Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Ketua MUI Kritik Biksu Thudong yang Dijamu Warga di Masjid: Ini Kebablasan!
Ketua MUI Kritik Biksu Thudong yang Dijamu Warga di Masjid: Ini Kebablasan!
Sumber Gambar

Ketua Majelis UlamaN Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Muhammad Cholil Nafis, memberikan kritik tajam terhadap tindakan warga Temanggung yang menjamu puluhan biksu thudong di sebuah masjid setempat. Menurut Cholil Nafis, tindakan ini sudah melewati batas-batas yang seharusnya dijaga. Ia menekankan bahwa masjid merupakan tempat ibadah yang sangat sakral bagi umat Muslim dan penggunaannya seharusnya terbatas pada kegiatan keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Menurutnya, menggunakan masjid untuk kegiatan lain, terutama yang tidak berkaitan dengan ibadah Islam, dianggap tidak pantas dan tidak menghormati kesucian tempat tersebut.

Cholil Nafis menjelaskan bahwa meskipun niat warga untuk menunjukkan sikap toleransi dan keramahtamahan sangat baik, hal itu seharusnya tidak dilakukan dengan cara yang bisa mengurangi kesakralan masjid. Ia menambahkan bahwa ada banyak cara untuk menunjukkan sikap baik dan ramah kepada tamu dari agama lain tanpa harus mengorbankan prinsip-prinsip keagamaan yang penting. Salah satu alternatif yang lebih tepat, menurutnya, adalah menjamu biksu di tempat lain, seperti balai desa atau rumah warga. Dengan cara ini, prinsip-prinsip keagamaan tetap terjaga dan sikap toleransi tetap bisa ditunjukkan.

Lebih lanjut, Cholil Nafis menegaskan bahwa menjaga kesucian masjid adalah tanggung jawab bersama seluruh umat Muslim. Masjid tidak hanya dipandang sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol kehormatan dan spiritualitas bagi komunitas Muslim. Oleh karena itu, penggunaan masjid haruslah sesuai dengan aturan dan tradisi Islam. Menggunakan masjid untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi utamanya dapat mengurangi rasa hormat dan penghargaan terhadap tempat ibadah tersebut.

Ketua MUI Kritik Biksu Thudong yang Dijamu Warga di Masjid: Ini Kebablasan!
Sumber Gambar

Meski demikian, Cholil Nafis tetap mengapresiasi niat baik warga Temanggung dalam menunjukkan sikap toleransi. Namun, ia mengingatkan bahwa sikap toleransi tidak berarti harus mengorbankan nilai-nilai keagamaan yang fundamental. Toleransi harus dijalankan dengan cara yang bijaksana, dengan menghormati batasan-batasan yang ada dalam setiap agama. Penting untuk memahami dan menghargai bahwa masjid adalah tempat yang memiliki aturan dan tata cara yang harus dihormati oleh semua pihak, tanpa terkecuali.

Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, Cholil Nafis mengajak masyarakat untuk lebih peka dan cermat dalam bertindak, terutama ketika melibatkan tempat-tempat ibadah. Ia menyarankan agar sebelum mengambil tindakan yang melibatkan tempat-tempat ibadah, masyarakat sebaiknya berkonsultasi dengan tokoh agama setempat. Ini penting untuk memastikan bahwa tindakan tersebut tidak melanggar aturan dan tetap dalam koridor yang benar sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Respon terhadap kritik ini pun beragam dari berbagai pihak. Beberapa orang mendukung pandangan Cholil Nafis, mengingat pentingnya menjaga kesakralan masjid. Namun, ada juga yang merasa bahwa tindakan warga Temanggung adalah contoh baik dari toleransi antarumat beragama. Diskusi mengenai batasan-batasan toleransi dan penghormatan terhadap tempat ibadah terus berlangsung, menunjukkan betapa kompleksnya menjaga harmoni sosial dan keagamaan di masyarakat.

Cholil Nafis berharap bahwa kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menjalankan sikap toleransi. Ia menekankan pentingnya menjaga kehormatan tempat ibadah sambil tetap mempromosikan nilai-nilai kerukunan dan kebersamaan. Dengan demikian, masyarakat dapat menunjukkan sikap toleransi yang tulus tanpa mengorbankan prinsip-prinsip agama yang mendasar, sehingga harmoni dan keharmonisan antarumat beragama dapat terjaga dengan baik.

Sumber Valid (baca baik-baik): Link Referensi 1 , Link Referensi 2
Diubah oleh harrywjyy 26-05-2024 23:27
mamukahmadi
sukhoipakfa
danusetyo
danusetyo dan 7 lainnya memberi reputasi
6
940
67
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.9KThread5.2KAnggota
Tampilkan semua post
wanpartoAvatar border
wanparto
#5
Ketua MUI Kritik Biksu Thudong yang Dijamu Warga di Masjid: Ini Kebablasan!


dasar ayat kebencian yg membuat orang kafir sangat diharamkan menginjakan kakinya masuk masjid adalah karena kafir itu najis,

sama seperti anjing yg najis, maka anjing juga tidak boleh masuk masjid.


jadi memang dasarnya karena agamanya mengajarkan kebencian akut  emoticon-Takut
umatnya juga bebal dan selalu ngeles, kalau agamanya mengajarkan kebencian

dgn ngeles kata najis kepada kafir tidak sama dgn najis kepada anjing.


bagaimana kalau sebaliknya orang kafir mengatakan orang2 muslim itu najis,
lalu ketika ada muslim yg tersinggung, 
maka orang kafir ngeles bahwa kata najis kepada muslim, bukan najis yg sama terhadap anjing,
apa orang muslim jadi tidak akan tersinggung ?

pasti tetap aja sama bukan, kalau kata najis itu sifatnya sangat merendahkan dan menghina, mau di plintir seperti apapun, itu sangat merendahkan,

dan konteksnya sama yg membuat orang kafir seakan2 seperti anjing yg tidak boleh memasuki masjid



inilah salah satu cara umat mengingkari kebiadaban agamanya emoticon-Najis
Diubah oleh wanparto 27-05-2024 01:00
aldo12
bapakemaria
danusetyo
danusetyo dan 5 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.