Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka
Bersinggungan Dengan Mereka

Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 09-09-2024 15:07
kafeinc
erwan443
sampeuk
sampeuk dan 63 lainnya memberi reputasi
62
56.3K
2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32KThread45KAnggota
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#250
Part 62


Meskipun tak semua orang dapat melihat dan berinteraksi, namun tak bisa di pungkiri bahwa sebenarnya kita memang hidup berdampingan dengan mereka yang gaib.


Ardo yang sejak kemaren merasakan beban berat di pundaknya, tak pernah menyangka kalau ternyata ada seorang "anak" yang menggelayut di gendongan nya, seorang anak non manusia yang berasal dari kantor tempatnya bekerja ternyata turut serta ia bawa sampai ke rumah.


"Dek, biar bagaimanapun Mereka tetap penghuni lama di tempatmu bekerja."


"Mereka usil dan mengganggu mungkin karena terusik akan adanya aktifitas sampai malam hari, dan adek tidak sepantasnya marah marah melampiaskan kekesalan kepada mereka."

Kata Om Jono kepada Ardo.


"Adek cuma kesel aja Pi, sedikit nyesel juga sih. Padahal kan sudah uluk salam sudah permisi tapi kok masih saja di ganggu."

Ucap ardo dengan nada ketus.


"Ya sudah, ini untuk pembelajaran saja dek. Lain kali jangan di ulangi. Ayo segera kita kembalikan anak ini ke tempat nya karena papai rasa ada yang sedang mencari keberadaan mereka."


Kata Om jono.


"Malam malam gini Nganterin pulang Pi?"

"Ndak mau ah, aku takut...."

Kata Ardo yang terlihat masih trauma.


"Gak popo kok dek, toh di sana ada pal satpam kan?"

Tanya om Jono.


"Ehmmm, ada sih Pi. Di sana ada Pak Yon yang stand by malam ini."

Sahut ardo.


"Yo wis, ayo berangkat kesana...."


"Tapi Pi, aku ndak mau kalau gendong anak ini."


"Hiiii....."


"Owalah, gitu aja takut."


"Sini biar sama papi saja."


Om jono mendekati punggung ardo lantas sedikit membungkuk seolah memindahkan bocah dari gendongan ardo ke gendongan beliau sendiri.


Segeralah mereka berdua bergegas memacu motor metic ardo menuju kantor tempat nya bekerja.


Sebut saja kantor bank unit cengkeh, tempat tersebut dinamakan cengkeh (cabang) lantaran persis di depan bangunan nya terdapat jalan yang bercabang membentuk huruf Y sebagai penghubung antara tiga desa.


Sebuah bangunan dengan dua lantai yang dulunya di tempati sang pemilik untuk membuka toko sekaligus tempat hunian.

Bangunan tersebut termasuk bangunan lama yang menurut penuturan sang pemilik adalah warisan peninggalan dari mbah buyut. Dalam upaya negoisasi dengan sang pemilik untuk membeli aset tersebut akhirnya sang pemilik pun melepaskan bangunan tersebut kepada pihak perbankan.


Aki tau persis lokasi sekitaran kantor ardo karena dulu waktu STM sering lewat jalan tersebut.

Di sebelah barat nya terdaapt sebuah makam umum dan kandang kuda delman. Di sebelah timur kantor sekitar 200 meter terdapat pasar dadakan, sebuah lahan yang di jadikan transaksi jual beli layak nya di pasar, dan tempat tersebut sampai sekarang terkenal dengan nama pasar tuyul. Konon katanya menurut warga setempat, lokasi itu dulunya memang di jadikan tempat untuk jual beli tuyul dan hal hal klenik lain nya.


Dan di belakang kantor ardo setahu ku adalah tanah kosong yang di jadikan lapangan bola dan tempat untuk mengangon kambing, setelahnya ada sawah dan perkampungan.


"Lho, Pak Ardo malam malam kok kesini ada hal urgent (masalah kerjaan) ya?"

Tanya pak yon saat mendapati motor matic berwarna putih yang masik ke area parkir kantor.


"Ndak ada urgent kerjaan kok pak yon, cuma ada urgent yang laen."

Ucap nya sambil sedikit nyengir.


"Selamat malam pak, maaf lho mengganggu..."

Ucap om jono sambil berjabat tangan dengan pak yon.


"Iya pak, selamat malam. Kalau boleh tahu njenengan siapa ya?"


"Ini bapak ku pak yon, santai wae...."

Sahut ardo.


Setelah berbasa basi sejenak, Om Jono lantas mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka ke kantor malam itu, pak yon cukup terkejut setelah mendengar apa yang sudah di alami oleh ardo.


"Wahhh sudah jam 10 lewat ternyata..."

Kata pak yon sambil melijat ke arah jam tangan nya.


"Bagaimana pak, bisa masuk sekarang ndak?"

Tanya om jono.


"Sebentar ya pak, biar saya panggil pak sabar kesini biar ada yang menemani masuk rame rame."

Kata pak yon.


Ternyata sudah dua malam ini pak yon hanya berani berjaga di luar, dia tak berani masuk dan patroli ke dalam kantor sendirian lantaran takut.


Pak sabar adalah pemilik lama bangunan tersebut, beliau tinggal di kampung belakang kantor yang tadi ki ceritakan.


Tak lama berselang, pak yon datang bersama sosok laki laki paruh baya berkumis tipis sambil mengenakan sarung dan kaos biru,

Beliau adalah Pak Sabar.


"Asalamualaikum....."

Ucap beliau.


"Waalaikumsalam...."

Sahut ardo dan om jono.


Saat hendak bersalaman tiba tiba


"Astagfirullahaladzim....."


"Masih ganggu in orang saja kamu Le?"

Ucap pak sabar sambil menatap ke arah gendongan Om jono.


"Yaaah begitulah pak, minta gendong sama anak saya tuh sejak kemarin."

Sahut om jono di iringi senyum ringan ardo.


"Dia ini memang jahil pak, sering ngikut orang orang sampai rumah."


"Sana turun le, tuh di cariin emak mu."

Suruh pak sabar.


"Tekkkkkk"

Terdengar seperti suara pintu kaca kantor ada yang terbentur.


Karena penasaran, Om jono meminta kepada pak sabar dan pak yon untuk room tour ke dalam kantor tersebut, sebenarbya ardo enggan ikut masuk. Tapi rasa penasaran menutupi rasa takut nya.


Pertama tama mereka masuk ke ruang lobby, di sana terdapat bangku stainless berjajar untuk nasabah menunggu antrian menghadap ke meja teller, sedangkan di sisi kiri terdapat dua meja untuk ruang customer service.


"Lho ini makam sesepuh kan pak sabar?"

Ucap om jono tiba tiba saat masuk ke dalam lobby tersebut.

Ardo dan pak yon hanya melongo setengah tak percaya.


Pak sabar terdiam sejenak, lantas mengangguk.

"Benar pak, persis di depan meja teller itu di bawah nya ada makam lama, ntah sesepuh atau siapa. Yang jelas saat di bawah nya memang terdapat makam."

Kata pak sabar.


"Iya, saya tahu pak sabar. Tuh sosoknya seorang kakek kakek sedang ada di pojok dekat meja CS."

Kata om jono.


"Beliau tidak mengganggu di sini kok."

Ujar pak sabar.


Mereka lantas mulai menaiki anak tangga menuju ke lantai dua tempat kerja ardo.


"Astagfirullahaladzim...."


Ucap om jono saat naik anak tangga.


"Ada apa pi?"

Tanya ardo yang berada di belakang beliau.


"Lha ini dek, kanan kiri kita sekarang di anak tangga ini ada macam macam mainan pasaran (kreweng dari tanah liat) dari bocah bocah yang salah satu nya minta gendong kamu."


"Owalah ...."


"Pantesan pas cepat cepat sama pak yon mau turun kemaren kaki ku seperti ada yang menghantam pi."

Kata ardo.


"Bagaimana ndak di gebuk mas, lha wong kaki mu pas turun dari tangga ini ndak sengaja nyenggol kreweng mainan nya sampai pecah kok, pantesan dia marah dan ngikutin kamu."


Kata pak sabar.


"Ow, itu toh awal masalah nya....."

Ucap ardo.


Setelah di lantai dua yang terdapat beberapa sekat kubikel pak sabar lantas mengajak rombongan ke arah jendela yang menghadap ke belakang.


"Jadi di bawah sana itu ada sumur mas ardo...."

Kata pak sabar.


"Ow, iya bener pak sabar, saya pernah lihat beberapa kali penggebala kambil mengambil air menggunakan tali ke lubang di bawah sana."

Kata ardo.


"Sumur itu dulunya adalah rumah, di dalam rumah itu memiliki dua anak perempuan kembar yang naas nya di bunuh lantas jasadnya di masuk kan ke dalam sumur tersebut, itu adalah cerita lama dari mendiang kakek saya dulu mas ardo."

Cerita pak sabar membuat rombongan kecil tersebut terperanjat mendengarnya.


"Dan si kembar lah yang menjadi ibu asuh untuk bocah bocah di anak tangga itu kan pak sabar?"

Ucap om jono yang di aminkan oleh pak sabar.


"Mereka berdua memang sekarang jadi penghuni di lantai dua ini mas ardo, si kembar ini ndak mengganggu laki laki. Tapi kalau ada perempuan di kantor ini yang genit maka si kembar ini bisa marah besar karena merasa tersaingi."


Ucap pak sabar


"Dia suka sama temen mu lho dek, temen yang tempat kerja nya di sebelah mu."

Kata om jono


"Maksud papi si Fahri?"

Tanya ardo, om jon mengangguk.


"Untuk bukan aku yang di sukai Pi hehehehe."

Mereka semua tertawa ringan,


"Tilililililitttt, tililitttt....."

Tiba tiba suara telpon kantor berbunyi membuat semuanya terkejut.


Mereka saling memandangi....


-bersambung



Diubah oleh tetes.tinta 08-07-2024 16:37
regmekujo
erman123
pulaukapok
pulaukapok dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.