Kaskus

Story

aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance

Satu Kelas Dengan Dia

Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:


Spoiler for Jangan di Buka:


Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
viper990Avatar border
qiem.tamvanAvatar border
dwi.haryana.982Avatar border
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#74
Part 15
#Tipu Muslihat

"Bagas..... kau kenapa?" Tanya Hesty membuyarkan lamunan ku

"Oooh gak.... Tadi sampai mana? " Kataku balik nanya

"Ihh kamu pasti mikirin teman satu bangku mu ya?" Tanya Hesti dengan bibirnya manyun

"Apa? Merry ? Gak koq aku ga mikirin dia " kata ku menjawab pertanyaan Hesty

"Ohh... "Jawabnya singkat namun padat

"Oh aja? Gak ada yang lain?" Tanya Ku mulai curiga dia cemburu lagi. Dasar cewek

"Gas, ngerasa gak ada sesuatu barusan ?" Tanya Hesti mengalihkan topik

"Rasa apa sih? Ada yang buang angin?" Ucap ku sedikit becanda

" Iiihh mulai ngaco deh. Gini nih sebangku sama cewe. Fikiran nya kemana mana. Kamu ngerasa ga sih, tadi ada sosok kuat di sekitar kita? " Tanya Hesty

" Tuh kan bawa dia lagi. "Kedua alis mata ku turun naik. " Hmmm gak ada deh " jawab ku sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Tadi kamu termenung pasti melihat atau merasakan sesuatu ? " Tanya lagi Hesty memastikan

"Hmmm aku rasa liat sesuatu tapi ga jelas sih di belakang mu. Trus ilang" jawab ku mencoba menutupi

"Tuh bener , ayok ah pulang " seru Hesti lalu berdiri dari posisi duduk nya

"Hayu ah... " jawab ku singkat "udah jam 4 ini, bisa kemaleman nih* sambung ku setelah melihat jam di hape.

Akupun sempat mengajak Hesty untuk menunaikan solat ashar lalu bergegas menuju toilet dan mushola mall. Setelah solat kamipun bertolak ke parkiran. Kini kami melihat beberapa penampakan lagi seperti anak kecil berkepala botak, miss Kunti yang menempel di dinding , sosok lain seperti om wowo berada di pojokan dengan sorot mata tajam.

Sekarang aku menyadari bahwa penglihatan ku seolah sudah terbuka sempurna . Hesty pun memperingatkan agar jangan menatap ke arah mereka karena akan menarik perhatian mereka.

Kemudian kami segera pulang menuju rumah Hesty terlebih dahulu menggunakan motor matic ku , diperjalanan kali ini kami berbincang bincang mengenai rencana esok hari dan keseruan yang mungkin akan kami dapatkan.

Cuaca cukup cerah sore ini, jadi kepulangan ku pasti akan aman padahal kemarin sore sempat hujan besar saat menjemput ayah pulang..

Setibanya rumah Hesti akupun sempat diajak mampir oleh Hesty namun aku tolak karena hari sudah sore dan ibu pasti khawatir bila aku pulang terlalu malam.

Kami pun berpisah, nampak Hesty nampak bahagia terlukis dari senyum lebar di wajahnya. Aku pun turut senang melihat Hesty bahagia (cieeee..)

"Hati hati di jalan yah, WA aku kalau udah sampai rumah " seru Hesty membuat ku merasa Dimata Hesty orang yang spesial

"Iya ... Nanti aku kabari , assalamualaikum" ucap ku memberi salam

" Waalaikumsalam" balas Hesti diiringi lambaian dadah tangan nya

Aku pun bertolak menarik gas motorku , perasaan ku begitu senang dan bahagia (bibir senyum senyum sendiri ) apalagi jalan bersama gadis cantik di kelas ku. Fikiran ku melayang jauh tinggi membayangkan kami hidup bersama dan memiliki anak anak cantik dan ganteng ganteng.

Belum juga keluar komplek setelah melewati gang blok Hesti aku dikagetkan dengan seorang pemuda meminta tolong. Dari wajahnya dia masih remaja seperti ku. Dia berlari tergopoh gopoh hampir terjatuh

"Bagas yah.. kebetulan. tolong temen gw " ucapnya setengah berteriak pada ku yang sempat berhenti di pertigaan jalan di perumahan itu.

"Lu....? " Ucap ku memikirkan wajah pemuda itu yang nampak tidak asing

"Tolong temen gw. Dia pingsan. Gw Jimmy kelas x.3 satu sekolah Ama lu" ucapnya yang mengingatkan ku pada nya yang pernah melihatnya saat di kantin.

"Oh iya.... Dimana ?" Tanya ku terbawa panik olehnya

"Ayo ikut gw, kesana " ucap Jimmy lalu menaiki motor ku sambil menunjukan arah dimana temannya tak sadarkan diri

"Temen lu kenapa bisa pingsan?" tanya ku setengah berteriak

" Panjang ceritanya. Buruan tolong , dari tadi gak nemu orang " sahut nya dengan nada panik

"Iya udah " timpal ku yang tetap fokus di jalan berkerikil

Jalan yang kami lewati merupakan jalan yang belum beres di aspal Bahkan jalan nampak berbatu. Di kanan kiri jalan berjejer rumah besar namun belum selesai dibangun . Kebanyakan rumah setengah jadi nampak peralatan dan esteger bambu disana sini.

Tak lama kemudian kami tiba di sebuah tanah kavling yang seperti baru diratakan dengan pasir dan tanah merah. Dan beberapa pohon berjejer di belakang rumah sebagai batas . Kami pun masuk ke areal tanah kavling tersebut disampingnya ada rumah besar yang belum beres dibangun.

Disana ada seseorang yang sedang tergeletak telungkup tak sadarkan diri diatas tanah berpasir. Dia memakai kaos hitam dan celana abu abu memakai sepatu kets berwarna hitam. Disekitarnya terdapat beberapa botol minuman dan bungkusan plastik aneh.

Akupun segera turun dari motor dan bergegas menghampiri teman dari si Jimmy itu.

Jimmy berlari lebih dahulu menghampiri temannya .

"Aldo... Bangun " ucap Jimmy panik

"Oi.... Lu kenapa .? Ayo bangun " Sahut ku sambil menggoyang goyangkan badannya yang lumayan gempal. Namun tidak ada reaksi dari siswa yang bernama Aldo ini. Lalu

Bukkkk

Sebuah pukulan menimpa wajah ku, akupun terjengkang ke belakang terduduk diatas tanah berpasir. Rasa sakit dan perih di bibir membuat ku meringis kesakitan. Cairan hangat mengucur dari hidung dan juga bibir ku. Pukulan secara tiba tiba Dangan jarak dekat membuat bibir ku robek dan berdarah. Tanya ku reflek memegang bagian yang sakit.

Aldo yang tadi tak sadarkan diri bangkit setelah memberikan pukulannya di wajahku. Wajah ku menatap nanar ke arahnya.

"Rasain hahaha, emang enak makan bogem mentah dari gw " ucapnya dengan tertawa seolah sukses mengerjai ku.

Jimmy temanya si Aldo yang sudah berdiri sambil tulak pinggang juga tertawa terbahak bahak melihat penderitaan ku kali ini.

"Maksud kalian apa ini? " tanya ku setengah berteriak sambil mengusap darah yang mengucur.

namun Jimmy dan Aldo mereka hanya tertawa melihat ke arah ku yang sudah tersulut emosi.

Baru saja aku bangkit dari posisi duduk, tiba tiba dua buah tangan memeluk dan menarik dada ku dari belakang. kedua tangan itu mengunci badan ku sehingga aku tidak bisa berkutik.

"Hajarrr bleh... Hahaha " sahut orang yang telah mengunci ku dari belakang yang tidak aku ketahui namanya.

Jimmy yang tadi satu motor dengan ku lalu mendekati ku dan memukul wajah ku

Bughhh ...plakkk

"Arrggghhh

Sebuah pukulan dan tamparan mengenai wajah ku yang dilakukan Jimmy dan aldo beriringan. Rasa sakit di wajah ku semakin bertambah serta telinga ku yang terkena tamparan sempat berdenging hebat lebih sakit dari pukulan di wajah. Rasa khawatir ku muncul apabila terjadi sesuatu pada indra pendengaran ku. Namun karena tangan ku dikunci, aku tidak bisa berbuat apa apa dan pasrah dengan apa yang akan terjadi.

Belum juga rasa sakit ini hilang , Aldo kembali mendekati ku dengan mata melotot serta senyum menyeringai.

"Ini hukuman bila lu sok jagoan , dasar miskin " ucapnya dengan teriakan si dekat telinga ku.

"BUUGGHHHH"

"UHKKKK "

Sebuah hantaman yang memilukan mengenai perutku, hantaman dari siku kaki Aldo membuat perut ku seolah akan meledak , rasa sakit mual dan perih tak tertahankan sehingga mata ku mulai buram. Tubuh ku terkulai lemah dan jatuh terlutut diatas tanah. Tangan ku memegang perut ku yang sedang mengalami guncangan hebat.

"Uhkk uhkkk uhkkk "

Aku terbatuk batuk sambil berlutut. Tangan ku sudah menyentuh tanah dengan napas tersengal sengal , kepala ku sudah mulai terasa berat.

"Bughhh" brakkkk *

Belum sempat aku berdiri tiba tiba sebuah kaki menimpa bahuku , cukup keras dan berart . Entah siapa yang melakukannya aku tidak sempat melihat lnya karena dia ada dibelakang ku.

Wajah ku membentur tanah berpasir menambah rasa pusing dan sakit diaeral wajah begitu pula tengkuk leher yang terasa diinjak oleh benda keras.

"Gw peringatkan sama elo. Jangan dekati Hesty lagi. Atau lu menderita selama lu sekolah . Cam kan itu " pekik seseorang dari arah belakang yang dirasa aku mengenali suaranya. Aku rasa dia adalah Aryo begundal sekolah mantan nya Hesty.

"Gw gak terima ini, lu semua bakal gw balas" ucap ku dengan suara parau

Mendengar ucapan perlawananku hentakan kaki nya semakin kuat lalu dihentak hentakkan berkali kali. Rasa sakit semakin menjadi jadi kesadaran ku mulai berkurang dan ....

Tiba tiba saja berderu angin yang sangat kencang, langit pun berubah jadi hitam gelap seakan hujan besar akan turun. sampai sampai menciptakan hembusan debu yang cukup banyak.

"Eehh eehhh aduh mata ku arrgghhh " teriak dari seseorang yang mengeluh matanya terkena debu .

"Mau hujan nih tapi aneh mendadak gini yah" sahut aryo pada temannya.

Pijakan kaki Aryo terlepas begitu saja mungkin karena deru angin menganggu penglihatan nya. Tiba tiba saja sebuah kilatan cahaya cukup menyilaukan mataku mana kala aku hendak memperhatikan gerak gerik mereka yang kelimpungan karena angin besar ini.

Jegerrrrrr jegggerrrr

Dua buah dentuman petir begitu memkikan telinga ku, Aryo dan kawan kawannya terdengar panik setelah melihat dua buah sambaran petir mengenai pohon ambon besar yang berjarak belasan meter dari kami. Serangan petir tadi membuat pohon ambon itu hangus terbakar. Aryo dan kawan kawannya terlihat panik ketakutan dan berteriak

"KYYAAAAAAAAA"

"Oiii balik, udah tinggalin dia, ada petir bahaya nih " seru Aryo pada kawan kawannya.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan ku seorang diri. Posisiku yang masih telungkup sempat melihat mereka menggunakan motor ninjanya yang ternyata disimpan di rumah kosong disebelah tanah kavling.

Setelah mereka pergi Lambat laun deru angin melambat dan berhenti begitu pula dentuman petir lambat laun mengecil dan mereda.

Akupun mencoba bangkit dan berdiri dengan susah payah. dengan wajah berdarah dibibir dan rasa nyeri di telinga serta di sekujur tubuhku. jaket dan celana ku kotor karena tanah tadi terjatuh dan terbaring di tanah.

Lalu Mataku sempat masih melihat ada kepulan asap di pohon ambon tadi ..namun kepulan itu lambat laun berubah menjadi sesosok yang hampir menyerupai manusia.

Perlahan tapi pasti asap itu berubah menjadi sosok wanita cantik berwajah putih dengan rambut terpilin rapih. Diatas rambut nya memakai mahkota kecil. Badannya memakai kemben dan di pinggangnya memakai kain jarik serta berselendang hijau.

Sosok itu bergerak melayang mendekat dan menghampiri ku dengan tatapan sayu seolah sedih melihat keadaan ku.

"Raden maaf kan aku, datang terlambat menolong mu" ucapnya seraya menyentuh wajah ku yang berdarah di hidung dan bibir.

Pandangan ku terpaku pada wajah cantiknya , suaranya lembut nan indah namun kiasan wajahnya seolah iba dengan keadaan ku. Lalu dia meniupkan angin dari bibir nya yang merah merona menerpa wajah ku ,

Rasa sejuk menjalar disetiap kulit wajah dan turun sampai ke bawah kaki. Seketika tubuhku yang tadinya sakit sakit kembali sedia kala tanpa rasa sakit sama sekali.

Tangan ku reflek memegang wajah ku dan sudah tidak ada darah dan luka lebam di wajah. Lalu ke perut dan bahu serta dada semuanya terasa normal kecuali jaket dan celana seragam ku yang masih kotor.

Sosok berselendang hijau itu tersenyum hangat pada ku sambil memegang selendang nya ditangan kanannya yang disejajarkan dengan dada.

"Raden, segera pergi dari tempat ini. Jangan sampai jin penjaga gadis yang bersamamu tadi datang kesini. " Sahut sosok itu

"Kenapa bisa begitu dan Siapa sebenarnya kamu, dan kenapa jin penjaga Hesty" tanya ku keheranan

"Cepat Raden, aku akan menghalaunya dulu. Kau pulang lah lebih cepat sebelum dia datang membawa bala tentara dan membuat mu celaka " ujarnya seolah memperingatkan ku

"Tapi , kenapa ? " Tanya ku heran

"Sudahlah Raden. ikuti saja perkataan ku" ucap sosok berselendang hijau itu sedikit memaksa ku agar segera pergi . Tatapan matanya menoleh kesana kemari seperti sedang merasakan sesuatu.

"Tapi kau belum memberitahu namamu" tanya ku setengah memaksanya.

"Nanti kita berbicara di rumah mu Raden. Pergilah segera " ucap sosok perempuan cantik berselendang hijau itu dengan posisi siaga


Tiba tiba hembusan angin kembali lagi namun tidak disertai petir . Deru angin semakin kencang berhembus. Aku merasakan kehadiran sesuatu yang belum jelas diketahui, namun itu seperti tanda apa yang diucapkan oleh sosok perempuan berselendang hijau itu. Tanpa pikir panjang aku menaiki motor ku lalu pergi meninggalkan sosok perempuan berselendang hijau dan juga tanah kavling itu.

Aku memacu motor ku cukup kencang karena jalanan sangat sepi meski jalan berbatu tetap aku tarik gas sebisanya.

Saat aku hampir keluar dari kompek perumahan elit itu , Sebuah kelebatan cahaya biru melesat di atas ku diiringi angin yang cukup kencang.

Wusssssshhh

Pergerkaan cahaya biru itu seperti mengarah ke tempat tadi aku dipukuli. akan tetapi aku tidak begitu memikirkan kilatan cahaya tadi. pokus ku adalah untuk segera pulang ke rumah dengan selamat.

Posisiku yang terus menjauhi perumahaan tadi tiba tiba mendengar sebuah Dentuman meski terdengar kecil namun jelas sekali suaranya.

Bbeemmmmmmmmmmmm mm mm mmm .....

Meski kecil Suara itu tapi gelombang kejutnya cukup terasa oleh ku yang membuat ku kaget tapi saat aku perhatikan banyak orang di sekitar terlihat santai saja seolah tidak mendengar apa yang aku rasakan.

Setelah beberapa waktu dentuman terjadi akupun terus memacu motor ku agar segera sampai , namun lagi lagi deru angin datang lagi dari arah belakang.

Wussssshhh wussshhh

Sempat aku khawatir pasukan dari jin penjaga Hesty mengejar ku, doa dan dzikir aku lafalkan apalagi suasana sudah hampir magrib.

Singkat waktu Perjalanan ku hampir sampai mendekati pedesaan ku, pepohonan pinus dan bambu disekitar ku membuatku merasa tidak nyaman.

bayangan bayang putih muncul dari beberapa pohon, mereka bergerak berpindah pindah dari pohon satu ke pohon lainnya seolah mereka memperhatikan ku dari kejauhan. Namun mereka tidak menampakan wujudnya, akan tetapi penampakan mereka cukup membuat jantung ku hampir copot.

Lagi pula aku sama sekali pertama kali membawa motor dimalam hari sendirian.

Perasaan was was kian mendera , teringat bahwa aku melewatkan sholat magrib karena tetap fokus agar segera datang ke rumah. Bisa jadi mahluk makhluk seperti mereka tertarik dengan orang yang jarang ibadah. Dalam hati aku terus memohon ampun kepada Allah SWT agar diriku diberi kekuatan agar tetap menjalani segala perintahnya.

Beberapa lampu rumah sudah terlihat artinya aku sudah hampir sampai gapura desa. Sesampainya di rumah aku disambut ibu ku yang sudah duduk di depan teras rumah dengan memasang wajah seramnya.

"Kemana sih, maen maen ga izin ke ibu?" Tanya ibu dengan mata menajam seolah marah.

Aku meraih tangan nya lalu mencium punggung tangan ibu berkali kali agar hati ibu melunak bahkan supaya tidak jadi marah.

"Maaf Bu tadi perjalanan jauh. Abis dari mall nganter temen hehe" jawaban ku yang merasa bersalah

"Meskipun Bagas itu laki laki tetep ibu khawatir keselamatan mu, lain kali izin ke ibu" sahut ibu yang air wajahnya mulai lembur


Namun baru saja mau masuk ke dalam rumah ibu sempat memperhatikan baju seragam ku.

"Bagas. Kamu main ke mall koq kotor begini? "Tanya ibu menarik lengan jaket ku dan matanya melihat celana ku kotor.

aku yang bingung harus jawab apa spontan berkata "jatuh dari motor Bu, bawa barang berat tadi sama temen" jawab ku sekenanya

"Tapi kamu ga apa apa ? Patah atau lecetnya? Tanya ibu penasaran

"Gak Bu, tadi pas udah berhenti tiba tiba motor oleng trus jatuh kena tanah " ucapku memastikan agar ibu tidak khawatir dengan kejadian tadi sore.

"Yasudah, makan dulu terus bersih bersih yah" ucap ibu lalu pergi ke dalam rumah disusul oleh ku.

Saat masuk ayah sudah terlihat sehat, beliau sedang duduk di kasur lantai sambil menonton tv. Aku meraih tangannya lalu mencium punggung tangan ayah. Aku pun senang tidak ada raut wajah kesakitan dari ayah.

Ayah bercerita bahwa tangannya sudah kempes meski masih sedikit bengkak tapi sudah tidak sakit lagi. Obat yang diberikan oleh Mbah Wawan memang cukup mujarab sahut ayah.

Setelah selesai makan dan mandi akupun bergegas ke dalam kamar untuk beristirahat, rasa ngantuk sejak awal datang ke rumah memang sudah aku rasakan. Mungkin efek pukulan dari Aryo dan kawan kawannya membuat badan ini cukup letih.

Sesampainya di kamar, aku mencium harum wangi parfum akan tetapi bau khasnya belum aku ketahui nama nya. Aku teringat Merry , dia pun mengatakan yang sama bahwa kamar ku wangi saat bangun tidur tadi pagi.

Tanpa banyak fikir akupun merebahkan badan ini diatas kasur kesayangan ku. Rasa letih berganti dengan rasa nyaman membuat mata ku terlelap dalam mimpi yang ku harapkan indah.

"Kakang bagas .... " Ucap seseorang memanggil namaku

(Bersambung)

Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 14-04-2024 22:45
suryaassyauq603
apak979
Araka
Araka dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.