Kaskus

Story

https://s.kaskus.id/images/2024/03/14/11085516_202403141056260456.png
1/1
nafirippost902Avatar border
TS
nafirippost902
SANDAH
Sandah adalah wujud arwah penasaran seorang wanita yang semasa hidupnya menganut ilmu tertentu, entah itu pengasihan ataupun ilmu pesugihan yang beraliran hitam.

Sandah menjadi.legenda yang cukup menakutkan di Kalimantan. Biasanya ia akan menjumpai orang-orang yang dikenalnya setelah ia meninggal dunia dan muncul dalam.wujud perempuan bergaun putih berambut awut-awutan
eldiniAvatar border
tiokyapcingAvatar border
ronysworn244Avatar border
ronysworn244 dan 21 lainnya memberi reputasi
20
9.3K
143
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
nafirippost902Avatar border
TS
nafirippost902
#46
Tokoh warga itu langkahnya agak limbung saat berada di dekat jasad Rasma yang tergeletak di tengah kerumunan orang banyak. Tapi berusaha bertahan agar tidak jatuh tersungkur di atas tanah.

Tubuhnya menggigil. Ia menggigit bibirnya. Dadanya terasa sakit kembali. Ia mengatur nafasnya beberapa saat. Setelah agak lega dadanya kembali lagi berjongkok di hadapan jasad mendiang Rasma. Matanya berkilat-kilat marah. Bibirnya menggerimit seraya matanya menatap tajam ke arah mata si mayat.

Beberapa pemuda segera menyingkirkan mayat yang satunya lagi agar Hamildan lebih berkonsentrasi melakukan pekerjaannya pada mayat Rasma yang terasa aneh. Mereka menggotong mayat itu untuk segera dibawa ke kampung untuk mencari tahu siapa sanak saudaranya.

"Kau boleh dendam dengan orang yang menghabisimu...! Tapi jangan kau korbankan orang yang tidak bersalah...!" Hamildan mendesis tajam. Bibirnya bergetar.

Mata lelaki paruh baya itu seketika memejam. Kedua tangannya mengepal, lalu bibirnya komat-kamit mengucap selarik mantera dengan suara lirih.

Orang-orang yang berkerumun pada terdiam. Mereka menunggu dengan tegang, dan sebagian lagi merasa bingung dengan apa yang dilakukan tokoh masyarakat itu.

Secara aneh tiba-tiba angin berhembus kencang! Berputar-putar di sekeliling tempat itu, membuat beberapa orang pemuda terhuyung-huyung lalu pergi dari tempat itu, sementara yang lainnya tersisa beberapa orang masih bertahan namun terlihat kebingungan.

Kaki mayat di hadapannya bergerak-gerak kecil, seperti kejang-kejang, namun hanya beberapa saat, kemudian diam lagi.

Mata mayat itu lantas membuka. Dan pupil matanya yang memutih menatap ke arah Hamildan yang masih terpejam sembari melantunkan mantera.

Pemuda yang tersisa segera berlarian lintang pukang karena ketakutan. Kini tinggallah tertinggal Hamildan sendirian di tempat itu.

Angin masih berhembus kencang, posisi jongkok Hamildan hampir goyah, tapi ia tetap merapalkan manteranya sambil memejamkan mata.

Mulut mayat mendiang Rasma sedikit membuka, memperdengarkan suara menggeruk di tenggorokan seperti ingin berbicara namun tersumpal oleh gumpalan darah beku di tenggorokannya.

Hhhrrkkkh.. hhhrrrrkkkh!

Hamildan membuka matanya dan menghentikan rapalan materanya. Membakas tatapan mayat itu yang menatapnya kosong namun penuh amarah.

"Kumohon padamu, berhentilah! Kita sudah di alam yang berbeda..." Hamildan mendesah di sela desau angin kencang. Tubuhnya bergoyang-goyang menahan hembusan angin yang tampaknya ingin memporakporak porandakan apa saja yang ditemuinya.

Hamildan menggigil tubuhnya, lalu ia berdiri seraya menatap tajam ke arah mayat yang masih memandangnya dengan mulut bergerak-gerak namun tanpa suara.

"Aku akan menguncimu, Nyai! Mengunci jasadmu setelah kau dikuburkan kembali nanti, agar kau tidak mengganggu orang-orang yang masih hidup! Orang-orang yang tak ada hak kau membunuhnya hanya gara-gara perjanjianmu dengan para setan itu!" Hamildan mengumpat.

Petir seketika menyambar.

Glarrrrr!!!

Hamildan terjengit kaget. Petir di siang bolong.

Hamildan memandang langit. Awan hitam tiba-tiba berarak. Ia menghela nafas.

Perlahan-lahan ia bergerak mendekati mayat itu. Tangannya terulur dan menyusupkan kedua lengannya di bawah mayat yang terus berpaling memandang ke arah dirinya itu. Lalu sekuat tenaga ia mengangkatnya.

"Hups!" Ia menggendong mayat seperti menggendong seorang anak kecil yang sedang tertidur lalu tertatih-tatih mendekati kuburan mendiang yang telah terbongkar.

Di situ tampak liang lahat menganga dengan isi dalam porak poranda. Tampak serpihan-serpihan kayu peti jenazah yang patah. Seakan dibongkar paksa.

Hamildan segera melemparkan mayat itu ke dalam lobangnya, yang langsung saja nyusruk ke dasar lobang.

Srok! Gedebug!

Mayat itu jatuh dalam posisi meringkuk di dasar lobang.

Hamildan tersengal-sengal. Ia langsung terduduk di tepi lobang kubur sembari mengatur nafasnya yang terasa sesak.

Selama beberapa saat ia tersengal-sengal.

"Aku sudah terlalu tua untuk pekerjaan ini!" dengusnya. Matanya terus menatap mayat yang meringkuk di dalam lobang. Jasad itu sudah tak bergerak-gerak lagi.

rinandya
nderek.langkung
69banditos
69banditos dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.