(Ibu Menlu Retno Marsudi bacakan puisi untuk Palestina/Sumber gambar)



Menlu RI: Ada Satu Utang yang Belum Dibayar, Yaitu Kemerdekaan Palestina! Setuju Gansist?

Tentang masalah hutang adalah sesuatu yang diberikan tapi belum dibalas ya gansist, ataupun jika sudah dibalas karena saking respeknya dengan pemberian bantuan akhirnya tetap dinamakan hutang budi. Semisal mungkin adalah kontribusi negara India, Mesir dan Suriah saat awal kemerdekaan Indonesia dahulu, mereka merupakan yang paling setia mensupport kita. Dengan itulah seharusnya kita balik mensupport negara mereka yang salah satunya sekarang sedang dilanda pemberontak dalam negeri, seperti Suriah saat ini.

Namun juga ada yang menetapkan sebagai hutang atas dasar tujuan dari sebuah perkumpulan nih gansist, diketahui organisasi konferensi Asia-Afrika bertujuan untuk membebaskan anggotanya dari belenggu penjajahan. Maka dari itu, Indonesia melalui Menlu Retno Marsudi menganggap jika Palestina belum merdeka, itu artinya selamanya kita punya hutang terhadap Palestina.







Melalui upaya penggalangan dukungan di forum internasional seperti KAA, Indonesia telah berhasil mendapatkan dukungan dari puluhan negara untuk kemerdekaan Palestina. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk membayar utang sejarah dan politik tersebut.

Namun demikian, dukungan terhadap Palestina tidak boleh berhenti hanya sebatas pernyataan di atas kertas. Indonesia perlu memastikan bahwa dukungan ini diikuti dengan aksi nyata yang dapat membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina. Menlu Retno menyebut bahwa kedua pihak harus meningkatkan 'batang' inklusivitas, yakni meningkatkan kolaborasi dan kerjasama untuk mengatasi tantangan global yang dihadapi.







Diketahui, menurut apa yang diungkapkan oleh Jokowi dari rekaman pidato yang diputar ulang di Majelis Umum PBB pada Rabu, 23 September 2020 lalu memang membeberkan bahwa Palestina merupakan satu-satunya negara yang ikut hadir di KAA Bandung yang belum merdeka hingga saat ini, untuk itu Indonesia akan selalu berusaha mengupayakan kemerdekaan Palestina.

Namun mungkin karena memang Palestina saat itu belum ditetapkan sebagai negara, maka yang tertulis di konferensi yang melahirkan gerakan non-blok ini hanya terdapat 29 negara peserta, dengan Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka dan Burma atau Myanmar sebagai penggagasnya.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2