Hai Agan dan Sista!

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga presiden terpilih pada pemilu 2024 direncanakan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Pertemuan yang bakal dilangsungkan tersebut bertajuk silaturahmi Idul Fitri, sebuah tradisi yang sangat lazim saat selesai lebaran. Apakah pertemuan tersebut sekadar pertemuan biasa atau mungkin bernuansa politik? Mari kita ulas Gansis!




Prabowo Subianto resmi memenangkan pertarungan pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2024 dengan kemenangan mutlak satu putaran. Mantan komandan Kostrad yang juga sedang menjabat Menteri Pertahanan tersebut bersama pasangannya Gibran Rakabuming Raka ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang dengan perolehan 58% lebih suara mengalahkan dua pesaingnya yakni pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Meski sengketa perselisihan hasil pemilu masih disidangkan di Mahkamah Konstitusi, namun kemungkinan besar bisa dipastikan tidak akan merubah hasil pemilu dan Prabowo-Gibran akan dilantik pada bulan Oktober mendatang.

Seperti diketahui bahwa hubungan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri akhir-akhir ini dirasakan cukup merenggang dikarenakan pertarungan mereka pada pilpres lalu. Hal tersebut semakin diperkeruh dengan keterlibatan secara tidak langsung presiden Jokowi yang notabene adalah kader PDIP dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran bukannya Ganjar-Mahfud yang diusung oleh partainya.

Keadaan tersebut menimbulkan polemik dikalangan publik karena aroma nepotisme yang begitu kental, di mana presiden Jokowi ditengarai menggunakan kewenangannya untuk mendorong anaknya agar mencalonkan diri mendampingi Prabowo Subianto. Keadaan ini juga memunculkan ketegangan antara Prabowo/Jokowi versus Megawati yang merasa dikhianati oleh petugas partainya sendiri.

Sebenarnya jika ditilik kembali kebelakang pada beberapa tahun lalu Prabowo dan Megawati pernah dipasangkan untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2009 yang mana kala itu dimenangkan oleh pasangan Sby-Boediono. Relasi keduanya juga bisa dibilang cukup dekat dan selama ini sangat jarang terjadi konflik yang signifikan. Melihat track record tersebut, kemungkinan pertemuan keduanya sangat mungkin bisa terwujud.

Koalisi pengusung Prabowo-Gibran pada pemilu Februari lalu bisa dikatakan rentan karena tidak mencerminkan suara mayoritas di parlemen. Oleh karena itu, rencana pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri tidak terlepas dari upaya penguatan dukungan politik agar jalannya pemerintahan 5 tahun kedepannya dapat berlangsung dengan mulus tanpa resistensi yang kuat dari kubu oposisi.

Jika hal ini terjadi dan PDIP akhirnya bergabung di koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran, maka kekuatan jumlah kursi di parlemen akan sangat luar biasa. Hal ini disatu sisi positif agar program-program yang direncanakan dapat dieksekusi tanpa hambatan dan perlawanan yang alot di parlemen tetapi di sisi lain ini tidak sehat bagi demokrasi kedepannya. Biar bagaimanapun juga kekuatan oposisi yang solid tidak kalah penting agar mampu menjadi penyeimbang dalam melakukan fungsi pengawasan kepada pemerintah.

Semoga saja PDIP tetap Istiqomah dijalan demokrasi dan tidak tergiur oleh tawaran bagi-bagi kursi kekuasaan. Ini akan menjadi pertaruhan penting bagi menilai konsistensi dan idealisme partai banteng moncong putih yang punya sejarah panjang sebagai oposisi yang kuat.

Well, apapun itu dalam politik praktis tidak ada yang tidak mungkin. Semua hal bisa terjadi dan tidak menutup kemungkinan PDIP akan memutuskan untuk bergabung dalam koalisi besar pendukung pemerintah yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.

Jadi, bagaimana nih menurut Gansis semua. Kasih pendapat kalian di kolom komentar yah. Terima kasih sudah membaca. Sampai ketemu di thread-thread saya selanjutnya.

Narasi: ulasan pribadi @albyabby91

Sumber Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/resear...tai-koalisinya

Copyright @albyabby91 2024 all right reserved