. dll..







Diubah oleh Nibrashilmy2 13-06-2024 22:36
Bandittk
thewawans
ushirota
ushirota dan 2 lainnya memberi reputasi
1
666
49
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
sir.bayouAvatar border
sir.bayou
#10
Malaysia masih anggota commonwealth
pasti lebih nyaman investasi disana buat anggota lainya

Belanda knp ga pernah bikin persemakmuran model ginian ?

emoticon-Big Grin
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.