Sumber Gambar

Mirisnya, angka kasus perceraian di Pengadilan Agama Bojonegoro, Jawa Timur, yang disebabkan oleh kecanduan judi online telah mencapai ratusan perkara. Mayoritas dari mereka yang bercerai akibat judi online berusia antara 20 hingga 30 tahun dan telah menikah selama 7 hingga 8 tahun. Kebanyakan dari mereka baru memiliki satu anak dan belum mempunyai rumah. Faktor pendidikan juga ikut berperan dalam tingginya angka perceraian akibat judi online, termasuk lulusan sekolah SD, SMP, dan SMA.

Ratusan warga di Kabupaten Bojonegoro mengalami perubahan drastis dalam kehidupan mereka akibat dampak negatif dari judi online. Fenomena ini telah menyebabkan banyak keluarga hancur dan para perempuan menjadi janda karena suami mereka terjebak dalam lingkaran perjudian yang merugikan. Ketergantungan pada judi online telah membuat banyak pria di daerah tersebut kehilangan penghasilan, terlibat dalam utang besar, dan akhirnya meninggalkan keluarga mereka untuk mencari cara lain dalam mengatasi masalah finansial yang mereka hadapi.

Para wanita di Bojonegoro, yang kini menjadi kepala keluarga, menghadapi tekanan ekonomi dan sosial yang berat. Kehilangan suami sebagai pencari nafkah utama membuat mereka harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak dari mereka yang tidak memiliki keterampilan atau pekerjaan tetap, sehingga kesulitan mencari penghasilan yang cukup untuk menafkahi anak-anak mereka. Keadaan ini diperburuk dengan stigma sosial yang melekat pada status mereka sebagai janda, yang sering kali menghambat mereka untuk mendapatkan dukungan dari komunitas setempat.


Sumber Gambar

Judi online tidak hanya menghancurkan kehidupan keluarga tetapi juga memberikan dampak buruk pada ekonomi lokal. Banyak pria yang menghabiskan uang mereka untuk berjudi daripada membelanjakannya untuk kebutuhan rumah tangga atau investasi produktif lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan stagnasi ekonomi di daerah tersebut. Usaha kecil dan menengah yang sebelumnya bergantung pada patronase lokal kini mengalami penurunan pendapatan karena konsumsi masyarakat berkurang.

Pemerintah daerah Bojonegoro telah mencoba mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah ini dengan mengkampanyekan bahaya judi online dan menyediakan layanan konseling bagi para korban. Namun, upaya ini masih belum cukup untuk mengatasi akar permasalahan yang kompleks. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi para janda, serta penegakan hukum yang lebih tegas terhadap operator judi online yang sering kali beroperasi secara ilegal.

Secara keseluruhan, dampak judi online di Kabupaten Bojonegoro menjadi contoh nyata bagaimana teknologi modern bisa membawa bencana sosial jika tidak dikelola dengan baik. Perlu adanya kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan organisasi non-pemerintah untuk memberikan dukungan yang lebih kuat kepada para korban, serta mengedukasi masyarakat tentang risiko dan konsekuensi dari berjudi secara online. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih stabil dan mendukung bagi semua warga Bojonegoro.

Sumber Valid (baca baik-baik): Link Referensi 1 , Link Referensi 2