- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#33
16
Quote:
Memasuki jam siang, sebagai anak kosan sudah sewajarnya membeli makan di suatu tempat. Daripada repot-repot menyiapkan bahan lalu memasaknya sendiri, bagian paling menyebalkan adalah membersihkan semuanya setelah perut kenyang. Pandu berjalan menuju penjual ayam goreng yang jaraknya tidak ada 5 menit dari tempatnya tinggal. Tidak ada jadwal kuliah membuatnya bermalas-malasan saja, lagipula belum ada rencana lagi untuk membuat konten setelah Kuncen DJ sangat sulit dihubungi.
Meskipun kontennya telah viral di mana-mana, Pandu sangat bersyukur masyarakat sekitar tidak ada yang bersikap aneh-aneh, membuat privasinya selalu terjaga. Hanya saja Ibu pemilik kosan sempat meminta untuk bertemu, ketika pertemuan itu dilakukan, hanya sesi foto dijalani. Ibu pemilik kosan berucap telah bertemu dengan sosok viral, membuatnya bangga. Meskipun begitu peraturan tetap tidak boleh dilanggar, ucapnya bercanda tetapi matanya tidak.
“Mbak, satu biasa yah,” ucap Pandu memesan makanan setelah sampai, kondisinya sedikit ramai karena di waktu makan siang.
“Siap, kol gorengnya pakai enggak?”
“Enggak dulu mbak,” Pandu memilih tempat yang dekat dengan meja kasir.
Saat menunggu makanan datang, beberapa pengunjung terlihat berjalan keluar, padahal dari mereka ada yang santapannya belum habis. Pandu mengamati sekitarnya, apakah terjadi sesuatu yang besar atau tidak. Hanya segerombolan orang datang berpakaian hitam-hitam, mungkin hal itu yang membuat orang-orang tadi takut. Lalu muncul dari gerombolan itu seseorang berambut pirang pendek, memakai anting di kedua telinganya, duduk di depan Pandu.
“Kamu, pembuat konten viral itu kan?” tanyanya tanpa melakukan perkenalan atau basa-basi terlebih dahulu.
“Um…, maaf, siapa? Rame-rame begini datangnya ada apa yah?” tanya Pandu dengan sikap biasanya, tidak terintimidasi karena perutnya sedang lapar.
“Oh iya maaf, sampe lupa ngenalin diri,” menadahkan telapak tangannya, kemudian salah satu orang yang berdiri berpakaian hitam-hitam mengeluarkan pembersih tangan. “biar sama-sama enak, saya Rangga Bosman. Bukan nama samaran, itu nama asli,” sambil memberikan tangannya.
“Iya, saya Pandu Wirata,” keduanya saling berjabat tangan.
Lebih lanjut Pandu mengiyakan bahwa ia dan rekannya yang telah membuat konten uji nyali viral tersebut dan salah satu pemilik akun yang menyebarkan videonya. Rangga senang bukan main, memuji timnya yang begitu cepat menemukan sosok yang ingin ditemuinya. Ketika obrolan ingin melebar, pelayan warung makan ayam goreng membawa sajian makanan yang menggugah selera. Pandu tidak ingin melewati menyantap ketika sedang panas, tetapi tidak enak dengan orang didepannya.
“Saya datang jauh-jauh secara resmi ingin mengajak kolaborasi, kira-kira kapan Pandu punya waktu? Apa saya lancang meminta langsung, apa harus lewat manajemen?” sambil melirik ke arah nasi ayam goreng yang begitu mantap dipandangannya.
“Saya bisa, tapi nanti saya obrolin sama rekan saya satu lagi buat waktunya,” jawaban Pandu ini mengagetkan Rangga.
“Kalian cuman berdua aja bikinnya? Gila sih saya salut!” sambil menepukan tangannya. “saya aja dengan orang sebanyak ini kadang kewalahan, hebat! Jadi di mana---,” tangan seseorang meraihnya dari belakang membuatnya berhenti berbicara. “Aldi? Oh iya ini Aldi adik saya,” Pandu mengangguk. “kenapa?” Aldi hanya memandang matanya kemudian Rangga tersenyum. “oh iya enggak enak mau makan, ok saya tunggu di luar aja yah,” hanya dengan gestur sederhana seperti itu keadaan warung ayam goreng mendadak menjadi sepi.
Ardit yang mengetahui kabar Pandu tersebut langsung berlari menuju warung ayam goreng, benar saja keadaan di luar sudah ramai. Kali ini ada beberapa penggemar Bosman bersaudara yang mengetahuinya, tampak aneh ketika di dalam sepi sedangkan diluarnya begitu ramai. Ardit kesulitan untuk mendekati Bosman bersaudar, ia sempat berjibaku dengan beberapa penggemar yang ikut kesal. Bahkan ada yang menyorakinya, menyuruh untuk kembali ke belakang.
“Bosman bersaudara?” ucap Ardit. “pasti mau ajak kolab yah? Kenalin saya---,” suara sorakan semakin keras, menyangka Ardit hanyalah orang dari kalangan biasa dan tidak layak untuk mengajak nama besar Bosman bersaudara untuk bekerja sama.
“Sebentar, kamu itu orang yang disebut sama Pandu tadi?” tanya Rangga.
“Iya, si Pandu ini kadang aneh dia begitu, jadi enaknya kita ngobrol di mana?” tidak ingin membocorkan tempat pertemuan mereka, Rangga memberitahu Ardit lewat bisikan kecil. Lalu tidak lupa memberikan nomor manajernya yang sedari tadi hadir disampingnya.
Ketika dua bersaudara itu pergi, masih banyak penggemar yang mengikuti dari belakang. Kejadiannya begitu singkat, tapi Ardit sudah mendapatkan koordinat dan juga nomor resmi yang dapat dihubungi. Sesuai dengan perkiraannya, namun tidak menyangka bahwa yang langsung menawarkan kerja sama adalah Bosman bersaudara yang sudah malang melintang di dunia konten misteri. Ardit masuk ke dalam warung ayam goreng, melihat Pandu yang sedang asik makan sendiri.
“Woy! Lo gila apa!” Ardit langsung membentak Pandu. “untung tadi ada yang ngasih tau gue kalau lo dikerumunin sama artis Yotube, kalau kaga bisa batal nih proyek gede,” kemudian duduk didepannya.
“Yang tadi itu? Dia ngenalin diri namanya Rangga Bosman, emang siapa sih?” tanya Pandu dengan polosnya.
“EH?! LO ENGGAK TAU BOSMAN BERSAUDARA?” hampir saja membuat rahang Ardit terjatuh ke lantai. “lah lo awalnya bikin konten ini terinspirasi siapa?” Pandu hampir tersedak ketika mendengarkannya, karena tujuan sebenarnya bahkan belum diberitahu kepada Ardit. “Bosman bersaudara itu salah satu elit konten misteri, yang sering disebut dikalangan penggemar ‘Lima elit’. Gila sih gue enggak nyangka yang datang langsung mereka, nih gue udah dapet nomor manajernya. Nanti sore kita datang harus rapih sama wangi, enggak enak rapat bareng artis,” jelas Ardit.
“Aku enggak diajak?” tiba-tiba Gasimah muncul di antara mereka berdua. Ardit terkejut sampai terjatuh dari kursinya, membuat pemilik warung ayam goreng khawatir.
Meskipun kontennya telah viral di mana-mana, Pandu sangat bersyukur masyarakat sekitar tidak ada yang bersikap aneh-aneh, membuat privasinya selalu terjaga. Hanya saja Ibu pemilik kosan sempat meminta untuk bertemu, ketika pertemuan itu dilakukan, hanya sesi foto dijalani. Ibu pemilik kosan berucap telah bertemu dengan sosok viral, membuatnya bangga. Meskipun begitu peraturan tetap tidak boleh dilanggar, ucapnya bercanda tetapi matanya tidak.
“Mbak, satu biasa yah,” ucap Pandu memesan makanan setelah sampai, kondisinya sedikit ramai karena di waktu makan siang.
“Siap, kol gorengnya pakai enggak?”
“Enggak dulu mbak,” Pandu memilih tempat yang dekat dengan meja kasir.
Saat menunggu makanan datang, beberapa pengunjung terlihat berjalan keluar, padahal dari mereka ada yang santapannya belum habis. Pandu mengamati sekitarnya, apakah terjadi sesuatu yang besar atau tidak. Hanya segerombolan orang datang berpakaian hitam-hitam, mungkin hal itu yang membuat orang-orang tadi takut. Lalu muncul dari gerombolan itu seseorang berambut pirang pendek, memakai anting di kedua telinganya, duduk di depan Pandu.
“Kamu, pembuat konten viral itu kan?” tanyanya tanpa melakukan perkenalan atau basa-basi terlebih dahulu.
“Um…, maaf, siapa? Rame-rame begini datangnya ada apa yah?” tanya Pandu dengan sikap biasanya, tidak terintimidasi karena perutnya sedang lapar.
“Oh iya maaf, sampe lupa ngenalin diri,” menadahkan telapak tangannya, kemudian salah satu orang yang berdiri berpakaian hitam-hitam mengeluarkan pembersih tangan. “biar sama-sama enak, saya Rangga Bosman. Bukan nama samaran, itu nama asli,” sambil memberikan tangannya.
“Iya, saya Pandu Wirata,” keduanya saling berjabat tangan.
Lebih lanjut Pandu mengiyakan bahwa ia dan rekannya yang telah membuat konten uji nyali viral tersebut dan salah satu pemilik akun yang menyebarkan videonya. Rangga senang bukan main, memuji timnya yang begitu cepat menemukan sosok yang ingin ditemuinya. Ketika obrolan ingin melebar, pelayan warung makan ayam goreng membawa sajian makanan yang menggugah selera. Pandu tidak ingin melewati menyantap ketika sedang panas, tetapi tidak enak dengan orang didepannya.
“Saya datang jauh-jauh secara resmi ingin mengajak kolaborasi, kira-kira kapan Pandu punya waktu? Apa saya lancang meminta langsung, apa harus lewat manajemen?” sambil melirik ke arah nasi ayam goreng yang begitu mantap dipandangannya.
“Saya bisa, tapi nanti saya obrolin sama rekan saya satu lagi buat waktunya,” jawaban Pandu ini mengagetkan Rangga.
“Kalian cuman berdua aja bikinnya? Gila sih saya salut!” sambil menepukan tangannya. “saya aja dengan orang sebanyak ini kadang kewalahan, hebat! Jadi di mana---,” tangan seseorang meraihnya dari belakang membuatnya berhenti berbicara. “Aldi? Oh iya ini Aldi adik saya,” Pandu mengangguk. “kenapa?” Aldi hanya memandang matanya kemudian Rangga tersenyum. “oh iya enggak enak mau makan, ok saya tunggu di luar aja yah,” hanya dengan gestur sederhana seperti itu keadaan warung ayam goreng mendadak menjadi sepi.
Ardit yang mengetahui kabar Pandu tersebut langsung berlari menuju warung ayam goreng, benar saja keadaan di luar sudah ramai. Kali ini ada beberapa penggemar Bosman bersaudara yang mengetahuinya, tampak aneh ketika di dalam sepi sedangkan diluarnya begitu ramai. Ardit kesulitan untuk mendekati Bosman bersaudar, ia sempat berjibaku dengan beberapa penggemar yang ikut kesal. Bahkan ada yang menyorakinya, menyuruh untuk kembali ke belakang.
“Bosman bersaudara?” ucap Ardit. “pasti mau ajak kolab yah? Kenalin saya---,” suara sorakan semakin keras, menyangka Ardit hanyalah orang dari kalangan biasa dan tidak layak untuk mengajak nama besar Bosman bersaudara untuk bekerja sama.
“Sebentar, kamu itu orang yang disebut sama Pandu tadi?” tanya Rangga.
“Iya, si Pandu ini kadang aneh dia begitu, jadi enaknya kita ngobrol di mana?” tidak ingin membocorkan tempat pertemuan mereka, Rangga memberitahu Ardit lewat bisikan kecil. Lalu tidak lupa memberikan nomor manajernya yang sedari tadi hadir disampingnya.
Ketika dua bersaudara itu pergi, masih banyak penggemar yang mengikuti dari belakang. Kejadiannya begitu singkat, tapi Ardit sudah mendapatkan koordinat dan juga nomor resmi yang dapat dihubungi. Sesuai dengan perkiraannya, namun tidak menyangka bahwa yang langsung menawarkan kerja sama adalah Bosman bersaudara yang sudah malang melintang di dunia konten misteri. Ardit masuk ke dalam warung ayam goreng, melihat Pandu yang sedang asik makan sendiri.
“Woy! Lo gila apa!” Ardit langsung membentak Pandu. “untung tadi ada yang ngasih tau gue kalau lo dikerumunin sama artis Yotube, kalau kaga bisa batal nih proyek gede,” kemudian duduk didepannya.
“Yang tadi itu? Dia ngenalin diri namanya Rangga Bosman, emang siapa sih?” tanya Pandu dengan polosnya.
“EH?! LO ENGGAK TAU BOSMAN BERSAUDARA?” hampir saja membuat rahang Ardit terjatuh ke lantai. “lah lo awalnya bikin konten ini terinspirasi siapa?” Pandu hampir tersedak ketika mendengarkannya, karena tujuan sebenarnya bahkan belum diberitahu kepada Ardit. “Bosman bersaudara itu salah satu elit konten misteri, yang sering disebut dikalangan penggemar ‘Lima elit’. Gila sih gue enggak nyangka yang datang langsung mereka, nih gue udah dapet nomor manajernya. Nanti sore kita datang harus rapih sama wangi, enggak enak rapat bareng artis,” jelas Ardit.
“Aku enggak diajak?” tiba-tiba Gasimah muncul di antara mereka berdua. Ardit terkejut sampai terjatuh dari kursinya, membuat pemilik warung ayam goreng khawatir.
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Kutip
Balas