Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Dokter Tirta: Nilai IPK Tinggi Nggak Penting, Kesuksesan Ditentukan 4 Faktor! Setuju?













Dokter Tirta: Nilai IPK Tinggi Nggak Penting, Kesuksesan Ditentukan 4 Faktor! Setuju?
Dokter Tirta: Nilai IPK Tinggi Nggak Penting, Kesuksesan Ditentukan 4 Faktor ini! Setuju Gansist?

Bagi seorang mahasiswa, nilai IPK yang tinggi tentu sangatlah penting ya gansist, ini bisa jadi rujukan kalau dirinya adalah manusia berbakat yang patut dibangga-banggakan. Namun ada lho gansist yang bahkan menganggap sesuatu idaman pelajar sekolah tinggi tersebut, malah dikatakan sebagai hal yang nggak terlalu penting.

Ialah dr. Tirta, seorang dokter yang telah berpengalaman, mengungkapkan bahwa nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi tidaklah penting. Menurutnya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IPK, tetapi ada beberapa faktor lain yang ikut berperan. Banyak mahasiswa yang terobsesi dengan IPK tinggi karena mereka percaya bahwa nilai tersebut akan memengaruhi kesuksesan mereka di masa depan. Akibatnya, mereka kadang-kadang menggunakan cara yang tidak terpuji untuk mencapai IPK yang tinggi, hanya agar dapat dengan mudah mencari pekerjaan setelah lulus.


Quote:




Dokter Tirta: Nilai IPK Tinggi Nggak Penting, Kesuksesan Ditentukan 4 Faktor! Setuju?
Dalam pandangan dr. Tirta, IPK baru menjadi relevan jika dikaitkan dengan tiga bidang profesi tertentu. Pertama, bidang kesehatan. IPK tinggi dapat menjadi indikator sejauh mana seseorang menguasai ilmu kesehatan. Nilai yang tinggi menunjukkan bahwa seseorang mampu mendiagnosa penyakit dengan tepat. Di sisi lain, jika IPK rendah, maka kemungkinan terjadi kesalahan dalam diagnosa akan meningkat.

Diungkapkannya di podcast PWK (2/6), selain tenaga kesehatan, kedua adalah tenaga pendidik dan yang terakhir ialah peneliti. Selain untuk ketiga bidang tersebut, menurut dr. Tirta semisal kayak arsitek dan akuntan akan sangat jarang ditanya nilai IPK-nya, lebih ke pertanyaan mengenai pengalamannya dalam bidang itu.

Selain itu, dr. Tirta menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor lainnya, yaitu jaringan hubungan, relasi kerja, keistimewaan, dan keberuntungan. IPK hanya merupakan salah satu faktor yang terkait dengan akademik, tetapi tidak dapat menjadi penentu utama kesuksesan seseorang. Sebagai contoh, seseorang dengan IPK tinggi tetapi kurang berinteraksi sosial, tidak memiliki informasi tentang lowongan pekerjaan, dan hanya berada di rumah saja, tidak dapat dikatakan sukses.



Dokter Tirta: Nilai IPK Tinggi Nggak Penting, Kesuksesan Ditentukan 4 Faktor! Setuju?
Dalam kesimpulannya, dr. Tirta berpendapat bahwa nilai IPK yang tinggi bukanlah hal yang mutlak untuk mencapai keberhasilan. Lebih penting untuk memiliki jaringan hubungan yang baik, relasi kerja yang kuat, keistimewaan tertentu, dan juga sedikit keberuntungan. Oleh karena itu, mahasiswa seharusnya tidak hanya fokus pada IPK, tetapi juga mengembangkan kemampuan sosial, relasi kerja, dan berbagai kesempatan lainnya. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh angka IPK, tetapi oleh sejumlah faktor yang lebih kompleks.

Setuju nggak nih gansist dengan apa yang diungkapkan oleh dokter kontroversi bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi tersebut, ini juga ia ungkapkan berdasarkan pengalamannya lho. Menurut dia, selama dirinya nyari kerja. Ia tidak pernah ditanya oleh HRD terkait IPK, yang ada hanyalah tentang kuliahnya dimana, berapa tahun dan pengalamannya apa.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2
rgandom
penyukabiru
anangherman
anangherman dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.7K
127
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.9KThread5.3KAnggota
Tampilkan semua post
autumnfairyAvatar border
autumnfairy
#18
Gw ga bisa lebih setuju dari ini. Nilai IPK ditentukan dari penguasaan materi yang diberikan di kampus, tapi sering kali materi yang diberikan sudah tidak update. Dan ada beberapa alasan lain:

1. IPK tidak ditentukan sepenuhnya oleh kemampuan. Kadang banyak dosen yang memberikan nilai tambahan utk mahasiswa yg rajin. Gw dulu punya temen yang pinter banget, tapi jarang masuk karena beberapa hal, jadi ipk nya ya pas2an walaupun masih di atas 3.

2. Ini mungkin lebih berpengaruh ke prodi gw (IT). Pelajaran yang diberikan ke mahasiswa IT udah basi beberapa tahun, apalagi IT itu topik yg update bahkan beberapa bulan sekali. Gw sekarang kerja di bidang IT, saat perekrutan pekerja sama sekali ga ada yg lulusan IT. Bahkan programmer terbaik gw sama sekali ga punya 'kualifikasi' alias ga kuliah IT.

3. Dari pengalaman pribadi, gw punya sepupu yg pinter banget. IPK nya minimal 3.9 atau sekitar itu. Tapi ya itu, dia cuma pinter belajar. Di dunia kerjaan kacau balau, sampe akhirnya dia mutusin buat kuliah lagi. Sekarang dia lagi ngambil S3, nilainya masih tetep sempurna, tapi seluruh keluarga yakin kalo setelah lulus S3 dia bakal balik jadi pengangguran karena satu2nya skill yg dia punya = skill untuk belajar. Paling banter mungkin ngajar les anak2.
amekachi
juzapelmanis577
juzapelmanis577 dan amekachi memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.