- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#39
19
Quote:
Penelusuran kembali dilanjutkan oleh kedua tim, baik Pandu dan Rangga sama-sama ikut menjelaskan tentang sudut-sudut yang mereka lihat diperjalanan. Sementara itu Aldi terus saja memandangi Pandu dengan rasa penuh kecurigaan, tetapi ia hanya diam tidak berbicara sepatah kata pun. Ardit mengetahui hal ini hanya merasa risih, memang sosok tadi adalah sosok Gasimah yang sudah dikenalnya. Tapi bukan berarti mereka meminta bantuannya karena mendadak Gasimah datang sendiri tanpa disuruh.
“Oke, kita istirahat dulu sebentar, udah banyak gambar kan yang keambil?” tanya Rangga kepada salah satu anggota timnya. “kalau kalian berdua mau lanjut silahkan, nanti tinggal kasih tau ke mana aja,” ucap Rangga sambil tersenyum pada Pandu dan Ardit.
“Kita kayaknya mau lanjut dulu deh, buat isi konten biar nanti yang nonton bisa liat dari dua sisi,” Ardit memperhatikan Pandu, jarang-jarang ia berkata seperti itu. Keduanya pun segera menjauh dari tim Bosman bersaudara.
“Hm,” gumam Kuncen DJ.
Mereka berdua memulai kembali, masih banyak tempat yang belum dijamah. Karena area bekas rumah sakit ini terhitung luas, mungkin akan semua diliput jika Bosman bersaudara mengitari sudut area yang lain. Baru berjalan sebentar, Pandu mencoba membuka sebuah ruangan yang bertuliskan ‘Ruangan Obat’. Ternyata pintunya tidak terkunci sama sekali, Ardit hanya mengikuti dari belakang tanpa bertanya. Setelah Pandu masuk duluan barulah ia meminta Ardit untuk melihat apakah ada tim dari Bosman bersaudara yang mengikutinya. Tidak ada satu pun berarti situasinya sudah aman.
“Gasimah!” tiba-tiba Pandu memanggil sosok yang baru dikenalnya itu.
“Eh mau ngapain?” tanya Ardit dengan wajah bingung sekaligus takut karena berada di sebuah bangunan yang sudah lama ditinggalkan. Bisa jadi malah sosok lain yang datang.
“Iya…,” Gasimah muncul dari rak kaca berisi obat-obatan kadarluarsa. “ada apa?” dengan senyuman manisnya.
“Bantu kita yah,” sebuah permintaan aneh keluar dari mulut Pandu. “maksudnya bisa kan pura-pura jadi sosok yang serem?” tanya Pandu.
“Kayak gini?” mata Gasimah melotot sambil mengeluarkan darah, rambut halusnya berubah menjadi rusak bercabang. Baju putih panjang yang bisa terlihat bersih kini penuh dengan bercak darah segar. Ardit terpelanting karena terkejut hingga menabrak benda-benda besar yang ada di ruangan obat.
Pandu memintanya agar tidak berpenampilan terlalu seram, cukup untuk muncul saja dikameranya. Ia ingin melakukan ini dapat bersaing dengan Bosman bersaudara. Karena jika ditelisik, mau bagaimana pun hasil video ini nanti. Bosman bersaudara pasti akan mendapatkan jumlah tayang yang lebih besar karena sudah mempunyai nama. Tidak ada dendam atau masalah pribadi dengan salah satu atau keduanya, Pandu hanya ingin memanfaatkan ini untuk menaikan namanya saja.
“Wew, sejak kapan lo jadi berambisi begini?” tanya Ardit yang baru bangkit, sambil memegangi badannya karena masih terasa sakit.
“Mumpung video kita ada yang viral, kalau biasa aja nantinya penonton bakal kabur. Inget, kita ngelakuin ini ngorbanin waktu dan tenaga,” ucap Pandu.
“Iya sih, gue paham. Tapi si Aldi itu dari tadi ngeliatin kita kayak yang curiga deh, apa dia emang tahu kita pakai Gasimah buat bikin konten?”
“Aldi? Yang kalem-kalem itu?” tanya Gasimah, Ardit pun mengangguk. “kalau dia emang bisa ngeliat, tapi ilmunya masih rendah, cuman bisa liat sekilas bayangan. Kalau satu lagi yang heboh sama sekali enggak bisa liat, kepekaannya juga nol. Cuman menang berisik aja,” ucapan Gasimah itu membuat Pandu dan Ardit terdiam sebentar. Sebuah fakta bahwa selama ini hanya Aldi yang bisa melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus meskipun menurut Gasimah masih berada di level yang rendah.
Pembicaraan masih berlanjut, kali ini Pandu bertanya kepada Gasimah area-area rumah sakit yang memiliki energi mistis paling tinggi. Gasimah menjawabnya bekas kamar jenazah, ia pun sudah meminta izin kepada penunggunya agar tidak bertindak aneh-aneh kepada temannya, yang dimaksudnya adalah Pandu dan Ardit. Akhirnya rencana sudah dibuat, Gasimah mengikuti penelusuran mereka. Jika nanti diminta untuk melakukan hal-hal mistis, Pandu akan memberikan kode. Begitu pun jika Aldi sudah mendekat, Gasimah dipersilahkan untuk bersembunyi terlebih dahulu.
Sementara itu, Bosman bersaudara melakukan penesuluran sendiri. Tidak ada yang menarik perhatian mereka, Aldi juga tidak melihat apapun yang berkaitan dengan mistis. Kekecewaan muncul dari Rangga, karena sudah membayar cukup mahal kepada Kuncen DJ tapi yang didapatnya hanyalah suara serangga malam seperti jangkrik. Ia pun memutuskan untuk langsung menuju tempat uji nyali, yaitu bekas kamar jenazah.
“Mau langsung aja?” tanya Kuncen DJ.
“Iya! Gimana nih, masa enggak ada hal mistis sama sekali, kan kita---,” Aldi menepuk pundaknya, lalu menggelengkan kepalanya. “maaf, iya anter aja sekarang ke kamar jenazahnya,” ucap Rangga memalingkan mukanya.
“Siap! Tapi saya kebelakang sebentar buat persiapan, kali ini kamar jenazah enggak akan mengecewakan!” Kuncen DJ pamit diri sebentar.
Jauh dari pandangan dan kru tim Bosman, Kuncen Dj memanggil Bogel untuk bertanya apa yang terjadi. Makhluk halus itu datang lalu menjelaskan bahwa teman-temannya berada di luar area rumah sakit. Kuping Kuncen DJ serasa mau lepas mendengarnya, bagaimana bisa setelah teman-teman Bogel diberikan sesajen kumplit sesuai permintaan. Lalu Kuncen DJ bertanya sekali lagi tentang sosok yang berani mengusir teman-temannya itu.
“Itu, hantu wanita bule…,” jawab Bogel.
“Hah?” kepala Kuncen DJ terasa sangat panas, padahal cuacanya sedang dingin. Lagi-lagi sosok itu menganggu rencananya. “tapi Mr. Blek masih ada kan?” Bogel mengangguk. “untung…..,” Kuncen DJ merasa lega.
“Oke, kita istirahat dulu sebentar, udah banyak gambar kan yang keambil?” tanya Rangga kepada salah satu anggota timnya. “kalau kalian berdua mau lanjut silahkan, nanti tinggal kasih tau ke mana aja,” ucap Rangga sambil tersenyum pada Pandu dan Ardit.
“Kita kayaknya mau lanjut dulu deh, buat isi konten biar nanti yang nonton bisa liat dari dua sisi,” Ardit memperhatikan Pandu, jarang-jarang ia berkata seperti itu. Keduanya pun segera menjauh dari tim Bosman bersaudara.
“Hm,” gumam Kuncen DJ.
Mereka berdua memulai kembali, masih banyak tempat yang belum dijamah. Karena area bekas rumah sakit ini terhitung luas, mungkin akan semua diliput jika Bosman bersaudara mengitari sudut area yang lain. Baru berjalan sebentar, Pandu mencoba membuka sebuah ruangan yang bertuliskan ‘Ruangan Obat’. Ternyata pintunya tidak terkunci sama sekali, Ardit hanya mengikuti dari belakang tanpa bertanya. Setelah Pandu masuk duluan barulah ia meminta Ardit untuk melihat apakah ada tim dari Bosman bersaudara yang mengikutinya. Tidak ada satu pun berarti situasinya sudah aman.
“Gasimah!” tiba-tiba Pandu memanggil sosok yang baru dikenalnya itu.
“Eh mau ngapain?” tanya Ardit dengan wajah bingung sekaligus takut karena berada di sebuah bangunan yang sudah lama ditinggalkan. Bisa jadi malah sosok lain yang datang.
“Iya…,” Gasimah muncul dari rak kaca berisi obat-obatan kadarluarsa. “ada apa?” dengan senyuman manisnya.
“Bantu kita yah,” sebuah permintaan aneh keluar dari mulut Pandu. “maksudnya bisa kan pura-pura jadi sosok yang serem?” tanya Pandu.
“Kayak gini?” mata Gasimah melotot sambil mengeluarkan darah, rambut halusnya berubah menjadi rusak bercabang. Baju putih panjang yang bisa terlihat bersih kini penuh dengan bercak darah segar. Ardit terpelanting karena terkejut hingga menabrak benda-benda besar yang ada di ruangan obat.
Pandu memintanya agar tidak berpenampilan terlalu seram, cukup untuk muncul saja dikameranya. Ia ingin melakukan ini dapat bersaing dengan Bosman bersaudara. Karena jika ditelisik, mau bagaimana pun hasil video ini nanti. Bosman bersaudara pasti akan mendapatkan jumlah tayang yang lebih besar karena sudah mempunyai nama. Tidak ada dendam atau masalah pribadi dengan salah satu atau keduanya, Pandu hanya ingin memanfaatkan ini untuk menaikan namanya saja.
“Wew, sejak kapan lo jadi berambisi begini?” tanya Ardit yang baru bangkit, sambil memegangi badannya karena masih terasa sakit.
“Mumpung video kita ada yang viral, kalau biasa aja nantinya penonton bakal kabur. Inget, kita ngelakuin ini ngorbanin waktu dan tenaga,” ucap Pandu.
“Iya sih, gue paham. Tapi si Aldi itu dari tadi ngeliatin kita kayak yang curiga deh, apa dia emang tahu kita pakai Gasimah buat bikin konten?”
“Aldi? Yang kalem-kalem itu?” tanya Gasimah, Ardit pun mengangguk. “kalau dia emang bisa ngeliat, tapi ilmunya masih rendah, cuman bisa liat sekilas bayangan. Kalau satu lagi yang heboh sama sekali enggak bisa liat, kepekaannya juga nol. Cuman menang berisik aja,” ucapan Gasimah itu membuat Pandu dan Ardit terdiam sebentar. Sebuah fakta bahwa selama ini hanya Aldi yang bisa melihat dan merasakan keberadaan makhluk halus meskipun menurut Gasimah masih berada di level yang rendah.
Pembicaraan masih berlanjut, kali ini Pandu bertanya kepada Gasimah area-area rumah sakit yang memiliki energi mistis paling tinggi. Gasimah menjawabnya bekas kamar jenazah, ia pun sudah meminta izin kepada penunggunya agar tidak bertindak aneh-aneh kepada temannya, yang dimaksudnya adalah Pandu dan Ardit. Akhirnya rencana sudah dibuat, Gasimah mengikuti penelusuran mereka. Jika nanti diminta untuk melakukan hal-hal mistis, Pandu akan memberikan kode. Begitu pun jika Aldi sudah mendekat, Gasimah dipersilahkan untuk bersembunyi terlebih dahulu.
Sementara itu, Bosman bersaudara melakukan penesuluran sendiri. Tidak ada yang menarik perhatian mereka, Aldi juga tidak melihat apapun yang berkaitan dengan mistis. Kekecewaan muncul dari Rangga, karena sudah membayar cukup mahal kepada Kuncen DJ tapi yang didapatnya hanyalah suara serangga malam seperti jangkrik. Ia pun memutuskan untuk langsung menuju tempat uji nyali, yaitu bekas kamar jenazah.
“Mau langsung aja?” tanya Kuncen DJ.
“Iya! Gimana nih, masa enggak ada hal mistis sama sekali, kan kita---,” Aldi menepuk pundaknya, lalu menggelengkan kepalanya. “maaf, iya anter aja sekarang ke kamar jenazahnya,” ucap Rangga memalingkan mukanya.
“Siap! Tapi saya kebelakang sebentar buat persiapan, kali ini kamar jenazah enggak akan mengecewakan!” Kuncen DJ pamit diri sebentar.
Jauh dari pandangan dan kru tim Bosman, Kuncen Dj memanggil Bogel untuk bertanya apa yang terjadi. Makhluk halus itu datang lalu menjelaskan bahwa teman-temannya berada di luar area rumah sakit. Kuping Kuncen DJ serasa mau lepas mendengarnya, bagaimana bisa setelah teman-teman Bogel diberikan sesajen kumplit sesuai permintaan. Lalu Kuncen DJ bertanya sekali lagi tentang sosok yang berani mengusir teman-temannya itu.
“Itu, hantu wanita bule…,” jawab Bogel.
“Hah?” kepala Kuncen DJ terasa sangat panas, padahal cuacanya sedang dingin. Lagi-lagi sosok itu menganggu rencananya. “tapi Mr. Blek masih ada kan?” Bogel mengangguk. “untung…..,” Kuncen DJ merasa lega.
kulipriok dan namakuve memberi reputasi
2
Kutip
Balas