F-22 Raptor kembali bernasib nahas bin apes Gan, kemari hari Senin (06/05/2024), sebuah F-22 Raptor tergelincir di Bandara Internasional Savannah/Hilton Head di Georgia sekitar pukul 11.30. Belum diketahui secara pasti apa penyebab kecelakaan pesawat tempur tersebut ? Tapi dari foto yang terlihat, F-22 dalam posisi miring, dengan bagian sayap yang tidak sampai menyentuh landasan pacu.

Sementara itu, foto yang diunggah di Facebook oleh Air Force amn/nco/snco menunjukkan jika bagian belakang jet tempur ini sempat terbakar, mobil pemadam pun bergegas memadamkan api tersebut. Entah darimana asal api tersebut ? Syukurnya api tak sampai melalap Raptor. Menurut informasi The War Zoneyang mendapat informasi dari 165th Airlift Wing, pilot pesawat selamat dan tidak mengalami cedera yang serius. Pasca kecelakaan, landasan pacu di Bandara Internasional Savannah/Hilton Head kemudian ditutup selama kurang lebih 40 menit.



Dikatakan juga bahwa, Raptor yang kecelakaan ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-71, bagian dari Sayap Tempur ke-1 di Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia. Langley secara teknis adalah bagian dari Pangkalan Gabungan Langley-Eustis. F-22 berada di Georgia untuk mengikuti latihan Sentry Savannah. Latihan ini dilakukan setiap tahun dan diikuti pesawat tempur generasi ke-4 dan ke-5.

The War Zonemenyebut jika biaya perbaikan F-22 bisa menghabiskan US$10 juta dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan perbaikan tersebut. Desain siluman (stealth) dari F-22 yang canggih, termasuk kulitnya yang peka terhadap radar, membuat setiap kecelakaan F-22 akan bernilai mahal. Jumlah keseluruhan pesawat yang kecil juga akan mempengaruhi operasional armada secara keseluruhan.



Ini adalah kejadian yang kedua kalinya Gan, sebelumnya Raptor mengalami nasib apes di Kadena Air Base, Jepang. Kejadian itu terjadi pada 11 April 2024, ketika sebuah F-22 Raptoryang hendak ditarik keluar dari landasan pacu tiba-tiba tersungkur setelah roda pendarat di hidung roboh. USAF masih belum merilis hasil penyelidikan atas insiden di Jepang ini.

Di sisi lain, pihak Pentagon dan USAF belum mengumumkan grounded alias penghentian penerbangan Raptor, biasanya jika ada kecelakaan yang terjadi dalam jarak yang singkat; maka akan diberlakukan grounded. Tujuannya untuk meyelidiki lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan pesawat. Dugaan sementara, kecelakaan pada 6 Mei 2024 lalu juga berkaitan dengan roda pendarat. Sejauh ini pihak USAF masih menyelidiki penyebab kecealakan tersebut.

Menurut data yang didapat Air Force Times dari Pusat Keamanan Angkatan Udara AS, F-22 memimpin daftar teratas pesawat tempur yang mengalami kecelakaan non tempur paling serius pada tahun 2023, total pesawat mengalami 9 kali kecelakaan. Enam dari insiden tersebut melibatkan operasi penerbangan, termasuk serangan burung yang memaksa pendaratan darurat dan kecelakaan lain yang menyebabkan bilah mesin patah. Tiga insiden lainnya termasuk kecelakaan selama pemeliharaan, termasuk dua insiden saat pesawat sedang ditarik dari landasan pacu.



Air Force Timesmenyebutkan bahwa, rata-rata, 3 1/2 F-22 terlibat dalam insiden Kelas B setiap tahun selama satu dekade terakhir, menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh Pusat Keamanan Angkatan Udara AS pada tahun 2021. Insiden Kelas B melibatkan kerugian antara US$600.000 sampai US$2,5 juta.

Angkatan Udara AS memiliki total 185 unit Raptor, jumlah yang diusulkan untuk dikurangi menjadi 153 unit pada proposal anggaran tahun fiskal 2025. Pada tahun ini, Raptor sebenarnya telah selamat dari ancaman pensiun, setelah anggota Kongres menolak usulan USAF untuk mengurangi jumlah Raptor. Di sisi lain, jet tempur generasi kelima pertama di dunia ini terus mengalami masalah ketika usianya sudah lebih dari dua puluh tahun.







Referensi Tulisan: The War Zone& Air Force Times
Sumber Foto: sudah tertera